Sirah Nabawiyah #12 : Penyerangan Beberapa Suku Arab yang Ada Di Sekitar Kota Madinah

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Selalu saja kita memuji Tuhan kita Allah, Zat yang pantas kita puji, dicintai, ditunduki, dan ditakuti. Satu-satunya Zat yang telah menciptakan, mengurus, mengawasi semua yang di langit, bumi dan kedalaman lautan. Ilmunya meliputi segala sesuatunya. Tidak beranak dan tidak diperanakkan juga dan tidak ada sekutu dalam setiap kegiatannya. Dia telah menggantungkan segala kebutuhan kita dengan kalimat sederhana dan penuh dengan berkah. Alhamdulillah. Maka sangat wajar di setiap awal aktivitas ataupun selesai dari aktivitas kita. Kita selalu mengucapkan kalimat ini. Selanjutnya kita panjatkan salam hormat kita penuh dengan cinta rindu, penghormatan kepada manusia terbaik, yang telah dipilih oleh Sang Pencipta Allah menutup risalah kenabian dan kerasulan. Manusia yang telah disempurnakan jalur nasabnya. Ilmunya, fisiknya, sukses dalam kehidupan dunianya, dan juga di akhiratnya.

Demikianlah orang-orang yang mengikutinya, pasti juga akan mendapatkan kesuksesan. Makanya Allah sebagai pencipta telah memerintahkan setiap manusia tidak terkecuali untuk menjadikannya sebagai suri tauladan terutama bagi orang-orang yang sudah beriman. Dan Sang Pencipta, Allah bersama malaikat-Nya mengucapkan salam hormat – – secara langsung juga kepada manusia terbaik ini dan siapapun yang mengucapkan salam hormat kepada-Nya – – akan dibalas oleh Allah secara spontan sepuluh kali salam secara langsung dari Allah maka sangat wajar kalau kita mengucapkan selawat dan taslim kepada Nabi besar Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّم. Melanjutkan bahasan Sirah kita, semoga Allah berkahi. Setelah panjang lebar kita jelaskan tentang Perang Hamra’ Asad yang terjadi setelah perang Uhud dan juga pelajaran-pelajaran yang kita ambil dari Perang Uhud yang sangat luar biasa. Berikut juga kaidah-kaidah syar'i yang bisa diambil dari kejadian Uhud dan Hamra’ Asad. Kita akan masuk sekarang ke pembahasan tentang penyerangan beberapa suku.

Suku Arab yang ada di sekitar Madinah ke Kota Madinah. Maksudnya ingin menyerang. Dan ini semua adalah rentetan permasalahan yang terjadi di Uhud di pertengahan peperangan. Di awal peperangan muslimin memenangan peperangan, di tengah-tengah mereka dikalahkan lalu kemudian mereka menang lagi di Hamra Asad. Hanya saja Hamra’ Asad peperangan ini banyak juga di antara suku-suku Arab yang tidak sampai kepadanya berita itu. Jadi sebagian kecil dan Quraisy berusaha menyebarkan berita kalau mereka menang. Dan memang banyak suku-suku Arab yang terpengaruh dengan pendapat Quraisy bahwasanya mereka yang menang Padahal sebenarnya sudah kita jelaskan di Hamra’ Asad Quraisy tidak bisa datang untuk menemui muslimin dan muslimin sempat tinggal selama tiga hari di sana. Simpang siur berita. Ada yang tangkap, ada yang tidak. Ringkas cerita teman-teman sekalian, ternyata ada beberapa suku-suku Arab yang berpikir untuk menyerang Madinah. Dikarenakan mereka mengetahui Uhud itu tempat lokasi di mana muslimin kalah, adalah di depan pintu gerbang Madinah. Artinya, di depan pintu gerbang Madinah saja Muslimin kalah, berarti sudah sangat lemah. Apalagi kalau mereka perang keluar dari Kota Madinah? Maka..

Perang yang terjadi, Hamra’ Asad dan Uhud itu terjadi Uhud tentunya di Bulan Syawal tanggal 15 Syawal tahun 3 Hijriah dan Hamra’ Asad tanggal 16 Syawal. Nabi ﷻ pada saat itu menetap di Madinah setelah Hamra’ Asad tidak keluar sama sekali. Bentuk pasukan atau menyerang. Beliau tinggal kurang lebih dari bulan Syawal, Zulka'dah, Zulhijjah tiga bulan sampai bulan Muharram. Di tahun 4 Hijriah. Tidak ada peperangan. Nabi ﷻ fokus menyampaikan wahyu kepada para sahabat dari hukum-hukum syar'i yang turun pada saat itu. Sampai akhirnya baginda Nabi ﷻ mendengarkan, teman-teman sekalian, ada beberapa suku-suku Arab Yang tamak untuk menyerang Madinah. Dan suku yang paling pertama Ingin menyerang Madinah adalah namanya suku Bani As’ad bin Khuzaimah Dan Saya sudah bilang tadi bahasan kita di pagi hari. Bagaimana orang-orang Arab itu kalau ada di antara mereka yang memiliki kelebihan fisik, harta, keturunan, maka bisa ternisbatkan nama suku kepadanya.

Maka ini nama orang As’ad bin Khuzaimah, tapi karena dia orang yang kaya raya, punya keturunan banyak segala macam akhirnya terbentuk nama suku darinya kemudian berkembang jugalah kepada anak cucunya terus jumlah yang banyak. Maka terbentuklah suku yang besar. Suku ini teman-teman sekalian, dipimpin oleh seseorang bernama Thulaihah al-Asadi Thulaihah al-Asadi, si kakak, dan adiknya namanya Salamah Al-Asadi. Dua-duanya anaknya Khuwaylid ibn Asad Thulaihah ini perlu kita tahu juga nanti dia akan mengaku sebagai seorang Nabi.

Salah satu yang mengaku Nabi di Jazirah Arab nanti, Nabi palsu tentunya, Thulaihah ini. Hanya saja dari tiga orang yang mengaku Nabi, Thulaihah bin Khuwaylid nanti taubat dia.. Masuk Islam dan dia taubat bahkan dia termasuk salah satu dari pasukan Umar bin Khattab yang menuju ke Qadisiyah memerangi Persia bersama Sa'ad bin Abi Waqash رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ . Kemudian ada Aswad Al-Ansi kemudian nanti terbunuh. Dan juga ada Musailamah al-Kazzab juga terbunuh setelah mereka mengaku sebagai Nabi palsu.

Saudara seiman berita akan menyerangnya Tulaihah ke Madinah ini didengar oleh baginda Nabi ﷻ Dan beliau akhirnya mengirim mata-mata ke sana. Dengan segera Nabi ﷻ menyiapkan pasukan yang kita sudah sering sebutkan dengan istilah Syariah. Masih ingat ya? Syariah adalah jumlah tiga orang sampai seratus maksimal. Namanya Sariyyah. Kalau lebih dari seratus maka dikatakan Jaisy, pasukan dalam bahasa Arab.. Tapi kalau di bawah dari seratus namanya Sariyyah. Nabi ﷻ menyiapkan Sariyyah yang dipimpin oleh Abu Salamah.

Riwayat lain mengatakan Abu Talhah. Ada dua riwayat ya. Dengan kekuatan kurang lebih antara seratus orang Ada riwayat lain mengatakan seratus lima puluh orang, ada pasukan tambahan. Mereka menyerang ke suku As'ad. Sebelum mereka, atau suku As'ad menyerang Madinah dan ternyata dalam kondisi mereka tidak sadar, suku As'ad ini akan diserang, mereka lalai dan setelah salat subuh berhasil diserang oleh Abu Talhah. Dan berhasil mengalahkan suku As'ad. Yang akhirnya, membatalkan niat mereka untuk mendatangi Madinah. Dan tentu Abu Talhah lebih tepatnya, karena ada dua riwayat dari Abu Salamah tapi kita ambil riwayat yang paling kuat – – Abu Talhah رضي الله عنه yang sempat terluka parah di Perang Uhud itu diutus oleh Nabi ﷻ jadi pimpinan sini dan dia pada saat pulang dari menyerang suku As'ad ini dia pun mati terbunuh syahid.

Karena lukanya di medan perang. Dan juga ulama mengeluarkan sebuah hukum siapapun yang telah ikut berperang – – kemudian terluka di medan perang, lalu dia pulang ke kampungnya atau ke kotanya dan dia mati karena luka itu maka dia terhitung syahid. Walaupun dia tidak mati di kancah peperangan karena lukanya menyebabkan dia mati. Yang luka itu didapatkan di kancah peperangan. Yang kedua suku Huzail. Kalau masih ingat tadi ada seseorang yang diutus oleh Quraisy untuk menakut-nakuti muslimin.

Itu dari suku Khuzaid. Setelah perang Uhud tepatnya bulan Muharram juga. Setelah selesai suku As'ad tadi bin Khuzaimah dikalahkan datanglah kepada Nabi ﷻ dua suku Arab namanya suku Adal dan Qara Suku Addal daN Qara. Suku ini tidak terlalu dikenal karena suku yang cukup jauh di ujung Jazirah Arab, dekatnya di wilayah Najd. Wilayah dekat Negeri Syam. Mereka sempat datang kemudian meminta kepada Nabi ﷻ, mereka pura-pura masuk Islam. Mereka datang, mereka syahadat di Madinah, berapa puluh orang begitu. Tak disebutkan jumlah tepatnya. Tapi ada ahli sejarah mengatakan antara empat puluh sampai lima puluh orang, mereka lalu masuk Islam dan mereka meminta agar Nabi ﷻ mengutus beberapa orang sahabat penghafal Al-Qur'an Untuk menemani mereka pergi ke sukunya.

Dan Nabi ﷻ mengutus enam orang sahabat yang mulia. Yang pertama adalah Ashim bin Tsabit bin Abi Aqlah Ashim bin Tsabit bin Abi Aqalah Yang kedua Marsad Ibn Abu Marsad al-Ghanavi Yang ketiga Khalid bin Al-Buqair Yang keempat Khubaib bin Adi. Nanti Saya ulangi lagi. Yang kelima Zaid Bin Datsinah Yang terakhir Abdullah bin Thoriq. Jadi Ashim bin Tsabit bin Abi Al-Aqalah. Marsad Ibn Abu Marsad al-Ghanavi. Khalid bin Al-Buqair, Khubaib bin Adi, Zaid Bin Datsinah, dan juga yang terakhir Abdullah bin Thoriq رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ Semua ini adalah penghafal Al-Qur'an dari sahabat Nabi Ridwanullah 'alaihim. Pada saat tiba melewati pemukiman suku Khuzail, ternyata kelompok ini kelihatan pengkhianatannya. Padahal mereka tadi sementara jalan, mereka tunjukkan, mereka belajar salat, mereka coba belajar baca – – Al-Qur'an setiap istirahat. Tapi begitu lewat di depan suku Khuzail kelihatan pengkhianatan mereka. Mereka cuman mau sahabat ini ikut sampai di situ dan suku Khuzail ini suku yang sangat dekat dengan Mekkah.

Nanti kita lihat suku ini nanti di pembebasan kota Mekkah atau kesepakatan Hudaibiyyah, mereka jadi baik, mereka akan mengiﷻkuti menjadi partner-nya Nabi ﷻ. Jadi sekutunya Nabi. Tapi pada saat ini kita ceritakan – – di awal-awal Islam. Maka kedua suku tadi Addal dan Qara ini menangkap sahabat yang enam, kemudian menyerahkan kepada Khuzair untuk menerima uang. Ini orang-orang dari Madinah Muslimin kami serahkan kepada kalian. Bayar duit kami tinggalkan. Dan Khuzayl memang sudah menawarkan kepada Quraisy. "Hai Quraisy kalau kami tawan orang Islam – – apakah kalian mau tebus?" "Ada orang muslim dari Madinah kami tangkap, kami serahkan ke kalian, mau kalian tebus enggak?" Orang Quraisy bilang "Bawa, siapa saja." "Dan kalau kalian bawa, kami bayar berapa saja untuk membalas dendam." karena ada di antara mereka yang sempat terbunuh kerabatnya di Perang Badr.

Maka akhirnya, suku Khuzail pun mengepung sahabat tadi. Waktu mereka pas diserahkan, tentu enam orang ini tidak sempat diikat segala macam tapi tiba-tiba saja – – suku Khuzail disuruh kepung "Ambil dia, tangkap saja." Dari enam orang sahabat ini teman-teman sekalian, ada tiga orang yang menolak untuk menyerahkan diri. Itu adalah Ashim, yang tadi yang pertama kita sebutkan. Marshad dan Khalid bin Al-Bukaib Tiga sahabat ini nolak. Nolak untuk menyerahkan diri dan ketiganya berkata "Demi Allah kami tidak akan membuat perjanjian dan kesepakatan dengan kaum musyrikin." Enggak ada akad di sini. Karena kan mereka bilang, orang-orang Khuzain mengatakan "Sudahlah, kami tidak mau membunuh kalian, enggak usah melawan dan serahkan diri, kami hanya serahkan kalian kepada Quraisy." "Kami hanya mau duit." Mau harta. Ternyata tiga orang ini menolak enggak mau, akhirnya mereka menghunuskan pedang dan mereka berperang.

Sampai akhirnya ketiganya mati syahid. Ketiganya sahabat ini رضي الله عنه mati syahid. Maka tersisa tiga orang yang lain yang tiga orang ini menyerahkan diri. Zaid bin Datsinah Tadi, Khubaib bin Adi, dan juga Abdullah bin Thoriq. Tiga orang ini menyerahkan diri. Ditawanlah. Khuzail membayar kepada dua suku tadi, Addi dan Qara ini. Kemudian, Khuzail membawa ketiga orang ini maksudnya dibawa ke Mekkah untuk diserahkan. Pada saat tiba di lokasi namanya lintasan Zahran, artinya sebuah padang pasir yang sering dilintasi oleh para kafilah-kafilah. Abdullah bin Thoriq رضي الله عنه sempat melepaskan tali ikatan dan akhirnya dia melawan sendiri. Dia melawan sendiri sampai akhirnya berhasil meloloskan diri, maaf, berhasil melawan tapi terbunuh syahid juga. Jadi sekarang tinggal dua sahabat. Tinggal Zaid Ibn Datsinah dan juga Khubaib bin Adi. Kedua sahabat ini dijual ke Mekkah, Khubaib bin Adi رضي الله عنه dibeli oleh Hujair.

Yang membeli dia Hujair bin Ahab atau bin Ihab At-Tamimi. Siapa Hujair ini teman-teman yang membeli Khubaib? Hujair adalah saudaranya Al-Harits bin Amir bin Naufal. Al-Harits bin Amir bin Naufal, jadi Khubaib bin Adi dijual ke seseorang bernama Hujair bin Ihab. At-Tamimi. Hujair bin Ihab ini sengaja membeli Khubaib Karena dia adalah saudaranya Al-Harits. Namanya saudaranya Hujair yang membeli si Khubaib ini adalah Al-Harits bin Amir bin Naufal. Ini adalah orang yang dibunuh oleh Khubaib di Uhud. Jadi ternyata, Khubaib bin Adi رضي الله عنه sahabat Nabi ini sempat membunuh seseorang di Uhud namanya Al-Harits bin Amir bin Nufail. Ini adalah saudaranya Hujair. Makanya Hujair sengaja membeli Hubaib untuk dia bunuh balas dendam. Kemudian Zaid bin Datsin dibeli oleh Safwan bin Umayyah bin Khalaf. Kalau antum masih ingat di Perang Badr, Umayyah bin Khalaf termasuk yang terbunuh bersama Abu Jahal. Dan anaknya Umayyah bin Khalaf namanya Safwan, menjadi pengganti Ayahnya menjadi kepala suku di Mekkah. Dia bilang, dia iklankan "Siapa saja yang menyerahkan kepada Saya muslim, siapa saja – – muslim, maka Saya akan bayar berapa saja dan Saya akan bunuh sebagai ganti karena Ayah Saya terbunuh di Perang Badr." Kedua sahabat ini akhirnya dibunuh dan keduanya mati syahid.

