ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ الحَمْدُ لله puja dan puji kita ke hadirat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ . Zat yag paling pantas untuk dipuji, dicintai, dihormati, dan ditunduki. Zat yang Maha Kuat, Maha Perkasa, Maha Bijaksana, tidak beranak dan diperanakkan. Zat yang telah menggantungkan segala kebutuhan kita dengan kalimat mulia الحَمْدُ لله Maka sangat wajar kalau kita selalu mengucapkan kalimat yang mulia ini. Juga kita panjatkan salam hormat kita kepada pemimpin seluruh anak Adam pada hari kiamat. Manusia yang telah membawa kepada kita perintah dan larangan Sang Pencipta. Sehingga kita tahu, mana halal mana haram. Mana yang merupakan panduan hidup – – yang akhirnya membawa kita kepada kebahagiaan di dunia dan juga kehidupan abadi di surga pada hari kiamat nanti.

Manusia yang telah diberikan salam hormat langsung oleh Sang Pencipta bersama para malaikat-Nya – – maka sangat wajar sebagai pengikut yang setia kalau kita selalu mengatakan dan mengucapkan selawat dan taslim – – kepada nabi besar Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّم Pada pertemuan kita yang kedua, saudaraku yang seiman ini, masalah materi Shirah Nabawiyah – – kita sudah sampai tadi ke istilah atau cerita tentang masalah bagaimana terberntuknya kota Mekkah, karena adanya air zam-zam. Serta, sebelumnya sudah kita panjang lebar kita menceritakan tentang nabi Allah Ibrahim عَلَيْهِ والصلاة والسلام
Dan kita sekarang melanjutkan kisah tentang Kota Mekkah. Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم, tumbuh besar di Mekkah dan bergaul dengan suku Jurhum. Yang tadi Saya bilang suku Jurhum adalah suku Arab yang keluar dari Yaman, dan akhirnya membentuk komunitas di Mekkah.

Suku Jurhum ini, saudaraku seiman, mereka berbahasa Arab. Maka secara otomatis, Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم juga menggunakan Bahasa Arab. Sampai akhirnya, Ismail beranjak dewasa meranjat umur kemudian menikah. Maka, menikalah Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم dengan anak kepala suku Jurhum. Dan kerena bahasa Arabnya Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم dan menikahnya dengan kepala suku Jurhum – – keluarlah tadi istilah yang tadi Saya bahasakan. Istilah Arab 'musta'aribah'. Yaitu orang-orang Arab yang ter-Arab-kan. Berjalannya waktu, tentu Saya ringkaskan karena ceritanya panjang. Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم mendapat perintah dari Sang Pencipta Allah untuk mengunjungi Mekkah. Dan akhirnya beliau datang mengunjungi Mekkah bertemu dengan istrinya Hajar, – – dan kisah yang Saya ambil adalah kunjungan beliau pada saat Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم sudah menikah. Pada saat sudah menemui Hajar, kemudian dia bertanya, "Ismail?" Kata Hajar, "Dia (Ismail) sudah menikah. Punya rumahnya sendiri." "Tunjukkan di mana rumahnya (Ismail)?" Kata Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم.

Ditinjukkanlah rumahnya Ismail. Pas tiba di sana, Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم mengucapkan salam. Ternyata istrinya Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم menjawab dari dalam Kata Ibrahim setelah salam, "Di mana suamimu?" Kata istrinya, "Sedang berburu." – dan Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم memang sangat gemar berburu. Biasanya zaman dulu orang kalau berburu, kembali-kembali ke rumah dua bulan, tiga bulan, baru kembali. Kemudian, kata Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم, "Bagaimana kehidupan kalian?" Istri Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم dalam riwayat ini disebutkan, menyebutkan hal-hal yang kurang nyaman bagi Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم – – karena seakan-akan tidak berterima kasih dengan Allah.

"Kehidupan kami susah, kehidupan kami begini-begitu." Semua isinya keluhan. Setelah mendengar itu, kata Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم, "Kalau suamimu pulang, sampaikan ada seseorang yang datang – – bernama Ibrahim." Dan pada saat itu disebutkan dalam riwayat kalau istri Ismail belum tahu. Karena Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم hidup di Palestina. "Dan sampaikan padanya pesan untuk mengganti tiang pintu." "Baiklah." Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم dalam riwayat ini dikatakan pulang ke rumahnya ketemu Hajar, tunggu beberapa hari – – Ismail belum kembali, lantas kembali lagi ke Palestina. Beberapa hari kemudian, Ismail pulang menemui ibunya, Hajar عَلَيْهِ والصلاة والسلام, kemudian dia pun pulang ke rumahnya – – lalu menanyakan ke istrinya. "Apa ada orang yang datang?. Kata istrinya, "Ada". "Siapa namanya?", "Seseorang yang bernama Ibrahim." "Apa yang dia tanyakan? Apa yang engkau bicarakan dengannya?" Istrinya menjawab, "Dia menanyakan tentang kehidupan kita." "Lalu apa yang kau jelaskan padanya?" Istrinya menjawab, "Kehidupan kita yang susah." "Tidak seperti orang kaya.

Layaknya si Fulan dan si Fulani." Ada orang-orang dari Jurhum yang kaya raya. Rumahnya bagus, lebih bagus di Mekkah. Lalu kata Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم, "Apa pesannya?" "Pesannya agar engkau mengganti tiang pintu rumahnu." Kata Ismail, "Kalau begitu, bungkuslah pakaianmu, aku sudah menceraikanmu." "Karena yang datang itu adalah ayahku, Ibrahim, seorang nabi Allah." "Dan perintah untuk mengganti tiang pintu artinya aku disuruh menceraikanmu." Makanya sampai keluar istrilah bagi orang-orang Arab, kalau dia mengucapkan kalimat santun agar istri diceraikan – – maka dia mengatakan. "Aku akan mengganti tiang pintu rumahku." Di sini ada akhwat datang hadir, ya? Jadi kalau antum menggunakan ini, berarti sudah ketahuan. Beberapa waktu kemudian, dalam riwayat lagi yang lain disebutkan Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم datang lagi – – untuk keduanya kalinya, tapi entah jeda waktunya berapa tahun tidak tahu. Datang lagi sekali, ketemu dengan Hajar علَيْهِم ألسَلَّأم. Kemudian setelah ketemu, "Mana Ismail?" "Ismail sedang keluar." "Baik, Saya mau datang ke rumahnya." Datanglah ke rumahnya.

Diberikan salam. Ternyata sudah wanita lain sekarang. Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم sudah menikah dengan wanita lain dari Jurhum. Lalu Ibrahim bertanya علَيْهِم ألسَلَّأم, "Di mana suamimu?" Istrinya menjawab, "Sedang pergi berburu." "Bagaimana kehidupan kalian?" Istrinya menjawab, "اَلْحَمْدُ لِلَّهِ kehidupan kami cukup." Orang ini mukminah. Semuanya disyukuri sama dia. Setelah panjang lebar dia cerita, Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ berkata. "Kalau suamimu pulang, sampaikan salam seseorang yang bernama Ibrahim." "Dan sampaikan padanya agar dia mempertahankan tiang pintu rumahnya." Ini yang senyum-senyum sudah tahu cara bercerai, ya? Bukan Saya ajarin, lho ya. Cerai dalam Islam itu hukumnya hal Mubah yang Allah paling benci. Tapi ini adab, terjadi di sejarah para nabi-nabi.

Kali ini, Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ tidak langsung pulang, melainkan menunggu di situ. Menunggu sampai Ismail عَلَيْهِ السَّلَامُ datang, dan ada sebuah riwayat yang dipastikan juga InsyaAllah kesahihannya – – menjelaskan bahwasanya Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ belum pernah bertemu dengan Ismail kecuali di saat itu. Jadi belum pernah ketemu sebelumnya. Dari Waktu bayi, diletakkan pertama di dekat Mekkah yang kosong itu – – belum pernah ketemu lagi sampai Ismail sudah menikah. Jadi bisa belasan mungkin puluhan tahun. Tapi tidak disebutkan umur Ismail عَلَيْهِ السَّلَامُ waktu itu berapa? Ada juga sebagian ulama yang menanggapi kisah ini dan mengatakan – – "Kemungkinan adalah Ismail عَلَيْهِ السَّلَامُ pada saat itu sudah mencapai umur kenabian." Umur kenabian berarti empat puluh tahun, yang berarti Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ pada saat itu sudah tujuh puluh tahunan – – maaf sudah hampir delapan puluh tahunan sekian. Maka ini sebuah pernyataan tentunya. Tapi apapun itu yang jelas, disampaikan kalau Ismail عَلَيْهِ السَّلَامُ bertemu Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ . Setelah ketemu, bertemulah dua orang ayah dan anak ini. Baru saja dua tiga hari ketemu, Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ mimpi menyembelih anaknya. Mimpi menyembelih anaknya. Maka pada saat itu pun, Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ memanggil Ismail عَلَيْهِ السَّلَامُ di pagi hari, kemudian mengatakan – – "Wahai Ismail, sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku, aku menyembelihmu.

Kira-kira bagaimana pendapatmu?" Ada sebagian orang yang mengatakan, di sini Ismail عَلَيْهِ السَّلَامُ masih anak-anak, masih di bawah sepuluh tahun, masih di bawah lima belas tahun. Tapi, ditanggapi oleh para ahli sejarah yang lain atau para ulama yang lain tidak mungkin – – anak-anak umur lima belas tahun atau di bawah sepuluh tahun mau menerima lehernya disembelih. Masuk akal tidak kira-kira kalau antum punya anak sepuluh tahun, "Sini, nak.

Saya mimpi sembelih kamu." Pasti larilah dia. Jadi yang lebih dekat sebenarnya adalah memang Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم sudah sampai pada umur yang ternobatkan jadi nabi. Bahkan pendapat yang dirajihkan oleh sebagian besar ulama adalah Ismail sudah dinobatkan menjadi nabi pada saat itu. Jadi dia sama ayahnya sudah sama-sama nabi. Cuman, Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم adalah rasul. Rasul berarti membawa syariat baru. Sedangkan nabi, hanya mengingatkan kumnya apa yang disampaikan nabi dan rasul sebelumnya. Jadi Ismai علَيْهِم ألسَلَّأم tidak punya syariat baru. Beliau adalah nabi. Hanya menyampaikan kaumnya apa yang disampaikan ayahnya Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم. Tapi Ibrahim rasul, beliau membawa syariat dan bahkan termasuk ulul azmi di antara lima rasul – – yang merupakan pilihan atau pemimpin para nabi-nabi dan rasul yang Allah utus seratus dua puluh ribu nabi – – di antaranya tiga ratus tiga belas rasul yang wajib kita imani yang tertulis namanya di Al-Qur'an dan sunnah – – dua puluh lima nabi dan rasul.

Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم pada saat menyampaikan kaimat itu, kira-kira apa responnya Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم? "Wahai Ayaku, kerjakan apa yang kau diperintahkan. Kau akan temui aku sebagai orang yang sabar." Dan kalimat ini teman-teman paling tepat diucapkan oleh seorang nabi. Ini minta disembelih. Dan perlu juga teman-teman tahu, di alam nabi-nabi, mimpi nabi itu tidak mungkin dari setan. Semua mimpi nabi, benar adanya. Kalau nabi yang mimpi, maka benar semuanya. Bahkan bisa terjadi adalah wahyu yag disampaikan kepadanya. Jadi, mimpi di sini adalah satu hal petunjuk. Ringkas cerita teman-teman sekalian.

Akhirnya Ibrahim dan Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم menuju ke tempat yang sudah dilihat dalam mimpinya untuk disembelih. Tempatnya ada di wilayah antara Muzdalifah dengan Mina. Antara Muzdalifah dengan Mina, tapi sekarang kalau Saya melihat tempatnya dia masih termasuk wilayah Muzdalifah. Masuk wilayah Muzdalifah. Kerajaan Arab Saudi, meletakkan seperti batu kecil itu untuk mengenang kalau dulu itu tempatnya Ismail mau disembelih. Kalau sekarang pas, ada gunung di bawah rel kereta yang di buat oleh kerajaan saudi untuk perjalanan jemaat haji.

Biasanya kalau orang tur kota Mekkah pasti ditunjukkan itu (tempatnya) Menuju ke sana teman-teman sekalian, setan datang menggoda Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم. Lalu membisikkan kepadanya "Untuk apa kau menyembelih anakmu? Kasian, dia masih kecil dan-dan seterusnya." Oleh Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم diambil batu kerikil kecil, dilempari sambil membaca بِسْمِ اللّهِ لّهُ اَكْبَرُ بِسْمِ اللّهِ لّهُ اَكْبَرُ sebanyaj tujuh kali. Dilempar, setannya pergi. Berjalan sedikit, kurang lebih sepuluh dua puluh meter, datang lagi setan yang sama menggoda Ibrahim بِسْمِ اللّهِ لّهُ اَكْبَرُ – – Nabi بِسْمِ اللّهِ لّهُ اَكْبَرُ melempar lagi dengan kerikil kecil tujuh kali بِسْمِ اللّهِ لّهُ اَكْبَرُ . Hilang lagi setannya. Sampai yang ketiga kali – Batu yang tujuh kali yang ketiga, dilempar dengan بِسْمِ اللّهِ لّهُ اَكْبَرُ barulah setannya hilang.

Lalu Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم meletakkan Ismail di atas sebuah batu di sebuah bukit kecil tadi. Setelah diletakkan, dan Allah الله عز وجل, Allah yang Maha Tinggi dan Maha Mulia telah menceritakan kepada kita di dalam Al-Qur'an – – yang akan Saya bacakan nanti ayatnya. Bagaimana pada saat itu, Ismail dan Ibrahim – – dibiarkan oleh Allah yang Maha Tinggi dan Maha Pemurah, diuji keikhlasannya, dibiarkan melakukan sampai titik terakhir. Sampai dalam ayat nanti kita akan baca. Pada saat keduanya sudah pasrah betul-betul Ismail sudah menyerahkan lehernya – – dan ini Ibrahim sudah mengangkat pedang dan mengayunkan pedangnya. Memang sudah betul-betul akan disembelih. Pada saat itulah malaikat Jibril عَلَيْهِ السَّلَامُ menahan pedangnya Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ. Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ berfirman padanya, "Hai Ibrahim, kau telah mempercayai mimpi. Dan sungguh – – kami akan menggantikan anakmu itu dengan sembelihan domba yang besar." Sebelum Saya melanjutkan, Saya akan membacakan dalilnya di surat As-Saffat yang menceritakan masalah apa yang Saya sampaikan Surat As-Saffat, surat nomor 37 ayat 102 sampai 111. Ayat 102 sampai 111 surat As-Saffat nomor 37. أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ
لَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ ١٠٢ فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ ١٠٣ وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ ١٠٤ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ ١٠٥ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰۤؤُا الْمُبِيْنُ ١٠٦ وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ ١٠٧ وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۖ ١٠٨ سَلٰمٌ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ١٠٩ كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ ١١٠ اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِيْنَ ١١١ "Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup.." Terjemahan bahasa Indonesia kita begitu di Al-Qur'an – Di sini makna yang lain yang Saya bilang, pendapat ulama sudah sampai pada umur kenabian, dan umumnya nabi itu diutus di umur berapa? Empat puluh tahun.

Baik. Berusahalah bersama-sama Ibrahim, mulailah begerak dengan ayahnya. Ibrahim berkata, "Hai anakku..- – Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka coba pikirkan apa pendapatmu?" "Bagaimana kira-kira menurut kamu?" Ismail menjawab علَيْهِم ألسَلَّأم "Hai Ayahkku.." Dan di sini menggunakan kalimat Abbati. "Ya, Abbati.." Saya pribadi menggunakan itu buat anak-anak Saya. Mereka Saya suruh panggil Abbati, karena memang kalimat ini sebenarnya adalah kalimat dalam bahasa Arab yang paling santun – – untuk memanggil Ayah.

