Dinasti Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah merupakan Kekhalifahan Islam yang pertama kali mampu memperluas
Pada puncak kejayaannya, wilayah kekuasaan Umayyah menjadi salah satu imperium terluas dalam sejarah. Masa pemerintahan Umayyah merupakan masa keemasan dalam hal perkembangan budaya, seni, arsitektur, dan ilmu pengetahuan.
Umayyah di Damaskus, dan mendorong terjemahan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Arab, yang menjadi pendorong utama bagi penerjemahan besar-besaran
Bani Umayyah juga berhasil membangun otoritas politik kekhalifahaan dengan efektif dan tegas mereka mengadopsi pendekatan yang tegas terhadap pemberontakan dan seringkali menggunakan kekerasa sebagao instrument utama untuk menekan setiap bentuk perlawanan dan tanpa memberikan toleransi kepada siapapun yang mencoba memberontak.Pengaruh budaya Umayyah juga masih terlihat hingga hari ini, terutama dalam arsitektur dan seni. Dan dalam video kali ini, kita akan membahas dengan singkat dan padat, bagaimana Kekhalifahan Umayyah bangkit dan berdiri dan memperluas daerah kekuasaannya yang secara efektif menyebarkan agama Islam ke penjuru dunia, dan juga bagaimana, nantinya, dinasti luas ini terjatuh, hancur, dan digantikan. Setelah kesepakatan ini, menjadi khalifah tanpa saingan dan menggantikan Ali dalam bertugas sebagai pemimpin umat Muslim, menandai awal kekhalifahan Bani Umayyah.Pada masa pemerintahan Muawiyah di Suriah, Masing-masing pemimpin Quda ' a dan Kinda, membentuk bagian dari lingkaran dalam Suriah yang berperan penting dalam kebijakan dan keputusan pemerintahan Muawiyah.
Selama pemerintahannya, Al-Walid memperhatikan pengembangan infrastruktur di dalam kekhalifahan. Dia membangun jalan-jalan, jembatan, dan sistem irigasi yang membantu
meningkatkan perdagangan dan pertanian. terus memperluas pengaruhnya terhadap kedaulatannya, dua anak didiknya masing-masing berhasil menaklukkan wilayah Pakistan dan Transoxiana.Ketika seorang panglima Berber bernama Thariq container Ziyad mendarat di Semenanjung Iberia di sebuah gunung yang sekarang dikenal sebagai Gibraltar. Ia mengalahkan pasukan yang lebih besar memperkuat Tariq dengan lebih banyak pasukan, Musa berada di ambang invasi ke Eropa melalui Pegunungan Pyrenees ketika ia dan Tariq diperintahkan untuk mundur oleh Khalifah Al-Walid karena alasan yang tidak sepenuhnya jelas. Setelah penaklukan awal Al-Andalus oleh Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nusair, wilayah tersebut berkembang menjadi pusat peradaban dan budaya Islam yang penting di Eropa. Dia meninggalkan warisan sebagai salah satu khalifah paling sukses dalam sejarah Islam. Setelah Al-Walid bin Abdul Malik, penerusnya adalah saudaranya, Meskipun masa pemerintahannya relatif singkat, dia dikenal karena beberapa kampanye militer penting, termasuk pengepungan yang gagal terhadap Konstantinopel. Sulaiman juga dikenal karena kebijakan-kebijakannya yang berfokus pada inner kekhalifahan dan upaya untuk mereformasi administrasi negara. Setelah Sulaiman container Abdul Malik, khalifah selanjutnya adalah Umar bin Abdul Aziz. Dia adalah sepupu Sulaiman dan dikenal sebagai salah satu khalifah fading terhormat dan adil dalam sejarah Islam. Umar bin Abdul Aziz dianggap oleh banyak sejarawan dan cendekiawan Muslim sebagai khalifah kelima yang adil, mengikuti empat khalifah pertama yang dikenal sebagai Khulafaur Rasyidin. Masa pemerintahannya, meskipun singkat (berlangsung hingga 720 M), dicatat karena berbagai reformasi yang dia lakukan, terutama dalam bidang keadilan sosial, administrasi