[Musik] Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
sahabat Jazirah hikmah semuanya kisah pada video kali ini terdengar unik dan lucu Bagaimana
tidak hanya karena kentut seorang ulama besar di zamannya harus berpura-pura tuli selama 15
tahun demi menjaga kehormatan seorang wanita walaupun ceritanya terdengar lucu akan tetapi
cerita ini syarat akan makna dan hikmah yang bisa kita terapkan dalam kehidupan kita terhadap sesama
manusia terlebih tetangga-tetangga dekat kita nah teman-teman saya akan menceritakan
kisah hati malah Syam seorang ulama asal Baghdad dengan seorang perempuan tonton video
ini sampai selesai agar tidak salah paham hati malah Syam salah seorang ulama besar yang
wafat di Baghdad Irak tahun 852 masehi atau 237 Hijriyah banyak memberikan kisah inspiratif
terdapat sebuah kisah penuh hikmah yang mendasari kata al-asyam kata al-asyam sendiri berarti
bully yang menjadi julukannya sebagaimana diriwayatkan Imam Ghazali dalam kitab nasehul
Ibad sebenarnya Hatim tidaklah tuli dia bisa mendengar dengan jelas perkataan orang-orang
Namun karena suatu kejadian pada seorang wanita Hatim harus berpura-pura tuli selama 15
tahun lamanya sampai wanita itu meninggal dunia syekhtim bin Wulan tinggal di daerah khurasan Irak
ia menjadi rujukan dan tempat bertanya masyarakat di zamannya baik laki-laki maupun perempuan Ia
dipilih oleh masyarakat karena ketinggian ilmu dan keluluran pekerjaan dirinya untuk masyarakat
pintu rumahnya terbuka kapan saja untuk Masalah apa saja dan bagi siapa saja tanpa memandang
kelas sosial jenis kelamin dan usia masyarakat pengabdian ini ia jalani selama
puluhan tahun tanpa pamrih pada suatu ketika seorang perempuan mendatangi
syekhtin bin Uwan untuk berkonsultasi atas problematika yang sedang dia hadapi diawali dengan
basa-basi pembukaan perempuan ini menceritakan kronologi permasalahannya panjang lebar namun
disaat itu ia merasakan keganjilan dalam perutnya angin panas dari dalam tubuhnya mendesak-desak
untuk keluar ia ingin kentut dengan sekuat tenaga ia menahannya agar tidak keluar dihadapan
seorang ulama besar yang disegani masyarakatnya Alhamdulillah ia berhasil meredakan Gejolak itu
ia meneruskan cerita dengan sedikit gelisah ia kemudian menjelaskan masalah seperlunya karena
kehilangan konsentrasi ia mengakhiri ceritanya dengan sebuah pertanyaan tetapi Malang suara
kentut dari duburnya terdengar persis di ujung kalimat pertanyaan angin panas itu nyoblos
wajahnya merah karena malu ia kehilangan muka semua sikapnya menjadi salah mau sekali rasanya
ia mati di tempat ia merasa telah menghina ulama besar yang dihormati penduduk seisi khurasan
di hadapannya ia memastikan syekhtim bin Uwan mendengar suara kentut tersebut ia menunggu
cemas sekali mati yang keluar dari syekhtim bin ulwan Adapun syekhtin bin Uwan yang sejak awal
mendengarkan perempuan itu sambil mengusap-usap dagunya sempat terkejut tetapi ia berhasil
menjaga sikap seolah tidak terjadi apapun ia yakin tamunya tidak melakukan hal tidak sopan itu
dengan niat dan sengaja ia tahu persis perempuan di hadapannya merasa bersalah hebat Ia berpikir
keras untuk mengembalikan harga diri tamunya ia tidak sampai hati membiarkan tamunya pulang dengan
rasa bersalah secara moral segera saja terpikir olehnya untuk bersikap sebagai seorang tua yang
kurang pendengaran ia meminta tamunya untuk mengulang pertanyaan tersebut ia memperlihatkan
diri sebagai seorang tua yang tuli di hadapan tamunya keraskanlah suaramu karena aku tidak
mendengar apa yang kamu bicarakan kata hati dengan sedikit nyaring kalimat permintaan dari syekhtim
bin Uwan itu melegakan pikirannya mengetahui tuan rumah kurang pendengaran karena tuannya betapa
Puas hatinya kepercayaan dirinya datang kembali ia yakin sehat juga tidak mendengar kentutnya
ia kemudian mengulangi pertanyaannya [Musik] sahabat Jazirah hikmah sekalian Sejak saat
itu hati mendadak menjadi tuli dalam tanda petik Bahkan ia melakukan hal tersebut
selama wanita tadi masih hidup ya demi menjaga perasaan dan kehormatan wanita
itu ia terus berpura-pura tuli selama 15 tahun dan karena kejadian itulah kata asam
kemudian disematkan di belakang nama syekhtim dan masyurah nama Hatim al-asyam
pada ulama asal Baghdad tersebut sungguh sebuah akhlak yang mulia yang
dimiliki oleh syekhtim ia tidak ingin membuat seorang wanita merasa
malu dan kehilangan Kehormatan di hadapannya hanya karena sebuah kentut
yang tidak disengaja wanita itu [Musik] lalu Apa hikmah yang bisa kita petik dari cerita
ini sebagai manusia yang tidak pernah lepas dari salah dan khilaf Kita juga harus bisa menutupi aib
kita sendiri dan juga orang lain karena membuka aib orang lain adalah salah satu dosa besar dan
sebaliknya jika kita bisa menutupi aibnya maka pahala yang akan kita dapat Rasulullah sudah
mengingatkan umatnya untuk tidak menyebarkan aib sesama umat muslim ini sebagaimana bunyi
hadits berikut barangsiapa menutupi aib seorang muslim Allah akan menutupi aib orang tersebut
di dunia dan akhirat hadits riwayat Ibnu Majah mudah-mudahan kita semua selalu dalam
petunjuk Allah sehingga Allah menutupi keburukan dan AIDS kita pada orang
lain amin ya rabbal alamin [Musik]
Demi Menjaga Kehormatan Wanita, Ulama Ini Pura Pura Tuli | Kisah Hatim Al Asham & Seorang Perempuan