Keduanya mati syahid. Suku Khuzail pada saat menyerahkan Ashim, suku Khuzail sempat membunuh Ashim. Ingatkan tadi tiga orang – – yang sempat melawan di antaranya Ashim? Ashim ini waktu berperang melawan dia dengan tiga-dua orang temannya tiga orang akhirnya terbunuh awal karena – – tiga orang ditawan, tiga orang melawan awal. Ashim salah satunya. Waktu mereka membunuh Ashim, dan mereka memotong kepalanya Ashim dilepaskan, mereka niatnya ingin menjual kepala Ashim kepada seorang wanita bernama Sulafah.

Ada Sulafah ada yang mengatakan juga Sulaifah. Namanya Sulafah binti Sa'ad. Sulafah binti Sa'ad ini sempat hadir di Uhud dan dia sempat menyaksikan enam orang saudaranya yang memegang bendera – sempat dibunuh oleh Hamzah , Ali, dan juga Ashim. Sulaifah atau Sulafah ini waktu dia lihat keenam saudaranya – – dari Bani Abdiddar jatuh tergeletak semuanya mati di dekat bendera, setiap ada pegang bendera dibunuh lagi oleh Hamzah. Ali dan Ashim. Waktu enam orang jatuh ini, kebetulan saudaranya yang keenam yang pegang bendera, yang membunuh – – yang menusuknya Ashim. Dan dia lihat maka Sulafah mengeluarkan instruksi di pasukan Quraisy waktu itu di Perang Uhud. "Siapapun yang mendatangkan kepada Saya batok kepalanya Ashim, maka Saya akan isi batok kepalanya dengan emas. Untuk Saya bayar." Jadi batok kepalanya nanti kalau Saya dapatkan, Saya akan bersihkan dikeluarkan semua isi otaknya – – Saya akan isi dengan emas sebesar itu, Saya akan kasih ke orang yang berikan batok kepalanya. Oleh karena itu suku Khuzail itu tamak pada saat itu. Mereka pada saat membunuh Asyim, mereka membawa kepalanya – – dengan niat mau dijual kepada Sulafah tadi binti Sa'ad bin Syahid yang hadir di Uhud pada saat itu.

Namun terjadi keajaiban yang luar biasa pada saat itu di antara yang disebutkan di dalam riwayat adalah Pada saat mereka memotong kepala Ashim, kepalanya sempat dipenuhi dengan lebah. Entah lebah dari mana datang dari padang pasir. Penuh semua mukanya dan kepalanya penuh lebah. Dan setiap kali ada Khuzail yang mencoba menyentuh maka diserang oleh lebah tersebut. Dan di depan mata mereka lebah-lebah ini ramai-ramai menjepit kepala Ashim kemudian dibawa terbang. Oleh lebah. Sampai akhirnya, kepala Ashim tidak ditemukan sama sekali dan dibawa oleh lebah entah ke mana. Dengan hikmah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan pada saat terdengar berita tersebut oleh kaum muslimin, maka Umar bin Khattab – – mengatakan "Saya pernah mendengarkan Ashim telah bersumpah atas nama Allah dan memohon agar – – jasadnya tidak disentuh sama sekali oleh orang-orang musyrik. Maka pada saat mereka memotong pun kepalanya – – sempat jasadnya entah di mana, mereka hanya menemukan kepalanya dan kepalanya pun di bawah oleh lebah yang akhirnya mereka tidak bisa menemukan sama sekali jasad sahabat yang mulia ini.

Tentu kita melihat ini teman-teman sekalian sampai di sini yang dinukil oleh para ahli sejarah dan belum disebut apakah Baginda Nabi ﷻ membalas atau tidak yang jelas kejadian Ini terjadi yang Saya tahu nanti – – suku Khuzail meminta maaf dan kemudian suku Khuzail akhirnya menjadi sekutu Nabi di Kesepakatan Hudaibiyah Yang ketiga, suku Sulaim, suku Ri’il, Suku Ziqwan, dan Usayyah. Ada empat suku Arab, suku Sulaim, Ri'il. Ri'il ini salah satu suku Arab juga ya. Suku Sulaim, suku Ri'il; Ziqwan, dan Usayyah. Ini empat suku Suku Sulaim, suku Ri'il; Ziqwan, dan Usayyah.

Datang seseorang di Madinah, teman-teman sekalian, yang bernama Amir bin Malik. Amir bin Malik ini, tentu tadi itu nama-nama suku. Judulnya ya. Tapi kita masuk sekarang histori kisahnya. Ada seseorang datang ke Madinah bernama Amir bin Malik bin Ja'far. Amir bin Malik bin Jafar ini pimpinan suku Amir bin Sa'saah, salah satu suku Arab. Ia menemui Nabi ﷻ, si Amir ini bin Ja'far menemui Nabi ﷻ. Lalu memberikan hadiah sebagai tanda persahabatan, masih kafir. Lalu kata Nabi ﷻ "Saya enggak terima hadiah dari orang kafir." Saya enggak terima hadiah dari orang kafir. Tentu di sini – Nabi ﷻ menerima dia umumnya walaupun dari orang kafir, tapi khusus pada masa itu karena perang lagi genting-gentingnya – – kemudian telah terjadi kasus tadi sampai berita ke Nabi ﷻ tentang enam orang sahabatnya dikhianati – – maka beliau pun hati-hati, beliau mengatakan "Saya enggak terima hadiah dari orang kafir." Kecuali kalau kau masuk Islam. Kalau kau masuk Islam enggak ada masalah. Kau muslim dulu. Maka kata si Amir, "Saya enggak mau masuk Islam.

Saya tidak akan masuk Islam. Tetapi kalau Anda mau." Kalau Anda mau Saya akan coba menyebarkan agama Anda ini di suku Saya, tapi dengan syarat – – harus ada sahabat Anda yang berangkat, harus ada orang yang berangkat." Nabi ﷻ masih trauma dengan enam orang yang dibunuh tadi. Sampai berita ke Nabi ﷻ. Juga ada riwayat tadi Saya lupa sampaikan teman-teman, bahwa Ashim pada saat jasadnya dicari maka bumi yang ada jasadnya terbuka dan menanamkan, memasukkan jasadnya sementara kepalanya dibawa oleh lebah.

Tadi itu lupa Saya sampaikan. Maka kata Nabi ﷻ "Apa jaminanmu? Sekarang apa jaminan kau bisa selamatkan, ada sahabat Saya dikhianati." Kata dia "Saya menjaminnya, Saya kepala suku dan Saya yang jamin." Maka kata Nabi ﷻ "Baiklah kalau kau menjamin.. selesai." Artinya kalau ada pengkhianatan, maka perang nih. Maka Nabi ﷻ pun mengutus 70 orang sahabat pilihan. Tadi cuman enam, sekarang 70 orang supaya ada kekuatan. Di antara 70 orang ini, ada beberapa orang sahabat yang terkenal dengan keimanannya, dengan ilmunya, ulamanya sahabat. Di antaranya adalah Al Harits bin Syimah, Ia salah satu ulama sahabat yang mahsyur dengan ilmunya. Ini salah satunya, mungkin ada enam atau tujuh orang di antaranya sahabat semua mulia tentunya, tapi enam tujuh orang ini yang sangat tinggi ilmunya, hapal 30 Juz. Dan ini 70 orang memang penghapal Al-Qur'an semua. Yang kedua, Haram bin Milhan. Haram bin Milhan. Jadi Al-Harits bin Syimah, Al-Haram bin Milhan, kemudian Urwah bin Ashma. Al-Harits bin Syimah, Al-Haram bin Milhan, Urwah bin Ashma As-Silmi. Kemudian yang keempat, Naafi' bin Badil. Saya ulangi kalau ada yang mau catat teman-teman sekalian, Saya ulangi InshaAllah. Tapi niatnya dicatat bukan karena mau dapat buku ya? Dari sekarang sepakat dulu.

Al-Harits bin Syimah yang pertama, kemudian Haram Bin Milhan, kemudian Urwah bin Asthma bin As-Silmi Urwah bin Asthma bin As-Silmi, kemudian Nase' bin Badil bin Warakah. Nase' Bin Badil bin Warakah, dan juga Amir ibn Fuhayra. Ini kurang lebih di antara tujuh puluh ada empat atau lima atau enam orang ini. Al-Harits bin Syimah – – Haram bin Milhan, Urwah bin Asthma As-Silmi, Nase' bin Badil bin Warakah, dan Amir bin Fukhayrah. Pada saat mereka tiba, pemukiman suku Sulaim, ternyata terjadi lagi pengkhianatan. Si Amir tadi bin Malik kepala suku Sa'saah, kepala suku Amir bin Sa'saah, berkhianat. Dia mengajak empat suku yang merupakan suku dia yaitu tadi yang sudah kita sebutkan di awal judul kita, suku Sulaim, suku Ril, suku Ziqwan dan suku Usayyah untuk membunuh para sahabat.

Dan mereka melakukan itu. Sampai akhirnya ketujuh puluh sahabat berusaha – – melawan dan terbunuh enam puluh sembilan, mati syahid semuanya. Dan yang lolos cuman satu orang. Yang lolos adalah Amr bin Umayyah adh Dhamiri. Dan ini mereka terbunuh di sebuah lokasi namanya, di Bi'r Ma'unah. Bi'r Maunah (Sungai Maunah). Nanti akan kita jelaskan ada penyerangan Nabi ﷻ ke lokasi ini. Bagaimana mereka dihukum oleh Nabi ﷻ karena membunuh enam puluh sembilan sahabatnya. Jadi nama lokasinya Bi'r Maunah dan yang tersisa adalah Amir bin Umayyah Ad-Dhamiri. Dalam perjalanan menuju ke Madinah, Amir sempat menemukan dua orang dari asal suku Sang Pengkhianat, Amir bin Malik bin Jafar As-Sa'saah. Yang sempat memberikan jaminan Nabi kan namanya Amir bin Malik kan? "Saya jamin enggak ada masalah, karena kepala suku." Ternyata, Amir kepala suku tadi yang berkhianat itu, sahabat juga yang sempat lolos namanya Amir. Sahabat si Amir ini, waktu dia menuju ke Madinah pulang, dia temukan dua orang dari sukunya si Amir pengkhianat tadi.

Lagi lewat, maka sahabat yang mulia ini membunuh dua orang itu. Sebagai balasan, karena dia tahu mereka dari suku Amir bin Sa'saah. Ini sama pengkhianat juga ini. Dia pikir semua suku itu pasti pengkhianat, padahal sebenarnya yang berkhianat itu cuman kepala sukunya saja. Pada saat Nabi ﷻ mendengar cerita tersebut, maka Nabi ﷻ berkata "Wahai Amir, masalah kasus pengkhianatan kepala suku mereka, Amir tadi bin Malik, ini dianya yang salah dan yang akan kita hukum dia, berikut empat suku yang mendukungnya tadi, Sulaib, Ri'il Ziqwan, itu semua tadi, itu yang kita hukum. Jadi dua orang yang kamu bunuh kita akan bayar diahnya. Lihat bagaimana keadilan Islam, ya? Padahal sudah terjadi pengkhianatan. Karena ada sahabat Nabi ﷻ membunuh dengan tidak sengaja, salah bunuh, maka Nabi ﷻ mau membayar itu. Lalu Nabi ﷻ sempat melakukan pada saat itu Qunut, Nazar sebulan, Subuh, Zuhur, Azhar, Maghrib, Isya membaca qunut semuanya memohon kepada Allah agar keempat suku itu ini dibinasakan oleh Allah.

Selama sebulan penuh dan di sini keluar sebuah hukum tentang adanya qunut Nazilah, di mana pada saat muslimin terdesak ada masalah yang mereka hadapi, mereka boleh memohon kepada Allah agar diberikan kemenangan. Dan pada saat itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengabulkan doa Nabi ﷻ sehingga keempat suku itu terkutuk. Dan mereka akhirnya banyak yang binasa dan ditimpa banyak penyakit. Sekarang teman-teman sekalian, pada saat Nabi ﷻ mau membayar diah dua orang dari suku Amir yang dibunuh oleh Amir tadi si sahabat Nabi ini. Maka, beliau pikir kalau dikirim diahnya ke sana nanti bisa dibunuh lagi sahabat. Bagaimana caranya? Dicarilah di Madinah – suku Madinah yang merupakan sekutunya suku Amir bin Sa'saah. Siapa? Ditemukanlah suku Yahudi, namanya suku Nadhir. Dan kita sudah pernah sebutkan ada tiga suku di Madinah, Yahudi, Qaynuqa, Nadhir, dan Quraydah. Suku Nadhir, teman-teman, adalah sekutunya suku Amir bin Sa'saah. Nabi ﷻ ingin niat memberikan diahnya dua orang yang terbunuh ini kepada Bani Nadhir, nanti mereka yang kasih kepada suku Amir supaya jangan lagi ada sahabat yang dibunuh begitu.

Pada saat itu, Nabi ﷻ mendatangi sendiri pemukiman suku Nadhir dan menyampaikan hajatnya. "Kalau kami terjadi begini-begitu dan kami akan menitipkan diahnya, tolong selesaikan." Ternyata suku Nadhir pada saat itu mengatakan 'Baiklah kami akan terima ." "Tapi kamu tunggu sebentar, Hai Muhammad." Waktu itu Nabi ﷻ kebetulan lagi di jalan . Di jalan pemukiman mereka, karena di jaman dulu setiap suku punya benteng sendiri. Saya pernah jelaskan keadaan tiga suku Yahudi, Nadhir, Qaynuqa, dan Quraydhah ini semuanya punya benteng. Di dalam benteng mereka ada pemukiman mereka ada pasar ada sumur, ada peternakan seperti satu kota sendiri. Jadi kota di dalam kota. Suku Nadhir waktu Nabi ﷻ datang ke sana mau mengantarkan diah atau denda, dua orang yang dibunuh oleh sahabat tadi Disuruh tunggu oleh orang-orang Yahudi. Nabi ﷻ menunggu di salah satu rumah mereka Nabi ditemani waktu itu oleh teman; Abu Bakar, Umar sahabat-sahabat Nabi yang mulia Ali bin Abi Thalib. Tiga orang sahabat ini mendampingi Nabi ﷻ dan Nabi duduk bersandar di salah satu rumah mereka.

Ternyata orang-orang Yahudi berkata satu sama yang lain "Sungguh kalian tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk membunuh Muhammad lebih baik daripada ini. Siapa yang naik ke atas rumah yang tempat dia sekarang lagi ada Kemudian dilemparkan batu ke bawah, biar Muhammad kena batu dan mati. Begitu pemikiran orang-orang Yahudi pada saat itu. Maka ada satu orang Yahudi yang pada saat itu bernama Amr bin Jahas. Amr bin Jahas bin Ka'ab. Dia berkata "Aku." Lalu dia pun membawa batu besar kemudian memutar dari belakang rumah itu dia masuk dari belakang pintu rumah, dia pamit sama pemiliki rumah, lalu dia ceritakan kisahnya lalu dia naik ke atas. Begitu dia naik ke atas dan dia tinggal menjatuhkan batu, wahyu turun. Mereka lupa kalau ini adalah Rasulullah ﷻ. Jibril mengatakan "Hai Muhammad, di atas kepalamu sekarang ada orang Yahudi bernama Amr ini mau melemparkan batu. Nabi ﷻ waktu itu, Abu Bakar sama Umar sama Ali enggak tahu.

Karena Jibril berbicara dengan Nabi mereka tidak tahu. Maka Nabi ﷻ tiba-tiba berdiri lalu meninggalkan rumah tersebut dengan tidak ada sama sekali gerakan seakan-akan kaget atau marah, enggak, santai saja dan biasanya Nabi ﷻ kalau begini punya hajat ke kamar kecil. Para sahabat pahamnya begitu. Jadi kalau Nabi ﷻ berdiri tanpa sebab berarti ada hajat mau ke kamar kecil biasanya. Kalau selain kamar kecil biasanya Nabi ﷻ sampaikan. Seperti itulah. Nabi ﷻ berdiri. Waktu Nabi berdiri, Umar, Abu Bakar, dan Ali nunggu. Enggak ada juga yang tiba-tiba nanya Nabi mau ke mana "Ya, Rasulullah mau ke mana?" Enggak di tanya. Karena lama menunggu, Abu Bakar Umar dan Ali berpikir, "Ke mana Rasulullah? Kok Lama ini enggak balik-balik?" "Lebih baik kita lihat keadaannya." Mereka keliling di sekitar padang pasir dipakai untuk WC umum kalau kita.

Enggak ada tapi. Lalu mereka kembali ke Madinah, mereka kaget ternyata Nabi ﷻ sudah membentuk pasukan. Sudah dimotivasi pasukan terbentuk pasukan besar. Lalu Abu Bakar tanya, "Ya Rasulullah ada apa?" Kata Nabi ﷻ "Begini ceritanya bahwasanya orang-orang ini sebenarnya berusaha membunuhku. Ada seseorang bernama Amr naik di atas rumah mau lempar batu, dan kalau Saya tunggu sebentar beberapa saat saja sudah dilemparin batu itu. Wahyu menyampaikan kepada Saya dan harus dihukum." Maka Abu Bakar, Umar, dan Ali pun bergabung di pasukan, dan akhirnya Nabi ﷻ mengepung benteng suku Nadhir selama lima belas hari. Subhanallah, selama lima hari ini sebenarnya suku Nadhir merasa bersalah dan mau menyerahkan diri kepada Nabi ﷻ. Tapi apa yang terjadi? Beberapa orang-orang munafik mendatangi suku Yahudi ini. Pimpinan mereka yang sudah mahsyur, Abdullah bin Ubay bin Salul, kemudian ada sahabatnya bernama Wadi'ah. Ini juga seorang munafik, kemudian ada Malik bin Qaukal Ini dia juga orang munafik. Dan kemudian ada Suwaid. Ada lima orang ini.

Ada Suwaid dan ada Dais. Jadi ada lima orang munafik, Abdullah bin Abi Salul, Wadiah, kemudian Malik bin Qaukal, Suwaid, dan Dais. Mereka berlima mendatangi bentengnya suku Nadhir dan berkata "Sudahlah jangan menyerahkan diri." "Kami membela kalian. Kalian tahukan siapa kami?" Maksudnya orang-orang munafik itu. "Kami bukan muslim, kami akan bela kalian jadi tidak usah khawatir. Kami juga punya pasukan." Disebutkanlah pasukan mereka begini-begitu namanya si Fulan, kalian tahu si Fulan dan si Fulan. Di Madinah mereka saling tahu, ini orang munafik semua. "Kami siap membela kalian. Kalau kalian diperangi, kami juga akan memerangi muslimin. Kalau kalian mati, kami "Kami mati bersama kalian." Tadinya suku Nadhir ini khawatir gitu kan, mereka mau menyerahkan diri. Tapi karena motivasi dari orang-orang munafik ini, akhirnya mereka tidak jadi menyerahkan diri, dan akhirnya mereka mau melawan.

Sampai akhirnya, mereka dikepung lima belas hari dan ternyata dalam lima hari itu pun setelah orang-orang munafik ini keluar sama sekali mereka tidak mengirim bantuan, tidak ada beritanya, begitu. Akhirnya mereka menyerahkan diri Dan ini sifatnya orang munafik. Orang munafik subhanallah sudah biasa begitu. Sama kaum muslimin benci, sama orang kafir penjilat dan dusta semua hidupnya. Dan kita tahu surat An-Nisa menjelaskan masalah ini.

Surat An-Nisa, surat nomor empat ayat 138. Dimulai dari 138. Pernah Saya bacakan ayat ini, tapi saya bacakan lagi. أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
بَشِّرِ الْمُنٰفِقِيْنَ بِاَنَّ لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًاۙ ١٣٨ "Sampaikanlah berita bahwasanya orang-orang munafik itu akan mendapatkan siksa yang pedih." ۨالَّذِيْنَ يَتَّخِذُوْنَ الْكٰفِرِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِ "Mereka adalah orang-orang yang menjadikan orang kafir sebagai tempat mereka bersandar." اَيَبْتَغُوْنَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَاِنَّ الْعِزَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًاۗ ١٣٩ "Mereka mengira bahwasanya orang-orang kafir itu punya kemuliaan sehingga mereka berusaha menjilat di situ." "Mau mendekat padahal sebenarnya semua kemuliaan itu ada di sisi Allah." وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِى الْكِتٰبِ اَنْ اِذَا سَمِعْتُمْ اٰيٰتِ اللّٰهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَاُ بِهَا "Dan telah diturunkan dalam Al-Qur'an dengan sangat tegas" "kalau kalian mendengarkan ayat-ayat Allah diolok-olok, maka jangan kalian duduk." فَلَا تَقْعُدُوْا مَعَهُمْ "Jangan kalian duduk bersama mereka." حَتّٰى يَخُوْضُوْا فِيْ حَدِيْثٍ غَيْرِهٖٓ ۖ "Sampai mereka mengalihkan pembicaraan ke yang lain." اِنَّكُمْ اِذًا مِّثْلُهُمْ ۗ "Kalau kalian ikut-ikutan bersama orang-orang munafik itu, orang kafir itu, maka kalian sama saja dengan mereka." اِنَّ اللّٰهَ جَامِعُ الْمُنٰفِقِيْنَ وَالْكٰفِرِيْنَ فِيْ جَهَنَّمَ جَمِيْعًاۙ ١٤٠ "Sesungguhnya Allah pasti akan mengumpulkan orang kafir dan munafik Dalam neraka jahanam bersama-sama.

Sifat orang munafik disebutkan. ۨالَّذِيْنَ يَتَرَبَّصُوْنَ بِكُمْۗ "Yaitu orang-orang yang selalu mencari kejadian-kejadian untuk kalian terhadap kaum muslimin." فَاِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِّنَ اللّٰهِ "Kalau kalian mendapatkan kemenangan dari sisi Allah." "فَاِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِّنَ اللّٰهِ" Orang-orang munafik berlomba-lomba berkata 'Bukankah kami juga umat Islam sama dengan kalian?" "Kami kan juga namanya si Fulan si Fulan, orang Muslim." وَاِنْ كَانَ لِلْكٰفِرِيْنَ نَصِيْبٌ "Dan kalau seandainya orang kafir yang mendapatkan kemenangan." قَالُوْٓا اَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ "Bukankah kami telah memenangkan kalian." وَنَمْنَعْكُمْ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۗ "Dan kami melarang atau menahan kalian dari orang-orang beriman, lalu mereka mengatakan.." "Bukankah kami telah memenangkan kalian dan kami menahan kalian dari orang-orang beriman?" فَاللّٰهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ "Allah akan menghakimi di antara mereka di Hari Kiamat." وَلَنْ يَّجْعَلَ اللّٰهُ لِلْكٰفِرِيْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ سَبِيْلًا ࣖ ١٤١ "Allah tidak akan mungkin memberikan orang-orang kafir untuk memusnahkan orang mukmin." "Sampai keseluruhan." اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ "Orang-orang munafik berusaha menipu Allah seakan-akan "Allah tidak tahu tentang keadaan mereka." "Padahal Allah sedang menipu, membalas tipu muslihat mereka." وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ "Mereka kalau bangun salat, mereka sangat malas." يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ ١٤٢ "Kalaupun mereka salat, mereka hanya ingin pujian manusia." وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ ١٤٢ "Mereka tidak pernah berzikir kepada Allah kecuali sedikit sekali." مُّذَبْذَبِيْنَ بَيْنَ ذٰلِكَۖ "Mereka bimbang, bingung, antara kafir dan keimanan." لَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ وَلَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ ۗ "Mereka tidak menjadi orang beriman, tidak pula menjadi orang kafir." وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ سَبِيْلًا ١٤٣ "Siapa yang telah Allah sesatkan, maka kalian tidak akan mendapatkan petunjuk baginya." Lalu kemudian sebagai penutup teman-teman, dan kita istirahat untuk salat dulu InshaAllah.

Ternyata di sini, semua yang mereka sampaikan kepada orang-orang Yahudi itu bohong dan dusta. Tidak ada dukungan dan tidak ada juga bantuan dari mereka, yang akhirnya Allah Azza Wa Jalla memasukkan rasa takut dalam hati suku Nadhir, dan mereka meminta perdamaian dengan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ والصلاة والسلام Dan InshaAllah kita akan sampaikan atau lanjutkan sebentar lagi bahasan kita. سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك وَٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ الحَمْدُ لله والصلاة والسلام على رسول الله segala puji bagi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى juga selawat dan taslim kepada Nabi besar Muhammad ﷻ Tadi kita sudah sampai suku Nadhir di mana mereka akhirnya menyerahkan diri kepada baginda Nabi ﷻ setelah lima belas hari dikepung, dan setelah terbukti ternyata kebohongan orang-orang munafik yang katanya mau membela mereka, dan memang ini sudah menjadi sebuah tradisi dari orang-orang munafikin.

Mereka selalu memusuhi Islam dan mereka selalu menjilat dan menipu orang-orang kafir. Juga sudah kita bacakan beberapa ayat Al-Qur'an dalam surat An-Nisa yang menjelaskan masalah ciri-ciri khasnya orang-orang munafik itu. Di antara suku Nadhir, pada saat mereka menyerahkan diri, mereka tadinya minta damai. Tadinya Nabi ﷻ cuman minta si Amr saja yang bawa batu di atas rumah itu. "Itu serahkan ke kami." Mereka enggak mau. Karena enggak mau jadi akhirnya semua suku dikepung.

Kalau mereka serahkan, maka selesai urusannya. Orang itu yang dihukum, tapi ini tidak. Maka akhirnya yang dikepung semua, dan mereka sampai menyerahkan diri pun, tidak mau menyerahkan si orang yang niat mau membunuh tadi. Maka Nabi ﷻ mengatakan "Saya hanya akan sepakat dengan kalian kalau kalian tunduk dengan hukumku." Maka mereka pun sepakat dan Nabi pun ﷻ menyetujui syarat-syarat atau menulis syarat-syarat. Di antara syaratnya Nabi ﷻ adalah mereka harus meninggalkan Madinah dan mereka tidak boleh membawa apapun kecuali unta mereka saja. Maaf mereka boleh membawa apa saja yang mampu diangkat oleh unta mereka. Yang lain tidak bisa, kaya rumah kebun tentu tidak bisa. Mereka hanya bisa membawa apa yang mampu diangkat oleh untanya. Dan di antara suku Nadhir ada yang masuk Islam. Dua orang. Orang Yahudi, Yamair bin Amr bin Ka'ab رضي الله عنه Dan juga Abu Sa'ad bin Wahab. Yamair bin Amr bin Ka'ab dan Abu Sa'ad bin Wahab.

Sehingga akhirnya Nabi ﷻ mengembalikan harta mereka, karena mereka masuk Islam dikembalikan semua apa yang tadi diambil oleh Nabi ﷻ Harta suku Nadhir dibagi oleh Baginda Nabi ﷻ kepada seluruh Muhajirin yang pertama masuk Islam dari Mekkah dan dari orang Anshar diberikan dua orang saja. Sahal bin Hunaif dan Syamak bin Kharash. Abu Dujanah. Dua orang sahabat Nabi ini dapat ghonimah dari orang-orang Anshar, cuman dua orang. Sahal bin Hunaif dan Syamak bin Kharasyah atau Abu Dujanah. Kejadian ini terjadi teman-teman sekalian di bulan Rabiul Awal tahun 4 Hijriah. Karena tadi kan Nabi ﷻ istirahat tidak perang setelah kejadian Hamrat Asad sampai bulan Muharram di tahun 4 Hijriah, lalu terjadilah beberapa suku-suku Arab sampai akhirnya suku Nadhir ini yang dikeluarkan dari kota Madinah. Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengekekalkan dalam Al-Qur'an cerita tentang pengusiran suku Nadhir dari Madinah dan pengkhianatan mereka ini. Dalam surat Al-Hasyr lengkap satu surat itu turun untuk mereka. Ada 24 ayat dan bagi teman-teman yang mau menghapal surat-surat untuk menambah hapalan surat, termasuk surat ini mulia juga.

Karena surat ini juga tidak panjang. Dua puluh empat ayat dan menceritakan tentang kejadian mereka. Saya akan membacakan. أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ surat Al-Hasyr, surat nomor 59 ayat 1 – 24. سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ١ "Telah bertasbih kepada Allah semua yang ada di langit dan di bumi dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." Ayat ini turun kejadian Pengusiran suku Nadhir pada saat mereka dikepung lima belas hari itu. Lalu Allah mengatakan هُوَ الَّذِيْٓ اَخْرَجَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِاَوَّلِ الْحَشْرِۗ مَا ظَنَنْتُمْ اَنْ يَّخْرُجُوْا وَظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ مَّانِعَتُهُمْ حُصُوْنُهُمْ مِّنَ اللّٰهِ فَاَتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوْا وَقَذَفَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُوْنَ بُيُوْتَهُمْ بِاَيْدِيْهِمْ وَاَيْدِى الْمُؤْمِنِيْنَۙ فَاعْتَبِرُوْا يٰٓاُولِى الْاَبْصَارِ ٢ "Dialah Allah yang telah mengeluarkan orang-orang kafir dari ahli kitab, dari kampung-kampung mereka" maksudnya itu benteng mereka. "Pada saat pengusiran yang pertama." Yang dimaksud adalah orang-orang Bani Nadhir karena mereka yang mula-mula dikumpulkan dan diusir dari Kota Madinah. "Kalian sempat menyangka hai muslimin, bahwasanya mereka tidak akan keluar." "Dan mereka pun yakin bahwasanya benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari siksa Allah." "Maka Allah mendatangkan kepada mereka hukuman dari arah yang mereka tidak sangka-sangka." "Dan Allah memasukkan ketakutan dalam hati mereka. Mereka merusak rumah-rumah mereka dengan tangan-tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin, maka ambilah pelajaran dari kejadian itu, "Hai orang-orang yang mempunyai wawasan atau akal." Jadi ayat ini, ayat nomor dua ini yang paling tegas menjelaskan masalah keadaan mereka.