Artinya itu apa? 'Ayahku sayang' Kan kita orang Indonesia banyak yang manggil 'Abi' atau yang lainnya. Boleh-boleh saja. Ada yang memanggil 'Abuya' – – ada yang memanggil 'Abadan' dan seterusnya. Semua itu adalah hal-hal yang tidak ada masalah alias Mubah. Tetapi di sini di Al-Qur'an disebutkan, يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ "Wahai Abati, wahai Ayahku yang tercinta, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu." إِنْ شَاءَ ٱللَّٰ, engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." Engga ada anak sepuluh tahun bisa ngomong seperti ini. "Tatkala keduanya telah berserah diri, dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya – – nyatalah kesabaran keduanya." Tadi Saya bilang waktu Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم sudah letakkan Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم, kemudian dia tutup matanya – – ia sudah pasrahkan lehernya.

Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم sudah mengangkat pedang dan diayunkan. Dua-duanya sudah pasrah. – Ini makna daripada tafsir فَلَمَّآ اَسْلَمَا, pada saat keduanya sudah menyerahkan diri. Sudah pasrah. وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ sudah diletakkan di batu, sudah diangkat lehernya, pedangnya sudah diarahkan, – وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ "Pada saat itulah Kami panggil dia." Maksudnya Jibril علَيْهِم ألسَلَّأم memanggilnya. Tapi riwayat lain menjelaskan bahwa pedang Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم dipegang oleh Jibril علَيْهِم ألسَلَّأم, ditahan, kemudian dikatakan – – "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu." – "Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." "Ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan kami tebus anak itu (Ismail) dengan seekor sembelihan yang besar." "Kami abadikan untuk Ibrahim, pujian yang baik di kalangan orang-orang yang datang kemudian." Dan makna daripada "Kami abadikan untuk Ibrahim, pujian yang baik di kalangan orang-orang yang datang kemudian." apa yang dimaksud – – teman-teman sekalian ialah perilaku Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم akan menyembelih anaknya karena Allah – – dan Allah ganti ketulusan itu dengan domba, hingga jadilah sebuah hukum kurban. Dan yang kita tahu, setiap tahun kita rayakan Idul Adha. Idul kurban. Dan kata ulama, selama ada orang yang bekurban untuk Allah, maka Ibrahim dan Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم panen pahalanya.

Hampir sama dengan kasus tadi Hajar bagaimana panen pahala. Nah di sini Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأمdan Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم dapat pahalanya juga. Ini yang dimaksud dengan pujian. Allah mengatakan , "Dan kami abadikan untuk Ibrahim pujian yang baik." Maksudnya – – karena perbuatannya itu dikenang dan dijadikan syariat dan dia akan panen pahalanya. Dan setiap orang sembelih kurban di Idul Adha, orang ingat kisahnya Ibrahim dan Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم. Juga masuk dalam masalah ini adalah pujian yang baik. Kalau Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم adalah seseorang dengan keimanannya sangat yakin dan percaya dengan janji Allah, tidak ada keraguan sedikitpun – – dan ini contoh keikhlasan dalam beramal. Ini juga berarti adalah pujian. Setiap kali orang-orang yang beriman atau para dai mubaligh yang paham dengan kisah ini, maka mereka akan mengangkat kisah Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم – – bagaimana tentang keyakinannya kepada Sang Pencipta Allah. Ini juga termasuk pujian yang baik. Maksud dalam pujian yang baik, teman-teman sekalian adalah perilaku Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم pada saat melempar para setan tiga kali.

Ada hukum dalam haji bernama 'jumrah'. Yaitu melontar di tiga titik yang biasa kita kenal dengan jumrah sughra, jumrah wustho, jumrah, dan aqabah atau kubra. Semua jemaah haji diharuskan, teman-teman sekalian, diwajibkan untuk lempar jumrah. Melontar tujuh batu kecil – – di tiga titik yang Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم melempar – – dan menjadi sebuah bagian daripada ibadah. Kata ulama "Setiap orang melempar batu jumrah satu kali maka satu pahala buat Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم. Sementara semua jemaah haji melempar minimal dua puluh satu.Tujuh kali lah minimal di hari pertama – tanggal 10 Dzulhijjah Idul Adha mereka melontar jumrah ke kubra atau aqabah- sebanyak tujuh kali, tujuh batu. Berapa jumlah jemaah haji? Jemaah haji rata-rata 3 juta. Kalau 3 juta dikali 7. Itu bisa 21 juta. Pahala ini. Hari ke sebelas, tanggal 11, 12, 13, yang dikenal dengan hari Tasyrik, jemaah haji melempar batu kecil, sedang, besar dua puluh satu kali. (Batu) dikali tiga juta orang jemaah. Itu sudah luar biasa pahalanya. Berjuta-juta pahala didapatkan. seperti itulah dan ini masuk ke dalam makna terjemahan atau tafsir dari firman Allah ayat 108 tadi.

"Dan kami abadikan untuk Ibrahim, pujian yang baik di kalangan orang-orang yang datang kemudian." "Dan Ibrahim akan diberikan kesejahteraan yang dilimpahkan padanya. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." "Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman." Setelah kejadian itu, Ibrahim dan Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم kembali membawa domba itu, kemudian menyembalihnya – – dan menjadi sebuah informasi di Mekkah kalau Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم tidak jadi disembelih. Dan ada perintah dari Allah untuk menyembelih domba ini. Maka semua orang-orang yang beriman pada saat itu, dianjurkan untuk menyembelih. Datang perintah Allah yang Maha Pemurah dan Maha Tinggi setelah itu untuk membangun Ka'bah. Proses membangun Ka'bah. Allah yang Maha Pemurah dan Maha Tinggi memerintahkan ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم untuk membangun Ka'bah di pondasi dasarnya – – namanya Bakkah. Maka Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم pun mengajak Ismail. Mereka berdua, tidak ada yang bantu. Sama dengan tadi kasus waktu mau disembelih, orang-orang Mekkah sudah tahu, tapi Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم mengatakan – – "Ini perintah Allah untuk kami." Membangun Ka'bah pun diriwayat yang paling kuat, dikatakan tanpa ada yang bantu kecuali mereka berdua saja.

Nanti kita lihat ada doanya, mereka berdua mengatakan "رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا" dan seterusnya – – ini pernyataan yang dikatakan Ibrahim dan Ismail berdua. Dibangunlah Ka'bah pada saat itu dalam bangunan yang sangat sederhana. Di jaman itu cuma tanah liat biasa. Dikasih air kemudian dicetak, dikeringkan, lalu kemudian disusun satu sama yang lain. Setiap kali Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم selesai mengatur, karena dari tanah, semennya pun kalau kaya kita sekarang adalah – – dari tanah yang dibasahin untuk menyatukan satu sama yang lain. Tidak ada sesuatu yang bisa dilakukan lebih daripada itu. Pada saat itu tentunya. Maka Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم setiap kali sudah menyusun beberapa tinggi, beliau mundur ke belakang, kemudian melihat ke arah Ka'bah. Sudah stabil belum bangunnnya. Beliau naik ke sebuah tempat agak tinggi sedikit, supaya bisa kelihatan. Jadi matanya di tempat itu bisa menjangkau bangunan Ka'bah apakah sudah rata atau belum? Tempat ini, yang sering diinjak Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم di titik yang sama untuk melihat Ka'bah – – diabadikan telapak kakinya yang dikenal dengan makam Ibrahim. Nanti akan kita bacakan ayatnya. Setelah selesai pembangunan Ka'bah tersebut, bangunan sudah selesai. Maka Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم berkata kepada Ismail, "Cobalah, wahai Ismail, cari sebuah batu yang keras." Cari batu-batu yang keras.

"Saya ingin menguatkan bangunan ini dengan batu-batu." Tidak lama kemudian, Ismail kembali membawa Hajar Aswad. Hajar Aswad. Dan batu ini dalam sebuah riwayat sahih disebutkan turun dari surga. Tadinya berwarna putih – – namun jadi hitam karena dosanya anak Adam. Turun. Kemudian pada saat turun, Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم membawanya. Kata Ibrahim "Dari mana kau dapat ini?" Ismail menjawab "Dari Allah". Didatangkan dari Allah. Lalu Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya yang sekarang.

Setelah itu, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ memerintahkan agar Ibrahim dan Ismail menjaga rumahnya dari kemusyrikkan. Dan diajarkan tata cara tawaf disekitar Ka'bah, yang dimulai dari Hajar Aswad dan mencium Hajar Aswad – – sebagaimana sekarang sudah jadi bagian daripada rukun haji dan umrah, tawaf itu sendiri. Dan disunnahkan untuk mencium Hajar Aswad dan salat di belakang makam Ibrahim.Allah kekalkan semua perbuatan Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم Dan sekali lagi kata para ulama selama ada orang tawaf, selama Ka'bah dijadikan kiblat, rujuan bagi umat Islam – Berapa juta orang yang sujud ke sana, berapa juta orang yang tawaf, berapa juta orang yang cium Hajar Aswad – – berapa juta orang yang salat di belakang makam Ibrahim, semua pahalanya kembali kepada dua manusia terbaik ini. Ibrahim dan Ismail عَلَيْهِ والصلاة والسلام Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah, surat nomor dua ayat ke-125 sampai 129. Al-Baqarah, ayat ke-125 sampai 129.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ ١٢٥ وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا وَّارْزُقْ اَهْلَهٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَاُمَتِّعُهٗ قَلِيْلًا ثُمَّ اَضْطَرُّهٗٓ اِلٰى عَذَابِ النَّارِ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ ١٢٦ وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ١٢٧ رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ١٢٨ رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيْهِمْ ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ ١٢٩ "Dan ingatlah, ketika Kami menjadikan rumah itu Baitillah (Ka'bah) sebagai tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman." Semua manusia datang ke sana berbodong-bondong. Kalau kita lihat orang yang tawaf, orang yang jalan datang ke masjidilharam, salat. Makin lama, makin banyak. Sampai sekarang kerajaan Saudi memperluas Masjidilharam itu karena sudah tidak menampung. Allah menjelaskan, "…dan tempat yang aman." سُبْحَانَ ٱللَّٰ. Mekkah itu tempat yang teraman di dunia. Orang yang mau keluar jam tiga subuh, jam empat, jam dua, kondisinya seperti siang hari. Ramai, padat, restoran ada, semuanya enak. Aman. Orang mau bolak-balik ke masjid, tidur di masjid, tidak ada satupun gangguan. Allah sudah menjanjikan. "Jadikanlah makam Ibrahim itu sebagai tempat salat." Dikenang tadi ada telapak kaki nabi Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم "Dan dengan kami.." tentu di sini kita mengerjakan salat bukan karena makam Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم, tapi karena perintah Allah.

Sama antum sujud, menghadap Ka'bah. Bagaimana antum jawab kalau ada orang bilang – Orang Islam itu larang sembah berhala, tapi buktinya mereka sujud ke Ka'bah. Ka'bah juga berhala. Batu. Tentu jawaban kita apa? Kita bukan sembah Ka'bah, tapi yang kita lakukan adalah sujud menghadap Ka'bah karena perintah Allah. Kalau perintah Allah ke lautan, ya kita ke lautan. Kalau ke pohon ya kita ke pohon. Perintahnya adalah Ka'bah. Makanya Ka'bah rumah. Dinamakan Baitillah. Kalau rusak, diperbaiki. Saya pernah waktu masih mahasiswa sana, pernah bangunannya diperbaiki, direnovasi, sampai Ka'bah-nya ditutup full (seluruhnya). Diperbaiki semua. Dikokohkan lagi. Kisahnya diganti setiap tahun. Kita menghormati karena Allah memerintahkan untuk menghormati. Sama dengan Hajar Aswad. Antum cium kenapa? Sudah makan belum tadi ini? Kenapa dicium Hajar Aswad? Karena perintah Allah Kenapa kita tawaf? Karena perintah Allah. Kenapa kita sa'i? Karena perintah Allah. Kenapa kita menyembelih? Karena perintah Allah. Kenapa bahkan kita hidup di sini, dengan kita mengerjakan perintah Allah, kita menikmati yang halal, meninggalkan yang haram – – semua karena perintah Allah.

Seorang suami baik sama istrinya, bakti sama orang tuanya, mengurus anak-anaknya, mencari nafkah banting tulang, istrinya mentaati suaminya – – suaminya membersihkan rumah, merawat dirinya, merawat anak-anaknya, merawat suaminya, semua karena Allah. Pernah Umar Bin Khattab berdiri di depan Hajar Aswad kemudian beliau berkata dengan suara keras di musim haji – – supaya semua orang dengar."Hai Hajar Aswad, Saya benar-benar demi Allah tahu kau hanya batu biasa. – – kalau bukan Saya melihat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menciummu, Saya tidak akan menciummu." Maksudnya menghormati Hajad Aswad, tapi jangan sampai berlebihan. Harus digaris bawahi poin itu. Sehingga tidak ada hal-hal yang salah di sini. Umar Bin Khattab pernah menebang pohon yang dikenal dengan Syajarah. Tempat bai'atur ridwan. Nanti kita pelajari itu, pada saat suhl hudaibiyah. Kesepakatan Hudaibiyah. Ada pohon di situ, Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah membai'at seribu tiga ratus sembilan puluh delapan sahabat. Sebenarnya jumlah mereka seribu empat ratus, sama nabi satu, satu orang munafik dan tidak mau membai'at nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .

Seribu tiga ratus enam puluh delapan yang memba'iat. Lalu nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjamin semua ashabu syajarah yang membaiat nabi di bawah pohon. Yang dikenal dengan ba'iat ridwan itu pasti masuk surga. Pohon ini di zaman Umar Bin Khattab banyak orang datang sembah-sembah. Mereka salat di situ, gantung surbannya, ikat untanya, – – menganggap berkah. Apa yang Umar lakukan? Izinkan? Umar justru tebang pohonnya. Sama Umar ditebang Karena ini pohon setelah Baiat pun nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak pernah satu kali pun datang ke sana.

Tidak pernah suruh hormati pohon itu – – tidak pernah juga mengunjunginya secara khusus. Tidak ada. Sama dengan Gua Hira. Sama dengan Jabal Nur, Jabal Tsur tempatnya nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sembunyi. Satu kali saja. Setelah hijrah ke Madinah, setelah menerima wahyu, اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ , setelah itu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – – tidak pernah ke Gua Hira, tidak pernah datang secara khusus ke gunung Jabal Nur. Seperti banyak sekarang jemaah haji dan umrah lakukan sengaja naik jauh-jauh, sampai ada yang jatuh, meninggal. Padahal nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak pernah lagi naik ke situ. Tidak pernah sama sekali, tidak pernah instruksikan, tidak pernah suruh sahabat – – padahal pembebesan kota Mekkah terjadi sekali aja pada saat kejadian turunnya wahyu maksudnya – – pada saat turunnya اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ.

Biasanya di atas itu ada orang gambar-gambar, tulis-tulis, taruh sajadah, sama juga di tempat-tempat lain. Ini kadang-kadang karena kesalah pahaman saja. Semestinya tidak dilakukan. Lakukanlah seperti apa yang baginda nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ perintahkan. Baik. Dikatakan di sini teman-teman sekalian. "Dan ingatlah ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitillah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman." "Dan jadikanlah makam Ibrahim tempat salat dan kami telah perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang.. – – yang tawaf, i'tikaf, ruku' dan sujud." Yang dimaksud dengan 'bersihkan' adalah bersihkan dari kotoran dan jaga dari kemusyrikan atau kemaksiatan. Nanti akan kita pelajari ada kisah dua orang yang namanya Isaf dan Nailah yang berzina di depan Ka'bah, akhirnya dikutuk jadi patung sama Allah. ayat ke-125 tadi, dan sekarang ayat ke-126. "Dan ingatlah ketika Ibrahim berdoa 'Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini – – Mekkah, negeri yang aman sentosa dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka – – ..kepada Allah dan hari kemudian." Allah berfirman, "Dan kepada orang-orang kafir pun Aku akan berikan kesenangan sebentar, kemudian Aku paksa mereka menjalani siksa neraka – – dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali." Ayat ke-127, "Dan ingatlah, ketika Ibrahim meninggikan, membina, atau membangun dasar-dasar Baitillah bersama Ismail seraya berdoa.." – – ini yang tadi Saya bilang, teman-teman sekalian.

Saksi bahasan para ulama, tafsir tentang Ibrahim dan Ismail hanya berdua membangun – – Ka'bah, karena instruksi Allah begitu. Tidak minta tolong sama orang. Makanya dikatakan di ayat di sini, "Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitillah – – bersama Ismail." Bisa saja Allah mengatakan bersama Jurhum. Bersama masyarakat Mekkah. Seraya berdoa, "Ya Tuhan kami, terimalah amalan kami. Sesungguhnya Engkau-lah yang lagi Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Dan ini sunnah, teman-teman sekalian. Setiap kali kita sudah berbuat apa-apa, amal ibadah apapun, usahakan – – diikutkan dengan doa – رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ Tapi di sini yang tepatnya adalah رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. Kalimat ini teman-teman sekalian, diucapkan oleh dua nabi yang mulia meski mereka sudah tahu ini perintah Allah – – mereka nabi Allah dan mereka sudah ikhlas kepada Allah. Tapi mereka masih mengatakan "Ya Allah, terimalah dari kami." "Sesungguhnya Engkau yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Di ayat 128-nya, "Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk dan patuh kepada Engkau – – dan jadikanlah di antara anak cucu kami, umat yang tunduk dan patuh juga kepada Engkau – – dan tunjukkanlah kepada kami, cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami – – dan terimalah taubat kami.

Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." Jadi pada saat itu sudah ada berita datang dari Jibril علَيْهِم ألسَلَّأم – – setelah bangun Ka'bah setelah proses tadi adanya, proses penyembelihan kurban yang tidak jadi penyembelihannya. Kemudian ada proses jumrah, melontar setan tadi. Kemudian proses istrinya Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم, Hajar pada saat sa'i antara Shafa dan Marwah – – dimasukkan nanti dalam rangkaian manasik haji dan umrah. Kemudian dikatakan, "Dan terimalah taubat kami.

Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." Ayat ke-129, "Ya Tuhan kami, utuslah mereka seorang rasul dari kalangan mereka." Kata para ulama maksudnya adalah Nabi Muhammad عَلَيْهِ والصلاة والسلام. Karena setelah meninggalnya Ismail, tidak adanya nabi di Mekkah, kecuali nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "Ya Allah ya Tuhan kami. Utuslah kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka yang akan membacakan kepada mereka – – ayat-ayat Engkau dan mengajarkan kepada mereka Al-kitab atau Al-Qur'an dan hikmah yang artinya sunnah – – serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau adalah zat yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana." Kalau tentang makan Ibrahim, juga ada disebutkan dalam ayat lain teman-teman sekalian. Disebutkan dalam surat Ali 'Imran (3) ayat ke-97. أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ لِيَقْطَعَ طَرَفًا مِّنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَوْ يَكْبِتَهُمْ فَيَنْقَلِبُوْا خَاۤىِٕبِيْنَ ١٢٧ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ ٩٧ "Padanya, di sekitar Ka'bah itu terdapat tanda-tanda yang nyata." Kalau memang kisah Ibrahim benar. Allah pastikan, di antaranya ada makam Ibrahim (pijakan kakinya) "Barangsiapa yang memasuki Baitillah, menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah." Tentu dalam Islam, wajibnya yang pertama saja. Satu kali. Sisanya menjadi sunnah. "Yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitillah." Sanggupnya, baik dia sanggup karena harta dan fisiknya sudah ada, atau dia dibayarkan oleh orang lain.

Maksud di dalamnya adalah kesanggupan. "Barangsiapa yang mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam." Nah ini disebutkan dalam sebuah riwayat, kalau Umar Bin Khattab رضي الله عنه memerintahkan para pengawalnya – – panglima perangnya, untuk mendatangi seluruh wilayah Kaum Muslimin – – kemudian melihat kalau ada orang-orang yang tidak pergi haji, sementara dia mampu dan belum pernah haji, untuk diambil hartanya – – sebagai jizyah. Karena dianggap dia mengingkari haji itu. Kenapa dia engga pergi haji? Ini kewajiban dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ Setelah selesai Ka'bah, teman-teman sekalian.

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ mengutus Jibril علَيْهِم ألسَلَّأم lalu berkata kepada Ibrahim –
"Wahai Ibrahim, panggilah orang untuk haji." Kata Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم, "
وما يبلغُ صَوْتي ؟. "Sampai di mana suaraku ini?" Memanggil semua manusia pergi haji. Di jaman sekarang saja ada mikrofon dan telepon, belum tentu bisa tampil semua orang. ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم bilang, " وما يبلغُ صَوْتي ؟"
"Sampai di mana suaraku?" Apa kata Jibril علَيْهِم ألسَلَّأم? "Tugasmu hanya menyampaikan."وَمَا عَلَيك اِلَّا الْبَلٰغُ "Cari tempat tinggi, naik, panggil, teriak saja." "Hai manusia, datanglah haji ke Mekkah." Sudah. Selebihnya urusannya Allah. Lihat bagaimana Allah memilih para nabi-nabi, teman-teman sekalian? Sulit sekali memang orang-orang seperti kita yang masih, سُبْحَانَ ٱللَّٰهِ‎, kadang-kadang disampaikan qaala allah qaala rasul masih bimbang.

Para nabi-nabi yang disuruh apa saja, yakin ini adalah perintah Allah kalau memang itu perintah Allah. Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم naik ke gunung yang dianggap tinggi, lalu dia teriak mengatakan, "Yaa Ayyuhannas, U'tu Ilal Haj." "Hai manusia, datanglah kerjakan haji." Maka pada saat itu, suara Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم dalam sebuah riwayat yang sahih, dikatakan dibawa dengan hikmah Allah oleh angin – – ke seluruh pelosok muka bumi, dan semua orang beriman mendengar kalimat itu dan tergerak untuk datang. Semuanya. Dari seluruh muka bumi. Allah menceritakan dalam surah Al-Hajj. Menceritakan tentang masalah haji. Surat Al-Hajj (22) ayat ke 26-29.

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ وَاِذْ بَوَّأْنَا لِاِبْرٰهِيْمَ مَكَانَ الْبَيْتِ اَنْ لَّا تُشْرِكْ بِيْ شَيْـًٔا وَّطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْقَاۤىِٕمِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ ٢٦ وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ ٢٧ لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖ ٢٨ ثُمَّ لْيَقْضُوْا تَفَثَهُمْ وَلْيُوْفُوْا نُذُوْرَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ ٢٩ "Dan ingatlah ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di sekitar Baitillah." "Dengan mengatakan, janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Aku.." Kata Allah. Kemudian Jibril علَيْهِم ألسَلَّأم kepada Ibrahim, "Jangan sampai ada kemusyrikan di sini." "Dan sucikanlah rumah-Ku ini, bagi orang-orang yang tawaf, orang-orang yang beribadah juga orang-orang yang ruku' dan sujud." Bersihkan, mudahkan buat mereka, bersihkan segala macam najis dan kotoran dan patung-patung syirik dan seterusnya." "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji." Ini yang dikatakan tadi. Panggil manusia untuk pergi haji. "Niscaya, mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki." Padahal Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم berteriak dari gunung Mekkah.

"Dari seluruh dunia," Kata Allah, "..mereka akan datang kepadamu dari seluruh dunia dan berjalan kaki." "Dan mengendarai unta yang kurus." Kata ulama tafsir unta mereka itu kurus. Dhamir itu kurus. Kenapa kurus? Karena perjalanan terlalu jauh ke Mekkah, dari pelosok bumi ini – – "..yang datang dari segenap penjuru yang jauh. – – ..agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka, dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan." Maksudnya manfaat di sini adalah ternyata orang beriman tidak sendirian. Kita kalau pergi haji, kita lihat kita punya komunitas. Banyak, dari semua suku. Semua bahasa ada, berjuta-juta orang semua mengerjakan yang sama. Apa lagi kalau sudah pakai ihram di Mina', di Arafah, di Muzdalifah. Itu ketika (mereka) pakai ihram semua, سُبْحَانَ ٱللَّٰهِ‎, – – kita lihat presiden atau raja pun sama. Kemudian dikatakan, "Itu manfaat untuk mereka, dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan." Maksudnya di sini adalah hari-hari haji.

Tanggal 8 Dzulhijjah sampai 13 Dzulhijjah, karena haji ada enam hari Delapan sampai tiga belas. Delapan dan tanggal tiga belas adalah sunnah. Empat harinya, sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas hari wajib. Tanggal 8 jemaah haji masuk ke Mina', dan ini hukumnya sunnah. Dikenal dengan Hari Tarwiyah. Hari Tarwiyah. Mereka pakai ihram dari rumah mereka, kalau orang Mekkah. Kalau orang pendatang kaya kita, jemaah haji, misalnya maka pakai ihram dari hotel mereka – – masuk ke Mina', lalu mereka melakukan kegiatan salat jama qashar taqdim di waktu zuhur. Zuhur dan azhar dijama, digabung, diqashar, dan dipangkas. Yang dipangkas hanya salat yang rubaiyah. Empat rakaat. Zuhur, azhar, dan isya. Dan kasus jama', jadi tidak ada qashar kecuali empat rakaat. Salat subuh tidak mungkin jadi satu, maghrib tidak mungkin satu setengah. Dan jama hanya boleh zuhur sama azhar, dan maghrib sama isya. Tidak boleh yang lain. Jadi semisal zuhur sama azhar, maghrib sama isya.

Tidak boleh azhar sama maghrib. Tidak boleh isya sama subuh, tidak boleh subuh sama zuhur. Yang bisa hanya zuhur sama azhar saja, dan maghrib sama isya saja. Dan yang dipangkas, diqashar hanya yang rubaiyah (empat rakaat). Zuhur sama azhar dan isya. Maghrib kalau jama sama isya tetap tiga (rakaat) dan isyanya yang dua (rakaat). Ditaqdim atau dimajukan di waktu zuhur. Jemaah haji di sana bertasbih, bertahlil, bertakbir kepada Allah – – mereka mengatakan سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ, berdzikir, membaca al-qur'an. Biasanya kalau travel-travel kita atau jemaah kita – – diadakan pengajian, walaupun kadang-kadang سُبْحَانَ اللَّهِ kita sayangkan banyak dari mereka yang lalai pada saat itu. Artinya, (mereka) ngobrol-ngobrol saja, buang-buang waktu, makan minum, bolak-balik masuk kamar mandi, tidak ada gunanya ini.

Kecuali darurat, tapi banyak yang begitu. Ringkas cerita, dijama qashar taqdim, kemudian sampai mahgrib juga sama – – dijama sama isya, diqashar isya-nya dan ditaqdim di waktu maghrib. Kemudian, mereka istirahat. Tanggal sembilan, Hari Arafah di mana hari wajib. Kan tadi Saya bilang delapan sampai tiga belas. Tanggal sembilan, jemaah haji masuk ke Arafah dan ada tiga lokasi kita di musim haji; Mina', Arafah, Muzdalifah. Tidak ada lokasi lain, hanya tiga. Tentu ada Masjidilharam, nanti itu lain. Masjidilharam itu wilayah lain. Ini (fokus) yang berdekatan yang kita kenal dengan Masy'aril Haram. Nanti tanggal 9 kita masuk ke Arafah, habis salat duha kemudian pakai baju ihram. Ini hari wajib haji. Kata Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , "Al Hajju Al 'Arafah'. Haji adalah Arafah. Di kerajaan Saudi sekarang kalau adapun orang yang sudah sakit, maaf maksudnya sudah datang haji kemudian jatuh sakit, masuk rumah sakit – – selama dia masih hidup, dipakaikan ihram pada hari itu, hari Arafah, dipakaikan infus, diantarkan pakai ambulan. Karena hadir di Arafah, adalah sebuah kewajiban. Dianggap sudah haji. Sedangkan yang lainnya kalau punya uzur, sakit dan sebagainya – – bisa diganti dengan sembelihan.

Baik. Tanggal 9 itu, teman-teman sekalian, jemaah haji tunggu sampai pagi duha sampai terbenamnya matahari – – dan tidak boleh tinggalkan Arafah sampai terbenamnya matahari. Dan kata nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – – "Tidak ada hari-hari sepanjang tahun, yang lebih banyak Allah membebaskan hamba-Nya dari neraka, dibandingkan Hari Arafah." Makanya orang yang haji dianjurkan perbanyak ibadah, yang tidak haji dianjurkan puasa. Puasa di Hari Arafah, yang kata nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam hadis Bukhari Muslim di Tanggal 9 Dzulhijjah. Ini satu hari sebelum Ied Adha. Puasa di Hari Arafah
أنَّ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ سُئِلَ عن صوْمِ يومِ عَرَفةَ، فقال: يُكَفِّرُ السَّنةَ الماضيةَ، والباقيةَ Puasa Hari Arafah bisa membersihkan dosa-dosa 365 hari yang lalu (satu tahun) dan 365 hari ke depan – – jadi kita dapat tujuh ratus sekian hari pembersihan dosa, cukup satu hari puasa.

Malam tanggal 9-nya, dianjurkan jemaah haji ke Muzdhalifah dan ini di-sunnah-kan. Sunnah sifatnya. Mentakhirkan salat; dijama maghrib dan isya, tapi diterlambatkan di waktu isya, dan isya-nya dipangkas. Salatnya di Muzdhalifah. Lewat tengah malam, kalau bisa tunggu sampai subuh, bagus. Kalau tidak bisa, maka lewat tengah malam – – sudah boleh menuju ke lokasi yang setelahnya. Kita anggap sunah-nya kita selesaikan sampai subuh, di tinggal 10 – – ini Ied Adha. Jemaah haji di Ied Adha ini mengerjakan salah satu dari tiga perbuatan yang semuanya wajib. Tapi kalau salah satunya dikerjakan, sudah boleh tahalul.

Berkurban, atau jumrah Aqabah, atau tawaf ifadah. Tahu wajibnya haji. Cuman teman-teman kalau kita sudah kurban, kita juga sudah jumrah, – – salah satunya kalau sudah dikerjakan, maka sudah boleh tahalul (ganti baju biasa), tapi tetap dikerjakan. Cuma kalau antum masih baru kurban dan baru jumrah aqabah, belum tawaf ifadah, ini semuanya halal kecuali suami-istri. Belum boleh berhubungan, walaupun sudah pakai baju biasa. Dia jadi halal berhubungan, kalau selesai tawaf ifadah. Dan jumrah aqabah di tanggal 10 wajib diselesaikan pada saat itu. Kalau yang kurban dan juga tawaf ifadah – – boleh sampai selesai haji. Hari Tasyrik. Maksudnya di hari terakhir sampai tanggal 13 Dzulhijjah. Itu tanggal 10. Tanggal 11, 12, 13 dikenal dengan hari Tasyrik. 11, 12 itu wajib. Sedangkan tanggal 13 itu sunnah. Ini kerjanya jamaah haji pakai baju biasa. Mereka menjama zuhur dan azhar, jama qashar taqdim. Maghrib dan isya dijama, diqashar isya-nya, dijama taqdim juga selama tiga hari – – dan setiap hari mereka cuma jumrah, melontarkan batu kecil,sedang, besar.

Bagi perempuan boleh diwakilkan kepada laki-laki. Biasanya di Indonesia dikatakan kalau tanggal 12 itu tinggalkan Mina'. Sedangkan ini tinggalnya di Mina'. Kalau mereka tinggalkan Mina', dikenal dengan Nafar Awal. Tapi والله أعلمُ, Saya sendiri tidak pernah temukan istilah ini. Ini Nafar Awal, dan kalau tinggal sampai tanggal 13 dikenal dengan Nafar Tsani. Tapi mustinya dikatakan adalah.. Ini boleh keluar dari hari yang ke-12, tapi tanggal 13 lebih afdol. Kata Allah "لِمَنِ اتَّقٰىۗ". Itu kurang lebih ringkasan masalah haji. Tentu saja fadilah haji banyak sekali tentunya. Di antaranya siapa yang pergi haji, tapi tidak 'rafats', tidak mengucapkan kata sayang, cinta, rindu, kecuali kepada pasangan yang halalnya – – tidak fusuq atau menyentuh secara fisik. Salaman, ciuman, pelukan. Lalu dan juga tidak jidal berdebat-debat di haji – – maka dia akan pulang seperti baru dilahirkan oleh ibunya. Dalam hadis lain juga dikatakan sebagai haji mabrur. Tidak ada balasan kecuali surga. Haji mambrur artinya haji yang mengikuti rukun dan syarat-syaratnya. Juga dalam hadis lain dikatakan, haji dan umrah dikerjakan secara berkesinambungan akan menghilangkan – – kesusahan hidup dan kemiskinan sebagaimana api menghilangkan karat dari besi. Kata para ulama dari ayat tadi, di mana Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم menjadi penyebab daripada terjadinya haji ini –
– maka semua rangkaian haji, dipanen pahalanya oleh Ibrahim dan Ismail عَلَيْهِ والصلاة والسلام.

Ini yang dimaksud dengan, "Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan agar mereka – – menyebut nama Allah pada hari-hari yang ditentukan." Tadi sudah Saya sebutkan. "Atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.." Karena di hari Tasyrik, empat hari itu – – hari Nahr atau Ied Adha, tanggal 10 Dzulhijjah, Hari Tasyrik 11,12, 13, ini empat hari, hari makan dalam Islam. Namanya Hari Makan. Hari menikmati daging kurban, dan di empat hari ini hukumnya tidak boleh berpuasa. Tidak boleh berpuasa. Tidak boleh berpuasa Baik di sini dikatakan oleh Allah, "..agar atas rezeki yang Allah berikan kepada mereka berupa binatang ternak." Dan ini binatang ternak teman-teman sekalian, juga perlu digaris bawahi ada istilah Hadyu. Hadyu itu adalah antum berkurban walaupun bukan di musim haji.

Kan kita sekarang kebanyakan hanya di musim haji saja. Kalau umrah biasanya kita tidak kerjakan kurban, kan? Padahal sebenarnya ada istilah hadyu. Nanti akan kita pelajarin di masalah kesepakatan Hudaibiyah, di mana nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ waktu mau umrah pada saat itu – – membawa hadyu dari Madinah. Hewan-hewan kurban yang niatnya dikurbankan di Mekkah, karena Allah, pada saat lagi selesai mengerjakan ibadah umrah. Jadi selain haji, umrah juga ada binatang ternak. Dan dari sini juga sebuah hukum kita bolehnya berkurban hewan ternak kapan saja. Tentu yang puncaknya di Ied Adha, tapi kalau antum misalnya mau mengundang orang, sembelih. memberi makan orang lain – – yang ini semua adalah perbuatan yang baik. "Maka, makanlah sebagian darinya, dan sebagian lagi berilah untuk dimakan orang yang sengsara dan fakir." Satu hal lagi kita ambil hukum di sini, teman-teman, dari ayat adalah Ied kurban atau Ied adha memberikan gambaran – – kepada kita tentang pentingnya hewan yang namanya kambing dan domba. Ada hadis nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ hadis sahih riwayat Imam Bukhari yang berbunyi, "Sebaik-baik harta seorang muslim adalah domba." Kambing. Jadi kalau antum mau pelihara hewan, peliharalah kambing. Maaf ini jangan tersinggung. Kalau ada teman-teman yang suka pelihara kucing, misalnya. Bukan tidak boleh.

Abu Hurairah pernah pelihara, bahkan Abu Hurairah namanya Abu Rahman Bin Sakhr رضي الله عنه Diberikan julukan Abu Hurairah, karena Hurairah diambil dari kata-kata 'hirroh' yang berarti kucing. Tapi beliau satu-satunya sahabat yang pelihara kucing, sedangkan yang lainnya tidak pernah. Bahkan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ juga tidak pernah pelihara kucing. Lebih baik antum biarkan bebas, hidup. Lebih bagus. Lebih afdol. Jangan lagi diplintir lagi perkataan Saya ini. Sekarang banyak ahli pelintir (ucapan) Nanti keluar lagi fatwa menyesatkan Khalid Basalamah lagi. Tanpa dilihat, tanpa disortir. Ini Saya bilang lebih baiknya, karena (kucing) hewan yang haram dimakan dagingnya, haram ditransaksikan. Itu kaedahnya. Kucing termasuk hewan yang bertaring. Dibolehkannya itu dipelihara oleh sebagian ulama, karena dilihat Abu Hurairah – – pernah pelihara. Tapi bukan menjadi sebuah kebiasaan para sahabat, bukan juga nabi. Maka lebih baik antum biarkan. Ada orang suka membiayai kucing satu bulan tiga juta di Jakarta. Makannya lah, ada salonnya lah, ada bajunya lah, ada macam-macam. Kalau dia biayai anak yatim, berapa pahalanya? Tiga juta biayai anak yatim kan bagus, bukan? Sama juga banyak orang pelihara, maaf jangan tersinggung dan jangan dipelintir. Orang pelihara burung. Untuk apa ini pelihara burung, teman-teman? Untuk apa Allah kasih burung itu sayap? Saya tanya.

Untuk terbang atau untuk dikurung? Sayapnya sudah ada. Biarin dia terbang. Semisal, "Ustad, Saya mau dengar suaranya (burung)." Sekarang di HP, tinggal download, banyak suara burung. Kenapa harus siksa burung itu kasihan disuruh berbunyi. Antum mau suara apa saja, sekarang bisa download. Suara burung segala macam. Ratusan, ribuan burung banyak suaranya. Kenapa harus kurung burung itu? Kasihan. Biarin dia terbang. Makhluknya Allah. "Mau lihat keindahannya, ustad." Sekarang di YouTube apa saja antum bisa lihat segala jenis burung.

Semuanya ada. Bisa tonton. Selesai Pelihara hewan yang antum ada pahalanya. Semua hewan yang halal di makan dagingnya, halal transaksinya. Kambing, ayam, ikan, bisa dimakan. Halal. Transaksinya pun halal. Antum nanti mau jual pun bisa. Tapi khusus masalah kambing, teman-teman, memang agak berbeda. Kambing adalah hewan yang luar biasa. Saya pernah sampaikan dalam salah satu ceramah Saya, teman-teman sekalian – – kalau hikmahnya adalah hewan kambing ini ialah hewan yang memakannya berpahala.

Ada banyak dalil, di antaranya hadis bukhari. Kalau baginda Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sangat gemar memakan paha kambing. Berarti kalau orang makan kambing, karena nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ suka jadi ibadah, pahala. Yang kedua kita punya akikah. Semua muslim, mau orang Arab, mau orang bule, mau orang hitam dari Afrika, mau orang Melayu – – kalau anaknya lahir laki-laki, sembelih kambing dua ekor atau domba. Kalau anak perempuan, satu. Tidak bisa diganti hewan lain kalau akikah. Harus hewan itu (kambing atau domba) memang. Dan sunnah-nya memakan sebagian dari dagingnya. Kita juga punya Ied Kurban yang sedang kita bahas sekarang. Boleh sapi, boleh unta, tapi afdolnya kambing. Karena nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sendiri waktu itu, nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَmampu sembelih unta. Tapi tidak sembelih (unta), beliau sembelih domba. Bahkan beliau menyembelih enam puluh lima ekor عَلَيْهِ والصلاة والسلام – – beliau sembelih sendiri, kalau tidak salah lima belas ekor. Sisanya, Ali Bin Abi Thalib رضي الله عنه melanjutkan sembelihannya. Jadi lebih afdol. Dan juga perlu kita garis bawahi dari kisah kejadian kita – – waktu Ismail tidak jadi disembelih, apa yang digantikan? Domba. اَلْحَمْدُ للَّهِ. Berarti sudah paham. Kadang-kadang kita di Indonesia bilang apa? "Tidak enak dagingnya, ustad." Atau kolesterol, darah tinggi, mana buktinya? Bisa Anda buktikan tidak? Tidak ada buktinya, teman-teman sekalian.

Yang membuat masalah bukan daging kambingnya, tapi bumbu yang antum taruh. Bumbunya santan, minyak, garam banyak. itu yang jadi masalah, bukan kambingnya. Allah sudah suruh. Dan nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengatakan "Sebaik-baik hewan, adalah kambing." Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ hampir setiap hari meminum susu kambing. Masih banyak fakta-fakta lainnya. kalau antum bisa baca di Google tentang fakta manfaat dari susu kambing dan daging kambing itu banyak sekali. Yang jelas teman-teman, di sini dikatakan firman Allah, "Dan agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang ditentukan – " atas rezeki yang Allah kepada mereka berupa binatang ternak." Binatang ternak dikatakan di sini adalah kambing dan domba.

Karena ini yang banyak disembelih di jaman itu atau di musim haji. "Maka makanlah.." Disuruh makan dagingnya. Berarti ada ibadah dalam memakannya. "Sebagian darinya dan sebagian lagi berikan untuk dimakan oleh orang-orang sengsara dan fakir." Sebagian ulama mengatakan, dianjurkan dia mengambil maksimal sepertiga dari daging hewannya. Tapi ini istijhad tentunya. Intinya kita suruh makan sebagian, kita bagi sebagian lainnya. Ayat ke-29, ayat terakhir dikatakan, "Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka – – dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka. Hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah Ka'bah." – atau rumah yang tua atau Baitillah itu. Yang dimaksud di sini, teman-teman sekalian. "Menghilangkan kotoran tubuhnya." adalah – Menghilangkan kotoran, memotong rambut, mengerat kuku, dan juga mencukur bulu kemaluan dan bulu ketiak. Sebagaimana kita tahu, ini di-sunnah-kan pada saat orang sedang ihram. Jadi sebelum antum niat ihram, haji, atau umrah, maka potong kuku sunnah, cukur bulu kemaluan, cukur bulu ketiak, – – dan nanti pada saat selesai, tahalul alias mencukur rambut.

Dan afdolnya adalah gundul. Saya kalau motivasi jemaah lagi umrah sama Saya, kadang-kadang ada yang tidak mau gundul. Kenapa tidak mau gundul, Pak? Di indonesia kan malu kalau gundul. Biasanya orang kriminal yang digundul. Di sini lain, di Mekkah. Malah kalau kita masuk ke tempat cukur dan kita tidak gundul, maka kita dianggap aneh sendiri. Karena semua orang di sana gundul. Baru Allah minta rambut sudah berat. Bagaimana kalau Allah minta darah? Gundulah. Dan laki-laki itu سُبْحَانَ ٱللَّٰ ada penelitian mengatakan gundul itu lebih baik buat kesuburan kepalanya. Beda dengan perempuan. Kulit kepala laki-laki memang makin sering gundul, maka makin bagus. Tapi hubungkanlah dengan ibadah. Artinya dengan umrah dan haji. Kemudian dikatakan di sini, "Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran.." yang dimaksudkan kotoran kata ulama tafsir – – adalah tadi yang sudah Saya sebutkan; bulu ketiak, bulu kemaluan, kuku, dan memotong rambut pada saat lagi tahalul.

Kemudian dikatakan juga, "Dan agar mereka menjalankan nazar-nazar mereka." Maksudnya adalah nazar-nazar yang baik untuk – – ibadah haji. Seperti misalnya dia mengatakan dalam doanya – – "Ya Allah, mudahkanlah haji ini untuk Saya. Berkahilah dan seterusnya." Dan kalau Saya berhasil selesai haji – – maka Saya akan bersedekah sekian." Itu nazar- nazar yang positif. Walaupun nazar ini, dalam pandangan jumhur ulama adalah hukumnya Makruh. Nazarnya. Karena kalau berhasil, maka wajib untuk dijalankan. Dosa kalau tidak. Lebih baik seseorang itu elakukan sesuatu kalau berhasil dia langsung sedekah setelahnya, – – atau dia berbuat kebaikan, berdoa, atau sujud sukur kepada Allah sebagai tanda terima kasihnya kepada Allah yang Maha Pemurah.

Baik, kita akan tutup teman-teman sekalian pertemuan kita pada malam ini dengan Awal Munculnya Kemusyrikkan. Dan itu di tangan seseorang yang bernama Amru Bin Luhay. Amru Bin Luhay. Hafalin nama itu. Nama ini luar biasa. karena baginda nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengatakan apa? "Aku diperlihatkan Amru Bin Luhay di neraka." Isi perutnya keluar, sambil dia memegangnya. Kan di neraka orang tidak mati. Tidak ada kematian di sana. Disiksa sambil dia merasakan walapun dia merasakan seluruh tubuhnya terpotong-potong tidak mati. نعوذ بالله من ذل Karena dialah orang yang pertama mengganti ajaran Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ. Kita mulai kisahnya. Di Mekkah, teman-teman, setelah Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ meninggal, Ismail عَلَيْهِ السَّلَامُ meninggal – – tetap manusia dalam keadaan tentram. Saya terus terang secara pribadi menelusuri mencari tahu, berapa tahun kira-kira kisah antara ibrahim Ismail عَلَيْهِ السَّلَامُ – – dengan munculnya Amru Bin Luhay, tapi Saya tidak temukan. Banyak buku-buku sejarah langsung meringkaskaskan munculnya perilaku atau munculnya kemusyrikan di Jazirah Arab. Awal munculnya di tangan Amru Bin Luhay Tapi selisih tahun tidak disebutkan. Intinya setelah meninggal dua nabi yang mulia ini. Kemungkinan besar cukup lama gitu. Di Mekkah. teman-teman, suku Jurhum. Masih soal suku ini tadi, ya? Masih ingat tidak? Suku Jurhum ini, teman-teman berkembang pesat dan sekarang jadi keluarganya Ismail عَلَيْهِ السَّلَامُ.

– – karena Ismail juga menikah dari situ. Suku Jurhum ini, teman-teman, rupanya dengan adanya musim haji, mendapatkan keuntungan yang banyak. Karena mereka dagang makanan, dagang minuman, seperti sekarang. Sampai orang-orang hingga sekarang mengatakan, "Kalau orang pakar ekonom Islam mengatakan – – 'tempat yang paling menguntungkan di seluruh dunia itu adalah berbisnis di Mekkah dan Madinah'." Orang punya hotel, orang punya toko, orang punya lain-lain. Setiap saat ada pembeli. Haji setiap tahun, mereka datang. Jumlahnya jutaan orang. Pasti belanja lagi. Yang jelas, ada satu suku Arab yang lain. Namanya Khuza'ah.

Suku Khuza'ah, teman-teman, ini suku yang cemburu dengan Jurhum. Hidup suku Khuza'ah ini suka berperang. Maka mereka mau datang dan menyerang Mekkah, supaya bisa merebut Mekkah ini dari Jurhum. Bawalah mereka pasukan besar, datang dengan jumlah besar. Jurhum tahu. Di zaman itu, dulu Mekkah ada bentengnya – – yang ditutup pintu gerbang, mereka juga persiapkan. Ringkas cerita, terjadilah peperangan. Setelah beberapa hari peperangan, teman-teman sekalian., dengan hikmah Allah, suku Khuza'ah menang. Pendatang baru ini menang, dan suku Jurhum dikalahkan. Maka, ada beberapa pimpinan Jurhum yang tidak disebutkan namanya akhirnya mengambil inisiatif – – sebelum pintu gerbang benteng mereka ditembus, karena mereka sudah lihat ada tanda kekalahan. Orang dalam benteng sudah ketakutan, maka mereka menimbun sumur zam-zam Menimbun, dihilangkan sumur zam-zam sama sekali. Dan mereka sepakat untuk tidak ada yang berbicara – – kalau pasukan Khuza'ah berhasil masuk. Tidak ada yang tunjukkan di mana air zam-zam itu. Masuklah mereka dan berhasil memenangkan peperangan, teman-teman sekalian.

Dan memimpin Khuza'ah di Mekkah itu – – ahli sejarah mengatakan di antara 300 sampai 500 tahun tapi tidak ada air. Salah satu Raja dari Khuza'ah nanti yang memimpin. Ini tidak disebutkan orang yang pertama. Ada juga ahli sejarah dia orang pertama yang memimpin peperangan lalu dia masuk ke Mekkah. Ada yang mengatakan tidak, melainkan orang (Raja) Khuza'ah sekian yang datang. Ringkas cerita, ada satu orang namanya Amru Bin Luhay ini meimpin. Orangnya sebenarnya Amu Bin Luhay ini sebenarnya pemimpin yang disegani. Karena, secara fisik orangnya tinggi besar, orangnya kuat, dan dia punya sifat dasarnya orang Arab saat itu adalah karam. Karam itu dermawan. Suka memberi makan orang, suka membantu oarng, sampai-sampai dia dengan hartanya sendiri – – biasa memberi makan jamaah haji yang datang pada saat itu.

Perilakunya Amru Bin Luhay, sayangnya, bukan orang yang mengikuti ajrannya Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ . Suku yang lain, dari luar, datang merebut Mekkah. dia tidak mengerti soal ajaran Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ. dia tahunya ada jemaah haji, orang datang. Begitu saja. Kemudian dia menggunakan sukunya sebagai kesempatan untuk berdagang juga pada saat itu. Amru Bin Luhay ini, teman-teman sekalian. Pada saat dia memimpin, dia mengeluarkan beberapa keputusan – – yang akhirnya mengubah ajaran Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ . Yang peratma adalah dia memasukkan berhala ke Jazirah Arab. Ceritanya, suatu hari Amru Bin Luha ini pergi ke negeri Syam. Negeri Syam tadi Saya bilang adalah Libanon, Syira, Yordania, dan Palestina. Empat negara dulu adalah Syam. Dia pergi ke Negeri Syam, teman-temen sekalian.

Kemudian, dia melihat ada orang di sana, berasal dari Suku Amalik. Suku ini sedang menyembah-menyembah berhala. Lalu Amru berkata, "Apa yang kalian buat?" Kata suku ini, "Patung ini mendekatkan kami kepada Allah." "Dan kalau kami butuh apa-apa, kami tinggal minta kepada patung ini." "Patung ini menurunkan hujan buat kami, menyembuhkan penyakit kami, memberikan keturunan buat kami." – – dan seterusnya. Amru Bin Luhay tertarik dengan itu. Lalu dia bilang, "Kami di Mekkah tidak punya air." Tidak ada air zam-zam (soalnya). Tidak ada air. Dan ini perkataan dia mengatakan, "Kami di Mekkah tidak ada air." Kemungkinan kata ahli sejarah – – lebih tepat dia adalah bukan Raja pertama di Mekkah, tapi sudah Raja kesekian.

Jadi sudah kakeknya dulu yang berebut Mekkah. Jadi dia ini betul-betul tidak tahu apa-apa. Dia kehilangan informasi tentang masalah air zam-zam tersebut. Maka dia bilang, "Saya akan beli beberapa patung dan Saya bawa ke Mekkah. Siapa tahu patung ini bisa mendatangkan air buat kami." Maka dia pun akhirnya membeli patung, dan patung yang pertama dia masukkan ke Mekkah bernama Hubal. Patung hubal. Patung ini dibawa sama dia kemudian, dia letakkan patung tersebut di pintu gerbang Mekkah. Lalu dia memerintahkan seluruh masyarakat Mekkah pada saat itu untuk meminta agar semuanya setiap hari datang – – minta kepada patung agar Mekkah mendapatkan sumber air. Karena dia seorang Raja yang disegani saat itu, dan sudah cukup lama ajaran Ibrahim dan Ismail عَلَيْهِ السَّلَامُ berlalu – – maka orang pun mengikutinya.

Pada saat itu masyarakat Mekkah masih mengenal Allah. Tahu yang namanya haji, rumah ini adalah rumahnya Allah. Tapi mereka secara rumubiyah, secara menganggap Rabb itu pencipta, maka mereka yakin. Tapi mereka tidak melakukan ibadah. Uluhiyah-nya tidak ada. Mereka dalam arti kata masih mencampur aduk ibadah dengan musyrik. Maka yang terjadi, teman-teman sekalian, semua orang Mekkah pada saat itu mulai menyembah Hubal. Berjalan beberapa waktu, Amru Bin Luhay mengeluarkan instruksi – – untuk setiap suku di Mekkah harus buat patung sendiri. Kemudian meletakkan di depan sukunya. Jadi dulu Mekkah itu kalau kita ibaratkan ini Mekkah, di pojok sebelah sana ada suku sendiri. Ada bentengnya sendiri. Di sana ada, di sana juga ada. Maka dia perintahkan agar semua suku punya patung sendiri-sendiri Pada saat itu, tersebarlah banyak patung teman-teman sekalian, di antaranya yang terkenal adalah patung Hubal – – yang disembah oleh seluruh masyarakat Mekkah. Kemudian ada patung Wudd yang paling banyak disembah oleh suku Kal' Kemudian ada patung Suwaa yang disembah oleh suku Khuzail. Ada patung Yaghuts yang disembah oleh Suku Thay. Kemudian ada masyarakat wilayah Jarash.

Kemud Kemudian ada Ya'uq disembah oleh wilayah Hamazan. Kemudian patung Nasr disembah oleh penduduk Negeri Yaman. Jadi awalnya di Mekkah dulu, masuknya Hubal. Lalu seluruh suku disuruh buat patung. Pada saat musim haji, seluruh dunia datang. Mereka lihat orang-orang Mekkah sembah patung. Jamaah hajinya terpengaruh. "Kenapa kalian buat ini?" tanya mereka. Dijawab, "Ini (patung) yang menurunkan hujan buat kami" – – "menyembuhkan penyakit kami." Begini-begitu. Orang-orang Mekkah yang sebarkan, dari Amru bin Luhay. Maka Jamaah haji mengambil ide untuk pulang. Kemudian Amru Bin Luhay memberikan instruksi lagi – – untuk semua penduduk Mekkah menjadikan membuat patung sebagai sumber pendapatan. Maka jadilah hampir satu Mekkah ahli membuat patung. Dijual kepada jamaah haji untuk dibawa pulang ke kampung masing-masing. Dan ini semua patung-patung yang Saya sebutkan namanya tadi, oleh baginda nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dihancurkan di pembebasan kota Mekkah.

Dimulai dari Hubal yang besar, di depan pintu gerbang Mekkah. Dan yang paling aneh sekali adalah patung yang disuruh sembah oleh Amru bin Luhay – – yang dia tak tahu kisahnya. Namanya patung Isaf dan Nailah. Isaf itu teman-teman adalah nama seorang lelaki dari Yaman. Nailah itu nama seorang perempuan dari Yaman. Kisahnya dalam sebuah riwayat Bukhar bahwa dua orang ini saling mencintai, saling suka satu sama lain. Kemudian mereka mau menikah. Tapi ternyata, waktu si Isaf melamar Nailah, ayahnya Nailah tidak setuju. Apa yang mereka lakukan? Zaman dulu orang kalau mau ketemu janjiannya di musim haji. Dan perjalanan musim haji jauh. Kaya mungkin kita masih tahun 30-an, 40 Masehi. Di Indonesia mungkin orang masih naik kapal laut. Jauh sekali. Kadang-kadang orang kalau sudah pamit haji, mungkin dianggap sudah tidak akan kembali. Perjalanan satu bulan naik kapal, belum pulangnya, belum tinggal di sana. Zaman dulu begitu kurang lebih. Bisa jadi lebih lama lagi jika mereka naik unta dan kuda.

Ketemu di musim haji. Masyarakat di musim haji banyak, tidak semua orang tahu. Kedua pasangan ini saat di depan Ka'bah – – dan semua orang sudah istirahat di malam hari, tia-tiba mereka berzina. Dan waktu keduanya berzina di depan Ka'bah, Allah kutuk menjadi patung. Ini terjadi waktu suku Jurhum masih berkuasa. Belum masuk (dikuasai) Khuza'ah. Apa yang terjadi teman-teman? Suku Jurhum meletakkan Isaf di gunung Shafa – – dan meletakkan Naila di gunung Marwah agar jadi pelajaran. Setiap orang Sa'i, "Lihat ini akibat buat dosa di depan Ka'bah seperti ini hasilnya." Jadi orang turun-temurun tahu soal cerita itu. Waktu Amru Bin Luhay masuk, dia tidak ngerti. "Patung apa ini?" Di kira orang Mekkah memang sembah patung. Lalu dia menyuruh patung Isaf dan Nailah dipindahkan ke dekat Ka'bah dan mereka disuruh sembah. Jadi mereka disuruh sembah manusia yang dikutuk oleh Allah, karena berzina. Tapi itu tetap terjadi di Mekkah. Umar bin Khattab رضي الله عنه berkata, "Suatu hari aku pernah.." Ini menggambarkan tentang buruknya keadaan mereka di sana. Umar Bin Khattab mengatakan, "Aku suatu waktu pernah mau keluar dari Mekkah, lalu kemudian aku lupa membawa batu dari Mekkah." Jadi waktu itu ada instruksi dari Amru Bin Luhay secara turun-temurun.

Masa Amru Bin Luhay jauh dari zaman nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. (Masa) dia jauh sebelumnya. Tapi perintah itu turun-temurun. Sampai di zaman nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ masih dijalankan apa yang dia instruksikan. Itu turun-temurun. Di antaranya orang Mekkah kalau mau keluar, harus bawa patung dari Mekkah baru bisa disembah. Dan kalau tidak punya patung, maka harus bawa batu untuk dipahat sama mereka. Dan pahat apa saja. Pokoknya batu kecil sebesar ini. Tinggal dibuat coretan, dibikin mata dan hidung, langsung jadi Tuhan lalu disembah. Maka dikatakan zaman Jahiliyah. Zaman kebodohan Kata Umar, "Suatu waktu, Saya pernah keluar dari Mekkah dan lupa membawa batu dari Mekkah." Tidak bawa batu dari Mekkah. "Kemudian, di tengah jalan saat sedang istirahat, Saya ingin sembah Tuhan Saya untuk minta keselamatan." "Maka Saya cari batu, tapi tak ada batu dari Mekkah karena lupa bawa." "Ada banyak batu di sana, tapi bukan dari Mekkah." Dia bilang, "Lalu Saya lihat dari Mekkah yang Saya bawa cuma pakaian dan makanan; Saya bawa kurma." "Maka Saya buat Tuhan Saya dari kurma." "Kemudian Saya sembah. Setelah sembah, Saya lapar lalu makan kepalanya." Waktu itu Umar رضي الله عنه sempat tersenyum.

Maka para sahabat bertanya, "Kenapa Anda tersenyum?" Dia (Umar) bilang, "Saya teringat dulu masa Jahiliyah." Begitu luar biasa bodohnya. Tidak mengerti sama sekali. Tuhannya sampai dimakan sendiri. Di antara hal yang buruk pada saat itu, teman-teman sekalian, dari Amru Bin Luhay, selain patung, adalah – – juga dia menyuruh anak perempuan untuk dibunuh. Anak perempuan untuk dibunuh. Allah menceritakan dalam Al-Qur'an dalam surat An-Nahl (16) ayat 58 – 59. أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ وَاِذَا بُشِّرَ اَحَدُهُمْ بِالْاُنْثٰى ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌۚ ٥٨ يَتَوٰرٰى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوْۤءِ مَا بُشِّرَ بِهٖۗ اَيُمْسِكُهٗ عَلٰى هُوْنٍ اَمْ يَدُسُّهٗ فِى التُّرَابِۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ ٥٩ "Apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, hitam dan memerah padamlah mukanya (sangat marah)." "Dia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya." "Apakah dia akan memelihara anak perempuan itu dalam keadaan menanggung kehinaan dari masyarakat?" "Ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah hidup-hidup. Ketahuilah, alangkah buruk apa yang telah mereka tetapkan itu." Di dalam surat Az-Zukhruf (43) ayat 17, Allah yang Maha Tinggi dan Maha Pemurah juga menceritakan masalah ini. أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ وَاِذَا بُشِّرَ اَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمٰنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌ ١٧ "Padahal apabila salah seorang dari mereka (Quraisy Mekkah) diberi kabar gembira tentang datangnya anak perempuan.. – – maka apa yang mereka nisbatkan kepada Allah yang Maha Pemurah, jadilah muka mereka hitam pekat sebab dia amat menahan sedih." Apa maksudnya di sini, teman-teman sekalian? Apa yang mereka nisbatkan kepada Allah, zat Maha Pemurah, ternyata orang Quraisy itu mengatakan – "Malaikat itu anak perempuannya Allah." Dan Allah pasti tak mungkin terima.

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ adalah لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. Allah Esa, tidak butuh dengan semua malaikat. Semua makhluk. Allah tunggal. Maha Kuat dan Maha sempurna. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ ٤ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢. Jelas. Allah tidak membutuhkan kepada siapapun, justru semua bergantung kepada-Nya. "Maka pada saat itu Allah mengatakan, padahal apabila salah seorang dari mereka diberikan berita gembira dengan apa yang mereka jadikan – – sebagai misal bagi Allah yang Maha Pemurah." Maksudnya mereka katakan malaikat anak perempuan. Anak perempuan Allah. Lalu mereka kalau dapat anak perempuan, mereka malah bermuram. Bagaimana bisa mereka menganggap Allah punya anak perempuan? Mereka sendiri tidak mau menerima anak perempuan itu. Yang mereka lakukan teman-teman sekalian, adalah mengubur anak perempuan itu hidup-hidup atau – – mereka harus memeliharanya dalam kondisi yang malu. Surat Takwir (81) ayat 8.

Allah juga mengatakan – أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ وَاِذَا الْمَوْءٗدَةُ سُىِٕلَتْۖ ٨ بِاَيِّ ذَنْۢبٍ قُتِلَتْۚ ٩ "Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya." "“Karena dosa apa mereka dibunuh." Baik teman-teman sekalian, selanjutnya yang ketiga dikerjakan oleh Amru Bin Luhay adalah mengubah talbiyah. Tentu anak-anak perempuan ada yang hidup di Mekkah, tapi hidup itu hanya sekedar – Mungkin kalau dia punya sepuluh atau lima anak misalnya, dia berharap anak perempuannya cuma satu. Yang lainnya empat laki-laki (maaf) Dalam hal mengubah talbiyah ini, Talbiyah yang mahsyur di zaman Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم adalah – – talbiyah yang disyariatkan dalam syariat nabi Muhammad عَلَيْهِ والصلاة والسلام لبيك اللهم لبيك
لبيك لا شريك لك لبيك
إن الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك لبيك Artinya, "Aku menjawab panggilan-Mu, Ya Allah. Aku menjawab panggilan-Mu dengan santun, ya Allah." لبيك ini adalah kalimat yang baik. Makanya, teman-teman didik anak-anaknya agar kalau kita panggil dia mengatakan, semisal "Nak, ke sini." – – لبيك. Kata-kata لبيك ini santun. Orang Arab itu menggunakan untuk "Ya, Saya menjawab panggilanmu dengan santun." "Saya menjawab panggilanmu, ya Allah." Karena kita di sini mengatakan لبيك .اللهم لبيك. اللهم artinya "Ya, Allah." "Ya, Allah.

Aku menjawab panggilan-Mu dengan santun." "Aku menjawab panggilanmu dengan santun dan tidak ada sekutu bagimu. Sesungguhnya segala puji -pujian dan nikmat serta kerajaan – – hanya milikmu dan tidak ada sekutu bagimu." Sampai di sini adalah talbiyah yang masyru' atau talbiyah yang dianjurkan. Amru Bin Luhay datangkan kalimat terakhir yang ditambahkan لَّا شَرِيكًا هو لَكَ تَمْلِكُهُ وَما مَلَكَ. "Kecuali sekutu yang kau miliki dan kau kuasai." Ini kalimat syirik. Tidak boleh. Artinya berarti Allah punya sekutu, sementara Allah mengatakan لا شَرِيكَ لَكَ "Tidak ada sekutu bagi-Nya." Ini kalimat syirik, dan sampai zaman Quraisy terakhir itu mereka masih menggunakan kalimat ini. Dan orang-orang Quraisy bisa membedakan muslim dan kafir di talbiyah mereka pada saat mereka sedang mengucapkannya.

Yang keempat, pensyariatan bahirah, saibah, wasilah, dan ham. Ini istilah-istilah hewan. Ini syariatnya si Amru Bin Luha. Amru Bin Luhay lalu menetapkan syariat bagi masyarakat Mekkah yang ia karang sendiri. Keluar dari ajaran nabi Ibrahim َعَلَيْهِ والصلاة والسلام – – yaitu pengsakralan hewan tertentu. Allah yang Maha Tinggi dan Maha Mulia menceritakan kasus ini dalam surat Al-Maidah. Tentu antum kalau tidak dengar dari apa yang kita sampaikan atau tidak tahu apa yang kita sampaikan, teman-teman – – antum tidak akan mengerti kalau baca ayatnya. Karena, istilah ini memang istilah hewan. Bahirah, Saibah, Wasilah, dan Ham. Saya bacakan ayatnya surat Al-Maidah (5) ayat 103. Ini Allah ceritakan tentang pensyariatannya Amru Bin Luhay di Mekkah. أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ مَا جَعَلَ اللّٰهُ مِنْۢ بَحِيْرَةٍ وَّلَا سَاۤىِٕبَةٍ وَّلَا وَصِيْلَةٍ وَّلَا حَامٍ ۙوَّلٰكِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَۗ وَاَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَ ١٠٣ "Allah sekali-kali tidak pernah mensyariatkan bahirah, saibah, wasilah, dan ham, akan tetapi orang-orang kafir – – membuat-buat kedustaan terhadap Allah dan kebanyakan mereka tidak mengerti." Maksudnya orang kafir adalah Amru Bin Luhay yang akhirnya (tiga nama hewan) disyariatkan di Mekkah. Apa itu hewan-hewan tersbut, teman-teman? Bahirah adalah unta betina yang telah beranak lima kali. Kalau ada unta betina melahirkan sampai lima kali, dan anak kelimanya jantan, lalu unta betina itu dibelah kupingnya – – induk betina tadi yang sudah dapat lima anak, anak kelimanya jantan, dilepaskan tidak boleh ditunggangi – – dan tidak boleh lagi diambil air susunya.

Ngarang-ngarang. Tidak ada hubungannya sama sekali. Unta melahirkan lima anak, anak kelimanya jantan. apa hubungannya? Kupingnya dipotong. Tidak boleh lagi diganggu gugat. Itu namanya Bahirah. Allah mengatakan, "Allah tidak pernah sekali-kali mensyariatkan Bahirah." Tidak ada hubungannya. Lalu dikatakan Wasilah, atau Saibah, بَحِيْرَةٍ وَّلَا سَاۤىِٕبَةٍ. "Saibah adalah unta betina yang dibiarkan pergi ke mana saja, karena suatu nazar seperti – – jika seorang Arab jahiliyah akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, maka ia bernazar akan menjadikan untanya Saibah – – Bila maksud atau perjalanannya berhasil dengan selamat. Jadi Saibah itu orang Jahiliyah beli unta, lalu dia bilang, "Kalau Saya berhasil nanti, dalam perjalanan Saya, atau menikah dengan Fulana – – atau berhasil usaha Saya, nanti Saya jadikan Saibah." Saibah adalah unta yang dibiarkan saja. Tidak diganggu gugat. Kaya kalau kita diwakafin atau sebagainya. Tapi, masalahnya unta saibah tidak boleh ada yang sentuh. Dibiarkan saja. Tidak boleh ditunggangi, tidak boleh diambil susunya, tidak boleh disembelih, dan seterusnya.

Yang ketiga, wasilah. Wasilah ini seekor domba betina melahirkan anak kembar. Yang terdiri dari jantan dan betina. Jadi domba betina punya anak kembar. Jantan dan betina. Maka yang jantan disebut wasilah, tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala. Ini suci. Kalau ada domba betina punya anak kembar, laki-laki dan perempuan, jantan dan betina, yang jantan ini suci. Harus diberikan kepada berhala. Cuma boleh disembelih untuk berhala.Yang terakhir adalah ham. Ham adalah unta jantan yang tidak boleh diganggu gugat lagi. Karena berhasil membuntingkan unta betina sepuluh kali. Aneh betul syariat ini.

Tapi begitulah memang syariat dia yang memang disyariatkan ke masyarakat Mekkah – – supaya orang-orang Mekkah mau mengerjakannya. Dan itu dijalankan betul-betul oleh mereka. Dan itu dijalankan oleh mereka. والله أعلمُ Ini teman-teman sekalian, bahasan kita berhubungan dengan masalah Shirah tentunya. Dan nanti kita akan masuk إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ di pertemuan yang akan datang. Tentang keadaan masuknya agama Yahudi dan Nasrani di Jazirah Arab. Ini akan kita bahas InsyaAllah nanti di pertemuan yang akan datang dan seperti yang Saya janjikan, akan dibacakan beberapa pertanyaan – – Tapi teman-teman sekalian, tolong bertanya sesuatu yang belum dipahami. Dan sesuai dengan tema kita, yang dari tadi pagi boleh. Dari tadi pagi sampai sekarang (harus) sesuai untuk ditanyakan. Kalau sesuai dengan bahasan, InsyaAllah Saya jawab. Kalau engga (sesuai), tidak usah teman-teman. Kalau sudah paham, sudah pernah tanyakan kepada seorang ustad – – ada dalilnya, tidak usah tanya lagi. Berdasarkan penjelasan pak ustad, kami dan domba adalah hewan yang luar biasa.

Namun ada lambang-lambang setan – – menggunakan bintang terbalik menggunakan kepala kambing sebagai simbolnya. Biasa digunakan untuk alat musik keras. Apakah ini konspirasi? Bagaimana tanggapan pak ustad dan bagaimana cara menanggpinya? Tidak usah iku-ikutan simbol mereka. Islam tidak mengenal simbol-simbol bintang, simbol setan. Dalam Islam tidak ada, antum tidak perlu mengenal "Oh, bintang Saya ini Sagitarius, Taurus, dll" Tidak perlu semua itu. Tidak ada urusannya sama sekali. Sibuk baca tiap bulan, Saya dapat ramalan apa,. Jodohnyalah, rezekinyalah, warna kesukaannyalah, tidak boleh dalam Islam. Kata nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , "Siapa yang mendatangi dukun, peramal, penyamun.." Makna lainnya juga adalah membaca, melihat, mengikuti instruksi dukun peramal, penyamun, penyihir.. – – tidak diterima salatnya selama empat puluh hari." Ada orang beli majalah khusus untuk baca itu. Paling pertama, cari ramalan-ramalannya. Itu semua tidak boleh.

"Siapa yang datang kepada dukun, peramal, penyamun, penyihir, bertanya dan percaya, maka dia telah kafir – – kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّم". Jadi kita tidak usah terpengaruh dengan simbol itu. Tidak ada hubungannya sama kita simbol itu. Biarkan saja. Kambing tetap kita anggap hewan yang mulia dalam Islam, tapi untuk disembelih dan dipelihara Kita tidak seperti sebagian orang yang menyembah itu. Saya pernah lihat cuplikan سُبْحَانَ ٱللَّٰهِ‎, ada orang sembah sapi. Iya. Sapinya itu dielus-elus. Kemudian dia lewat di bawah perutnya, dianggap itu menyembah. Minta berkah. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ atas nikmat iman. Luar biasa ini. Ada yang sembah tikus. Ada cuplikannya. Banyak di YouTube itu. Menyembah tikus. Tikus itu bahkan diurus, dirawat, dikasih susu segala macam.

Mendingan anak yatim. Mendingan makan sendiri. اللَّهُ الْمُسْتَعَانُ ("Hanya Allah yang dimohon pertolongan-Nya.") Apa ibrah mengenai Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم disembelih setelah dewasa bukan sepuluh tahun? Dan juga mengetahui Ibrahim dan Ismail membangun Ka'bah berdua saja? Tentu saja itu kuasa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ ingin menguji imannya Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم dan Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم, dan berhasil. Sebagaimana Allah sudah punya ayat. Di sisi lain memang Allah ingin syariatkan hukumnya. Kejadian seperti ini adalah kejadian besar. Otomatis manusia karena tau kejadian ini, maka tertarik untuk mengerjakan. Jadi hikmah dari Ilahi. hikmah dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎. Kalau di sini dikatakan, (Apa ibrah) dan juga mengetahui Ibrahim dan Ismail membangun Ka'bah berdua? Perintah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ kepada mereka.

Karena perintah Allah datangnya untuk ke mereka berdua. Sebagaimana tadi dalam ayat, sudah Saya bacakan dan jelaskan dalilnya tadi. Apakah ada sunnah, bapak yang mengunjungi anak dan bukan sebaliknya? Ya, boleh. Tentu saja kalau anak yang mendatangi orang tuanya adalah bagus. Bentuk berbakti. Tapi bolehkah seorang Ayah yang datang mengunjungi anaknya? Boleh sekali. Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم melakukan itu. Tidak ada masalah. Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah mengunjungi rumahnya Zainab رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا . Anaknya beliau. Abu Bakar berapa kali mengunjungi rumahnya Aishaa رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ?Banyak. Tidak ada masalah orang tua mengunjungi rumah anaknya. Malah itu bagus, dia bukakan pintu kebaikan. Contoh buat anaknya. Apa batasan muamalah dengan ahli bid'ah? Apakah boleh senyum, salaman, dan bercanda dengan mereka? Kita lihat dulu, teman-teman. Bid'ah apa ini? Jangan sembarangan juga. Karena ada bid'ah mukafirah, ada bid'ah yang sampai tingkat yang mengkafirkan.

Seperti misal, menyembah berhala. Bid'ah berarti perbuatan yang baru. Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak contohkan. menyembah berhala. Minta pakai jimat, minta ke kuburan dan seterusnya – – itu minta pada kuburannya, bukan minta kepada Allah. Maka itu adalah mukafirah alias berbahaya. Kalau orang seperti ini harus diingatkan, dinasehati, diluruskan. Kalau tidak mau, kita menghindar dan menjauh dari dia. Kita menjauh. Kalau itu adalah bid'ah yang bersifat bukan mukafirah, dalam arti kata bid'ah yang memang tidak dicontohkan nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – – tapi tidak membawa kepada kekufuran.

Maka (orang) ini, tidak harus ditinggalkan. Kita memberikan salam. Kalau orang bersalaman, kita salaman sambil kita nasihatin tentunya. Sambil kita nasihatin. Doain, karena ini adalah sesuatu yang dia perlu didakwahi. InsyaAllah kalau niat kita baik, maka mereka bisa berubah. Ini apa hubungannya dengan masalah pemerintahan? Nanti Saya jawab. InsyaAllah. Tanya kambing, soal makan kambing. Ustad, setelah daurah, iman Saya meningkat. Apa ini bisa jadi kesyriikan? Kenapa syirik? Iman kepada Allah.

Malah itu bagus. Tujuannya memang itu.Tidak ada hubungannya sama sekali. Dan justru tujuan majelis ilmu adalah itu. Aneh-aneh saja. Kami adalah para pemuda yang baru berhijrah. Kami mengubah penampilan kami dan mulai memelihara jenggot – – dan baru belajar tentang agama. Pertanyaannya ini mewakili kami para pemuda yang hadir di sini. Ini benar tidak, mewakili semua ini? Berilah kami nasihat agar tetap konsisten seperti ini, agar kami tetap semangat – – dalam menjalani sunnah secara terus-menerus. Teman-teman sekalian, sesuatu yang mengubah seseorang menjadi lebih baik adalah prestasi. Menjadi lebih baik adalah prestasi. Dan tolok ukur kebaikan adalah sesuai dengan syariat Allah. Kalau antum berubah menjadi baik dan berada di rel agama Allah, berarti itu semua prestasi. Yang bukan prestasi, teman-teman, kalau kita terus dalam keadaan buruk. Saya berikan beberapa kaidah. Yang pertama, teman-teman sekalian, selalulah mendekatkan diri ke Allah. Bertakwa tentunya dengan mengerjakan ibadah – – sambil menikmatinya. Kaya salat. Coba lebih tenang. Konsentrasi. Atur bacaannya, pilih surat-surat yang baik. Dibaca dengan tartil. Ruku' berikan haknya. Sujud (juga asma). Pada saat azan dan iqamah berdoa kepada Allah. Hadirkan hati. Puji sang Pencipta Allah. "Wahai zat yang telah mengizinkan aku mengangkat kedua telapak tanganku..

– – zat yang melihatku, zat yang mengizinkan darah mengalir di urat-urat syarafku, zat yang telah menempelkan kulit di tulangku – – yang menempelkan kulit di dagingku, dan otot-otot ku, serta yang melekatkan otot-otot dengan tulangku yang mengisinya dengan sum-sum. Yang mengizinkan aku menguacpkan kalimat-kalimat yang mulia ini. Aku memujimu sebagaimana kau layak dipuji – – Sang penciptaku. Aku memuji-Mu, aku membacakan selawat kepada nabi-Mu Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ" – – lalu kemudian kita masuk, "Ya Allah, sembuhkan penyakitku, mudahkan urusanku, istiqomahkan usahaku, dan seterusnya." Biasakan berdoa. Berdzikir dengan tenang. سُبْحَانَ ٱللَّٰهِ‎ (tiga kali), renungi isi (maknanya). Jangan seperti orang kumur-kumur. سُبْحَانَ ٱللَّٰهِ‎, اَلْحَمْدُ للَّ Ibadah, istiqomah, artinya, bertakwa kepada Allah dengan cara memperbaiki ibadah. Yang kedua, jangan pernah tinggalkan majelis ilmu.

Sekarang Saya tanya, mohon jujur jawab apa adanya bukan karena Saya. Siapapun yang hadir, teman-teman, kalau seseorang da'i datang menyampaikan sesuai dengan Al-Qur'an dan sunnah – – demi Allah iman antum bertambah. Tidak mungkin tidak. Sama tidak, imannya sebelum hadir dan sesudah hadir? Beda. Pasti beda. Karena yang kita dapatkan. Memang wahyu, dan targetnya memang mengubah, menambah keimanan. Maka majelis ilmu harus, teman-teman, tidak bisa tidak. Tidak boleh ada hari tanpa ilmu. Yang ketiga, atur sebuah kaidah penting. Dalam jiwa kita ada hal yang berpengaruh. Perasaan, dan akal. Perasaan dan akal. Jadikan perasaan antum tunduk dengan akal. Jadi gini maksudnya, misal perasaan antum ingin sekali makan bakso tapi di Jawa Timur.

Perasaannya begitu. Hadirkan perasaan itu dengan akal. Pikir. Nanti akal itu fungsinya kalau kita hadirkan sesuatu – – dengan akal. Kita coba pikirkan, akal itu akan memberikan banyak opsi. (Bakso) itu tapi jauh, biayanya juga, waktunya, sudahlah. Makan bakso di sini saja, di Balikpapan. Akan akan begitu. Lalu akal dikontrol oleh syariat. Jadi perasaan ditundukkan dengan akal, dikontrol dengan akal. Setiap ada perasaan apapun, kontrol dengan akal. Nanti akal akan dimajukan ke syariat. Seseorang anaknya meninggal, perasaannya sedih. Hadapkan itu dengan akal. Pikir. Maka akal akan memiliki opsi. Mau nangis, teriak, tidak bisa hidup. Harusnya begini, harusnya begitu. Lalu akal dikontrol oleh syariat.

Ini penting kaidah (berpikir). Jadi, teman-teman kalau antum jadikan prinsip hidup. Akan sangat memecahkan banyak masalah. Kadang-kadang, kita terbawa perasaan. Perasaan mengalahkan akal, mengalahkan syariat. Kita kalau dipanggil berjihad, misalnya, perasaan kita mengatakan "Aduh, sudah malam, gelap pula, nanti begini-begtu." Akal kalah. Tapi ini, peluang, kapan lagi bisa terulang, akal akan memberi opsi. Hubungkan dengan syariat. "Oh, kalau Saya mati, Saya akan masuk surga tanpa hisab, dst." Aman. Yang keempat, bentuk komunitas. Komunitas. Harus bersama dengan teman-teman yang sama. Kita kalau berteman dengan orang yang azan ke masjid, kita selalu ke masjid 'kan? Kalau antum mau berprestasi, teman-teman, berteman dengan orang-orang yang berprestasi.

Kita kalau berteman, contoh untuk urusan duniawi, dengan pengusaha. Sepuluh orang semua teman kita pengusaha – Kita sedikit banyaknya akan terpengaruh dengan mereka, karena mereka tiap hari bicara kita ambil barang dari mana – – modalnya bagaimana, dst. Kita awalnya mungkin kikuk kalau tidak pernah usaha. Tapi, lama-lama akan terbiasa. Kalau antum berteman dengan pengangguran, kita jadi pengangguran juga. Setiap hari mereka berleha-leha, malas-malas. Waktu orang mau kerja, "Ah, untuk apa kerja? Di sini saja ngopi. "Duduk sini main catur." Apa manfaatnya main catur? "Oh, bisa jadi ahli perang." Memangnya kuda di medan perang bisa jalan L? Dari mana itu? Ngarang-ngarang saja. Strategi perang. Angkat pedang, belajar. Itu baru benar. (Belajar) melempar tombak. Bukan main itu (catur). Buang-buang waktu berjam-jam di pinggir jalan, tidak ada manfaatnya. Jadi kita kalau bergaul dengan orang berprestasi, maka akan berprestasi. Saya pernah punya pengalaman pribadi, teman-teman sekalian, waktu di Madinah – – Saya usahakan teman-teman dekat Saya orang yang prestasi. saya bingung lihat teman Saya dulu. Ada satu orang Somalia, namanya Abdurrahman. مَا شَاءَ ٱللَّٰهُ. Beliau selesai S3 di Madinah.

Selalu ranking satu. Selalu lulus. Dia cumlaude nomor satu. Dan dulu di Madinah itu kalau lulusnya mumtaz dapat uang seribu riyal dari kampus. Saya lihat orang ini, "Apa kelebihan orang ini?" Akhirnya Saya lakukan dua hal. Hal pertama, Saya coba ikutin. Saya bilang ke dia, "Akhi, ba'da salat Isya, ke kamar Saya, ya? "Saya mau hidangkan teh. Kita mau duduk ngobrol-ngobrol." Dia bilang, "Ya, thayyib." Dia pun datang. Karena dia kenal Saya. Di kamar, Saya sudah siapkan teh dan biskuit, juga kertas sama pulpen, mau catat. Dia mau bicara apa nih? Orang ini cumlaude nomor satu, pasti bicaranya ilmu terus, nih. Begitu masuk di kamar Saya, dua jam duduk bicaranya masalah menikah. Waktu itu kami masih bujang. Nanti kalau ana menikah begini-begitu. Mubah. Bicara masalah begitu, tapi dua jam bicara begitu. Saya pikir tadi mungkin kita akan ngobrolin kembali ke rujukan kitab ini, syekh ini, buku ini, tulisan begini, di halaman sekian – Saya sudah siap, tapi engga ada nulis juga.

Saya tidak korek, biarkan saja. Besok Saya undang lagi yang kedua kali. Sama lagi. Saya ubah sekarang. Saya coba ke kamarnya. Disambut sama dia. Cerita masalah negaranya. Tidak ada bicara masalah pelajaran. Ini kita empat belas mata pelajaran Semuanya nilainya 100, 90, 100 ,99. Nilainya luar biasa. Apa sih prestasinya orang ini? Saya lakukan yang kedua. Di kelas kampus.. Dia jalan, kita jalan sama-sama. Begitu masuk kelas. Dia kebetulan satu kelas sama Saya. Saya dapat rahasianya di situ, ternyata teman-teman sekalian. Dan ini kita lihat orang yang berhasil, ikutin, coba lihat hasilnya luar biasa. Saya lihat di kelas, dia kalau dosen masuk, ada lima dosen satu hari, dia ambil meja dan duduk di depan sekali. Kalau dosen sudah datang. Lalu kemudian dia konsentrasi. Banyak teman-teman tidak perhatikan, karena Saya kejarnya mau target dia – – Saya pun duduk di belakang dia. Saya mau lihat orang ini buat apa. Saya ambil pulpen sama kertas. Dosen ngomong. Masuk materi usul fiqih, misalnya. Dijelaskan, tentang perkataan Imam Malik. Perkataan ahli (orang) Madinah, bisa jadi hujjah dan seterusnya, ditulis sama dia. Setiap Syekhnya sudah jelaskan sesuatu, dia bilang "Sebentar Syekh, yang Anda jelaskan tadi itu seperti ini kah maksudnya?" "Karena ini yang Saya pahami." Diterangin sama dia.

"Benar tidAK, Syekh?" Syekhnya bilang benar. Sudah begitu yang Saya maksudkan. Tapi dia pakai dan terangkan caranya dia. Dia bertanya lagi, "Baik, kalau Saya jawab begitu saat ujian, bisa tidak?" Bisa. Jadi dia ini di kelas, teman-teman, seperti dia sama dosen saja. Yang lain tidak diperdulikan sama dia. Dia belajar tanya terus. Di belakang ada yang tidur, di sana tidur. Dan سُبْحَانَ ٱللَّٰهِ, karena dia buat itu, jadi dia tulis seperti apa yang dia pahamin dan dosen sudah acc. Itu سُبْحَانَ ٱللَّٰهِ hari ujian, buku tulisnya difoto-kopi sama orang-orang. Semua mahasiswa banyak yang bawa fotokopi, dibaca bukunya. Saya jadi berpikir, berapa banyak pahalanya orang ini? – karena bukunya ditulis dan tebal, dan 14 mata pelajaran hampir semua dia tulis. Kemudian Saya lihat, "Oh ini pahalanya besar sekali." Sampai bukunya itu ditaruh dit tempat fotokopian dan orang tinggal tanya – – buku tulisnya Abdurrahman.

Orang fotokopian sudah tahu. Saya coba buat yang sama. Coba ikutin orang ini. Begitu masuk kelas, dia di sana, Saya di sini. Dia bertanya, Saya bertanya. Apa yang dia buat, Saya juga buat. Jiplak saja. Tapi memang bertanya yang tidak paham saja, ya. Sebentar, Syekh. Begini-begitu. Dialog Sampai akhirnya ada materi, kebetulan ini karena Saya senang sekali dengan Sirah, makanya Saya susun. Sirah ini ada dosen datang. Dia asli Afghanistan, tapi sudah warga negara Saudi. Beliau memang ketua bidang sejarah di fakultas Saya. Fakultas dakwah. Beliau bilang, "Tulis semuanya." Jadi Saya tulis. Apa yang Saya tulis? Awalnya teman-teman sekalian, Saya kegugupan juga nulis. Jadi kadang-kadang masih berantakan. Sampai enam, mungkin tiga bulan Saya harus adaptasi tiga bulan itu. سُبْحَانَ ٱللَّٰهِ, setelah tiga bulan, Saya bisa nulis ayatnya pakai tinta warna merah, sedangkan tulisan umumnya pakai warna hitam.

Sudah rapih. Sampai pada waktu dosennya itu mau ujian, dia bilang sama teman-teman di kelas, "Siapa yang nulis materi Saya selama satu periode ini ?" Semua angkat tangan. Saya juga termasuk. Teman-teman angkat tangan. Kemudian dibawa sama dia di rumahnya, lalu dia kembali. Lalu dia bilang سُبْحَانَ ٱللَّٰ kalimatnya dia bilang, "Yang bisa Saya referensikan ini punyanya Basalamah." Buku tulis. Padahal waktu itu ada bukunya Abdurrahman. Direferensikan untuk difotokopi untuk dibaca. Waktu hari ujian, itu buku Saya dan Abdurrahman, dua-duanya sama-sama difotokopi orang-orang.

Dan pada saat lulus, nilainya sama nilai Saya tidak beda jauh. Betul nilai dia lebih tinggi dari Saya, مَا شَاء اللَّهُ tapi sama-sama dapat seribu real. Sama-sama lulus, lulus mumtaz. Oh ternyata caranya cuma dekatin orang berprestasi saja. Kita dekatin pengangguran, jadi pengangguran. Saya di Jakarta kalau bertemu sama orang, "Orang ini prestasinya apa?" Saya ngobrol sama dia ada manfaatnya tidak?" Mungkin urusan pendidikan anak kah, usaha kah, masalah keimanan kah, Kalau ngobrol kosong untuk apa manfaatnya? Harus seorang mukmin punya nilai. Detik hidupnya mahal. Jadi antum harus bentuk komunitas. Kalau satu orang jalan sendiri pakai baju koko, sendiri dengan kopiah, dia pasti masih malu. Tapi kalau dia jalan dengan lima orang sama-sama penampilannya? Seorang akhwat jalan pakai jilbab, pakai cadar, sendirian, pasti malu. Tapi kalau lima, sepuluh orang yang jalan, beda 'kan? Maka komunitas itu penting sekali. Bila dulu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melakukan hijrah perpindahan tempat dari Mekkah ke Madinah dan konsep membentuk lingkungan Islam – – harus melakukan ekspansi dakwah. Apabila kita sekarang meniru yang dicontohkan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – – mohon bimbingan aplikatifnya di zaman kita sekarang.

Karena banyak fitnah akhir zaman dan media merusak pemikiran umat Islam. Sebenarnya kita belum bicara tentang Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Ini akan ada bagiannya nanti. Kita akan bicara panjang lebar tentang hijrah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , hikmah-hikmahnya, banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Saya kasih garis besarnya. Tentu saja hijrah itu bisa makna umumnya, makna fokusnya adalah pindah dari wilayah kafir ke wilayah Islam. Itu hijrah. Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ hijrah dari Mekkah ke Madinah, karena Mekkah tidak bisa berkembang dakwahnya. Saya sempat singgung dari pagi dan sekarang Saya ingatkan kembali. Tiga belas tahun dakwah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di Mekkah – – Itu yang beriman kepada nabi cuma 153 orang. 83 orang itu hidup di Negeri Habasyah, 70 orangnya itu hidupnya di Mekkah bersama nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Jadi 69, 70 sama nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .

Bayangkan sedikitnya orang beriman dan susahnya pada saat itu. Apalagi nanti kita pelajari meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah رضي الله عنه Pada saat meninggal dua orang ini, makin banyak siksaan yang datang ke nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Maka terdesak dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ memerintahkan untuk hijrah. Itu keadaan. Sekarang kalau antum mengatakan keadaan Indonesia. Mau hijrah ke mana dan apa sebab hijrahnya dulu? Kita lihat keadaannya. Kalau antum hidup di satu kota, desa, di sana Islam tertindas – – tidak bisa beribadah, hijrahlah ke kota yang lain yang bisa kita ibadah. Ada masjid di Ta'mir. Tapi kalau dari Jakarta ke Surabaya ke Balikpapan, tidak ada sesuatu yang mendesak untuk itu. Tapi kalau antum mau kerja, perbaiki keadaan, tidak ada masalah. Walau hijrah dari satu tempat yang baik untuk beribadah – – ke tempat yang lebih baik ibadahnya atau sama tidak ada masalah. Tapi kalau hijrah dari tempat ibadahnya bagus ke tempat yang tidak bisa ibadah, tidak boleh.

Masuk ke dalam hal yang dilarang. Seperti seseorang yang banyak mengundi nasib dari Indonesia ke negara-negara kafir. Kata nabi
أنا بريءٌ من كلِّ مسلمٍ يقيمُ بين أظهرِ المشركين Saya berlepas diri dari orang-orang yang sengaja hidup di tengah-tengah komunitas orang-orang musyrik. Itu tidak dibolehkan. Kecuali antum duta, lahir di sana, menuntut ilmu penting. Untuk mendapatkan ilmu di negara Islam susah. Pulang untuk mengabdi agama dan negara. Tapi kalau orang-orang banyak yang meninggalkan Indonesia untuk mencari pekerjaan dan di sana itu tidak bisa ibadah. Salah satu negara, Saya tidak usah sebutkan, Saya pernah datangin, kemudian Saya dakwahi orang-orang kita di sana – Keluhan-keluhan mereka, ustad, kami kerja di sini gajinya memang tinggi, tapi tidak bisa salat Jumat. Bagaimana bisa dinilai? Satu salat Jumat lebih mahal daripada seluruh umur kita. Bagaimana antum bisa tergantikan dengan seribu atau dua ribu dolar? Ini tidak mungkin.

Ada pertanyaan lain juga, "Bagaimana ustad, kami tidak diizinkan salat di perusahaan karena ini perusahaan non-muslim." "Karena dianggap salat itu buang-buang waktu." Perlu Saya tanya, "Akhi, kalau antum lagi di ruangan terus mau ke toilet untuk buang air besar/kecil اعزكم الله – – semoga Allah mudahkan Anda semua. Karena kalau kita sebut WC. kita sebutin itu. Maka Saya tanya, "Apakah bisa izin?" Dia bilang, "Bisa." "Dibatasi waktu kalau ke toilet?" Dia bilang "Tidak." Berarti tidak usah bilang mau salat.

Angkat tangan, dia tahunya mau ke kamar mandi. Memang ke kamar mandi untuk wudu terus salat. Salat semampunya tapi jangan di kamar mandi. Tapi di luar seperti di lorong perusahaan. Itu solusi terdekat. Kan antum sudah terlanjur salah. Ngapain siksa diri di sana? اَلْحَمْدُلِلَّهِ di Indonesia مَا شَاءَ ٱللَّٰ masjidnya banyak, microphone-nya berantem. Semua kita bisa dengar. Azan sana-sini, enak sekali. Jumat di Indonesia jam 12:10 azan kita jam 12 pergi masih bisa dapat shaf pertama. Di beberapa negara kafir, Saya pernah pergi ke sana, سُبْحَانَ ٱللَّٰ salat jumat saja ditunda. Saya pernah ke suatu negara. Tidak boleh, tunda salatnya. Karena orang muslimnya sedang kerja dan istirahatnya jam setengah 2 siang. Jumat tadi jam 12 lewat. Kenapa pak ditunda? Karena pekerja Islam di sini istirahatnya jam segitu. Jadi kita tunda salat jumatnya. Salat jumat ditunda gara-gara urusan dunia untuk apa? Ada orang karena gengsi, kerja di negara non-muslim. Kemudian apa? Dia kerja di sana namanya harum Indonesia. Tapi ternyata kerja di sana, kerja di restoran kemudian apa kerjanya? masak babi. Baru tanya hukumnya kepada Saya. Ustad bagaimana hukumnya masak babi? Saya tanya kembali, – "Kira-kira Anda mau Saya jawab apa?" Coba bagaimana mau dijawab? Haram ya haram dalam agama.

Ini kalau haram jangan cari lagi dari samping dan bawahnya apakah halal? Haram berarti haram. Tidak bisa berubah, Tidak ada seorang da'i yang sudah tahu beriman kepada Allah menjual akhiratnya. Tidak mungkin. Babi itu haram, transaksinya, makan dagingnya, sentuh kulitnya pun haram. Tidak boleh. Bagaimana caranya orang mau jual agamanya untuk itu? Kenapa tidak jual tempe, nasi uduk? Di Indonesia bisa laku. Di Jakarta مَا شَاء اللَّهُ, Saya masuk di gang-gang (banyak orang jualan). Di daerah Jakarta Timur, gang-gang kecil orang hidup – – bertetangga kecil-kecil (dekat-dekatan). Jual gorengan di depan rumahnya.

Hidup. Bisa hidup, rezekinya ada. Lebih mulia. Dunia sebentar. Kata nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "Perumpamaan aku dengan dunia seperti orang yang musafir, sedang penat dan capek – – Istirahat sebentar di bawah pohon, hilang penatnya, pergi." Kata para ulama salaf, seorang mukmin harus menjadikan dunia ini seperti از كم اللة semoga Allah muliakan Anda semua. Dunia seperti WC. Dia selesaikan hajat, lalu dia akan pergi. Jangan jadikan sebagai target. Kita boleh nikmatin. Mobil bagus, rumah bagus, makanan enak – Tapi bukan target. Karena tidak ada yang dibawa semua itu. Baju bermerk, tas bermerk, mobil mewah, tidak ada yang dibawa ke liang lahat. Semua ditinggal. Kita akan bawa amal ibadah kita. Orang mukmin tahu masalah itu dan ini merupakan ketenangan jiwa – – kalau ditanamkan di dalam hati kita. Jadi tidak ada, dan harus dilihat hijrahnya apa dulu, nih? Sesuaikan dengan keadaan dan hukum syar'i yang semestinya.

"Setelah mendengar penjelasan ustad, kami jadi paham mana yang benar dan salah." Semoga saja Allah mengikhlaskan dan itu memang benar sesuai dengan yang Allah inginkan. Pertanyaan, pada peristiwa penyembelihan dijelaskan bahwa umur Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم 40 tahun. Berdasarkan firman Allah, Allah memerintahkan Ibrahim menyembelih anaknya. Perbedaan antara umur Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم dengan Ishak sepuluh tahun. Jika demikian, maka anak nabi Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم dua orang – – maka mengapa yang disembelih Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم, kenapa bukan Ishak علَيْهِم ألسَلَّأم? Perintah Allah. Mengapa begitu? Saya rasa kronologisnya salah. Bukankah nabi Ibrahim علَيْهِم ألسَلَّأم waktu itu baru punya anak satu-satunya, Ismail علَيْهِم ألسَلَّأم – – pada peristiwa penyembelihan? سُبْحَانَ ٱللَّٰ bukankah kita ceritakan kalau Ismail dan Ishak itu beda berapa tahun tadi? Satu tahun.

Sewaktu Ismail masih bayi, umur satu tahun, sebelum di bawa ke Mekkah Sarah sudah melahirkan Ishak. Sudah melahirkan Ishak, sebelum dibawa Hajar ke Mekkah. Berarti dikatakan sejarah tentang beda sepuluh tahun perlu diteliti lagi. Dan kenapa Ismail? Hikmah Allah, karena Ismail dulu di Mekkah. Ishak di Palestina bersama ibunya. Tentu Ishak punya kisah sendiri. Panjang kisahnya nabi Ishak itu. Ada kisah riwayat sendiri. Nanti akan ada إِنْ شَاءَ ٱللَّٰ di serial nabi-nabi. ishak nanti punya anak, Yakub. Yakub punya anak Yusuf. Diceritakan panjang lebar. Kisah nabi Yusuf علَيْهِم ألسَلَّأم. Itu punya kisah tersendiri. Kita belum masuk ke sana. Karena kita ceritakan Mekkah. Dan itu hikmah dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎, nanti kita juga akan pelajari ke depan soal sabda nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang mengatakan, – – "Saya anak dari dua orang yang akan disembelih dan tidak jadi. Nanti akan ada kisah, Abdullah, ayah nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang tidak jadi disembelih oleh ayahnya, Abdul Muthalib. Dan juga Ismail yang tidak jadi disembelih oleh Ibrahim عَلَيْهِ والصلاة والسلام. Maka di sini nabi mengatakan صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengatakan "Saya adalah anak keturunan dari dua orang yang tidak jadi disembelih." "Saya mau tanya, ustad. Saya pernah mendengar.."
(Pertanyaan ini) sebenarnya di luar tema. Saya pernah mendengarkan kajian sunnah di YouTube. Ustad tersebut menyatakan orang yang mengaku keturunan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – – di Indonesia nasabnya terputus dari Ali Al-Muhajir Ahmad Bin Isa.

Apakah benar demikian, ustad? Saya telusuri di internet. Ali Al-Muhajir adalah keturunan Husein رضي الله عنه ?" Dan siapa sebenarnya Ali Al-Muhajir itu, mohon penjelasannya ustad?" والله أعلمُ Saya tidak ada ilmu soal itu. Kalau untuk apakah terputus jalur nasabnya sampai Ali Al-Muhajir, والله أعلمُ. Tapi yang Saya tahu memang ada keturunan nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Kita di antara selawat yang kita baca apa? اللَّهُمَّ صَلِّ علَى مُحَمَّدٍ وعلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كما صَلَّيْتَ علَى إبْرَاهِيمَ وعلَى آلِ إبْرَاهِيمَ؛ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ علَى مُحَمَّدٍ وعلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كما بَارَكْتَ علَى إبْرَاهِيمَ وعلَى آلِ إبْرَاهِيمَ؛ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. itu riwayat sahih yang Allah berikan adalah salam dan kesejahteraan kepada nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan istri-istri juga keturunannya. Sama juga kita mengatakan اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. Adalah istri dan keturunannya. Dan ini semua kita mengucapkan itu. Tapi masalah kasus di Indonesia terputus atau tidaknya (Saya) tidak pernah tahu soal itu. اللَّهُ أَعْلَمُ Saya tidak masuk ke alam itu. Tapi, yang Saya tahu bahwasanya ada beberapa teman-teman dari Saudi pernah datang ke Indonesia – – dan mereka menelusurin memastikan jalur-jalur nasab mereka di beberapa orang di Indonesia.

اللَّهُ أَعْلَمُ yang jelas Saya tidak tahu pastinya. Cuman keturunan nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ itu ada. Ini sama kurang lebih. Mohon bimbingan untuk bisa sungguh dalam mentauhidkan Allah dari hidup dan bahaya fitnah. Sama dengan poin yang sudah Saya jelaskan tadi tentang beberapa cara untuk istiqomah. Baik, sesuai dengan tema dulu ya ikhwan. Ustad, mohon nasihat antum untuk ana (Saya) dan mungkin untuk kawan-kawan yang lain juga. Ana pedagang, dan tutup usaha satu harian ini untuk bisa ikut daurah ini. Apa yang mau dinasihatin maksudnya? Baik atau tidak, gitu? Baiklah. مَا شَاء اللَّهُ bagus untuk mendapat ilmu. Apalagi antum cuma sebulan sekali ini 'kan acara kita. إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ ada manfaatnya. Mudah-mudahan antum malah dengan menghadiri majelis ilmu ini, Allah berkahi dagangnya إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ. Ini juga masalah keluarga. Tidak usah bawa masalah cerai, masalah nikah, Apa hukumnya apabila memotong kambing tapi niatnya buat orang yang sudah meninggal? Ini umumnya ulama membolehkan. Sembelihan yang diniatkan (ibadah) maka termasuk ibadah yang bisa sampai ke orang yang meninggal. الله أعلمُ Apa hukumnya bila seorang Ayah belum sempat mengakikahkan anaknya, dan bapaknya meninggal lebih dulu? Tentu saja kalau dia tidak tahu, hukumnya gugur, atau dia tidak mampu.

Dan ulama menjadi dua pendapat – Pendapat pertama mengatakan, kalau lewat hari ketujuh sudah tidak ada lagi akikah. Karena riwayat yang paling kuat adalah tujuh hari. Ibnu Qayyim mentarjih atau menguatkan hadis Tirmidzi tentang masalah bolehnya akikah di hari ke tujuh – – empat belas dan dua puluh satu. Mentarjih Ibnu Qayyim menyebutkan masalah itu. Dan beliau menyebutkan dengan sangat jelas tentang bolehnya di akikah di tiga waktu itu. Walaupun riwayat yang paling sahih adalah tujuh hari. Diberikan nama, disembelihkan, dan seterusnya. Dan Ibnu Qayyim juga menyinggung dan dipegang oleh para ulama dari pendapat beliau, bahwasanya bolehnya mengakikahkan – – diri sendiri kalau tidak sempat orang tua mengakikahkan dirinya. – karena ada hadis nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ riwayat Imam Bukhari yang berbunyi "Semua orang yang lahir itu tergadaikan jiwanya dengan akikahnya." Jadi sabda nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ini seakan-akan tidak ada batas umur karena semua yang lahir terikat dengan akikahnya.

Dulu waktu kecil hampir selalu dengar nama Siti Fatimah, Siti Aisyah, Siti Khadijah, Siti Hajar, Siti Sarah. Sedangkan setelah mendengar kajian ustad, ustad tidak sekalipun mengucapkan siti pada Aisyah dan Fatimah. "Sebenarnya apa yang dimaksud dengan Siti?" Saya juga tidak tahu. Kenapa harus ada Siti-nya? Mana dalilnya ada nama Siti? Yang Saya tahu cuman ada di kita. Mungkin di Asia Tenggara, mungkin di Indonesia, Malaysia. Saya tidak tahu di Malaysia, jangan bawa Negara lain. Di Indonesia setahu Saya kita yang pakai sebutan Siti itu. Tapi tidak pernah ada. Antum pernah dengar riwayat ada Siti Aisyah, Siti Fatimah? Tidak pernah, kan? والله أعلمُ apakah niatnya mau memberi penghormatan? Tidak tahu. Tapi semuanya; Aisyah, Khadijah, Fatimah, َضِيَ اللَّهُ عَنْهَا adalah orang-orang mulia. Sunnahnya kita mengucapkan – رضي الله عنه kalau laki-laki, dan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا untuk perempuan. Mengapa Hajar Aswad diturunkan? Apa fungsinya bagi umat Islam? Apakah ada riwayatnya? Jangan masuk ke hak kausalitasnya Allah. Kenapa Allah turunkan Hajar Aswad, kenapa Ka'bah tempatnya di Mekkah? Kenapa harus rumah? kan banyak' kan? Kalau mau ditelusuri pasti banyak. Kenapa Allah buat padang pasir? Kenapa ada lautan? Kenapa? Turun hujan? Kenapa harus ada matahari? Kenapa ada malam dan siang? Ini bukan alam kita.

Antum lahir tinggal nikmatin Jangan banyak protes. Kenapa ini-itu? Tinggal lapar, makan. Haus, minum. Patuh, meninggal masuk surga. Tanya ini-itu, cerewet. Baik. Mungkin ini saja teman-teman sekalian. Di sini ada disebutkan juga bagaimana hukumnya kita salat di masjid yang bukan sunnah. Apalagi disuruh jadi imam. Apa solusinya? Tidak ada masalah. Kenapa? Kecuali kalau masjid itu ada kuburannya yang jelas-jelas dilarang. Ulama fiqih membahas tentang masalah – – apa hukumnya salat di belakang imam yang majulul haal Majulul haal ini antum tidak tahu siapa orang ini imamnya, tapi antum tetap salat.

Sudah salat dia. Sah salatnya, karena kita tidak tahu. Tapi kalau antum jelas orang ini orang berbuat kemusyrikkan, Orang ini melakukan hal-hal yang memang jauh dari agama, Kalau majulul haal itu bisa saja ahli maksiat, orang fasik, atau masih ada pelanggaran agama, insyaAllah pelanggaran itu masih belum – Bukan hal yang membawa ke kekufuran. Kalau antum dapat sebuah tempat yang اَلْحَمْدُ لِلَّ bikin hati antum tenang, masjidnya sesuatu sunnah, اَلْحَمْدُ لِلَّ Apalagi kalau antum disuruh jadi Imam itu positif. Tentu kan imam. Lakukan sunnah-sunnah nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dengan suara yang bagus. Salat yang benar. Zikir habis salat pun bukan menghilangkan suara ya. Zikir habis salat itu boleh mengeraskan suara. Tapi secara individual. Sesuai dengan riwayat Ibnu Umar رضي الله عنه م yang mengatakan – – "Aku mengetahui.." dalam riwayat Bukhari, "..aku mengetahui kalau salat sudah selesai di jaman nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – "kalau aku mendengarkan suara zikir mereka." Kata Syekh Utsaimin رحمه الله "Kita harus meluruskan pemahaman sebagian ikhwah, atau sebagian طالب العلم (penuntut ilmu) – yang mereka menganggap tidak ada suara sama sekali. Dan mereka harus kembali kepada riwayat Ibnu Umar.

Jadi kita harus kembali tapi memang tidak dilakukan secara ramai-ramai. Imamnya baca sendiri. Mungkin dia mau baca ayat kursi, di sana mau baca Al-Ikhlas, di sana mau baca سُبْحَانَ ٱللَّٰهِ. Berikan kebebasan orang untuk melakukannya. الله أعلمُ. Mungkin seperti itu teman-teman sekalian. نْ شَاءَ ٱللَّٰ kita masih ada pertemuan sekali lagi besok subuh. Semoga saja apa yang kita bahas pada hari ini bermanfaat pada kita semua, dan dijadikan sebagai tambahan amal kita pada hari kiamat. Semoga semua amal yang pernah kita kerjakan, diterima oleh Sang Pencipta Allah. Semua dosa-dosa yang pernah kita kerjakan – – diganti dengan Kemaha Murahan-Nya dengan pahala. Dan semoga sisa umur kita diisi dengan keberkahan, panjang umur – – berkah di harta, di keluarga, di ilmu, dan puncaknya nikmat Allah pada kita إِنْ شَاءَ ٱللهُ kita dimasukkan ke surga Firdaus-Nya tanpa hisab. Dan selalu kita doakan saudara kita di Palestina, di Syria, di Yaman, di Irak, di Yaman, di Aqsa, di manapun mereka berada.

– yang sedang tertindas, semoga Allah ikhlaskan niatkan mereka. Terima para Syuhada mereka. Memuliakan Islam di tangan mereka. – Dan juga semoga Allah partisipasikan kita bersama mereka di pahala, baik dengan doa, dan yang satunya dengan jiwa kita. Dan semoga Allah dengan Kemaha Murahan-Nya menyatukan kita semua di surga Firdaus tanpa hisab. Sebagaimana dia satukan di Majelis ilmu yang mulia ini. Kalau ada benar dari Allah, kalau ada salah dari Saya, mohon dimaafkan, سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ اللهَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ .

As found on YouTube

Follow IG @PendongengMerah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *