ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Alhamdulillah selalu kita ucapkan kalimat suci, kalimat mulia, kalimat sempurna – – kepada Dzat yang Maha Suci, Maha Mulia dan Maha Sempurna, satu-satunya pencipta langit dan bumi. Maha Kuat, Maha Adil, Maha Bijaksana, yang telah menciptakan, mengurus, mengawasi dan akan memusnahkan seluruh apa yang telah Dia ciptakan – – sesuai dengan keinginan-Nya dan Dia akan meninggalkan siapapun yang Dia inginkan." Maksudnya tidak menghancurkan dan memusnahkan. Dzat yang Maha Mulia ini adalah Allah ﷻ, Dia telah menggantungkan segala kebutuhan kita untuk roda kehidupan di muka bumi ini. Dan untuk meraih kasih sayang-Nya dan perhatian-Nya dengan kalimat mulia Alhamdulillah.
Maka selalulah saudaraku seiman mengucapkan – – kalimat ini. Juga kita panjatkan salam hormat kita pada manusia terbaik. Manusia yang telah dipilih oleh Sang Pencipta di antara seluruh manusia – – dari turunan Adam sebagai penutup risalah Rasul atau utusan Sang Pencipta Allah, untuk membawa peraturan-peraturan yang diinginkan oleh Sang Pencipta – – kita tahu dari manusia terbaik ini, mana yang boleh dan tidak boleh, mana yang halal dan haram. Dan juga kita akhirnya masuk ke dalam surga yang dijanjikan oleh Sang Pencipta Allah bila meninggal kelak. Dan ini harus diyakini oleh setiap muslim. Allah bersama malaikat-Nya mengucapkan salam hormat kepada manusia terbaik ini dan dijadikan ibadah kepada orang-orang beriman. Dan dari sisi yang lain juga sebagai bentuk terima kasih kita terhadap manusia terbaik ni, manusia yang paling layak dicintai dan dipanuti – – karena telah mengorbankan 23 tahun dari masa hidupnya, 13 tahun dari fase Mekkah dan 10 tahun di Madinah, semua – – semuanya untuk menyebarkan agama-Nya yang mulia. Maka sangat wajar jika kita selalu membacakan selawat dan taslim kepada nabi besar – – Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّم.
Seperti biasa teman-teman sekalian. Kita lanjutkan bahasan kita sebulan sekali masalah Sirah Nabawiyah ini. Dan terakhir kita sudah sampai pada bahasan kisah Umum Ma’bad. Seorang wanita badui yang dihampiri kemahnya oleh Nabi ﷻ bersama Abu Bakar. Lalu keberkahan yang terjadi pada saat itu, mukjizat adalah unta kurus – – kurusnya Ummu A'bad bisa menjadi gemuk dan akhirnya mengeluarkan susu. Dan nabi ﷻ bersama Abu Bakar serta Ummu Ma'bad meminum sampai kenyang dan Ummu Ma'bad juga memberikan ciri yang – – kata para ulama hadis paling lengkap tentang fisik nabi dan akhlak ﷻ.
Sekarang teman-teman sekalian, di pagi ini dan inshaAllah nanti malam semoga Allah berkahi, kita akan lanjutkan tema kita tentang – – tiba-nya nabi ﷻ di kota Madinah dan tiga keputusan penting dalam pendirian negara. Pondasi penting dalam pendirian negara. Pondasi penting dalam pendirian negara dalam Islam. Nabi ﷻ bersama Abu Bakar teman sekalian terlambat dari jadwal tiba di Madinah tiga hari. Jadi perjalanan Mekkah-Madinah itu normal.
Biasanya mereka tahu waktunya. Dan mereka tahu kapan waktu nabi ﷻ tinggalkan Mekkah. Tapi nabi terlambat tiga hari. Setiap hari masyarakat Madinah keluar, melihat, mereka kumpul di pintu gerbang Madinah sampai – – dari pagi sampai menjelang Maghrib enggak ada. Hari kedua enggak ada, hari ketiga enggak ada. Ini dari hari telatnya ya. Tibanya hari ini misalnya besok mereka tetap keluar cari, mereka tetap nunggu hari ketiga, sampai hari ketiga tidak ada. Dan tepatnya teman-teman sekalian di hari ketiga, pada saat matahari sudah mulai terik sekali, artinya di hari ketiga ini sudah menjelang waktu Ashar.
Dan kita tahu Ashar itu puncaknya matahari sangat terang. Maka pada saat itu juga masyarakat Madinah sudah kembali ke dalam kota Madinah. Ternyata ada satu orang Yahudi yang pada saat itu memang – – ingin melihat fisik nabi ﷻ, karena dia ingin memastikan benar enggak ini seperti yang disebutkan dalam Taurat? Karena sampai waktu itu belum ada satupun Yahudi yang masuk Islam. Dan mereka tradisinya untuk melihat pada zaman itu, mereka naik ke atas pohon kurma tertinggi, kemudian mereka melihat dari jarak jauh. Waktu seluruh muslimin sudah bubar, tinggal si Yahudi ini sendirian di atas pohon dan dia melihat dari jauh ada dua ekor unta yang sedang mendekat – – ke pintu gerbang Madinah lalu dia berteriak dengan suara keras "Wahai Suku Qilah." Siapa itu suku Qilah yang dipanggil – – sama orang Yahudi ini? Jadi di kota Madinah pada saat itu ada komunitas Yahudi dan ada komunitas asli penduduk Madinah yang nanti setelah Islam – – kita namakan Anshar.
Mereka terdiri dari dua suku Aus dan Khazraj Suku Aus dan Khazraj ini telah dimasuki oleh orang-orang Yahudi untuk membuat mereka perang. Jadi suku Aus dan Khazraj ini selalu perang. Tiga suku Yahudi suku Qainuqa, Nadhir, dan Quraizhah, mereka sepakat untuk membiayai kedua suku ini untuk saling berperang; di berikan makanan – – Dan pada saat mereka berperang, Yahudi aman. Ini yang terjadi. Dan mereka mengeluarkan istilah buruk untuk dua suku ini. Aus dan Khazraj. Mereka mengatakan suku Qilah. Siapa itu Qilah teman-teman? adalah salah satu nama dari turunan Aus dan Khazraj yang menyatukan dua suku ini. Adalah satu kakek mereka yang bernama Qilah. Orang-orang Yahudi menyebutkan Wahai Suku Qilah bukan untuk memanggil kakek Anshar." Atau kakek Aus dan Khazraj, tapi untuk menghina. Mengolok-olok karena mereka bisa dikuasain dan dibuat perang satu sama yang lain. Bergulirlah kalimat ini jadi sebuah panggilan. Maka orang Yahudi teriak dengan suara keras "Wahai Suku Qilah, Wahai Bani Qilah, Wahai Bani Qilah." Sehingga mereka dengar, orang-orang Anshar ini, orang-orang Aus dan Khazraj ini. Mereka kembali. Lalu dia mengatakan هذا جدكم.. "Sesungguhnya ini adalah rezeki atau bagian kalian yang sudah datang. Maka kembalilah orang-orang Anshar semuanya bersama dengan sahabat nabi – – yang mulia menjadi dai di Madinah adalah Mushaf bin Umar رضي الله عنه Kemudian bersama juga dengan orang-orang yang baru masuk Islam dan yang belum masuk Islam dari asli penduduk Madinah.
Maka pada saat itu teman-teman sekalian, mereka pun semuanya kembali. Hanya saja Aus dan Khazraj tidak mengenal nabi ﷻ. Tidak semua mengenal wajah nabi ﷻ. Di jaman dulu tidak ada foto jadi tidak tahu. Maka mereka bingung yang mana ini. Karena nabi ﷻ bersama Abu Bakar. Abu Bakar postur tubuhnya tinggi, hanya saja beliau kurus. Sementara nabi ﷻ kekar tapi belum pernah diceritakan tentang fisik nabi ﷻ – – bagaimana (perawakan) beliau. Maka yang terjadi saudaraku seiman, orang-orang Madinah bingung yang mana nih salah satunya? Pada saat itu kebetulan karena sangat panas – – cuacanya, maka Abu Bakar pun turun dari untanya dan mengambil pelepah kurma yang tergeletak di tanah kemudian naik kembali ke unta lalu menaungi – – nabi ﷻ dengan pelepah kurma itu. Pada saat itulah mereka mengenal kalau ini adalah nabi ﷻ karena pasti dia yang dimuliakan dan dihormati. Serentak pada saat itu, tentu Mushaf dai nabi ﷻ di Madinah sudah mempersiapkan sudah memotivasi mereka, menceritakan tentang syariat nabi ﷻ – – dan mayoritas Anshar lebih dari 60% atau 70% sudah masuk Islam. Tinggal sedikit yang belum masuk Islam pada saat itu.
Maka mereka pun menyiapkan syair-syair yang mahsyur pada saat itu. Tentu Saya yakin kita sudah pernah dengar. Maka mereka – – serentak membacakan
طَـــــلَــــــــــعَ البَــــدْرُ عَـــلَيـْنَا مِــــــــنْ ثَــــــــــــــــــنــِيَّات الوَدَاعْ
وَجَــــــــــــــبَ الشُّــــــــــكْـــــرُ عَــــلَــــــيْـــــــنَا مَا دَعَــــا لله دَاعْ
أَيُّــــــــــــهَا المَـــبْعُوثُ فينَا جِــــــــئْـــــــــــــــتَ بالأمْـــــرِ المُطَاعْ
جِــــئْــــتَ شَرَّفْتَ المَـــدِيــــنَــــة مَرْحَـــباً يَــــا خَـــــــــــيــْرَ دَاعْ Yang artinya "Telah terbit bulan purnama untuk kami." Ini menyambut nabi ﷻ datang. Min Tsaniyatil Wada' Ini adalah sebuah tempat. Nama sebuah gunung sebenarnya di Madinah. Saya pernah pribadi waktu lagi naik taxi waktu itu keliling Madinah – – sempat ada hajat kemudian. Kemudian Saya ditunjukkan oleh seorang supir ahli hasyim asli Madinah. Dia bilang "Akhi, sudah tahu Tsaniyatil Wada'? "Saya bilang, "Saya dengar tapi belum tahu pasnya di mana?" DIa tunjuk sebuah gunung dari jarak yang cukup tinggi, maka dia tunjuk "Itu yang gunung di sana itu namanya Tsaniyatil Wada'." Lokasi yang memang nabi ﷻ memasuki Mekkah, memasuki Madinah memang dari lokasi itu. Dan ada juga riwayat yang menyebutkan – – kalau nabi ﷻ pernah ikut bertanding lomba kuda bersama sahabat dari Tsaniyatil Wada' ini.
