Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh. Saudaraku, sekarang aku sedang berada di Tuban, di makbaroh atau pemakaman ayah Sunan Ampel. yaitu Syeh Ibrahim Samarkand atau di Jawa lebih dikenal dengan Syeh Ibrahim Asmorokondi. Makam ini terletak di Desa Gisikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Pada beberapa gerbang masjid ini
sebenarnya terdapat ukiran yang tidak terbaca yang isinya menunjukkan bahan kayu yang digunakan untuk gerbang tersebut atau cerita kejadian yang dialami
Syekh Ibrahim Asmorokondi. Menurut kajian Soeharto Atmojo tahun 1982, prasasti singkat tersebut berbunyi,
Jadi karena kapalnya pecah, maka tercipta dakwah di wilayah wilayah seperti di palembang dan jawa. Jika diartikan dari makna kalimat tersebut ini merujuk pada kisah Syeh Ibrahim Asmarakandi yang mengalami karam kapal di Kamboja sebelum tiba di Jawa, seperti yang tertulis dalam suluk walisana. Dan jika diartikan sebagai penanda perhitungan, maka ini adalah petunjuk tahun.
jadi 1382 Masehi. Jika tahun saka ini terlalu tua,
Menurut saya, ini bukan sebuah candra sengkalan melainkan hanya sebuah kalimat biasa prasasti singkat untuk menunjukkan kisah perjuangan Syeh Ibrahim Asmarakandi yang tidak mudah. Sebenarnya kedua tokoh ini adalah orang yang berbeda, namun terkadang orang menganggapnya
Buktinya yaitu peninggalan kedua orang ini yang memang berbeda. Keberadaan situs makam, gapura, dan mihrab mosque di Tuban yang merupakan kewenangan Balai Cagar Budaya ini berbeda dengan peninggalan
Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang juga merupakan situs kuno. Maka untuk lebih memahami siapakah
Syeh Ibrahim Asmaraqandi, di video clip kali ini saya ingin mengkaji tentang
siapa beliau sebenarnya, dari mana asalnya, bagaimana sanadnya, siapa saja keturunannya, apa saja yang pernah dilakukannya dan dimana makam aslinya? Silahkan tonton video ini sampai habis agar kita mempunyai pemahaman yang lengkap. Sama seperti nama belakangnya, Nama Syekh Ibrahim as-Samarkand menunjukkan
bahwa beliau lahir atau berasal dari Samarkand. Di manakah lokasi Samarkand? Samarkand adalah nama sebuah kota di Provinsi Samarqand,
Uzbekistan. Suatu daerah dengan populasi
Samarkand adalah salah satu pusat sejarah Tajik di Asia Tengah dan pernah menjadi kota penting Kekaisaran Persia. Mirip dengan sumber kronik lain yang ditampilkan pada video sebelumnya. Zainal Kusen mempunyai anak yang bernama Mahmud Alkubra, Mahmud Alkubra punya anak bernama Jumadi Alkubra, Jumadi Alkubra mempunyai anak tiga Saudara kandung dari ayah dan ibu yang sama.Putra sulungnya dijuluki Maulana Ishaq dan yang tengah bernama Ibrahim Asmara yang bungsu bernama Siti Asfah, diperistri oleh Raja Ngerum (Turki Usmani ).
Bi Zhe ya male li di adalah Syeh Jamaludin berasal dari kerajaan Islam Malabar India, yang mewakili raja-raja Samudera Pasai, Kalikut, Aceh, dan Malaka ketika itu.Jadi yang berasal dari Samarkand bukan Syeh Jumadil Kubro melainkan Syeh Ibrahim Asmarakandi. Syeh Ibrahim Asmaraqandi lahir di Samarkand pada
saat ayahnya sedang belajar tasawuf di Samarkand. Di sana Syekh Jamaludin Akbar Al Husaini( ayah beliau )menikah dengan putri raja Uzbekistan. dari dinasti Timurriyah Samarqand, Amira Fathimah binti Amir Husain bin Muhammad Taraghay. Amira Fatimah merupakan istri pertama. Sayyid Jamaludin Al husaini.
Tulen dalam uraian ini dapat diartikan sebagai Tyulen, merupakan kepulauan kecil yang terletak di tepi Laut Kaspia yang masuk ke wilayah Kazakhstan.Dimana masyarakat Kazakhstan memang terkenal sebagai bangsa nomaden yang suka bepergian ke belahan dunia lain. Dzul Karnain atau Dzul Qornain adalah nama yang disebutkan dalam Al-Qur ' an dalam Surat Al Kahfi ayat 83 sampai 99 yang menggambarkan sosok yang berhasil membangun benteng untuk menghadang suku Ya ' juj dan Ma ' uj. Jadi menurut saya, kata Syeh Karnen dan Kota Tulen merupakan pengagungan atau pujian terhadap Syeh Ibrahim Asmarakandi yang berasal dari kotanya Zulkarnaen Kota yang pernah dikuasai Zukarnain dan mempunyai ilmu yang tulen sebagai pusat ilmu tasawuf kubrowiyah yang pertama kali.
Kerajaan Champa atau oleh orang Jawa disebut Cempo merupakan kerajaan kuno yang kini terletak di Vietnam tengah dan selatan. Mengenai kemiripan ini, saya tidak mengada-ada selain dari agama yang dianutnya, coba lihat bentuk arsitektur candi champa di vietnam, mirip dengan candi jawa di Majapahit. Nama pusat kotanya juga mirip dengan nama Jawa dalam kata Jawa kuno dan Sansekerta seperti yang sudah saya sebutkan tadi yaitu indrapura, amaravati atau amarawati, vijaya atau wijaya, kauthara atau kuntara dan panduranga.
Selain itu, champa mempunyai persamaan pengucapan dengan jeumpa dalam bahasa Aceh anda pasti kenal lagu Bungong Jeumpa dan juga mempunyai persamaan bahasa di Aceh.Dalam legenda Minangkabau dikenal seorang ada pendekar yang bergelar Harimau Campo atau “Harimau Champa”. Dalam sejarah Majapahit diketahui putri raja Champa yang bernama Dewi Dwarawati diambil istri oleh raja Majapahit. Maka tidak heran jika cerita tentang Syekh Ibrahim Asmarakandi dan ayahnya ada kaitannya dengan daerah yang saya sebutkan.
Saat itu agama resmi yang dianut raja Champa. Letak kerajaan ini diapit oleh kerajaan Buddha peninggalan Sriwijaya, seperti kerajaan Khmer dan Siam di Thailand.Tercatat dalam sejarah, Champa pernah bolak-balik berperang dengan kerajaan Khmer dan Mataram kuno yang menguasai Siam. Keadaan tersebut membuat Champa dekat dengan Pulau Jawa pada masa Majapahit dan merasa perlu untuk akrab dengan Majapahit yang juga memiliki masyarakat Hindu Syiwa dan Budha yang besar.
Orang Jawa sudah dianggap saudara sendiri, penampilan mereka hampir sama. selain agama mereka juga sama, sehingga cocok dijadikan aliansi strategis. Oleh karena itu, demi menjalin hubungan diplomatik, putri kedua raja Champa dijodohkan menjadi istri raja Majapahit ketika itu. Dalam Babad Jawi diceritakan bahwa raja Majapahit bermimpi mempunyai seorang istri. yang berasal dari negeri Champa. Keesokan harinya beliau mengutus kyai Patih. untuk pergi ke Champa guna mengantarkan surat lamaran yang harus diserahkan. kepada raja Champa. Setelah sampai disana, Patih menghadap raja Champa untuk mengajukan lamaran. Disana Patih Majapahit mengetahui bahwa Raja Champa mempunyai tiga orang anak, yang pertama dan kedua perempuan dan yang ketiga laki-laki. Menurut Babad Majapahit dan Para Wali Raja Cempa banyak memberikan nasehat kepada putri keduanya agar bersedia dinikahkan dengan Prabu Brawijaya.Sang putri patuh kepada ayahnya.
Setelah mendapat restu, putri kedua yang bernama Dewi Dwarawati dibawa ke Majapahit, dikawal oleh Arya Panular, dinaikkan tandu bernama Kyai Jebat Bedri dan diiringi gong bernama Kyai Sekar Delima. Nabi Muhammad SAW, Syekh Ibrahim Asmarakandi memiliki kecenderungan genetika untuk melakukan hijrah dan dakwah di daerah yang belum mengenal Islam.Dalam hal ini yang beliau pilih adalah Champa. Sadar niatnya ditolak, Syekh Ibrahim Asmakandi tidak putus asa, tidak marah dan tetap rendah hati memperkenalkan Islam melalui perbuatan yang baik dan membantu orang-orang yang membutuhkan.
Perkara Puteri Dwarawati
yang dibawa ke Majapahit sebenarnya bukanlah hal yang buruk, namun ini malah bisa menjadi jembatan dakwah Syeh Ibrahim dan putranya ke Majapahit. Ratu Suhita wafat dan digantikan oleh Raden Kertawijaya Tokoh yang di cerita sebelumnya merupakan raja Majapahit yang mengambil istri dari Champa itu. Saat itu, meski keadaan kerajaan-kerajaan di bawah Majapahit bisa bersatu kembali, namun konflik yang berkepanjangan membuat perekonomian dan ethical masyarakat Majapahit semakin lemah dan terpuruk.Masyarakat Majapahit telah kehilangan teladannya, banyak diantaranya yang kembali pada agama aslinya yaitu Kapitayan, dan sebagian dari mereka telah memeluk Islam.
Walaupun masih sedikit, agama Islam. sudah dikenal di Majapahit karena telah diperkenalkan oleh. Syeh Jumadil Kubro dan Syeh Subakir. Namun jumlah pendeta dan kyai saat itu masih terlalu sedikit untuk bisa memberikan nasehat yang baik kepada warga Majapahit yang sudah terlanjur senang berperang dengan saudaranya sendiri. Mengetahui hal tersebut, Dewi Dwarawati usul kepada suaminya untuk mengundang keponakannya dari Champa guna bergabung dengan majaahit agar bisa mengisi jabatan menteri agama Islam di sini. Raja Majapahit menyetujuinya. dan surat kemudian dikirim ke Champa. Surat Raja Majapahit telah diterima oleh Raja Champa. Raja Champa sanggup mengirim ulama ke Majapahit dan mulai berdiskusi dengan Syekh Ibrahim Asmaraqandi, sebagai orang yang dituakan.
dan menguasai ilmu agama Islam. Dari Babad Tanah Jawi disebutkan bahwa Raden Rahmad atau Sunan Ampel meminta izin kepada pamannya Raja Champa agar diutus ke Jawa bersama adiknya Raden Santri. Sekalian menjenguk Bibi mereka,. Dewi Dwarawati di Majapahit. Raja Champa mengizinkan dan menyuruh mereka mengajak serta putranya, Raden Burereh. Akhirnya rombongan Champa berangkat dengan kapal. Dalam pelayaran tersebut, Syeh Ibrahim Asmarakandi akhirnya ikut juga untuk memberikan bimbingan kepada putra dan keponakannya. Namun jalan yang dilalui rombongan tersebut tidak semudah yang mereka bayangkan
. Jadi selain harus menguasai ilmu agama, mereka juga harus kuat jasmani dan rohani. Suluk Walisana mengatakan, sebelum sampai di Jawa, kapal rombongan Sunan Ampel menabrak karang dan terdampar di Kamboja. Maolana Ibrahim, berkelana ke Champa diambil menantu penguasa di sana, berputra Raden Santri dan Raden Rahmat. Raden Santri, Raden Rahmat dan Raden Ngalimburerah( cucu. Champa) bersiap, pergi ke Jawa Ikut nahkoda, sampai di Kamboja kapalnya karam. Disebabkan karena kesalahan nahkoda, maka semuanya terdampar, Ketiga Raden mendapat pertolongan,. dapat melanjutkan perjalanan. Saya tidak mendapatkan cerita lengkap mengenai apa yang dialami rombongan dari Champa ini di Kamboja, ya pastinya saja tidak mudah. Suluk Walisana hanya menjelaskan bahwa rombongan itu berhasil mendapatkan pertolongan, selamat dan kemudian
melanjutkan perjalanan ke Palembang. Mampir di Palembang menjumpai kelahiran Raden Patah. Lanjut ke Majapahit menghadap Sang Penguasa menyampaikan pakarti Agama Islam. Ketiga Pangeran dinikahkan. Diutus untuk tinggal di Surabaya.Dari sini dapat dipahami bahwa. sebelum sampai di Pulau Jawa, rombongan Champa ini singgah di Palembang bertepatan dengan kelahiran Raden Patah yang merupakan putra tiri Adipati Palembang Arya Damar. atau Arya Abdillah atau Jaka Dillah. Kisah Jaka Dillah dan Raden Patah insya Allah akan terungkap di video lain. Setelah berhasil mengenalkan Islam. kepada Arya Damar dan keluarganya, Syekh Ibrahim as-Samarkandi bersama putra dan keponakannya kemudian melanjutkan perjalanan ke Pulau Jawa. Rombongan ini mendarat di bagian timur pelabuhan Tuban yang disebut kawasan Gisik. Kawasan tersebut kini menjadi desa bernama Desa Gisikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Indonesia. Berdasarkan Laporan Pemantauan Juru Pelihara dan Situs di Kabupaten Gresik, Lamongan dan Tuban. Kedatangan Syekh Ibrahim Asmarakandi di Pulau Jawa diperkirakan terjadi pada tahun 1362 Saka atau 1440 Masehi. Saat itu Tuban dikenal sebagai salah satu kota pelabuhan utama di Pulau Jawa. Menurut catatan Tome Pires, kawasan Tuban dikelilingi tembok bata kokoh setebal dua jengkal tangan orang dewasa dan tinggi 15 kaki atau sekitar 4,5 meter. Di luar tembok terdapat kolam berisi air, sedangkan tanahnya ditumbuhi tanaman lokal yang banya durinya dan merambat tumbuh di dinding. Letak geografis Tuban yang memiliki teluk yang aman dan laut dengan kedalaman optimal menjadikan Tuban sebagai pelabuhan penting dalam jalur perdagangan yang menghubungkan ujung barat Eropa. dan ujung timur Asia. Jalur ini ini termasuk dalam Jalur Sutra. Sebagai pelabuhan yang sibuk, Tuban saat itu banyak dihuni oleh pedagang-pedagang besar asal Tiongkok. Para saudagar Tionghoa. Mereka menyebut Tuban dengan nama Duban atau Chumin. Selain para pedagang dan saudagar, komunitas Tionghoa di Tuban bermula dari sisa-sisa tentara Mongolia yang tercecer dan menetap di Pulau Jawa. Dari mereka yang tercecer, ada juga yang sudah memeluk agama Islam.
Meski mempunyai hubungan kekerabatan dengan raja Majapahit melalui kakak iparnya, namun postur dan wajah Syekh Ibrahim Asmarakandi berbeda dengan orang Majapahit pada umumnya dan orang Tionghoa yang tinggal di pelabuhan. Sedangkan anak serta keponakannya masih mempunyai kemiripan karena mempunyai darah keturunan Champa yang mirip dengan orang Jawa dan Vietnam. Gisik yang letaknya agak jauh ini menjadi tempat yang tepat untuk permulaan memperkenalkan Islam kepada masyarakat Jawa.
Menurut Atlas Walisongo, selain dakwah, Syeh Ibrahim Asmoro juga berhasil menyusun jilid kitab yang berisi enam kitab yang diawali dengan kata bismillahirrahmanirrahiim. Keturunan Syekh Ibrahim Asmaraqandi di Pulau Jawa adalah Raden Rahmat yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Ampel, dan Sayyid Ali Murtadho yang dikenal dengan nama. Yaitu sabar, menerima dan mengalah, hal ini seperti yang tertulis di pintu gerbang makam sebelah kiri, dan dermawan, gesit dan tekun, seperti yang tertulis di gerbang sebelah kanan.
Zainal Kusen mempunyai anak yang bernama Mahmud Alkubra, Mahmud Alkubra punya anak bernama Jumadi Alkubra, Jumadi Alkubra mempunyai anak tiga Saudara kandung dari ayah dan ibu yang sama.Putra sulungnya dijuluki Maulana Ishaq dan yang tengah bernama Ibrahim Asmara yang bungsu bernama Siti Asfah, diperistri oleh Raja Ngerum (Turki Usmani ). Tulen dalam uraian ini dapat diartikan sebagai Tyulen, merupakan kepulauan kecil yang terletak di tepi Laut Kaspia yang masuk ke wilayah Kazakhstan.Dimana masyarakat Kazakhstan memang terkenal sebagai bangsa nomaden yang suka bepergian ke belahan dunia lain. Dzul Karnain atau Dzul Qornain adalah nama yang disebutkan dalam Al-Qur ' an dalam Surat Al Kahfi ayat 83 sampai 99 yang menggambarkan sosok yang berhasil membangun benteng untuk menghadang suku Ya ' juj dan Ma ' uj. Jadi menurut saya, kata Syeh Karnen dan Kota Tulen merupakan pengagungan atau pujian terhadap Syeh Ibrahim Asmarakandi yang berasal dari kotanya Zulkarnaen Kota yang pernah dikuasai Zukarnain dan mempunyai ilmu yang tulen sebagai pusat ilmu tasawuf kubrowiyah yang pertama kali. Letak geografis Tuban yang memiliki teluk yang aman dan laut dengan kedalaman excellent menjadikan Tuban sebagai pelabuhan penting dalam jalur perdagangan yang menghubungkan ujung barat Eropa.