Jadi waktu Nabi ﷻ mengatakan kalian harus diusir dari Madinah, sepakat keluar kalau enggak dibunuh? Dan hanya boleh bawa barang yang dinaikkan di atas unta saja. Rupanya, karena mereka sakit hati mereka sempat – – merusak rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri. Maksudnya supaya tidak dipakai oleh muslimin, begitu. Ternyata di antara muslimin ada yang datang membantu mereka merusakin rumahnya. Karena kita tidak butuh rumah kalian kok. Enggak butuh, keluar saja. Allah mengatakan ambil pelajaran dari situ. Suku Nadhir ini teman-teman sekalian, memiliki di dalam benteng itu sekitar seribu personil perang. Ahli perang. Prajurit, dan mereka masih mempunyai sekian ribu orang yang memang bukan personil perang tapi bisa dipakai tenaganya, yang mengepung mereka hanya segelintir, beberapa ratus sahabat saja.

Mereka bersama Nabi ﷻ, tapi Allah mendatangkan ketakutan-ketakutan kepada mereka sehingga akhirnya mereka menyerahkan diri. Dan beginilah selalu keadaan peperangan muslimin kalau memang mereka ikhlas kepada Allah Walaupun jumlahnya lebih sedikit pasti Allah berikan kemenangan. Ayat 3 وَلَوْلَآ اَنْ كَتَبَ اللّٰهُ عَلَيْهِمُ الْجَلَاۤءَ لَعَذَّبَهُمْ فِى الدُّنْيَاۗ وَلَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ عَذَابُ النَّارِ ٣ "Dan jika tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka benar-benar Allah akan mengazab mereka di dunia dan bagi mereka di akhirat azab neraka." "Kalau bukan karena Allah mudahkan kalian mengusirnya, Hai Muslimin, mereka tetap akan Allah siksa dalam benteng mereka." Jadi semuanya itu adalah penghinaan dan di akhirat juga kalau mereka tidak sempat taubat tidak masuk Islam, pastilah mereka akan masuk ke dalam neraka jahanam." ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ شَاۤقُّوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۖوَمَنْ يُّشَاۤقِّ اللّٰهَ فَاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ ٤ "Demikian itu karena mereka menentang Allah dan Rasul-Nya.

Barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya." مَا قَطَعْتُمْ مِّنْ لِّيْنَةٍ اَوْ تَرَكْتُمُوْهَا قَاۤىِٕمَةً عَلٰٓى اُصُوْلِهَا فَبِاِذْنِ اللّٰهِ وَلِيُخْزِيَ الْفٰسِقِيْنَ ٥ "Apa saja yang kalian tebang dari pohon-pohon kurma milik orang-orang kafir atau yang kalian biarkan tumbuh berdiri di atas pokoknya, maka semua itu dengan izin Allah dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik." Perlu kita ketahui teman-teman sekalian, di luar bentengnya Bani Nadhir, karena di dalam bentengnya kalau mereka tanam kebun kurma, maka habis tempat, mereka butuh tempat tinggal. Maka mereka beli atau tanam tanah-tanah di sekitar Madinah di luar benteng dijadikan kebun-kebun dan luas sekali kebun-kebun orang-orang Nadhir ini. Waktu mereka, dan mereka orang-orang Yahudi ciri khasnya suka sekali dengan harta. Mereka lebih cinta hartanya daripada keluarga mereka sendiri. Orang Yahudi siap mengorbankan istrinya yang penting hartanya enggak hilang. Anak-anaknya juga siap, enggak ada masalah, yang penting jangan hartanya. Makanya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan tentang sifat mereka buruk sekali tentang cintanya terhadap dunia. Mereka berharap dipanjangkan umurnya, berharap mengumpulkan harta, seperti itu.

Yang jelas, waktu itu salah satu titah Nabi ﷻ adalah tebang pohon kurmanya. Di depan matanya mereka (ditebang). Dan pohon kurma adalah harta mereka yang paling mahal pada saat itu. Maka mereka waktu lihat, mereka sebarin berita "Hai Muhammad, kenapa kau tebang pohon-pohon? Bukankah agamamu melarang untuk menebang pohon?" Karena kan Nabi ﷻ kalau kirim pasukan titip pesan, "Jangan bunuh perempuan, jangan bunuh anak-anak, jangan tebang pohon-pohon." "Jangan bunuh hewan-hewan, jangan rusak fasilitas umum." Ada larangan tapi Allah khusus menyebutkan tentang masalah pengepungan Bani Nadhir, kata Allah, "Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma." Kalau antum tidak ikuti sebabnya tadi ini mungkin tidak tahu apa yang dimaksud oleh Allah di sini.

Tapi di sini ternyata muslimin ada yang menebang pohon-pohon kurma, sehingga pada saat mereka lihat, mereka jadi ketakutan si orang Yahudi ini. Mereka takut hartanya hilang. Gara-gara ini salah satu faktor yang membuat mereka akhirnya menyerahkan diri. "Apa saja yang kamu tebang kata Allah dari pohon kurma milik orang-orang kafir itu, atau yang kamu biarkan.." tidak ditebang di pokoknya. "..maka semua itu tetap dengan izin Allah dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang kafir." Maksudnya biar mereka merasa kehilangan hartanya, Allah hinakan dengan itu. Kemudian di ayat keenamnya, وَمَآ اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلٰى رَسُوْلِهٖ مِنْهُمْ فَمَآ اَوْجَفْتُمْ عَلَيْهِ مِنْ خَيْلٍ وَّلَا رِكَابٍ وَّلٰكِنَّ اللّٰهَ يُسَلِّطُ رُسُلَهٗ عَلٰى مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ٦ "Dan apa saja harta rampasan مَآ اَفَاۤءَ اللّٰ." Jadi 'fai' adalah istilah harta rampasan perang yang tidak ada perlawanan dari musuh. Namanya 'Fai' Dengan peperangan sehingga kita menang, namanya ghanimah. Beda. Kalau Fai punya hukum sendiri, ya. Nanti kita akan jelaskan. Yang jelas Allah mengatakan di sini, di ayat 6-nya. "Apa saja harta rampasan 'Fai' yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya dari harta benda mereka maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kuda pun dan tidak pula seekor unta pun." Tapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada Rasul-Nya terhadap apa saja yang dikehendaki-Nya." "Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." Maksudnya adalah 'Fai' itu kalau terjadi peperangan dan menang waktu di zaman Nabi ﷻ masih hidup, maka harta rampasan yang didapatkan tanpa peperangan itu murni milik Nabi ﷻ.

Itu murni milik Rasulullah ﷻ. Dan beliau punya hak memberikan kepada siapa saja. Makanya tadi 'Fai'-nya Bani Nadhir, diberikan kepada orang-orang Muhajirin dan dua orang Anshar saja yang dianggap miskin, yang lain tidak dikasih orang Anshar. Dan Allah menyebutkan kenapa, karena tidak ada peperangan. Tidak ada kalian gerakkan seekor kuda ataupun unta untuk menyerang musuh, maka itu 'Fai' namanya. Lalu kemudian Allah juga mengatakan di ayat 7-nya مَآ اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلٰى رَسُوْلِهٖ مِنْ اَهْلِ الْقُرٰى فَلِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ كَيْ لَا يَكُوْنَ دُوْلَةً ۢ بَيْنَ الْاَغْنِيَاۤءِ مِنْكُمْۗ وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ ٧ "Apa saja harta rampasan 'Fai' yang didapatkan tanpa peperangan, yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya dari harta benda penduduk kota-kota, maka itu adalah milik Allah, Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim." Maksudnya kerabat Nabi ﷻ. Anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang dalam perjalanan dan terputus jalan. Supaya harta tersebut tidak beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kalian. "Apa yang diberikan Rasul kepada kalian terimalah, dan apa yang dilarang bagi kalian tinggalkanlah." "Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat keras siksaannya." Ayat 8 لِلْفُقَرَاۤءِ الْمُهٰجِرِيْنَ الَّذِيْنَ اُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ وَاَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا وَّيَنْصُرُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَۚ ٨ "Juga harta tersebut,' Fai' diberikan kepada orang-orang fakir yang hijrah dari Mekkah, yang diusir dari kampung" "..halaman mereka dan dari harta benda mereka karena mencari karunia dari Allah dan keridaan-Nya." "..Dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya, mereka itu adalah orang-orang yang jujur." Ayat 9-nya وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ ٩ "Dan Allah memuji orang-orang Anshar, orang-orang yang telah menempati kota Madinah, dan telah beriman maksudnya orang Anshar, sebelum kedatangan para Muhajirin mereka orang Anshar mencintai orang-orang yang berhijrah kepada mereka dan mereka orang-orang Anshar tidak menaruh dalam keinginan di dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada Muhajirin." Artinya Allah pastikan 'Fai' ini pun, Hai Muhammad kalau kau berikan kepada Muhajirin tidak diberikan kepada Anshar Enggak usah khawatir, karena orang Anshar tidak pernah ada masalah dengan hati mereka.

"Karena mereka suka dan cinta dengan saudara-saudara yang hijrah. Dan ini pujian dari Allah untuk penduduk Madinah secara khusus." "Dan mereka mengutamakan orang-orang Muhajirin atas diri mereka sendiri sekalipun mereka dalam keadaan kesusahan." "Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itu adalah orang-orang yang beruntung." Jadi alasan kenapa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyuruh Nabi-Nya Muhammad ﷻ membagikan 'Fai' kepada Muhajirin. Dan cuman dua orang dari Anshar. Karena itu haknya Allah dan Rasul-Nya secara mutlak, dan memang orang-orang Muhajirin layak dibantu, terutama orang-orang miskin di antara mereka. Sebagian ahli sejarah mengatakan orang-orang kaya Muhajirin tidak didapatkan, seperti Abu Bakar, Ustman bin Affan, orang-orang kaya tidak mendapatkan 'Fai' dari sini, tapi orang-orang miskin di antara mereka sebagaimana Allah sudah sebutkan. Kemudian dikatakan selanjutnya. وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖ ١٠ "Dan orang-orang yang datang sesudah mereka, para Muhajirin dan Anshar.." Setelah dengar kisah ini kita sekarang termasuk kena ayat ini. Mendengarkan kisah ini, tidak akan pernah lagi ada pikiran kita sebagaimana orang-orang Anshar pernah berpikir. Jangan ada di antara kita terpikir teman-teman sekalian "Loh kenapa Rasulullah, cuman kasih orang Muhajirin ya? Kenapa orang Anshar tidak dikasih?" Sudah dijawab di sini. Jangan lagi kalian balas. Jangan lagi bimbang dengan itu, tapi katakanlah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berkata "Orang-orang yang datang sesudah mereka para Muhajirin dan Anshar yang baca Al-Qur'an mereka malah berdoa 'Ya, Rabb kami, berikanlah ampunan untuk kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu daripada kami', dan jangan Engkau jangan biarkan kedengkian di dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.

Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.'" Dan ayat ini yang digunakan oleh ulama ahli sunnah yang sangat tegas membantah pemahaman Syiah yang menghina para sahabat apalagi sampai mengkafirkan. Karena di sini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan kita semua yang datang setelah Muhajirin dan Anshar mendoakan agar mereka mendapatkan pengampunan dan tambahan Rahmat. Ayat 11, ۞ اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ نَافَقُوْا يَقُوْلُوْنَ لِاِخْوَانِهِمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَىِٕنْ اُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيْعُ فِيْكُمْ اَحَدًا اَبَدًاۙ وَّاِنْ قُوْتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ ١١ "Ingatlah, apakah kamu tidak memerhatikan orang-orang munafik" kata Allah "Yang telah berkata kepada saudara-saudara mereka orang-orang kafir, Allah membongkar kedoknya empat orang munafik tadi yang memberikan suku Nadhir. "Enggak apa-apa enggak usah menyerahkan diri kami akan tolong kalian." Allah bongkar kedok mereka "Apakah kamu tidak memerhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka dari orang kafir?" " di antara ahli kitab? Sesungguhnya jika kamu diusir, niscaya kami pun akan keluar bersama kalian." "Dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk menyusahkan kalian?" Dan jika kamu diperangi? Pasti kami akan membantu kalian, dan Allah menyaksikan bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar pendusta." Ayat 12 لَىِٕنْ اُخْرِجُوْا لَا يَخْرُجُوْنَ مَعَهُمْۚ وَلَىِٕنْ قُوْتِلُوْا لَا يَنْصُرُوْنَهُمْۚ وَلَىِٕنْ نَّصَرُوْهُمْ لَيُوَلُّنَّ الْاَدْبَارَۙ ثُمَّ لَا يُنْصَرُوْنَ ١٢ "Sesungguhnya jika mereka diusir orang-orang ahli kitab tadi, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka." "Tidak mau diusir juga, dan sesungguhnya jika mereka diperangi niscaya mereka tidak akan menolong." "Sesungguhnya, jika mereka menolong pun, niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang." "Kemudian mereka tidak akan mendapatkan pertolongan." Ayat 13 لَاَنْتُمْ اَشَدُّ رَهْبَةً فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنَ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ ١٣ "Sesungguhnya kamu kalian sekalian orang-orang beriman dalam hati mereka orang kafir dan orang munafik." Lebih ditakuti daripada Allah, dan yang demikian itu karena mereka kaum yang tidak mengerti.

Ayat 14-nya لَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ جَمِيْعًا اِلَّا فِيْ قُرًى مُّحَصَّنَةٍ اَوْ مِنْ وَّرَاۤءِ جُدُرٍۗ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيْدٌ ۗ تَحْسَبُهُمْ جَمِيْعًا وَّقُلُوْبُهُمْ شَتّٰىۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُوْنَۚ ١٤ "Mereka tidak akan memerangi kalian, hai orang-orang beriman, dalam keadaan bersatu padu." "Kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau dibalik tembok. Permusuhan di antara mereka." "Orang-orang Yahudi dan orang munafik itu sangat hebat, jangan kita kira bahwasanya mereka bersatu." "Kalian kira mereka itu bersatu sedangkan hati mereka sebenarnya berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya" "mereka adalah kaum yang tidak mengerti." Ayat 15 كَمَثَلِ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَرِيْبًا ذَاقُوْا وَبَالَ اَمْرِهِمْۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۚ ١٥ "Mereka adalah seperti orang-orang Yahudi yang belum lama sebelum mereka telah merasai akibat buruk dari perbuatan mereka dan bagi mereka azab yang pedih." Kalau antum masih ingat suku Bani Qaynuqa yang pernah ada seorang sahabiat belanja di pasar mereka, kemudian dipermalukan oleh satu tokoh Yahudi, ditaruh dicantolin besi tajam Lalu waktu sahabiat itu berdiri robek bajunya, kemudian lewat seorang sahabat Nabi dilihatnya dipermalukan muslimah ini lalu kemudian dibunuh si Yahudi pemilik toko lalu sahabat ini dibunuh dikeroyok oleh satu pasar.

Sahabiat sempat melapor ke Nabi ﷻ "Ya Rasulullah begini-begini." Maka Nabi ﷻ bentuk pasukan dikepunglah suku Qaynuqa. Nabi minta itu yang bunuh muslim, serahkan kepada kami. Mereka enggak mau dikepung dan diusir dari Madinah. Allah sebutkan keadaan mereka orang-orang Nadhir ini mirip orang-orang Yahudi sebelumnya. Mereka lakukan kesalahan maka diusir juga gitu. Ayat 16-nya
كَمَثَلِ الشَّيْطٰنِ اِذْ قَالَ لِلْاِنْسَانِ اكْفُرْۚ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّنْكَ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ ١٦ Bujukan orang-orang munafik kepada orang kafir itu seperti bujukan setan. Ketika dia berkata kepada manusia "Kafirlah kamu, maka tatkala manusia itu kafir ia berkata "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kalian. Karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Rabb semesta alam." Jadi orang-orang kafir itu sebenarnya termasuk di Indonesia di mana-mana, kalau mereka tahu orang-orang munafik itu sebenarnya hanya menjilat saja, ini Allah bongkar kedoknya kepada kita-kita umat Islam tahu siapa mereka. Nah statusnya muslim, tapi jauh dari agama dan benci dengan Islam. Tidak ada munafik di zaman Nabi ﷻ diberi jabatan. Enggak pernah pimpin perang, enggak pernah diamanahkan kota Madinah, enggak pernah disuruh kumpulin zakat. Enggak pernah apa-apa. Nabi ﷻ enggak pernah libatin mereka, tapi Nabi sampaikan oleh sahabat ini orang orang begini dan begitu cirinya.

Nanti setelah pembebasan kota Mekkah kita lihat bagaimana Allah beberkan dan permalukan orang-orang munafik luar biasa, sampai namanya Nabi sebut. Si Fulan munafik, Si Fulan munafik. Nabi sebut. Seperti itulah. Yang jelas orang-orang kafir tahu ayat-ayat ini mereka pasti tahu, tidak boleh mereka bekerja sama dengan umat Islam yang menjilat mereka, karena pasti ini orang munafik. Orang muslim yang sejati tidak bakal kerja sama sama orang kafir karena masalah-masalah seperti ini. Dikatakan di sini di ayat 17-nya. فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَآ اَنَّهُمَا فِى النَّارِ خٰلِدَيْنِ فِيْهَاۗ وَذٰلِكَ جَزٰۤؤُا الظّٰلِمِيْنَ ࣖ ١٧ "Maka kesudahan keduanya, orang kafir dan orang munafik pasti masuk ke neraka. Mereka kekal di dalamnya." "Demikianlah balasan bagi orang-orang zalim." Ayat 18 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ ١٨ "Hai orang-orang beriman bertakwalah kepada Allah, patuhlah kepada perintah-Nya dan tinggalkanlah larangannya." "Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang dia perbuat untuk hari esoknya." Maksudnya akhiratnya.

"Bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan." Ayat 19 وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللّٰهَ فَاَنْسٰىهُمْ اَنْفُسَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ ١٩ "Jangan kalian menjadi seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, tidak mau mengenal Allah, tidak mau belajar, tidak mau mengetahui halal dan haram-Nya Allah. Dan Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Ayat 20-nya لَا يَسْتَوِيْٓ اَصْحٰبُ النَّارِ وَاَصْحٰبُ الْجَنَّةِۗ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ ٢٠ "Tidak akan pernah sama keadaan penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga." "Ketahuilah penghuni-penghuni surga kata Kuncinya patuh di dunia; beriman pada Allah nikmati halal tinggalkan haram. kerjakan perintah, tinggalkan larangan. "Tidak akan sama antara penghuni neraka dan penghuni surga." "Penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung." Ayat 21-nya لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗوَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ ٢١ "Kalau sekiranya Al-Qur'anmu, maknanya adalah masih banyak orang yang ragu dengannya." "Tidak mau membaca, tidak mau menghapal, tidak mau memahami, tidak mau mengamalkan." "Al-Qur'an yang kami turunkan ini, kalau diturunkan di atas sebuah gunung yang kokoh, pasti kamu akan melihat gunung itu tunduk terbelah." "Terpecah belah disebabkan ketakutannya dengan firman Allah di situ." Karena Allah dan perkataan Allah.

"Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir." Ayat 22 هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِۚ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ ٢٢ "Yang menurunkan Al-Qur'an yang menurunkan syariat, yang telah mengutus Rasulullah Muhammad ﷻ adalah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى" "Tidak ada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, dialah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." Ayat 23 هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ ٢٣ "Dialah Allah yang tidak ada Tuhan selain dia, satu-satunya Raja yang Maha Suci yang Maha Sejahtera." Yang suci artinya tidak ada sama sekali adanya hal-hal negatif. Allah ciptakan baik dan buruk, dan Allah selalu baik. Jujur dan dusta, Allah selalu jujur. Makanya dusta dilarang. Pelit dan dermawan, Allah selalu dermawan. Allah selalu memberi dan penyantun dan pelit dilarang. Makanya Allah tidak mau, Allah ciptakan dan Allah larang begitu. Supaya jadi penguji bagi hamba-hamba-Nya. Itu namanya Maha Suci. Maha Sejahtera artinya tidak pernah habis stoknya. Kalau orang teman-teman sekalian punya gaji kalau mau beli apa-apa tunggu akhir bulan gaji dulu atau pendapatan atau tunggu keuntungan dagang Ini belum sejahtera namanya.

Sejahtera itu apa yang muncul di benaknya langsung dia bisa beli dan tidak pernah habis. Baru kita katakan hidupnya sejahtera. Tapi tentu tidak sama Allah dengan makhluk-Nya. Allah Maha sejahtera, yang mengaruniai keamanan, yang Maha Memelihara dan Maha Perkasa. Bayangkan kalau alam semesta ini tidak dipelihara? Bagaimana kacaunya ini? Bagaimana dengan populasinya kadar airnya, kadar udaranya segala macam, luar biasa. Bagaimana Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى merawatnya begitu. Saya subhanallah tadi siang duduk sama istri Saya di restoran di pinggir laut. Saya sempat bilang "Coba lihat bagaimana kuasa-Nya Allah? Air ini siapa yang mengatur kadarnya, suaranya, kemudian langit dengan awannya, dengan mataharinya, dengan udaranya, ada yang bisa mengaku ini yang menciptakannya? La illaha ilallah, Allah sudah kasih kata kuncinya. Dan kalau kita mengikuti syariat Allah, kita lebih yakin lagi "Oh ternyata betul ini yang benar." Karena kita jadi punya panduan hidup, tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh.

"Dia Maha Perkasa, semua kekuatan makhluk.." Kata para ulama tafsir, kalau dipertemukan, maka semua ini bagian kecil kekuatan Allah Sang Perkasa. Kalau semua manusia digabungkan kekuatannya, bagaimana kuatnya? Bagaimana kalau singa satu kuat, kalau seribu singa? kalau semua singa digabungkan bagaimana kekuatannya? Pohon, semuanya ini alam semesta, api air, udara, punya kekuatan, itu semua kalau digabungkan pun hanya bagian kecil dari ke-Maha Perkasaan-Nya Sang Pencipta. Yang Maha Kuasa, yang memiliki segala ke-Agung-an. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Ayat 24-nya هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ ٢٤ "Dialah Allah yang telah menciptakan, dari tidak ada menjadi ada." Telur yang cair menjadi anak ayam. Bisa berkokok, bisa berkembang biak, sperma sel telur jadi kek kita, manusia. Bisa berteriak, bisa marah, bisa senang. Biji yang dilempar di tanah bisa menjadi pohon yang besar, menciptakan. "Yang mengadakan, yang membentuk rupa, semuanya keindahan ini dibentuk oleh Sang Pencipta Allah." "Yang mempunyai Asmaul Husna, nama-nama yang mulia, bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi." "Dan Dialah yang maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." Dua puluh empat ayat penuh turun karena kejadian suku Nadhir. Dan ini perlu diketahui teman-teman Sababun Nuzul-nya karena luar biasa ayat-ayat ini berbicara tentang kejadian pada saat itu.

Selanjutnya sekarang, kita masuk ke suku-suku lain, suku Arab yang ada di Daumatul Jandal namanya, sebuah lokasi namanya Daumatul Jandal. Suku Jandal ini berada di Daumah maka dari itu dinamakan Daumatul Jandal. Berada di paling Utara Jazirah Arab. Mereka juga berusaha menyerang muslimin setelah Bulan Ramadhan. Tadi kan kejadiannya Bani Nadhir bulan Rabiul Awwal. Dari Rabiul Awwal, Rabiul Tsani, Jumadil Ula, Jumadil Tsani, Rajab, Sya'ban, sampai Ramadhan enam bulan tidak ada peperangan. Di bulan Syawal, tahun empat Hijriah ada suku namanya Jandal berusaha untuk menyerang muslimin. Karena mereka menganggap muslimin juga lemah. Dan bila berhasil mengalahkan muslimin – – maka nama suku mereka akan dikenang karena muslimin kuat dan memiliki Nabi. Namun Nabi ﷻ dan ini strategi perang beliau ﷻ tidak pernah beliau biarkan musuh mau menyerang, tidak. Tidak pernah beliau biarkan musuh menyerang lalu kemudian beliau lawan, kecuali kejadian di Uhud. Karena sudah terlanjut datang dan Khandaq. Nabi ﷻ tidak tahu, tapi kalau Nabi tahu pasti Nabi serang duluan. Ini strategi perang dan selalu berhasil. Di antaranya juga di sini maka Nabi ﷻ pada saat menerima berita dari mata-mata beliau.

Tentang niatan tersebut, maka beliau segera menyerang pada bulan Muharram tahun 5 Hijriah. Bulan Muharram. Jadi tadinya ada berita di bulan Syawal tahun 4 mereka akan menyerang. Ini baru berita belum menyerang. Nabi ﷻ atur strategi dikirim mata-mata ternyata mereka masih persiapkan diri. Jadi bulan Muharram tahun 5 Hijriah, Nabi ﷻ menyerang pasukan dan beliau memimpin sendiri pada saat itu sampai akhirnya, Nabi ﷻ berhasil menaklukkan, mengalahkan suku Jandal ini. Beliau ﷻ juga mengutus Muhammad bin Maslamah رضي الله عنه untuk menangkap, pada saat Nabi ﷻ tiba di sana, ternyata suku Jannah ini sudah banyak yang lari. Muhammad bin Maslamah menangkap salah satunya lalu kemudian dihukum untuk melapor di mana sukunya, tapi dia tidak bisa mengaku karena sukunya sudah hilang semua.

Akhirnya Nabi ﷻ membebaskannya dan pada saat itu beliau pun tinggal di pemukiman mereka, pemukiman suku Jannah dari bulan Muharram sampai Rabiul Awwal. Jadi tiga bulan Nabi bermukim di situ. Berkemah menunggu kalau sukunya kembali. Untuk menunjukkan kepada suku-suku Arab yang lain kalau muslimin tidak main-main dalam masalah hukum orang-orang yang berusaha menyerang Madinah. Selanjutnya suku Mustaliq dan ini punya kisah tersendiri yang perlu kita bahas begitu. Suku Mustaliq setelah Nabi ﷻ pulang dari Daumatul Jandal, beliau ﷻ mendapat berita lagi ada rencana suku Arab yang lain namanya Mustaliq ia dipimpin oleh Al-Harits bin Abu Dhirar. Dan ini kita lihat teman-teman upaya suku-suku Arab ini semuanya terjadi justru karena efek dari perbuatan 43 orang sahabat yang turun dari gunung pemanah di Uhud. Makanya kata para ulama ada sebuah kaidah penting dalam masalah kehidupan. Apapun yang telah memulai sebuah kesalahan, maka dia harus tahu akan ada efek dari kesalahan itu. Enggak ada kesalahan yang tidak punya efek teman-teman. Makanya usahakan tidak salah. Karena kesalahan itu ada efek, walaupun kita sudah minta maaf. Misal antum siram air ke badan orang.

Kita minta maaf. Efeknya ada. Bajunya basah dan dia bisa mengenang itu seumur hidupnya. Masalahnya di situ. Makanya kasus sahabat yang turun dari bukit pemanah, empat puluh tiga orang yang kita ceritakan panjang lebar tadi pagi, itu teman-teman sekalian, mungkin pada saat mereka pulang ke Madinah kita juga sudah jelaskan, Allah turunkan Al-Qur'an memaafkan mereka. Tapi permasalahannya efek dari perbuatan mereka ini panjang. Ternyata banyak suku-suku yang mau menyerang Madinah. Efeknya itu dan akhirnya muslimin tersibukkan untuk menghadapi musuh-musuh ini. Yang tadinya sebenarnya tidak perlu. Di awal peperangan mereka sudah menang. Dan kita sudah jelaskan juga tadi pagi bagaimana ayat Al-Qur'an menceritakan kepada kita dengan sangat jelas kalau seandainya mereka bersabar sebentar saja, tidak usah turun pemanah, sudah menang. Sudah selesai karena Quraisy sudah lari.

Pemimpin suku Mustaliq ini bernama Al-Harits bin Abu Dhirar. Al-Harits bin Abu Dhirar. Nabi ﷻ mengirim ke sana, mengutus Buraydah ibn Al-Husaib. Buraydah رضي الله عنه itu sahabat Nabi ﷻ. Buraydah Ibn Al-HusaibMa' Al-Aslami. Dia memata-matai mereka dan akhirnya Nabi ﷻ membentuk pasukan yang dipimpin langsung oleh beliau. Dan ini dikatakan Gazwah Bani Mustaliq. Karena pernah Saya jelaskan teman-teman juga di beberapa peperangan Nabi ﷻ sebelumnya, kalau peperangan yang Nabi pimpin langsung namanya Gazwah. Seperti Gazwah Badr, Gazwah Uhud, Gazwah Bani Mustaliq. Kalau yang Nabi tidak pimpin, kalau pasukan besar ratusan jumlahnya, ribuan, maka akan dinamakan Ma'rakah. Kalau kecil namanya Sariyyah. Nah ini nama-nama di dalam buku-buku sejarah Nabi ﷻ. Akhirnya Buraydah membawa berita bahwasanya Bani Mustaliq sudah siap-siap mau menyerang Lalu Nabi ﷻ membentuk pasukan dan beliau pimpin sendiri.

Nabi ﷻ memberi panji Muhajirin kepada Abu Bakar رضي الله عنه Dan ini sekaligus juga membantah sebagian orang mengatakan Abu Bakar Itu tidak diamanahkan oleh Nabi. Padahal Abu Bakar berapa kali dikirim oleh Nabi ﷻ untuk perang. Memimpin peperangan termasuk di Bani Mustaliq dia yang pegang panjinya, yang pegang bendera dan kita sudah tahu di Perang Uhud kita jelaskan yang pegang Bendera berarti sangat terancam, karena kalau bendera jatuh berarti pasukan kalah.

Harus orang yang paling dianggap dipercaya, kuat, punya keterampilan perang dan seterusnya. Punya jiwa yang besar. Dan panji orang-orang Anshar diberikan kepada Sa'ad bin Ubadah رضي الله عنه Sempat terjadi saling panah pada saat itu, tapi Bani Mustaliq kaget karena diserang tiba-tiba oleh Nabi ﷻ. Akhirnya mereka kalah. Mereka menyerah dan seluruh Bani Mustaliq jadi tawanan. Kita fokus ke satu orang tawanan yang Mulia tawanan ini. Seorang wanita namanya Juwairiyah. Juwairiyah binti Al-Harits. Tadi ini pimpinan suku Mustaliq namanya Al-Harits kan? Ini anaknya. Jadi anak Raja begitu. Dia tertawan dan waktu dibawa ke arah Nabi ﷻ, Nabi ﷻ mengatakan Pada saat itu sebenarnya ada dua riwayat ya. Riwayat yang pertama itu menjelaskan kepada kita kalau Juwairiyah ingin menebus dirinya. waktu dia jadi tawanan, dia ingin menebus dirinya. Tapi semua hartanya jadi Ghonimah. Enggak bisa lagi dia pakai. Maka dia minta kepada muslimin untuk diantar ke Nabi ﷻ dan dia mau izin agar Nabi ﷻ menghutangkan dia supaya dia bisa bebas. Jangan jadi tawanan atau budak. Maka waktu dia datang ke kemah Nabi ﷻ, waktu itu Nabi sedang membawa istrinya Aisyah رضي الله عنه Waktu dibuka kemah Aisyah mengatakan. "Waktu Saya melihat Juwairiyah, Saya sudah tahu ." Ini nanti kemungkinan bisa jadi Istri Nabi ﷻ.

Maka dia mengatakan "Di mana Rasulullah?" Kata Aisyah "Kenapa?" Dia bilang "Saya ingin menebus diri Saya." Kata Aisyah "Silahkan masuk." Masuklah dalam kemah setelah izin dengan Nabi ﷻ, lalu Nabi ﷻ waktu melihat Juwayriah mengatakan "Siapa kau?" Dia bilang "Saya Juwayriah binti Harits, anaknya raja Mustaliq ini, suku Mustaliq." Kata Nabi ﷻ "Bagaimana kalau Saya tawarkan kepada kamu masuk Islam dan dengan itu Saya akan bebaskan kamu dari tawanan." "Dan kau pun akan Saya nikahi." Maka kata Juwayriah "Tentu saja. Saya menerima tawaran itu." Maka beliau pun syahadat di hadapan Nabi ﷻ dan di hadapan Aisyah رضي الله عنها . Setelah masuk Islam, maka tersebarlah berita Nabi ﷻ mengundang sahabat hadir di pernikahan beliau di kemah. Maka semua sahabat datang pada saat itu. Mereka dihidangkan kurma, mereka dihidangkan segala macam dalam pernikahan tersebut dan Aisyah رضي الله عنها ada di situ. Nanti akan kita titikberatkan di sini teman-teman karena banyak orang Subhanallah yang sayang sekali bahkan banyak di kalangan para da'i, mereka tidak sadar mereka sedang merusak citranya Aisyah رضي الله عنها mereka mengatakan Aisyah itu pencemburu.

Baik. Aisyah memang cemburu tapi ingat teman-teman sekalian hukum syar'i yang kita ambil sebagai hukum bukan kasus kejadiannya tapi kasus penentuan hukum dari Nabi. Itu yang perlu kita garisbawahi. Waktu Aisyah cemburu kepada Khadijah, yang dia bilang "Ya Rasulullah.." "Kenapa Anda masih tetap mengingat-ingat perempuan yang sudah keriput, yang sudah tua, yang sudah masuk ke dalam tanah? Sementara Allah sudah ganti kepada Anda orang yang lebih baik?" Maksudnya dia. Aisyah sama dari Quraisy tapi lebih muda dan masih hidup. Ini kan perkataan Aisyah karena cemburu ya? Apa kata Nabi ﷻ? "Wahai Aisyah, kau telah mengucapkan kalimat yang kalau dimasukkan ke dalam air lautan, rusak satu air lautan.

Karena saking besarnya dosamu." Maka Aisyah pun meminta maaf dan beristighfar kepada Allah. Permasalahannya di sini adalah hukum syar'inya waktu Nabi menegur Aisyah itu hukum syar'i, teman-teman. Bukan cemburunya Aisyah ini. Bisa ditangkap ya? Kita boleh menyebutkan sebagai kisah tapi jangan Aisyah ini yang disorotin رضي الله عنها . Ini berarti memojokkan Istri Nabi ﷻ Jadi perilaku beliau bukan sebagai sebuah hukum tapi hukum adalah yang diterapkan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّم Dan ini sudah Saya jelaskan di beberapa pertemuan tentang manajemen rumah tangga Islami di YouTube Tentang beberapa riwayat yang berhubungan dengan masalah cemburunya Aisyah رضي الله عنها Dan kita lihat dalam riwayat ini, sahih, riwayat Bukhari Aisyah itu tidak cemburu, teman-teman sekalian. Bahkan di depan matanya Aisyah رضي الله عنها Nabi ﷻ menikahi Juhairiyah, bahkan di depan matanya. Dan Aisyah mengucapkan dalam riwayat Bukhari setelah Nabi ﷻ menikahi Juhairiyah, di kemah diundang para sahabat, maka seluruh sahabat berkata "Ya Rasulullah sebagai penghormatan terhadap pernikahan Anda ini." "Kami bebaskan tawanan-tawanan kami." Maka satu suku semua dibebaskan.

Aisyah yang meriwayatkan رضي الله عنه riwayat Bukhari, mengatakan "Tidak ada wanita yang lebih mulia dan juga berjasa kepada kaumnya dibandingkan Juhairiyah bin Al-Harits, karena dengan menikahnya dia dengan Nabi ﷻ maka sukunya semuanya bebas dari tawanan. Perhatikan riwayat ini teman-teman, bobotnya tinggi sekali, seorang Istri Nabi ﷻ yang selama ini cuman selalu dikenang cemburunya ternyata di sini beliau meriwayatkan tentang pernikahan Nabi ﷻ. Bahkan kita temukan riwayat-riwayat yang menyebutkan tentang masalah mahar Nabi ﷻ dalam pernikahan itu diriwayatkan oleh Aisyah رضي الله عنه Jadi di sini harus diperbaikin, harus betul-betul pada tempatnya. Sekali lagi boleh kita sebutkan kisahnya tapi jangan jadi tolak ukur hukum itu, cemburunya, tapi hukum yang diterapkan oleh baginda Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّم. Dan pada saat itu, Aisyah pun رضي الله عنه dalam buku-buku sejarah disebutkan, jalan menuju ke Madinah, untanya bersebelahan dengan untanya Juhairiyah. Dan Aisyah menceritakan tentang hal-hal yang disukai dan tidak disukai oleh Nabi ﷻ Sebagai istri sama-sama dia sampaikan.

Begini yang Rasulullah suka, yang beliau tidak suka begini. Lihat bagaimana Aisyah رضي الله عنه di sini bukan masalah cemburunya, malah Aisyah di sini mengingatkan madunya "Begini loh suami kita." Ini sebuah pelajaran yang penting sekali. Jadi jangan selalu teman-teman hal-hal yang buruk saja yang dikenang dan akhirnya salah dalam penyampaian. Ada kejadian penting, namanya kejadian kisah Ifk. Fitnah. Perzinahan Aisyah pada saat pulang dari Bani Mustaliq ini. Waktu pasukan lagi istirahat teman-teman sekalian, turunlah Aisyah dari gerandanya. Jadi biasanya tradisi pasukan muslimin, istri-istri Nabi kalau dibawa, kadang-kadang Nabi bawa dua orang, kadang-kadang Nabi bawa satu, tapi yang jelas setiap perjalanan Nabi ﷻ selalu bawa Istrinya. Siapa yang Nabi ajak, maka itu yang diajak pergi begitu. Pernah Nabi ﷻ ajak Aisyah dengan Hafsah berdua sampai Aisyah mengatakan رضي الله عنه "Saya baru mengetahui ternyata khitmah Saya, pelayanan Saya terhadap Nabi kurang setelah Saya lihat bagaimana Hafsah melayani Nabi ﷻ Seperti itulah. Yang jelas setiap unta yang dipakai oleh setiap istri Nabi yang ada, itu ditaruh di geranda dan geranda ini bisa ditaruh di atas unta atau dipikul oleh empat orang sahabat. Kebetulan waktu perang Bani Mustaliq, itu dipikul oleh sahabat. Gerandanya dipikul oleh sahabat. Kemudian, Aisyah karena badannya agak kecil, dikatakan dalam riwayat.

Maka beliau رضي الله عنه turun dan mengatakan dalam hadis Bukhari "Pada saat pasukan lagi istirahat, aku punya hajat, pergi ke padang pasir menunaikan hajatku." Mungkin buang air kecil dan seterusnya. Yang jelas Saya pergi ke sana. Kemudian, Saya pada saat pergi Saya kembali ke pasukan ternyata kalung Saya jatuh. Saya pun kembali ke lokasi yang awal. Begitu Saya kembali yang kedua kali ternyata pasukan sudah tidak ada. Jadi Nabi ﷻ suruh pasukan jalan bergerak. Sahabat-sahabat yang memikul geranda Aisyah kira Aisyah ada di dalam. karena ringan. Enggak tahu kalau ini sudah pergi, lagi pergi begitu. Apalagi tadi waktu sudah pergi, balik lagi sudah kelihatan, pergi yang kedua sahabat tidak perhatikan. Ringkas cerita pergilah pasukan ini. Kata Aisyah aku pun tidak menemukan pasukan dan pada saat aku sedang duduk di atas sebuah batu di atas cadar, Aisyah menunggu pasukan ada enggak yang datang. Ada satu orang sahabat Nabi yang mulia namanya Safwan رضي الله عنه. Safwan ini sahabat yang dikenal sekali kesalehannya Dengan kebaikan akhlaknya, dan amanahnya, sampai Nabi ﷻ letakkan Safwan di ujung pasukan.

Setiap pasukan jalan, selalu Safwan paling belakang. Tunggu pasukan sudah hilang, sudah enggak kelihatan, baru dia jalan lagi. Nanti kalau ada pedang jatuh dia yang pungut, nanti ada perisai dia yang pungut, ada kendi dia yang ambil, tugasnya itu. Karena diamanahkan begitu. Safwan lihat di lokasi istirahatnya pasukan tadi ada perempuan, dan kata Aisyah رضي الله عنه dalam hadis ini Safwan mengenal wajahku sebelum ayat hijab. Tahu kalau ini adalah Aisyah. "Maka aku pun menutup hijabku." Aisyah waktu ada Sofwan menutup hijabnya dan Safwan pun tidak melihatnya. Tapi dia mengenalku sebelum aku pakai hijab. Dia tahu. Maka Sofwan hanya mengucapkan kalimat istirja' انَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ "Pada saat itu pun, Safwan mendekatkan untanya kepadaku dan memberiku kesempatan untuk naik." Dan ia pun pergi menjauh dariku.

Jadi unta didudukkan, diikat talinya. Biasanya unta kalau sudah duduk itu diikat talinya Dia tenang. Kemudian dibiarkan Aisyah رضي الله عنه naik ke unta sementara Safwan pergi jauh supaya tidak melihat aurat. Jadi menandakan akhlak yang mulia dari sahabat yang mulia ini. Setelah diberikan kesempatan naik, Aisyah sudah di atas unta barulah Safwan datang tanpa melihat sama sekali menarik kembali tali unta kemudian jalan. Pada saat itu kata Aisyah, sepanjang jalan tidak pernah ada terucap satu kalimat pun dariku atau dari Safwan. Enggak pernah Safwan bilang "Kenapa kau terlambat, kenapa kau enggak pergi." Ditanya enggak ada sama sekali kalimat. Juga Aisyah sendiri tidak pernah tanya, enggak pernah bilang terima kasih, enggak pernah ngomong apa-apa ini. Di atas unta istri Nabi ﷻ. Safwan tarik untanya dari bawah jalan. Pada saat, teman-teman sekalian, lagi berjalan, seperti itu ternyata saat kami tiba di pasukan sudah mau tiba, pasukan rupanya sebelum tiba di Madinah mereka istirahat lagi. Pada saat itu teman-teman sekalian, lagi siang bolong. Pasukan istirahat, Aisyah datang dengan Safwan. Waktu melihat kejadian tersebut, kebetulan di dalam pasukan ada ikut Abdullah bin Abi Salul, pimpinan munafik, dia lihat Aisyah sama Safwan dan kesempatan sebarin fitnah.

Maka dia mengatakan "Mana bisa seorang wanita dengan seorang pria bersama-sama lalu tidak terjadi apa-apa?" Tapi dia tidak kasih mubham tidak terlalu jelas. Dia enggak bilang zina, dia tahu kalau dia bilang zina itu tuduhan. Dia akan dihukum. Maka ini tersebar seperti virus di pasukan muslimin. Ini gosip ini luar biasa, kalau Aisyah berzina sama Safwan, tersebar berita begitu. Aisyah mengatakan رضي الله عنه "Saya pada saat tiba di pasukan tidak berpikir apa-apa, karena memang tidak buat apa-apa." Unta turun didudukkan, lalu Saya masuk ke dalam kemah bersama Nabi ﷻ. Ini sudah tersebar berita nih. Maka pada saat itu teman-teman sekalian, pasukan pas sudah mau masuk ke Madinah Tersebarlah berita kalau begini dan begitu. Ini Abdullah bin Abi Salul yang Saya bilang dalam riwayat namanya juga Ubaydillah. Terdapat khilaf di antara ahli sejarah tentang namanya. Dia punya anak laki-laki namanya Abdullah juga. Jadi kalau Saya bahasakan kalau kita pakai riwayat Abdullah sama Abdullah Si Ayah Abdullah munafik, si anak Abdullah mukmin. Jadi ada dua Abdullah; Ayahnya munafik dan anaknya mukmin. Si Abdullah mukmin ini, datang kepada..

Jadi Nabi ﷻ waktu dengar isu ini, beliau menyuruh pasukan jalan tidak berhenti. Selama tiga hari tiga malam teman-teman sekalian, pasukan jalan terus. Gosip tentang Aisyah berzina ini sudah tersebar. Nabi ﷻ tidak nanya kepada Aisyah dan pasukan disuruh jalan.Tiga hari tiga malam. Mereka salat pun berhenti terus langsung jalan. Makan di atas unta, tidak ada istirahat. Kalau sudah malam sekali, baru Nabi ﷻ suruh istirahat.

Habis salat subuh jalan lagi. Selama tiga hari begitu, Tujuannya supaya isu ini tidak bikin masalah. Kalau istirahat sebentar, duduk ngobrol-ngobrol makin nyebar nih. Rupanya begitu sudah dekat pintu Madinah, Nabi ﷻ pada saat itu teman-teman sekalian Sempat didatangi oleh seorang sahabat. Kalau enggak salah Zubair bin Awwam. Dia mengatakan "Ya Rasulullah, kenapa Anda begitu cepat jalan? Kenapa Anda tidak istirahat?" Kata Nabi ﷻ "Belum sampai kepadamu apa yang disampaikan Abdullah bin Abi Salul?" Dia bilang "Kenapa ya Rasulullah?" "Dia mengatakan begini dan begitu tentang keluargaku." Pintu gerbang Madinah sudah dekat. Maka Zubair balik ke belakang. Rupanya Zubair sampaikan salah satu yang mendengar berita ini adalah Abdullah, anaknya si munafik, Abdullah Ayah munafik, Abdullah si anak mukmin. Abdullah mukmin dengar lalu dia datang ke Nabi ﷻ "Ya Rasulullah." "Sudah sampai ke telinga Saya apa yang Ayah Saya lakukan." Kata si Abdullah mukmin. "Kalau Anda mau membunuh Ayah Saya, jangan suruh orang lain, tapi biar Saya yang bunuh ya Rasulullah." Ada alasannya dia bilang "Karena..

Kalau Anda suruh orang lain yang membunuhnya dan Saya nanti menemui saudara Saya muslim yang bunuh Ayah Saya." "Saya bisa marah dan Saya bisa bunuh juga dia. Jadi lebih baik Saya yang bunuh ya Rasulullah. Tugaskan Saya." Kata Nabi ﷻ "Tidak usah biarkan saja Ayahmu." Enggak ada perintah untuk membunuh, jadi enggak usah. Rupanya Abdullah ini penasaran. Apa yang dia buat teman-teman? Dia hunuskan pedangnya, dan dia berdiri Kan Nabi ﷻ di depan pasukan Ayahnya ada di belakang pasukan. Maka Abdullah berdiri di pinggir pasukan. Jadi pasukan lagi jalan dia berdiri di samping sambil pegang pedangnya dia hunuskan. Dan biasanya orang kalau seperti ini nunggu musuh Orang-orang semua lihat kenapa Abdullah ini ada apa? Orang enggak mengerti soalnya tapi orang semua lewat engga ada yang ditanya sama Abdullah sampai Ayahnya tiba.

Begitu Ayahnya tiba lalu kemudian dia letakkan pedang di leher Ayahnya dan dia mengatakan. Rupanya waktu itu si munafik ini, Abdullah munafik menyebarkan berita, menyebarkan berita. Kalau ada masalah ini sebenarnya di sini. Ada masalah. Sebelumnya Saya ulas dulu. Tadi ada yang Saya lupa teman-teman sekalian. Jadi di tengah jalan waktu pasukan lagi istirahat juga. Sebelum kasus Aisyah datang dengan Sofwan, ada yang Saya lupa di sini Rupanya ada dua orang satu budaknya Umar bin Khattab satu lagi budaknya orang Anshar lagi ambil air di kali. Sekali lagi, ini terjadi sebelum Aisyah sama Safwan tiba di pasukan. Kita ulas kembali. Pada saat itu teman-teman, rupanya dua orang budak ini bertengkar rupanya ambil air entah terjadi apa, berantem di antara mereka. Waktu berantem ini.. Mereka saling lempar air. Rupanya budak yang dari Umar bin Khattab ini dari Mekkah orang Muhajirin, dia hunuskan pedangnya Dia mengatakan "Hai orang Muhajirin, bantulah Saya." Orang Anshar dengar itu hunuskan pedangnya. "Hai orang Anshar bantulah Saya." Terkumpul di belakangnya budaknya Umar dari Mekkah ini, orang-orang Muhajirin terkumpul orang Anshar dan ini orang baru pulang dari perang. Apa saja bisa memicu peperangan begitu kan? Dua orang kubu ini sudah mau perang ada orang yang melapor kepada Rasulullah.

"Ya Rasulullah, begini kejadiannya." Maka Nabi ﷻ datang, Nabi mengatakan apakah masih ada dakwah Jahiliyah di antara kalian? fanatisme rasis begini sementara Saya berada di tengah-tengah kalian? Kok masih ada yang mengatakan begini dan begitu? Dan ini mau perang ini, tinggalkan karena ini akan membinasakan kalian, berhenti bubar semua. Abdullah bin Abi Salul kepala munafikin, dia kan termasuk tokohnya suku Khazraj. Ada suku Arab, Madinah, dari suku Khazraj, dia salah satu tokohnya. Waktu dia dengar, dia bilang "Apakah Muhajirin sudah kerjakan itu buat kami?" "Pasti nanti, kalianlah yang telah membuat ini sampai mereka bisa masuk ke dalam pasukan kita." "Masuk di kota Madinah kalian yang terima mereka." Mustinya enggak usah diterima itu Muhajirin masuk ke Madinah, enggak usah enggak perlu kita bertemu sama mereka." Seperti itulah kurang lebih bahasanya. Maka pada saat itu teman-teman sekalian, tersebar isyu, kalau mereka tiba di Madinah kata Abdullah munafik ini "Kalau mereka tiba di Madinah kita akan usir. Bukan cuman orang-orang Mekkah, termasuk Nabi Muhammad ﷻ akan kita usir." Seperti itu.

Nanti akan kita bacakan dalam surat Al-Munafikun turun ayat menjelaskan masalah itu. Yang jelas teman-teman sekalian, rupanya waktu kejadian ini, Abdullah si munafik, merasa terpukul karena tidak jadi peperangan dan dipisah. Waktu dia lihat Aisyah datang dengan Safwan maka dia sebarin berita itu. Karena tadi gosip yang pertama enggak berhasil, perang enggak jadi sekarang dia mau buat yang kedua ini. Kita langsung pindah ke kisah yang tadi, maka Abdullah si anak meletakkan pedang di leher Ayahnya lalu mengatakan Lalu Ayahnya mengatakan "Ada apa wahai Abdullah, apa kau sudah mulai durhaka dengan orang tuamu?" Kata Abdullah (mukmin) anaknya "Demi Allah kau tidak akan pernah lewat, Hai Ayahku, sampai diizinkan oleh Rasulullah ﷻ." "Rasulullah izin, maka Saya akan lewatkan, kalau tidak Saya akan bunuh kamu." Kata Ayahnya "Kau durhaka." Dia mau coba bergerak, betul-betul si Abdullah ini terkenal mahir dalam memainkan pedang. Dia coba meletakkan pedang serius dan ini kalau ditarik bisa terluka leher Ayahnya ini. Dilihat anaknya serius dia mengatakan "Baiklah." Dia tidak bergerak. Dilaporlah kepada Nabi ﷻ "Ini beritanya begini-begini." Nabi ﷻ bilang "Sampaikan kepada Abdullah si anak." "Izinkan Ayahnya untuk masuk Madinah." Ringkas cerita sudah selesai teman-teman sekalian, masuklah ke Madinah kata Aisyah رضي الله عنه "Saya melihat beberapa hari." "Perilaku Nabi ﷻ berubah enggak seperti biasanya.

Biasanya Nabi ﷻ itu suka bercanda kalau Saya sakit ditanya, ini enggak." "Nabi bicara seperlunya saja." Kata Aisyah "Lalu kemudian Saya pun berkata kepada Nabi ﷻ 'Ya Rasulullah' 'kalau Anda tidak punya hajat dengan Saya, izinkan Saya ke rumah orang tua Saya'." Ini termasuk adab dalam rumah tangga, teman-teman sekalian Bagaimana Aisyah رضي الله عنه pada saat suaminya berubah sikap tidak langsung spontan marah-marah segala macam atau menuduh suaminya segala macam, tapi tidak. Aisyah dengan tenang perhatikan tapi dia lihat ada perilaku yang berubah dia mengatakan "Ya Rasulullah, kalau Anda tidak punya hajat dengan Saya izinkan Saya pulang ke rumah orang tua Saya." "Hanya pada sampai punya hajat, baru Saya datang." Nabi ﷻ mengatakan "Baiklah." Diantarlah ke rumah Abu Bakar. Pada saat itu teman-teman sekalian waktu diantar pulang ke rumah, Aisyah mengatakan "Selama dua minggu atau tiga minggu dari kejadian, Saya tidak tahu apa-apa, berita apa-apa." Di Madinah sudah hangat nih. Informasinya. Dan pada saat itu teman-teman sekalian, wahyu terputus dari langit, enggak ada informasi yang sampai. Enggak ada turun informasi. Gimana ini sekarang? Siapa yang melakukan, siapa yang begini? Siapa yang salah? Biasanya wahyu langsung turun.

Ada kasus langsung wahyu turun ingatkan begitu. Maka Nabi ﷻ pada saat itu Aisyah juga lagi tidak ada di rumah. Lagi di rumah Ayahnya. Beliau terus mengumpulkan informasi, beliau nunggu wahyu dari langit, berdoa sama Allah ikhtiar, tapi belum ada berita. Akhirnya Nabi ﷻ setelah sebulan dari kejadian itu, sebulan penuh enggak ada wahyu. Maka Nabi ﷻ naik di atas mimbar lalu beliau berkata kepada para sahabatnya setelah tahmid dan selawat "Kenapa ya ada yang menyakiti aku dan keluargaku dengan berita bohong dan juga menuduh salah satu sahabatku (Safwan)?" Nabi tidak sebut Aisyah, tidak sebut Safwan. Nabi cuman mengatakan "Kenapa ada orang menyakitiku di keluargaku." Maksudnya nuduh sembarangan. "Sementara aku tidak tahu dari keluargaku kecuali kebaikan orang-orang saleh semua ini." "Dan ada yang menyakitiku di salah satu sahabatku yang aku tidak tahu kecuali kebaikan darinya dan dia tidak pernah masuk ke rumahku." "Kecuali bersamaku saja." Berdirilah satu orang dari suku Aus, Saya sudah bilang Anshar di Madinah, dan Aus dan Khazraj, suku Aus berdiri mengatakan "Wahai Rasulullah, kami tahu siapa yang Anda maksudkan." "Abdullah bin Abi Salul dari suku Khazraj.

Kami tahu yang Anda maksud, yang memfitnah keluarga Anda ini." "Perintahkan, maka kami akan tebas lehernya. Udah selesai, ni orang menyebar fitnah kita habisin saja." Kebetulan Abdullah bin Abi Salul, pemimpin munafik dari suku Khazraj, suku yang satunya. Dan Aus dan Khazraj dulu sebelum Islam, sering berperang. Maka berdiri Sa'ad bin Ubaddah Kebetulan Sa'ad bin Ubaddah dari suku Khazraj. Lalu dia berdiri dia mengatakan dia tunjuk sahabat dari orang Aus tadi "Demi Allah kau tidak katakan itu kecuali karena kau tahu dia dari suku kami." "Kita sama-sama tahu siapa yang buat salah ini, tapi kau ucapkan itu mau tebas lehernya karena kau tahu dia dari suku kami. Kalau dari sukumu kau pasti akan diam." Ini sahabat mulai ribut nih.

Berdiri lagi dari Aus pemimpinnya namanya Usaid bin Hudhair. Sahabat Nabi yang mulia yang kalau baca Al-Qur'an sampai malaikat datang mendengarkan bacaanya. Dia berdiri mengatakan "Demi Allah kau munafik." ditunjuk Sa'ad bin Ubaddah. Ini dua-duanya sahabat yang mulia ini. "Kau yang munafik karena kau membela dia." Membela si Ubaidillah ini. Maka hampir terjadi peperangan. Bersitegang di masjid. Nabi ﷻ melihat tidak ada solusinya. Maka beliau pun turun dari mimbar mengatakan "Bubar enggak ada masalah, kita enggak bahas lagi bubarlah." Akhirnya Nabi ﷻ mengambil sebuah keputusan mutlak, beliau akhirnya mendatangi rumah Abu Bakar setelah sebulan. kejadian ini. Nah sebelum Nabi ﷻ datang ke rumah, kurang lebih tiga sampai empat hari sebelumnya Aisyah mengatakan رضي الله عنه "Saya pernah punya hajat keluar rumah." Zaman dulu orang tidak ada maaf WC di rumah, tidak ada kamar mandi, mereka pergi ke padang pasir.

Waktu Saya keluar mau buang hajat, ada WC umum buat perempuan, ada buat laki-laki. Saya mau ke tempat umum Ternyata Ibunya Muslih bin Abi Muslih, sepupunya Abu Bakar yang tadi kita ceritakan diputuskan nafkahnya itu. Itu lewat dan dia tahu kalau anaknya ini, Muslih bin Abi Muslih menyebarkan isu, yang menyebarkan berita yang tentang fitnahnya Aisyah. Ibunya Muslih gemetar lewat di sebelahnya Aisyah, Aisyah sambil santai jalan, kemudian tiba-tiba pada saat dia keinjak kain bajunya Ibunya Muslih, pas dia mau jatuh dia mengatakan "Habislah hidupnya Muslih." Seperti itulah bahasanya. Kata Aisyah "Kenapa Anda mendoakan anak Anda buruk?" Kata Ibunya Muslih "Apa Anda tidak tahu hai Aisyah apa yang Muslih sudah katakan tentang Anda?" Kata Aisyah "Tidak, Saya tidak tahu sama sekali." "Saya enggak mengerti apa-apa." Akhirnya Ibunya Muslih ceritakan telah tersebar berita waktu kau di unta sama Safwan "kau datang di pasukan katanya kau berzina dan seterusnya." Panjang lebar diceritain, nih.

Kata Aisyah "Pada saat itu hajat Saya hilang." "Udah enggak ada lagi keinginan buat ke WC mau ke mana, pokoknya udah enggak ada." Karena selama ini enggak tahu beritanya. Dia bilang "Saya pun pulang ke rumah, yang Saya kerjakan cuman menangis." "Selama beberapa hari menangis, terus udah enggak bisa ngomong apa-apa. Rasanya tulang-tulang Saya lemah, Saya terasa difitnah besar ini." Maka sampai datanglah Nabi ﷻ ke rumah Aisyah setelah mengumpulkan tadi sahabat di masjid. Lalu setelah ketemu Abu Bakar, ketemu dengan mertua istrinya Abu Bakar, mertua beliau ﷻ beliau datang kepada Aisyah. Sambil mengatakan kalimat santun "Wahai Aisyah kalau seandainya benar kau melakukannya, ya sampai kau betul-betul melakukan perbuatan yang haram itu, bertaubatlah kepada Allah karena Allah Maha Pengampun." Karena Nabi ﷻ tidak punya informasi.

"Tapi kalau kau tidak lakukan, maka pastikan kau akan diselamatkan oleh Allah dari langit." Aisyah bilang "Tiba-tiba waktu Saya dengar Rasulullah ﷻ bilang itu, kekuatan Saya muncul tiba-tiba Saya duduk." "Mengatakan 'Ya Rasulullah, Anda pun terpengaruh dengan gosip itu? Berita itu juga membuat Anda terpengaruh?' Nabi ﷻ diam, karena tidak ada wahyu. Nabi juga kan bukan menuduh tapi Nabi bilang 'Kalau kau salah taubat kalau tidak yakinlah kalau Allah akan tolong." Bijaksana sekali. Maka Aisyah mengatakan "Saya akan menghadap ke Ayah Saya lalu berkata "Hai Ayahku. Jawab Rasulullah ﷻ jangan diam. Beritahukan." Kata Abu Bakar apa? "Saya tidak tahu Saya harus jawab apa anakku?" "Mau bilang apa Saya enggak tahu? Kalau Rasulullah saja tidak tahu apa lagi Saya?" Aisyah bayangkan kalau di posisi kita di situ, bagaimana itu suaminya Rasulullah sendiri yang biasa dapat wahyu dari langit belum dapat wahyu. Orang satu Madinah sudah fitnahin dia. Abu Bakar pun tidak bisa bela. Tinggal Ibunya Aisyah. "Wahai Ibuku, jawab Rasulullah ﷻ." Kata Ibunya "Saya juga tidak tahu harus jawab apa? Saya tidak tahu harus jawab apa Rasulullah ﷻ?" Aisyah pada saat itu betul-betul "Saya merasa tidak ada penolong Saya lagi dan Saya merasa seluruh tulang-tulang Saya kemudian mulai melemah kembali." Lalu dia bilang "Demi Allah wahai Rasulullah, aku tidak akan taubat karena aku tidak melakukannya.

Dan aku hanya akan mengucapkan Saking bingungnya Aisyah sampai dia lupa namanya Nabi Yakub عَلَيْهِ السَّلَامُ Kan Nabi Yakub عَلَيْهِ السَّلَامُ waktu Yusuf عَلَيْهِ السَّلَامُ hilang dia mengatakan dalam ayat "قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ" (Quran Surah Yusuf (12): 86) "Saya keluhkan kesedihan Saya dan masalah Saya kepada Allah." Aisyah mengatakan "Saya akan mengikuti.." Dia lupa namanya Nabi Yakub, beberapa kali dia ulangi sampai dia bilang hamba Allah yang saleh bahwasanya Saya akan keluhkan permasalahan Saya kepada Allah. Tiba-tiba pada saat itu teman-teman sekalian terjadi keajaiban yang luar biasa. Rasulullah ﷻ berdiri pergi ke sudut rumah Abu Bakar lalu kemudian duduk, dan ini tanda-tanda beliau menerima wahyu, setelah sebulan tidak ada wahyu sama sekali.

Nabi ﷻ duduk, Abu Bakar tahu wahyu sedang datang, maka Abu Bakar mengambil selimut menutupi badan Nabi ﷻ. Sampai selesai, maka Nabi ﷻ mengatakan, berdiri "Terimalah berita gembira wahai Aisyah, Allah telah menurunkan pembebasanmu dari langit." Turun ayat menjelaskan kalau kau tidak zina. Maka Abu Bakar dengan gembira, Abu Bakar pada waktu itu bimbang kan? Bingung, waktu Nabi ﷻ masuk pertama kali di rumah dia takut, jangan sampai anaknya betul-betul waktu turun wahyu Abu Bakar bilang "Saya takut jangan sampai ayat betul-betul membenarkan itu terjadi." Jadi bimbang sebagai seorang Ayah terjadi atau enggak nih? Maka waktu Nabi sampaikan "Kau bebas Hai Aisyah." Kata Abu Bakar "Alhamdulillah.

Wahai Aisyah berterima kasih kepada Nabi ﷻ Kata Aisyah Saya tidak mau berterima kasih kepada Nabi. Saya akan terima kasih kepada Allah yang telah membebaskan Saya." Karena dia merasa Nabi tidak dukung dia. Maka pada saat itu turunlah surat An-Nur. Surat Nomor 24 ayat 11 – 14. أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ اِنَّ الَّذِيْنَ جَاۤءُوْ بِالْاِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنْكُمْۗ لَا تَحْسَبُوْهُ شَرًّا لَّكُمْۗ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْاِثْمِۚ وَالَّذِيْ تَوَلّٰى كِبْرَهٗ مِنْهُمْ لَهٗ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ١١ لَوْلَآ اِذْ سَمِعْتُمُوْهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بِاَنْفُسِهِمْ خَيْرًاۙ وَّقَالُوْا هٰذَآ اِفْكٌ مُّبِيْنٌ ١٢ لَوْلَا جَاۤءُوْ عَلَيْهِ بِاَرْبَعَةِ شُهَدَاۤءَۚ فَاِذْ لَمْ يَأْتُوْا بِالشُّهَدَاۤءِ فَاُولٰۤىِٕكَ عِنْدَ اللّٰهِ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ ١٣ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِيْ مَآ اَفَضْتُمْ فِيْهِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ١٤ "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga." Dari muslimin. "Janganlah kamu mengira bahwasanya berita bohong itu buruk buat kamu, bahkan itu baik buat kamu." "Tiap-tiap orang dari mereka akan mendapatkan balasan dari dosa yang dikerjakan, dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian paling besar, dari penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar." Maksudnya dari pimpinan orang munafik. Ayat 12-nya "Mengapa di waktu kalian mendengarkan berita bohong itu orang-orang mukmin dan mukminah tidak menyangka baik terhadap diri mereka sendiri? Dan mengapa mereka tidak berkata 'Ini adalah suatu berita bohong yang nyata'?" Khusus ayat 12 ini teman-teman, turun kepada seorang sahabat namanya Abu Ayub Al-Anshari رضي الله عنه bersama istrinya, dan waktu tersebar gosip fitnahnya zinahnya Aisyah maka sempat Istrinya Abu Ayub bertanya "Wahai Abu Ayub, bagaimana pendapatmu tentang gosip itu tentang berita itu?" Kata Abu Ayub "Wahai Istriku, kira-kira, menurut kamu siapa yang lebih baik? Kamu atau Aisyah?" Dia mengatakan Aisyah.

"Ketahuilah bahwasanya Safwan lebih baik daripada aku, dan Aisyah lebih baik daripada kamu. Tidak mungkin." Abu Ayub bilang begini "Hai Istriku, apa kau kira-kira bisa berzina enggak? Kira-kira dalam kondisi imanmu sekarang kau bisa selingkuh enggak?" Dia bilang "Tidak." Terus kata Abu Ayub, "Kalau Saya kira-kira bisa selingkuh enggak menurut kamu?" Dia bilang "Tidak mungkin dengan keimananmu tidak mungkin." Lalu kata Abu Ayub "Safwan lebih baik daripada Saya dan Aisyah lebih baik daripada kamu." Berarti tidak mungkin mereka berzina Seperti itulah. Maka Ayat ini turun menjelaskan. Kata Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى "Mengapa di waktu mendengar berita bohong itu Orang-orang mukmin dan mukminah tidak bersangka baik kepada diri mereka sendiri dan kenapa mereka tidak berkata 'Ini adalah suatu berita bohong yang nyata'." Jadi kalau ada gosip tentang seorang tokoh muslim kita harus bantah enggak boleh diam, jangan ikut-ikutan gosipin. Ayat 13 "Mengapa mereka yang menuduh itu tidak mendapatkan empat orang saksi yang mengatakan Aisyah zina dengan Safwan?" Datangkan empat orang saksi.

Harus syaratnya dalam Islam, kalau nuduh orang zina harus empat orang saksi. Empat-empatnya menyaksikan tempat yang sama baju yang sama waktu yang sama kalau yang satu lihat pagi, yang satu lihat malam, enggak jadi. Yang bawa jadi saksi kalau cuman dua atau tiga orang dicambuk mereka. enggak bisa harus empat saksi. "Oleh karena itu mereka tidak datangkan saksi, maka mereka di sisi Allah adalah pendusta." "Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kalian akan ditimpa azab yang besar." "Karena pembicaraan tentang berita bohong itu." Izinkan Saya teman-teman tutup dengan yang terakhir karena kita akan usahakan Saya akan selesaikan malam ini..

Suku-suku tentang Madinah ini dan kita akan masuk pertemuan bulan depan di Perang Khandaq. karena tinggal satu lagi dan ini cuman pendek saja Perang Badr kecil. Tentu saja kisah Ifk sudah selesai alhamdulillah. dan ini pembebasan Aisyah رضي الله عنه dari langit ketujuh tentang bebasnya beliau dari zina. Dan ada beberapa orang sahabat yang sempat menyebarkan gosip dan dicambuk termasuk Muslih bin Abi Muslih sepupunya Abu Bakar. Kemudian juga ada Hamna binti Jahas. Iparnya Nabi ﷻ perempuan ini, saudaranya Zainab binti Jahas. Ini juga dihukum cambuk Karena menyebarkan gosip. Sementara Abdullah bin Abi Salul selamat dari cambukan karena dia tidak sebutkan zina. Dia hanya mengatakan "Mana ada laki-laki dan perempuan lalu tidak terjadi." Begitu saja. Punya keterampilan dia dalam menipu. Ternyata orang-orang yang bumbuin yang sebarkan zina. Sampai ke zina nih. Dan ingat teman-teman, menitipkan kata-kata pada orang pasti bertambah. Dalam pepatah bahasa Arab dikatakan "Kalau kau titipkan emas pada orang pastikan tidak bertambah, tapi kalau kau titipkan kata-kata pastikan bertambah." Kalau emas nih 10 gram ya begitu terus, enggak mungkin dia mau sedekah tambah. Kalau dia kurangin mungkin, tapi kalau kata-kata itu ditambah semua bumbunya banyak. Jadi kalau antum lagi sampaikan sesuatu jangan bilang "Jangan sampaikan orang ya?" Pasti disampaikan nanti.

Kurang lebih seperti itulah. Yang jelas yang terakhir teman-teman sekalian adalah Perang Badr kecil, atau Perang Badr akhir. Di pembahasan lain. Abu Sofyan sempat menantang Nabi ﷻ untuk bertemu di Badr di bulan Sya'ban tahun 7 Hijriah. Di bulan tadi kan tahun 5 terakhir ya. Tahun 7 Hijriah. Sebagian ulama mengatakan ini terjadi di tahun 5 Hijriah di bulan Sya'ban. Karena memang tadi masih tahun 5 Hijriah kurang lebih kejadian. Yang benar tahun 5 Hijriah maaf. Enggak usah tulis tahun 7 ya, tahun 5 Hijriah. Ini juga akan Saya edit tulisannya karena memang ini terjadi sebelum Khandaq, sementara Khandaq terjadi tahun 5 Hijriah. Abu Sofyan sempat menantang Nabi ﷻ untuk bertemu lagi di Badr pada bulan Sya'ban tahun 5 Hijriah.

Nabi ﷻ mengiyakan tantangan itu dan Nabi ﷻ menepati janji dan tepatnya bulan Sya'ban tahun 5 Hijriah Nabi ﷻ berangkat dengan seribu personil dari muslimin menuju ke Badr dan Abu Sofyan keluar dengan tiga ribu personil menuju ke Badr. Namun pada saat tiba di wilayah namanya Mujannah dari Arah Az-Zahran, masih dekat Mekkah, Abu Sofyan tiba-tiba khawatir dan takut dikalahkan oleh muslimin, maka ia pun mencari alasan untuk membatalkan peperangan dan dia mengatakan "Ini kan muslim paceklik?" "Lagi musim panas, lebih baik kita pulang nanti kalau sudah mulai dingin sedikit baru kita berperang.

Seperti itulah." Maka mereka pun akhirnya membatalkan dan ternyata pasukan yang ada di Quraisy pun itu ketakutan. Mereka mengiyakan. Pada saat Abu Sofyan mengatakan "Yasudah." Tidak ada yang membantah satu pun. Mereka pun akhirnya pulang. Sementara, Nabi ﷻ sudah tiba di-Badr, tiba di lokasi Badr dengan seribu pasukan yang menunggu. Maka Abu Sofyan dengar itu. Sekarang tersebar lagi berita kalau Abu Sofyan enggak datang sementara muslimin menunggu. Dia mengirim Naimi bin Mas'ud.

Datang ke Madinah, dia enggak datang ke pasukan muslim di Badr, datang ke Madinah supaya dari Madinah tadi tersebar berita. Kalau orang-orang Mekkah akan datang dengan pasukan besar dan kuat dan seterusnya. Lalu berita ini disebarkan oleh mata-mata Nabi ﷻ Disampaikan ke pasukan muslimin yang ada di Badr. Maka pada saat itu pun Nabi ﷻ "Kami tidak terpengaruh." Dan Nabi ﷻ sempat menunggu pada saat itu beberapa hari di sana. Kemudian ketahui di sini teman-teman sekalian. Pada saat itu muslimin sempat mengadakan perdamaian dengan beberapa suku Arab di sekitar situ ya. Di sekitar situ termasuk ada satu orang namanya Makhsyi bin Amr Ad-Dumri, ini suku Dumrah. Ini kalau kita review sedikit, sekitar setengah menit saja kejadian Badr, waktu Abu Sofyan mau lewat, setiap kali kafilahnya lewat. Setiap kafilah Quraisy (ralat) mau lewat dan ditahan oleh Nabi di awal hijrah, dulu sebelum perang Badr, Selalu suku ini ikut campur, mengatakan "Hai Muhammad, enggak boleh perang di wilayahku." Ini orangnya namanya dia Makhsyi bin Amr Ad-Dumri.

Dari suku Dumrah. Waktu dia lihat ada Nabi ﷻ ada di situ, ada di Badr, dan orang-orang Quraisy tidak datang – – maka dia mau menunjukkan kalau dia adalah orang yang kuat. Maka dia mengatakan "Hai Muhammad kenapa kau harus datang ke wilayahku?" Semua harus ada peperangan, begitu. Kata Nabi ﷻ "Ini adalah hak kami, tantangan Quraisy datang maka kami menjawabnya." Maka dia mengatakan "Kalau begitu kau akan berhadapan dengaku." Kata Nabi ﷻ "Baiklah kalau kau ucapkan kalimat itu kami pasti akan cabut kesepakatan damai denganmu." Maka Nabi ﷻ suruh para sahabat bertakbir di pasukan. Mendengar itu, maka tiba-tiba jadi ciut si Makhsyi, ciut dia enggak mau. Dia mengatakan "Tidak hai Muhammad, Saya tidak akan batalkan kesepakatan kita dan Saya akan tetap sesuai dengan perdamaian." Maka setelah itu pun Nabi ﷻ pun kembali ke Madinah tanpa ada peperangan Badr kecil, Badr kedua, dan juga tanpa ada peperangan dengan suku Dumrah.

Allahu A'lam. Ini akhir pembahasan kita tentang upaya-upaya suku Arab yang akan menyerang Madinah Bagaimana Nabi ﷻ membatalkan semua itu dan juga kita akan masuk InshaAllah pertemuan yang akan datang Perang Khandaq Perang yang mulia di mana Nabi ﷻ diserang oleh orang-orang Jazirah Arab dan juga kembali menyerang dan itu akan terhenti setelah nanti setelah pembebasan kota Mekkah. Semoga saja majelis kita diberkahi oleh Sang Pencipta Allah, dan dijadikan sebagai tambahan amal kita pada hari kiamat dan semoga saja seluruh amal yang pernah kita kerjakan dan yang akan kita kerjakan sampai menjelang ajal nanti semuanya diterima dengan Kemahamurahan-Nya dan semoga semua dosa yang pernah kita kerjakan sekecil sampai sebesar apapun semuanya dimaafkan dengan Kemahamurahan-Nya dan semoga Indonesia menjadi negara yang damai tentram, seluruh muslimin bersatu di bawah ukhuwah Islamiah dan juga mereka kembali kepada ibadah Al-Qur'an dan sunnah dan semoga kita dikaruniai pemimpin muslim yang adil kembali kepada Al-Qur'an dan sunnah dalam muamalah mereka. Dan semoga Indonesia menjadi contoh bagi negara-negara yang lain, dan kita tidak pernah lupa mendoakan saudara kita di Palestina, Syria, di Yaman, di Irak, di Myanmar, di Aqsa di mana pun mereka sedang tertindas semoga Allah ikhlaskan niat mereka, terima para syuhada mereka, muliakan Islam di tangan mereka, dan tangan kita semua.

Dan semoga Allah partisipasikan bersama mereka pahala baik dengan doa, harta, dan juga dengan jiwa kita. Dan semoga Allah dengan kemahamurahan-Nya menyatukan kita semua di surga Firdausnya tanpa hisab. Sebagaimana yang selalu ada di majelis ilmu yang mulia ini, kalau ada benar dari Allah kalau salah dari Saya. Mohon dimaafkan. سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

As found on YouTube

Follow IG @PendongengMerah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *