Disitu dokter membacakan hasil Saya langsung kaya dunia ini terasa terbalik Kalaupun Koko gak kuat yaudah Koko kita gendong Koko ikut kita aja ke surga Sempat saya dikucilkan Sempat juga saya disendirikan gitu Saya udah jengah gitu dengan kata-kata preconception dan diskriminasi terhadap odha Siapa sih yang mau punya penyakit HIV Siapa sih yang mau terlahir sebagai anak dengan HIV Tidak ada Hai, perkenalkan nama saya Andrianus tapi biasa dipanggil dengan sebutan Koko umur saya 24 tahun saya di medical diagnosis dengan HIV positif sejak tahun 2016 Halo, nama saya Radias Hages Trianda atau biasa disebut dengan Hages Budiman saya 38 tahun saya terinfeksi HIV sejak tahun 2006 Kegiatan saya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai aktivis HIV di. Kumpulan dengan segala aksi kemanusiaan atau Kuldesak yang berada Depok Nama saya Mahdina Usia saya 34 tahun saya seorang ibu rumah tangga saya di medical diagnosis HIV tahun 2007 Nama saya Topit saya tinggal di Jakarta, umur saya 29 tahun profesi saya saat ini, saya aktif di sebuah lembaga organisasi komunitas HIV saya terinfeksi HIV sejak..2017 pertengahan Mungkin diluar sana anggapan orang-orang HIV itu adalah penyakit yang mematikan dan gampang sekali menular Help itu adalah kalau saya ibaratkan bisa diibaratkan seperti kanker Jadi Aids itu adalah stadium lanjutnya HIV Saya rasa semua orang yang mengalami yang baru mengetahui condition HIVnya positif pasti mengalami yang namanya fase syok Diawal pertama kali saya tahu standing itu saya merasa kalau saya itu sendiri, gitu kan tapi begitu saya. lihat keluar dengan teman-teman yang lain ternyata tidak hanya saya sendiri banyak di luar sana Teman-teman saya mengalami hal yang sama dengan saya Jadi di luar sana saya jadi punya banyak wawasan, banyak teman Momok yang sangat menyeramkan Bahkan dulu, ketika awal pertama kali gue di diagnosa HIV itu berfikirnya hanya sekitar 1 sampai dengan 3 tahun aja deh kayaknya umur gue kayak gitu Tapi, setelah mengenal HIV lebih dalam mempelajari lebih lanjut apa itu HIV ternyata HIV tidak seseram itu tidak semenakutkan itu Awal gue terinfeksi HIV itu dari almarhum suami yang dia adalah seorang mantan pecandu narkoba setelah dia apa namanya.

Berhenti 2 tahun dia memutuskan untuk menikah sama saya lalu kita punya anaj Dari situ, tiba-tiba dia sakit kemudian akhirnya dokter menyarankan dia untuk melakukan cek laboratory tes darah lengkap dan segala macam dan. semuanya itu hasilnya positif Kemudian akhirnya dokter menyarankan dia untuk cek HIV setelah di cek ternyata hasilnya positif maka anak dan istrinya juga harus di cek Setelah di cek ternyata hasilnya memang saya juga positif Awalnya sih saya merasa bahwa Okey, suami gue udah positif kayaknya untuk saya bisa lepas dari virus ini tuh kemungkinannya kecil banget gitu jadi ketika hasilnya positif saya udah gak kaget Awalnya itu saya terkena radang paru-paru yang memang. Berat badan saya itu turun drastis kemudian kulit badan saya mulai meghitam dari situ Orang tua saya langsung bawa saya ke rumah sakit swasta dari situ, dirawat tuh karena tahu saya TB parunya positif Dari mulai ruang perawatan itu barulah Hari ke-2 saya masuk ruang perawatan baru dokter penyakit dalam Minta izin kepada saya untuk ngecek standing HIV saya Dalam hasil rontgen paru saya itu kelihatan paru-paru saya sudah Dokternya bilang, sudah cukup parah dan harus perlu segera dirujuk ke rumah sakit Setelah saya sampai di Indonesia dokternya meminta kepada saya untuk tes HIV Disitu dokter membacakan hasil dan dokternya bilang Kalau hasil tes HIV saya itu responsive Saya langsung kaya dunia ini kaya terasa terbalik Almarhum suami pertama saya itu dia Penasun Pemakai jarum suntik saya menikah 2005 Lalu saya di karuniai satu orang putri di 2007 Saya.

Suami saya ngedrop di rumah sakit Fatmawati Disitu saya disuruh dokter untuk Tes VCT begitu juga dengan anak saya Begitu di tes yang positif hanya saya dan. Puji Tuhan sih anak saya negatif Respon awal keluarga dan juga temen-temen terdekat pastinya kaget karena mereka tau betul itu siapa saya saya tidak tenggelam dalam dunia malam saya juga tidak tenggelam dalam dunia narkoba kemudian ketika didiagnosa pastinya orang tua dan temen juga pada kaget kenapa harus saya seperti itu Mereka sangat terpukul, mereka sangat terkejut tapi Alhamdulillahnya Mereka sangat assistance saya karena mereka tahu betul bahwa ini bukan kesalahan saya Kedua orang tua marah kemudian keluarga, saudara-saudara sempat sempat mengucilkan, cuma dari situ gue.

Buat pemikiran yang buat pemikiran ke orang tua gua bahwa. HIV itu gak gampang menular loh, jadi. jadi gaperlu, alat makan, alat mandi, alat minum dan sebagainya itu dipisah Bahkan gue masih bisa berpelukan sama bokap-nyokap, sama orang tua sama nenek, sama saudara-saudara lain masih bisa berpelukan Kebetulan keluarga saya pribadi itu belum ada yang tahu sampai sekarang kalau standing saya positif Tapi kalau ini dari pihak keluarga almarhum suami saya Mereka itu.

saya dapat stigma, dapat diskriminasi juga sempat saya di kucilkan sempat juga saya apa kayak di. kita disendirikan gitu ditempat yang berbeda Saya menjelaskan kepada keluarga bahwa. saya bisa sehat lagi dan infeksi TB paru saya bisa sembuh total saya bisa kembali sehat saya bisa beraktivitas bisa kembali produktif, bekerja bersosialisasi, berkendaraan dan semuanya, tidak ada halangan bagi saya Alhamdulillah tidak ada saya tidak merasa mendapatkan preconception dari lingkungan, karena saya juga untuk memberikan memberutahu status saya bukan ke. semua orang yang. saya kenal tapi saya memberitahu kepada orang-orang yang saya bisa anggap percaya bisa menerima diri saya apa adanya Tapi bagi saya. walaupun jika ada orang lain yang mengetahui condition saya buat saya tidak ada masalah Awal saya tahu status HIV positif saya langsung open condition ke. Temen-temen kuliah saya yang memang Saat itu dimana teman-teman kuliah saya langsung menjauhi saya tapi pada saat Saya cerita ke temen-temen saya, ada satu senior di kampus saya yang memang Dia mendukung saya untuk sehat lagi dia bilang “” Kamu pasti bisa koko. lu pasti bisa sehat lagi”” Dulu kan belum ada yang namanya jaminan BPJS kan, jadi saya bolak-balik.

Ke rumah sakit, bolak-balik ke RT/RW dan disitu saya ketemu sama 1 tetangga yang dia akhirnya. Ngomong kesana-kesini gitu kalau kita ini positif Ya dari situ berawal dari situ lah saya didiskriminasi dari tetangga dan lingkungan Ini pertama kalinya saya berani open di Media untuk open condition bahwa saya ini HIV positif Pada saat dulu saya. awal-awal terinfeksi, itu banyak sekali kejadian Perempuan yang di sterilisasi paksa Jadi ketika dia sudah melahirkan lalu dia langsung di sterilkan oleh dokter seperti itu Jadi, pada saat itu Ikatan Perempuan Positif Indonesia juga melakukan aksi Bahwa perempuan positif juga punya berhak mempunyai keturunan Seperti itu, jadi.

Rasa kegeregetan saya awalnya pada. masyarakat dan juga pemerintah Ayo kita sama sama melek tentang HIV Saya udah jengah gitu dengan kata-kata. preconception dan diskriminasi terhadap Odha Ketika saya membangun sebuah komunitas yang bernama kuldesak itu Itu semua dalamnya dan isinya adalah keluhan-keluhan tentang stigma diskriminasi Saya membangun pemikiran bahwa kita harus memanusiakan manusia bahwa kita itu tidak berbeda Siapa sih yang mau punya penyakit HIV Siapa sih yang mau terlahir sebagai anak dengan HIV Tidak ada Awalnya ada perasaan takut untuk menikah atau punya anak tapi lama kelamaan setelah gua tahu dari konselor gua dan dari.

Tempat dimana gue akses ARV “” Oh lu gak usah takut untuk menikah atau punya anak, karena apa. Karena sudah ada programnya dari pemerintah yaitu program adalah program pencegahan dari Ibu ke Anak”” Dimana virus gue harus tidak terdeteksi, kemudian. Gue dan calon pasangan gue harus bisa lepas pengaman Hanya pada saat masa subur perempuannya saja Kalau untuk perasaan takut untuk menikah atau mempunyai keturunan Tentu saja tidak Kenapa? karena ya. Seperti yang saya bilang tadi orang yang HIV positif bisa mempunyai hak yang sama dengan orang pada umumnya yang HIV negatif Perasaan takut. Gak ada Karena saya pada saat itu cuma memikirkan bagaimana hidupnya ke depan anak-anak saya masa depannya anak-anak saya yang dipikiran saya hanya ada itu, jadi. Pada saat itu kebetulan saya juga banyak teman-teman yang. Mendukung saya, jadi saya tidak dapat assistance dari keluarga, dari orang terdekat tapi saya dapat support dari teman-teman Suami yang sekarang itu Negatif Awalnya dulu ketika saya terinfeksi HIV dan menyandang standing janda Saya ketakutan sekali untuk dekat dengan orang lain Ketika pada saat itu banyak teman-teman yang mendekati saya untuk. menanyakan bagaimana standing saya lalu mau menjalani hubungan dengan saya itu saya menjauh dari mereka Tetapi ketika saya sudah mendapatkan edukasi yang sangat banyak dari dokter saya bahwa “” Lu boleh kok punya keturunan nantinya setelah menikah walaupun sesama Odha atau kalau misalnya mau memutuskan mau menikah sama yang negatif juga boleh karena gak usah takut, kamu kan sudah meminum obat ARV Obat ARV itu adalah sebagai obat pencegahan penularan dari Odha kepada yang negatif atau kalau misalnya nanti kamu punya keturunan Oke akhirnya saya memutuskan lagi untuk menikah di tahun 2011 Saya menikah juga dengan sesama Odha dan Tuhan juga ikut campur tangan disitu dan saya diberikan anak-anak yang negatif Diakhir 2016 menjelang awal tahun 2017 nyawa gua sempat berhenti kurang lebih 15 sampai 30 menit Itu dikarenakan gue memang sudah menyerah Pada saat gua decrease itu gue sudah menyerah gua bilang sama orang tua gua Aku sudah gak kuat, aku sudah nyerah Koko mau nyerah, koko udah nyerah Koko mau ikut Mami aja Almarhum kakek dan nenek gue dateng.

Ke dalam mimpi gua dan mereka. bilang bahwa “” Kalaupun koko gak kuat yaudah Koko kita gendong, Koko ikut kita aja ke Surga”” Ayah gua sempat manggil dokter ke klinik terdekat dari rumah Membawa dokter ke rumah, dan dokter itu melakukan tindakan yang cukup serius yaitu dengan cara Jari kaki gua di dipencet sangat keras oleh dokter dan itu sampai gue menjerit dan dokter itu berkata “” oh iya bener pak, anak bapak tadi memang sudah. sudah sempat gak ada, jadi lebih baik anak bapak ini dibawa lagi ke rumah sakit biar lebih cepat mendapatkan penanganan”” Dan dari situ gue merasa Oh Gua ternyata masih diberikan kesempatan kedua sama yang diatas sama yang maha kuasa sampai kondisi gue sekarang sehat seperti sedia kala Setelah saya menyelesaikan pengobatan TB paru disitu saya optimis Bahwa saya bisa hidup sehat lagi bisa hidup produktif lagi bisa bekerja lagi, bersosialisasi lagi Selain itu saya juga Aktif diberbagai komunitas dari situ saya mempunyai motivasi buat terus bangkit, terus belajar terus semangat untuk menjalani hidup kedepannya kita tetap bisa jalani hidup dengan baik sebaik yang kita mampu yang membuat saya bangkit itu, jadi.

Pada saat itu saya bertemu dengan teman saya tapi teman saya itu sudah almarhum Dia yang. kasih saya assistance, bilang. “” Ayo, kamu tuh gak sendiri ada saya dan ada teman-teman yang lain”” gitu “” dan lihat kalau kamu terpuruk kamu lihat kondisi anak kamu nanti”” gitu kan Akhirnya dari situ saya mencoba bangkit lagi, saya gak peduli dengan kata orang dengan kata keluarga Jadi saya menjalani hidup saya ya. dengan diri saya sendiri gitu Masa-masa sulit itu, dititik terendah itu pasti ada saya pasti merasa sangat down, apalagi ketika. baru didiagnosa HIV, baru 5 bulan. suami saya dipanggil sama tuhan Nah, anak saya inilah yang membuat saya bangkit bahwa dia masih butuh saya bahwa dia masih butuh assistance saya dia membutuhkan ibunya Jadi akhirnya saya memutuskan untuk Saya tidak mau men-stigma dan juga mendiskriminasi diri saya sendiri dan pada saat itu saya memutuskan untuk bekerja lagi setelah saya menjalankan semua pekerjaan saya Alhamdulillah tidak ada masalah Di tahun 2011 akhirnya saya bisa mendirikan Kumpulan dengan segala aksi kemanusiaan atau Kuldesak yang saya dirikan bersama teman-teman Odha Halo teman-teman Odha, teman-teman Odhiv di luar sana Jangan putus semangat, Jangan putus obat ARV Tetap semangat dan juga jangan lupa bahagia dan juga kita harus mempunyai keyakinan bahwa kita baik-baik aja Jangan lupa selalu menjaga komitmen dengan terapinya dan kita bisa menjalani kehidupan dengan.

penuh kebahagiaan Kalian harus berpikir bahwa oh gua harus sehat, sehat yang ada dalam way of thinking kita adalah gue bisa sehat lagi, gue bisa sembuh Gue bisa berkarya lagi dan gue bisa. semua cita-cita dan impian gue Yang di bawahnya kita yang lebih menderita itu banyak Jadi jangan jadikan kalau kita HIV itu sebagai suatu penderitaan atau penyakit Tapi anggaplah itu sebagai kekuatan buat kita untuk lebih. kedepannya lagi, lebih maju lagi memotivasi teman-teman yang lain juga Tetap semangat, tetap kuat menjalani hidup ini karena hidup ini perjuangan Selamat Hari Aids Sedunia Selalu semangat Kalian semua harus sehat dan teruslah kita berjuang melawan stigma dan diskriminasi.

Disitu dokter membacakan hasil Saya langsung kaya dunia ini terasa terbalik Kalaupun Koko gak kuat yaudah Koko kita gendong Koko ikut kita aja ke surga Sempat saya dikucilkan Sempat juga saya disendirikan gitu Saya udah jengah gitu dengan kata-kata stigma dan diskriminasi terhadap odha Siapa sih yang mau punya penyakit HIV Siapa sih yang mau terlahir sebagai anak dengan HIV Tidak ada Hai, perkenalkan nama saya Andrianus tapi biasa dipanggil dengan sebutan Koko umur saya 24 tahun saya di diagnosis dengan HIV positif sejak tahun 2016 Halo, nama saya Radias Hages Trianda atau biasa disebut dengan Hages Budiman saya 38 tahun saya terinfeksi HIV sejak tahun 2006 Kegiatan saya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai aktivis HIV di. Kumpulan dengan segala aksi kemanusiaan atau Kuldesak yang berada Depok Nama saya Mahdina Usia saya 34 tahun saya seorang ibu rumah tangga saya di medical diagnosis HIV tahun 2007 Nama saya Topit saya tinggal di Jakarta, umur saya 29 tahun profesi saya saat ini, saya aktif di sebuah lembaga organisasi komunitas HIV saya terinfeksi HIV sejak..2017 pertengahan Mungkin diluar sana anggapan orang-orang HIV itu adalah penyakit yang mematikan dan gampang sekali menular Aids itu adalah kalau saya ibaratkan bisa diibaratkan seperti kanker Jadi Aids itu adalah stadium lanjutnya HIV Saya rasa semua orang yang mengalami yang baru mengetahui condition HIVnya positif pasti mengalami yang namanya fase syok Diawal pertama kali saya tahu standing itu saya merasa kalau saya itu sendiri, gitu kan tapi begitu saya. Mendukung saya, jadi saya tidak dapat assistance dari keluarga, dari orang terdekat tapi saya dapat assistance dari teman-teman Suami yang sekarang itu Negatif Awalnya dulu ketika saya terinfeksi HIV dan menyandang condition janda Saya ketakutan sekali untuk dekat dengan orang lain Ketika pada saat itu banyak teman-teman yang mendekati saya untuk. “Ayo, kamu tuh gak sendiri ada saya dan ada teman-teman yang lain”” gitu “” dan lihat kalau kamu terpuruk kamu lihat kondisi anak kamu nanti”” gitu kan Akhirnya dari situ saya mencoba bangkit lagi, saya gak peduli dengan kata orang dengan kata keluarga Jadi saya menjalani hidup saya ya.

As found on YouTube

Follow IG @PendongengMerah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *