Selamat menyaksikan, semoga bermanfaat:-RRB- TEORI PERSIA, MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA Menurut Teori Persia, agama Islam masuk ke Nusantara pada rentang waktu abad ke-7 hingga ke-13 M. Teori ini diperkuat dengan ditemukannya nisan berbahasa Persia, yakni makam Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi atau 48 Hijriyah, di Barus, Sumatra Selatan. Ini artinya, 40 tahun setelah Nabi Muhammad Saw wafat, Islam sudah masuk di wilayah Nusantara. Adapun yang membawa Islam adalah para pedagang dari Persia, yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Pulau Sumatera.Teori ini didukung oleh sejarawan seperti Prof. Hoesein Djajadiningrat dan Prof. Umar Amir Husen. Seperti diketahui bahwa posisi Pulau Sumatera sangat dekat dengan Selat Malaka, yang merupakan pusat perdagangan serta bisnis pada saat itu. Sejak dulu, Selat Malaka telah dipenuhi oleh pedagang asing dari segala penjuru dunia. Salah satunya adalah pedagang dari wilayah Timur Tengah seperti Persia. Pedagang dari Persia inilah, yang selama berdagang … juga sembari melakukan penyebaran agama Islam di Nusantara. Argumen Hoesein Djajadiningrat didasari oleh persamaan budaya yang berkembang … di kalangan masyarakat Islam Nusantara dengan budaya di Persia. Seperti dicatat oleh Ahmad Mansyur Suryanegara dalam bukunya yang berjudu Api Sejarah, empat persamaan budaya tersebut diantaranya: (1)Adanya peringatan 10 Muharram atau Asyura untuk memeringati hari kematian Husain bin Ali di Karbala.( 2)Adanya persamaan antara ajaran Al-Hallaj, tokoh sufi Iran, dengan ajaran Syeikh Siti Jenar. (3)Persamaan dalam sistem mengeja huruf Arab bagi pengajian Alquran tingkat awal. (4)Persamaan batu nisan di makam Malik al-Shalih di Pasai dengan makam Maulana Malik Ibrahim, didasari oleh daerah Gujarat yang mendapat pengaruh dari Persia.Selain itu, tradisi-tradisi sejumlah wilayah umat Islam di Indonesia masih dekat dengan tradisi Syi ' ah, meskipun mereka menolak kalau tradisi itu bersumber dari Syi ' ah. Sejumlah daerah di Indonesia juga masih terus memeringati Hari Asyura yang sesungguhnya adalah bagian tak terpisahkan dengan tradisi Syi ' ah atau tradisi Islam Persia. Namun, teori ini banyak mendapat kritikan ketika diadakan seminar masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia, yang diselenggarakan di Medan tahun 1963 M. Kritik itu muncul dari Dahlan Mansur, Abu Bakar Atceh, Saifuddin Zuhri, dan Hamka. Penolakan teori ini didasarkan pada alasan bahwa, bila Islam masuk abad ke-7 M, yang ketika itu kekuasaan dipimpin Khalifah Umayyah( Arab), sedangkan Persia Iran belum menduduki kepemimpinan dunia Islam. Dan masuknya Islam dalam suatu wilayah, bukankah tidak identik langsung berdirinya kekuasaan politik Islam. Meski memiliki beberapa kelebihan, namun ada sebagian ahli yang masih meragukan bukti-bukti … terkait masuknya Islam dari Persia. Hal ini karena bukti-bukti yang ada, masih diragukan dan dirasa kurang kuat. Terlebih lagi, Persia bukanlah wilayah pusat agama Islam. Ditambah, pedagang yang berasal dari Persia jumlahnya tidak seberapa. Pedagang Persia yang bertransaksi di Indonesia saat itu masih kalah jumlahnya dengan pedagang Arab, China, dan India. Sekian dan terima kasih:-RRB-.
Selamat menyaksikan, semoga bermanfaat:-RRB- TEORI PERSIA, MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA Menurut Teori Persia, agama Islam masuk ke Nusantara pada rentang waktu abad ke-7 hingga ke-13 M. Teori ini diperkuat dengan ditemukannya nisan berbahasa Persia, yakni makam Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi atau 48 Hijriyah, di Barus, Sumatra Selatan. Adapun yang membawa Islam adalah para pedagang dari Persia, yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Pulau Sumatera.Teori ini didukung oleh sejarawan seperti Prof. Hoesein Djajadiningrat dan Prof. Umar Amir Husen. Penolakan teori ini didasarkan pada alasan bahwa, bila Islam masuk abad ke-7 M, yang ketika itu kekuasaan dipimpin Khalifah Umayyah( Arab), sedangkan Persia Iran belum menduduki kepemimpinan dunia Islam. Dan masuknya Islam dalam suatu wilayah, bukankah tidak identik langsung berdirinya kekuasaan politik Islam.