negara, dan pengurangan pajak yang berat, seorang pemimpin yang benar-benar mempedulikan rakyat-rakyatnya. Dia juga berusaha mengembalikan banyak praktik yang dia anggap lebih sesuai dengan ajaran asli Islam, termasuk mengembalikan tanah-tanah yang telah dirampas oleh anggota keluarga Umayyah sebelumnya. Pemimpin yang dikenal sebagai ' Khalifah yang Adil ' ini meninggalkan warisan yang sangat dihormati dalam sejarah Islam, meskipun masa pemerintahannya yang singkat. Setelah wafatnya Umar container Abdul-Aziz, pemerintahan Bani Umayyah dilanjutkan oleh Masyarakat yang sebelumnya menikmati ketenangan dan kedamaian mengalami perubahan yang sangat drastis pada masa kepemimpinan Yazid bin Abdul-Malik. Dengan latar belakang etnis politis dan kepentingan yang saling bertentangan, masyarakat mulai menyuarakan ketidakpuasan terhadap pemerintahannya yang cenderung mementingkan kemewahan dan kurang memperhatikan kebutuhan rakyatnya. Ketidakpuasan ini berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah berikutnya, dan bahkan diperparah dengan munculnya kekuatan atau kelompok baru yang menjadi sumber kekacauan baru bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan ini berasal dari kalangan Bani Hasyim, yang mendapatkan dukungan dari golongan mawali, Meskipun Hisyam bin Abdul-Malik dikenal sebagai seorang khalifah yang kuat, namun gerakan oposisi yang semakin memperoleh kekuatan membuatnya sulit untuk mengatasi perlawanan tersebut. Sejak awal, masalah terbesar dari Dinasti' Umayyah adalah kurangnya legitimasi yang mereka miliki. Ada dua aliran pemikiran yang berlaku mengenai suksesi Khilafah. Salah satunya adalah pemilihan penguasa oleh para pemimpin dan sesepuh umat- komunitas Muslim, semacam lembaga proto-elektoral. Yang keduanya merupakan suksesi berdasarkan kepemilikan keluarga Nabi Muhammad SAW -Ahlul Bayit, yang akhirnya menyebabkan munculnya cabang Syiah dalam Islam.
Umayyah bukan keduanya. Arab di Levant untuk mempertahankan kekuasaannya. Muslim membawa kesulitan tambahan.
Dalam period kekhalifahan Umayyah, banyak non-Arab dan non-Muslim menjadi subjek kekhalifahan, dan tantangan bagi Bani Umayyah adalah integrasi mereka ke dalam kerajaan Muslim.Secara teoritis, sistem ini berjalan lancar. Selain pajak umum yang dibayarkan oleh semua warga negara tanpa memandang agama, non-Muslim diwajibkan membayar pajak Jizyah. Sementara itu, umat Islam dibebaskan dari kewajiban ini, yang mendorong banyak orang untuk memeluk Islam demi menghindari beban pajak tambahan. Praktik ini bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, yang menganggap semua umat Muslim, terlepas dari etnis atau kebangsaan, sebagai setara dan bagian dari umat yang sama. Sikap diskriminatif yang jelas ini semakin merusak legitimasi Bani Umayyah. Strategi dinasti Umayyah adalah mengandalkan umat Islam Arab, terutama dari
Suriah.Penguasa Umayyah mulai cenderung memiliki reputasi buruk, sering kali dianggap kurang peduli terhadap ajaran agama dan hukum-hukumnya. Setelah kematian Hisyam bin Abdul-Malik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang menjadi penerusnya terlihat tidak hanya lemah dalam kepemimpinan, tetapi juga terkenal dengan moralitasnya yang rendah. Situasi ini semakin memperkuat posisi golongan oposisi, memainkan peran penting dalam pemberontakan tersebut. meskipun berhasil melarikan
diri ke Mesir, namun pada akhirnya berhasil ditangkap dan tewas di Mesir. Ia berhasil menghindari kejaran pasukan Bani Abbasiyah dan melarikan diri ke Andalusia( Spanyol ). Di sana, sebagian besar umat Islam masih setia
pada Bani Umayyah. dan menunjuk dirinya sebagai Khalifah( pemimpin) dengan pusat kekuasaan di Cordoba. Dia menunjuk dirinya sebagai emir( penguasa) dan secara efektif memulai dinasti Umayyah baru di Spanyol, terpisah dari kekhalifahan Abbasiyah di Timur. Kematian Marwan bin Muhammad menandai berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah di Timur( Damaskus ), yang digantikan oleh Daulah Abbasiyah. Kekhalifahan Bani Umayyah mencapai kemajuan yang signifikan dalam sentralisasi politik, ekspansi wilayah, serta pengembangan kebudayaan dan seni Islam. Mereka juga berkontribusi pada perkembangan bahasa Arab dan arsitektur significant. Namun, terdapat beberapa kebijakan yang menimbulkan kontroversi, khususnya di bawah pemerintahan Yazid I, yang memicu ketegangan dan kebencian, terutama di kalangan Muslim Syiah yang merasa terpukul oleh tragedi Karbala.Konflik interior dan serangan pemberontak mengakibatkan kerugian besar bagi Bani Umayyah, yang pada akhirnya mengakhiri kekhalifahan mereka. Meskipun demikian, warisan mereka masih terasa hingga sekarang dan memberikan pengaruh yang cukup terasa dalam sejarah dan perkembangan peradaban Islam bagi dunia saat ini. Meskipun penuh dengan kontroversi dan tantangan, kekhalifahan Bani Umayyah telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah Islam. Dari ekspansi wilayah yang luas hingga kontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan arsitektur
, warisan mereka tetap menjadi bagian penting dari peradaban Islam. Meski akhirnya digantikan oleh Kekhalifahan Abbasiyah, pengaruh Bani Umayyah terus terasa hingga kini, mengingatkan kita akan kompleksitas dan kekayaan sejarah dunia Islam.Masa Keemasan Umayyah telah berakhir, namun dasar yang mereka bangun dalam pemerintahan dan ekspansi berlanjut menjadi fondasi bagi Kekhalifahan Abbasiyah dan Kekaisaran Ottoman, yang bertahan selama berabad-abad.
Bani Umayyah juga berhasil membangun otoritas politik kekhalifahaan dengan efektif dan tegas mereka mengadopsi pendekatan yang tegas terhadap pemberontakan dan seringkali menggunakan kekerasa sebagao instrument utama untuk menekan setiap bentuk perlawanan dan tanpa memberikan toleransi kepada siapapun yang mencoba memberontak.Pengaruh budaya Umayyah juga masih terlihat hingga hari ini, terutama dalam arsitektur dan seni. Dan dalam video kali ini, kita akan membahas dengan singkat dan padat, bagaimana Kekhalifahan Umayyah bangkit dan berdiri dan memperluas daerah kekuasaannya yang secara efektif menyebarkan agama Islam ke penjuru dunia, dan juga bagaimana, nantinya, dinasti luas ini terjatuh, hancur, dan digantikan. Konsep Khulafaur Rasyidin mencerminkan prinsip-prinsip keadilan, kebijaksanaan, dan moralitas yang menjadi landasan pemerintahan mereka, dan mereka dikenang sebagai contoh dan teladan dalam kepemimpinan Islam. Setelah kesepakatan ini, menjadi khalifah tanpa saingan dan menggantikan Ali dalam bertugas sebagai pemimpin umat Muslim, menandai awal kekhalifahan Bani Umayyah.Pada masa pemerintahan Muawiyah di Suriah, Masing-masing pemimpin Quda ' a dan Kinda, membentuk bagian dari lingkaran dalam Suriah yang berperan penting dalam kebijakan dan keputusan pemerintahan Muawiyah. Namun, terdapat beberapa kebijakan yang menimbulkan kontroversi, khususnya di bawah pemerintahan Yazid I, yang memicu ketegangan dan kebencian, terutama di kalangan Muslim Syiah yang merasa terpukul oleh tragedi Karbala.Konflik inner dan serangan pemberontak mengakibatkan kerugian besar bagi Bani Umayyah, yang pada akhirnya mengakhiri kekhalifahan mereka.