Jadi kurang lebih dia salah satu pintu gerbang – – kota Madinah pada saat itu. "Wahai orang yang telah diutus Allah kepada kami.." جِــــــــئْـــــــــــــــتَ بالأمْـــــرِ المُطَاعْ
"Engkau telah membawa peraturan-peraturan yang pasti akan dipatuhi." جِــــئْــــتَ شَرَّفْتَ المَـــدِيــــنَــــة
"Engkau datang memuliakan kota Madinah." مَرْحَـــباً يَــــا خَـــــــــــيــْرَ الأنام
"Selamat datang wahai sebaik-baik manusia."
وَجَــــــــــــــبَ الشُّــــــــــكْـــــرُ عَــــلَــــــيْـــــــنَا
"Dan kami selalu bersyukur kepada Allah dengan nikmat ini. مَرْحَـــباً يَــــا خَـــــــــــيــْرَ ذات
"Maka selamat datang wahai sebaik-baik bekal." Pada saat itu teman-teman sekalian, mereka terus saja melantunkan kalimat ini. Sampai nabi ﷻ masuk ke kota Madinah dan berjalan unta beliau ﷻ. Terus saja jalan sampai nanti akan kita bahasakan tentang masalah berhentinya unta – – nabi ﷻ di lokasi Nabawi. Di lokasi Nabawi. Namun kita ulas dulu sedikit. Kita ulas dulu sedikit. Sebelum masuk ke pintu gerbang – – atau awal masuk di Madinah itu, nabi ﷻ tidak langsung masuk ke pusat kota Madinah.
Beliau sempat mampir di pinggiran kota Madinah. Dan di situ dikenal dengan wilayah Kuba, nama lokasinya Kuba dan nabi ﷻ sempat berdiam di wilayah ini selama tiga hari. Dan beliau membangun masjid pertama dalam Islam pertama namanya masjid Kuba. Karena menamakan masjid atas nama lokasi tempat itu. Sebelum jauh kita bahas teman-teman sekalian masalah masjid Kuba, masjid Nabawi, kita akan sebutkan tadi ada Saya bilang di awal – – judul kita kisah awal tibanya nabi ﷻ di Madinah dan tiga pondasi pembangunan negara dalam Islam. Saya sebutkan secara global dulu nanti akan kita rincikan. Pondasi pertama, dalam pembangunan negara dalam Islam kalau kita juga boleh instansi kelembagaan yang pertama adalah membangun – – masjid dan ini perilaku nabi ﷻ yang pertama teman-teman sekalian, makanya sangat penting di satu kota wilayah negara atau kita lingkup yang lebih sempit – – seperti perusahaan seorang muslim harus ada masjidnya.
Semaksimal mungkin dia usahakan. Kalau lingkup perusahaan misalnya tidak terlalu besar – – mungkin bisa buat musholla, kenapa? Karena ini asas. Ini pondsi pertama agar kaum muslimin bisa berkumpul mereka mengerjakan dan “mengabsen” dirinya kepada sang pencipta Allah satu hari lima kali. Dan ini harus ada dan Alhamdulillah di Indonesia ini sudah ada. Hampir setiap kota kalau masuk ditemukan ada masjid Agung – – masjid Raya, masjid Jami' sehingga menjadi simbol kaum muslimin. Orang jadi tahu di sana azan, salat lima waktu, dipanggil oleh Sang Pencipta – – Allah dengan kalimat حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ "Ayo mengerjakan salat, datanglah untuk mendapatkan kemenangan." Karena الْفَلاَحِ artinya kemenangan. Ini yang pertama teman-teman, dan nabi ﷻ langsung membangun pada saat itu dua masjid. Masjid Kuba dan masjid Nabawi nanti akan kita ceritakan. Yang kedua adalah Muaqah. Bagaimana nabi ﷻ membangun persaudaraan antara – – muslimin yang mukim di Madinah dengan pendatang sehingga tidak ada lagi rasis di antara mereka. Enggak ada lagi fanatik keturunan, kesukuan. Misal di Jakarta suku muslim banyak Betawi, maka semua pendatang yang masuk ke Jakarta, mau dari Jawa mau dari Sulawesi, mau dari Kalimantan – – mau dari mana saja, merasa Jakarta juga milik mereka.
Sama bersaudara. Dan kita akan lihat nanti bagaimana persaudaraan yang sangat luar biasa – – antara Muhajirin dan Anshar melampaui apa yang biasa kita bayangkan. Ini penting sekali teman-teman sekalian bagaimana mempersaudarakan antara penduduk asli sama pendatang. Sesama muslim. Kita bicara lingkup muslim. Di perusahaan adalah persaudaraan antara pegawai lama dan pegawai baru. Seperti itulah. Dan yang ketiga adalah keputusan pemerintahan di Madinah berhubungan dengan muamalah atau perilaku atau sikap dengan orang-orang non-muslim. Muahad. Menulis kesepakatan apa yang harus setiap muslim dan non-muslim bersama di wilayah Madinah. Seperti misalnya mereka membela Madinah bersama-sama. Mereka tidak saling mengganggu. Kalau ada yang salah dihukum. Dan keputusan pemerintahan di tangan nabi ﷻ yang diterapkan hukum Islam. Non-muslim walaupun sudah ada waktu itu Yahudi 50% di Madinah – – harus patuh. Karena hukum Allah enggak boleh ditolak dan orang-orang non-muslim ikut pada saat itu peraturan nabi ﷻ. Bahkan mereka seringkali – – kalau punya masalah mereka datang kepada nabi ﷻ untuk mencari jalan keluarnya. Ini tiga keputusan. Berarti keputusan yang ketiga adalah – – membuat kesepakatan antara muslim dan non-muslim agar tidak saling mengganggu dan siapa yang salah akan dihukum.
Serta sama-sama membela negara. Tidak boleh ada yang berkhianat. Kita mulai teman-teman sekalian yang pertama adalah pembangunan masjid. Masjid Kuba dan Masjid Nabawi. Muslim di Madinah pada waktu itu berusaha merebut tali kekangan unta nabi ﷻ. Untuk mendapatkan kemuliaan supaya nabi ﷻ turun di rumah mereka menjadi tamu. Tetapi nabi ﷻ mengatakan biarkan – – jangan ada yang tarik kekangan unta ini. Dan pada saat itu nabi ﷻ sengaja memberhentikan unta beliau di wilayah yang tadi namanya Kuba.
Lalu nabi ﷻ pada saat itu mengajarkan hal yang penting yaitu tentang masalah keberadaan masjid. Sebelum beliau banyak berbicara, sebelum banyak – – menyampaikan syariat Allah bangun masjid. "Saya ingin ada masjid di sini yang memberikan simbol kalau nabi ﷻ sudah tiba di Madinah dan Madinah – – kota Islam. Dibangun oleh para sahabat. Masjid dibangun ramai-ramai mereka membangunnya. Dan Allah ﷻ menurunkan ayat Al-Qur'an – – pada saat itu memuji tentang masalah Masjid Kuba. Surat At-Taubah, surat nomor sembilan ayat 107-108. Sebenarnya ayat ini turun 108 dulu baru 107. Tetapi ayat ini disatukan oleh nabi ﷻ sesuai dengan perintah Allah ditaruh di dalam surat At-Taubah – Surat nomor 9 ayat 107 sampai 108. Kita sekarang satukan, yang penting Saya sudah sebutkan teman-teman sekalian sebenarnya turun duluan – – 108 baru 107. Ini biasa terjadi di zaman nabi ﷻ. Kita tahu surat-surat yang pertama turun di Islam seperti Ad-Duha, Al-Muzammil, – – ini semua adalah Al-Mudatsir turun di awal-awal tapi diletakkan di juz 30. Itu perintah Allah ﷻ kepada nabi-Nya Muhammad ﷻ. Kadang-kadang cuman dua ayat, kadang-kadang cuman tiga ayar yang turun.
Lalu Allah perintahkan nabi-Nya ﷻ letakkan di surah ini di ayat nomor sekian. Bunyi ayatnya
أعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ وَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَّكُفْرًا وَّتَفْرِيْقًاۢ بَيْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَاِرْصَادًا لِّمَنْ حَارَبَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ مِنْ قَبْلُ وَلَيَحْلِفُنَّ اِنْ اَرَدْنَآ اِلَّا الْحُسْنٰىۗ وَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ ١٠٧ لَا تَقُمْ فِيْهِ اَبَدًاۗ لَمَسْجِدٌ اُسِّسَ عَلَى التَّقْوٰى مِنْ اَوَّلِ يَوْمٍ اَحَقُّ اَنْ تَقُوْمَ فِيْهِۗ فِيْهِ رِجَالٌ يُّحِبُّوْنَ اَنْ يَّتَطَهَّرُوْاۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِيْنَ ١٠٨ Dan pendapat yang paling kuat sebenarnya ayat ini turun bukan pada saat pembangunan masjid Kuba, tapi setelah dibangunnya masjid Dhirar. Apa itu Dhirar? Masjid yang buruk. Dibangun oleh orang-orang munafik di Madinah, setelah mengetahui ada Masjid Nabawi. Mereka juga ikut-ikutan bangun masjid, tapi masjidnya masjid Dhirar. Dhirar ialah masjid yang sengaja untuk memerangi Allah dan Rasul-Nya. Dan awal daripada sebab turun ayat ini teman-teman sekalian, di ayat 107-nya, dan orang-orang munafik itu mereka mendirikan masjid untuk menimbulkan – – kemudharatan kepada orang-orang mukmin. Untuk kekafiran dan untuk memecah-belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan – – orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah "Kami tidak menghendaki selain kebaikan (bangun masjid ini) dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya – – ".. mereka itu pendusta dalam sumpahnya." Ayat 107 ini teman-teman sekalian, sebabnya kenapa Allah mengatakan "Dan mereka menunggu seseorang atau orang-orang yang telah – – ". .agar kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu." Yang dimaksud adalah ada seorang pendeta Nasrani – – bernama Abu Amir.
Abu Amir ini dulu dari asli Madinah kemudian dia tinggal di negeri Syam jadi pendeta. Kemudian, dia pergi ke Syria lalu jadi pendeta di sana. Pada saat itu teman-teman sekalian, mereka sengaja mengundangnya untuk menyaingin nabi ﷻ. Ini pendeta datang juga nih. Mereka muslimin mengaku ada nabi ini kita punya pendeta. Padahal mereka tidak ingin masuk agama Nasrani. Hanya untuk mengacaukan saja tujuannya. Maka pada saat itu dengan hikmah Allah si Abu Amir ini wafat di Syria sebelum ke Madinah. Dan nabi ﷻ diperintahkan oleh Allah Sang Pencipta untuk menghancurkan masjid Dhirar itu. Sehingga keluarlah sebuah hukum – – kalau masjid dibangun oleh orang-orang munafikin dan orang-orang kafir, maka tidak sah untuk salat di situ. Namanya masjid Dhirar dan ulama mengatakan masjid hanya boleh dibangun dari harta kaum muslimin. Jangankan orang kafir, orang munafik saja enggak boleh kita salat di dalamnya. Karena pasti mereka bangun ada tujuannya. Untuk apa? Dan dia tidak salat di situ. Pasti ada tujuan yang tidak benar. Makanya dikatakan masjid Dhirar. Dia bangun tempat ibadahnya dia sendiri. Orang munafik juga pura-pura Islam mengatasnamakan Islam. Di dalamnya berkumpul untuk memerangi Allah dan Rasul-Nya.
Nabi ﷻ waktu itu disuruh menghancurkan masjid itu. Dirubuhkan sama sekali enggak boleh ada masjid itu. Kemudian Allah mengatakan dalam 108-nya. "Janganlah kamu salat dalam masjid itu selama-lamanya." Masjid Dhirar tadi. Walaupun nanti diambil – – oleh kaum muslimin, tetap enggak boleh. Karena harta yang dipakai bangun itu haram. Tujuannya juga haram. Tidak boleh. Jadi ada larangan tegas di sini. Jangan kamu salat di masjid itu, wahai Muhammad, selama-lamanya." Enggak boleh dan Allah menurunkan perintah pada saat itu suruh menghancurkan masjid itu. Sesungguhnya.. lalu di sini saksi bahasan kita Allah sebutkan tentang pujian masjid Kuba. Sesungguhnya masjid yang didirikan di atas dasar takwa – – masjid Kuba, sejak hari pertama kamu masuk ke Madinah hai Muhammad adalah lebih patut kamu salat di dalamnya. Di dalam masjid itu atau di sekitar masjid itu ada orang-orang yang suka menyucikan diri mereka dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih." Ada orang-orang yang suka membersihkan diri mereka dan sesungguhnya Allah suka dengan orang yang bersih. Sedikit kita garisbawahi dulu kalimat masjid yang pertama dibangun di atas ketakwaan. Kenapa Allah mengatakan kalimat ini teman-teman? Karena – – perilaku pertama nabi ﷻ datang, beliau ingin mendirikan salat lima waktu yang wajib pada saat itu.
Dan harus ada tempatnya. Juga kalau ada masjid berarti sudah ada simbol keislaman. Maka dianggap itu masjid yang dibangun di atas ketakwaan. Apalagi muslimin rame-rame ikut partisipasi membangunnya walaupun itu masjid Kuba teman-teman, jangan dibayangkan kaya masjid sekarang. Masjid Kuba sekarang atau masjid kita sekarang juga mewah. Enggak. Masjidnya dari tanah liat, tiga hari jadi asal jadi masjid bangunan. Dan Saya sudah pernah bilang bahwa ulama Sepakat mengatakan "Masjid itu walaupun hanya kalau sekarang kita sekat triplex.." rumah kita seribu meter di depan sana di depan rumah di halaman – Dua kali sepuluh Saya wakafin buat masjid. Disekat pakai tiplek hukumnya sudah hukum masjid. Jadi sesederhana apapun yang penting niatnya. Niatnya jadi masjid, jadi masjid. Rumah kita tadinya rumah, sudah Saya wakafin jadi masjid sekarang tidak ditinggalin lagi – – udah jadi masjid hukumnya. Jadi di sini teman-teman sekalian yang perlu digaris bawahi tentang masalah masjid itu.
Ini masih masalah takwa. Kemudian dikatakan "Dan di dalam itu lebih patut kamu salat di dalamnya." Jadi masjid yang dibangun di atas ketakwaan dari harta kaum muslimin, lebih pantas salat di dalamnya. Artinya tidak boleh salat di tempat yang lain. Kecuali keadaannya adalah memang bangunan itu tadinya dibangun oleh orang non-muslim seperti gereja lalu dibeli oleh kaum muslimin. Ditebus, dibeli, atau direbut dengan kekuasaan. Itu punya hukum tersendiri. Seperti sekarang banyak kasus di Eropa, di Australia – – saat gereja tidak lagi dipakai oleh orang-orang non-muslim, jamaahnya sedikit kaum muslimin beli. Mereka jual. Saya pernah ceramah di Sydney pada saat itu di jalan raya yang termasuk paling mewah di sana, Dway namanya. Ada masjid di situ tadinya gereja dibeli oleh kaum muslimin. Dan Alhamdulillah kebetulan yang beli muslimin oleh orang Indonesia.
Yang membelinya. Dan itu sekarang tempat yang kalau di Jakarta itu Menteng mungkin yang mewah. Nah ini contohnya, dicabut semua perangkat – – perangkat Nasrani, dibeli, ditebus, kemudian dipakai jadi masjid. Atau direbut dengan kekuatan seperti kasus Umar bin Khattab رضي الله عنه – – menembus Palestina atau kasus Muhammad Al-Fatih dari Turki yang menembus Turki wilayah Eropa, sehingga dia mengubah gereja menjadi masjid hagia sophia. Dicabut semua perangkatnya kemudian dipakai. Tapi kalau dasarnya masjid itu dibangun dengan duit orang-orang non-muslim dan dipakai – – dipakai untuk memerangi Allah dan Rasul-Nya, maka masuk dalam kategori masjid Dhirar ini.
Hal yang lain dari ayat di sini disebutkan adalah di sekitarnya atau di dalamnya ada lelaki atau orang-orang yang suka membersihkan diri – – dan Allah suka dengan kebersihan atau orang-orang yang bersih. Ini teman-teman sekalian ternyata ada sebabnya. Jadi ternyata penduduk Kuba waktu awal nabi ﷻ bangun masjid, pertanyaan-pertanyaan mereka tertuju kepada masalah – – kebersihan dan mereka suka sekali kebersihan. Pertanyaan pertamanya "Ya Rasulullah bagaimana kami menyucikan diri?" Maaf seperti buang air kecil, buang air besar, maka nabi ﷻ menjelaskan hukum Syar'i berhubungan dengan masalah istinja dan istijmar. Istinja kalau kita bersihkan diri kita dengan air. Seperti kita tahu maaf cebok dengan air segala macam ini dibersihkan.
Dari buang air kecil mau buang air besar atau mandi junub. Kalau isijmar adalah menggunakan benda-benda kering. Dan ini nabi ﷻ yang ia gunakan di jaman beliau ada batu. Kalau tidak ada air, jadi ceboknya pakai batu yang dianggap kering. Sehingga suci, maka ini yang dipakai. Karena penduduk Kuba setelah mendengar sabda nabi ﷻ ini mereka menggabungkan – – keduanya. Mereka sudah cebok dengan air, mereka pakai batu lagi. Maka Allah sebutkan
فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا ۚ
0:27:21.857,0:27:26.041
"Di sekitar masjid Kuba itu ada orang-orang yang sangat suka dengan kebersihan." وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
"Dan Allah sangat suka dengan orang-orang yang bersih." Nah ini pelajaran juga teman-teman sekalian bagaimana Islam datang mengatur kebersihan.
Harus seorang muslim itu bersih dan rapih serta tidak – – benar kalau ada orang yang mengatakan kalau Islam itu, kalau kita jadi muslim atau kita sudah dekat dengan agama enggak perlu memerhatikan – – lagi kebersihan. Enggak perlu lagi memerhatikan mandi bersih, baju bersih, enggak perlu lagi memerhatikan mengurus kerapihan dan – – dan kebersihan. Ini semua tidak benar. Orang-orang banyak mengatakan ini tidak perlu. Ini yang tidak benar. Saya pernah masuk ke sebuah masjid. Masjid di daerah Surabaya. Tanpa sengaja Saya salat di situ, tiba-tiba setelah salat ashar ada yang berdiri bicara – – ceramah.
Dan di antara ceramah yang disampaikan, Saya kaget dia mengatakan "Kita ini orang Islam tidak usah terlalu sibuk dengan dunia – – seperti misalnya banyak mandi, pakai baju bersih, enggak perlu. Makan makanan yang sehat juga. Kita makan apa adanya saja. Dunia cuman sebentar. Kita akan lewatin. Ini bahaya sekali. Secara zahirnya bisa ada sedikit beberapa poin benarnya, tapi umumnya salah ini. Karena nabi ﷻ gemar memakan paha kambing, engga pernah nabi makan roti kering. Dan juga ada ada hadis yang menjelaskan kalau nabi ﷻ – – Aisyah mengatakan "Kami pernah sebulan tidak menyalakan api di rumah kami.." Ada sebagian ulama yang bilang waktu itu nabi ﷻ – sebagian ulama yang bilang waktu itu nabi ﷻ tidak memiliki harta.
Tapi kalau pendapat yang Saya pegangi, ada pendapat lain yang menjelaskan – – teman-teman sekalian sebenarnya nabi ﷻ fokus makan pada saat itu kurma dan minum air, bukan mustahil Anda terapi. Karena kata Aisyah رضي الله عنه dalam hadis Bukhari "Kami pernah sebulan tidak menyalakan api di rumah kami dan kami cukupkan makan – – dengan Aswadain. Aswadain maksudnya adalah kurma dan air. Sebagian ulama menarik ini dalam masalah kesehatan atau pengobatan nabawiyah. Kalau seseorang mau terapi dari penyakit, maka selama sebulan dia cuma makan kurma dan air putih. Ini yang dilakukan nabi ﷻ dan itu cuma sekali.
Riwayat yang menjelaskan itu cuma sekali. Maka salah kalau orang mengatakan nabi aja makannya cuman kurma. Bukan masalah begitu. Karena riwayat Bukhari yang lain menjelaskan nabi ﷻ sangat gemar makan paha kambing. Makanan yang enak. Kemudian nabi ﷻ suka dengan ثريدroti gandum ditaburi dengan kuah yang juga dibuat dari kambing Kalau kita ibaratnya kari. Ini juga makanan yang dianggap mewah pada saat itu. Dan bagus lagi sehat, dan nabi ﷻ telah memberikan contoh perumpamaan – – Aisyah رضي الله عنه "Saya mengatakan رضي الله عنه " Itu tambahan saja. Tapi nabi mengatakan "Perumpamaan Aisyah dibanginkan seluruh wanita – – adalah seperti ثريدdibandingkan dengan makanan yang lain. Waktu itu dianggap makanan yang bagus.
Roti gandum ditaburin kari kambing di atasnya. Maka ini perlu digarisbawahi teman-teman sekalian, kemudian nabi ﷻ menggunakan baju yang bagus, baju nabi ﷻ umumnya. Kain katun dari negeri Yaman. Dan pada saat itu kain katun mahal. Tapi tidak berlebih-lebihan. Nabi ﷻ tidak pakai seratus baju. Tapi nabi ﷻ menggunakan baju yang bagus. Nabi ﷻ memiliki baju berwarna putih, merah, hitam, hijau, banyak disebutkan ini. Dan beliau punya beberapa baju dan bagus bajunya. Bukan baju yang sembarangan asal jadi selama orang itu mampu. Kemudian nabi ﷻ juga memiliki kuda dan tunggangan. Yang jumlahnya banyak serta bagus. Kuda nabi ﷻ kuda yang sangat bagus. Unta nabi ﷻ ada beberapa ekor unta, baik untuk beliau pakai sendiri atau dipakai oleh para istri beliau ﷻ. Beliau suka dengan kebersihan dan kerapihan sampai disebutkan dalam riwayat beliau suka sekali meletakkan minyak wangi di tubuh beliau ﷻ Sampai-sampai kadang-kadang menetes dari rambut beliau minyak wangi.
Saking banyaknya pakai minyak wangi nabi ﷻ. Di rambutnya pakai minyak wangi, di badannya, dan para sahabat mengatakan kami kalau salaman dengan nabi ﷻ kami menemukan – – bau wanginya sampai tiga hari. Beliau juga ﷻ dalam riwayat disebutkan sering meletakkan wangi-wangian serbuk dari negeri Syam dari batang leher beliau – – sampai ke kaki beliau. Dan disuruh istrinya letakkan kecuali di kemaluan beliau letakkan sendiri. Jadi mana pemahaman yang mengatakan teman-teman sekalian enggak usah mandi, enggak usah rapih, enggak usah begini-begitu. Ini dari mana? Dengan mengatasnamakan itu zuhud. Ini salah ya. Ini salah dan ingat firman Allah di sini turun "Allah itu suka dengan orang-orang yang bersih." Dan dalam masalah ilmu ruqyah, pengobatan orang yang kena sihir, atau diganggu oleh setan, salah satu hal yang harus dijaga adalah – – kebersihan dirinya secara fisik juga tentu secara hati dia harus bersihkan dari semua dosa penyakit hati dibersihkan – – semua secara fisik dan lingkungannya juga harus bersih.
Karena rumah yang kotor disukai oleh setan> Makin bersih, maka makin dibenci oleh setan. Makanya memang setan itu suka di tempat-tempat yang kumuh, yang kotor, dia kalau lihat tempat bersih – – dia seperti kita lihat tempat kotor manusia. Seperti itulah. Jadi perlu digarisbawahi teman-teman sekalian jangan salah paham karena banyak orang begitu apalagi – – Iltizam dalam agama sudah mulai dekat dengan Allah ﷻ, sudah mulai belajar agama, maka kita lihat makin berantakan. Penampilannya berantakan, kotor semua kopiahnya, kotor sudah tujuh bulan enggak dicuci-cuci. Sajadah kalau salat di tempat yang kotor. Kamar mandi kotor ini kenapa teman-teman sekalian? Saya sangat sedih kalau melihat kadang-kadang kalau dalam masjid kotor – – tidak terawat, rumahnya seorang muslim kalau kita datang menjenguknya malah kotor. Kenapa ini teman-teman sekalian? Kenapa enggak suka dengan kebersihan? Allah suka dengan kebersihan. Allah suka dengan kerapihan. Allah suka dengan yang wangi. Sampai kata nabi ﷻ, beliau mengatakan dalam hadis sahih "Dicintakan dunia kalian ini untukku, aku tapi tidak suka dengan dunia ini." Maunya akhirat.
"Tapi dicintakan karena adanya kaum wanita, adanya ibu yang dibakti, adanya istri yang disayangi, adanya anak perempuan yang dibiayai." "Dinaungi dan juga aku suka dengan wangi-wangian." Dicintakan dunia masalah itu. Harusnya kita jaga ini teman-teman sekalian. Kita tahu misalnya ada mandi junub, kita tahu dalam Islam ada mandi wajib saat haid dan nifas, ada mandi jumat. Nabi ﷻ terkadang di musim panas – – merendam tubuh beliau di air dingin. Kadang-kadang di musim dingin berendam dengan air panas. Musti dijaga semua ini. Nabi ﷻ sangat gemar menjaga bau mulut dengan rajin bersiwak. Beliau mengatakan tentang rambut "Siapa yang dikaruniai rambut maka dia harus – – merawatnya dan seterusnya." Semua itu harus dijaga teman-teman sekalian. Harus dijaga. Dan seorang muslim akan terlihat simbolnya – – simbol keislamannya salah satunya dengan kebersihannya. Makanya dikatakan dalam banyak riwayat juga kalau nabi ﷻ itu tidak menyukai hal-hal yang – – busuk. Hal-hal yang buruk. Hal-hal yang berantakan. Jadi ini yang harus digarisbawahi teman-teman sekalian sehingga tidak – – ada kesalahpahaman tentang masalah ini. Sekali lagi banyak di antara kaum muslimin begitu soalnya keadaannya. Disayangkan sekali. Pada saat awal Saya menikah, dan kebetulan karena istri Saya tadinya punya keterampilan di masalah salon – – sebelum nikah dengan Saya, alhamdulillah pada saat itu sudah menikah dia ingin punya kegiatan.
Saya bilang baiklah, Saya bukain. Datanglah banyak akhwat kita di tempat itu. Pakai jilbab besar, pakai cadar. begitu selesai baru hari pertama buka ada beberapa yang datang – – begitu mereka pergi istri Saya masih diam rupanya. Hari kedua ada lagi datang, hari ketiga setelah seminggu dia bilang sama Saya. "Ada sesuatu yang mau Saya sampaikan. Tapi jangan disalahpahami." Saya bilang "Silahkan ada masalah apa?" "Kenapa akhwat-akhwat ini.." – – "..pakai jilbab besar, pakai cadar, enggak merawat sama sekali rambutnya?" " Begitu dibuka jilbabnya MashaAllah ketombe, kutu.." Kaget istri Saya. Tadinya dia berpikir selama ini kalau Saya nasihatin dia masalah agama Islam itu bersih rapih, tapi ini justru yang datang semua memang – – pakaiannya sudah jelas-jelas akhwat kita. Tapi begitu penampilannya. Saya bilang belum tentu mereka semua paham. Nasihatin. Berikan masukkan. Bilang enggak apa-apa sudah tanya sama Saya.
Dan sampaikan kalau perlu merawat, perlu menjaga kebersihan. Tidak boleh tidak. Dan kita dianjurkan, kita tahu misalnya tentang salat jum'at. Kata nabi ﷻ "Siapa yang mandi di hari Jum'at.." – – ".. kemudian dia maksimal dalam membersihkan tubuhnya, kemudian dia.." Ulama hadis mengatakan sekarang dia pakai sabun yang wangi, dia pakai sampo – – yang bagus, rapih semuanya bersih. Kemudian dia juga menggunakan minyak rambutnya.
Dalam riwayat begitu ya. Sehingga – – rapih, tersisir rapih. Artinya dia memakai wangi-wangian. Kemudian dia juga memakai bajunya yang terbaik. Dia memakai minyak wangi yang terbaik pula. Kemudian dia datang ke masjid, kemudian dia mendengarkan khatib pada saat menyampaikan imam khutbah, lalu dia salat bersama imam – – kecuali diampuni dosanya yang telah lalu. Jadi ada motivasi pembersihan dosa di hari Jum'at dengan bersihnya badan. Baju yang bersih badan yang wangi. Ada hubungannya mandi. Ini ada hubungannya semua dengan masalah ini. Jadi jangan sampai salah paham teman-teman. Jadi usahakan kalau orang salat di sebelah kita, maka dia merasa nyaman. Jangan orang salat di sebelah kita malah hilang semua konsentrasi.
Bau mulutnya, bau ketiaknya, bau semuanya, harusnya diperbaiki. Ingat ya Allah suka dengan kebersihan. Ini ayat tadi turun 108 surat At-Taubah. Baik pada saat itu teman-teman sekalian, masjid Kuba dibangun sangat sederhana karena dari tanah liat dan sahabat semuanya partisipasi dalam membangunnya. Pada saat selesai, nabi ﷻ sempat berada di wilayah Kuba selama empat hari, maaf tadi Saya keliru dengan tiga hari.
Senin – Kamis. Pada hari Jum'atnya, Nabi ﷻ berangkat menuju ke pusat kota Madinah yang ada sekarang masjid Nabawi. Waktu itu belum ada masjid Nabawi tentunya. Di tengah jalan waktu salat Jum'at masuk dan beliau pun akhirnya salat pada saat itu Jumat – – di satu lokasi belum ada masjid. Di lokasi suku Salim bin Auf. Ini salah seorang sahabat namanya Salim bin Auf. Sampai sekarang penduduk Madinah masih tahu tuh, ini lokasi Salim bin Auf. Terakhir pun kami waktu masuk ke Madinah – – sekitar tiga pekan yang lalu itu sempat diingatkan lagi oleh teman-teman asli Madinah. "Ini masih ingat Khalid, ini tempatnya Salim bin Auf." Jadi ini dulu tempat nabi ﷻ salat Jumat di sini. Dan waktu itu teman-teman karena belum ada masjid, maka Jumat dilakukan di lapangan. Dan dari sini juga sebuah hukum sebagian besar ulama mengatakan bolehnya salat Jumat walaupun bukan di masjid. Di pelataran kantor – – di tempat-tempat umum. Jumat datang boleh didirikan. Di gedung kalau kita sekarang. Semua ini sudah menjadi hal umum pendapat ulama, Dan nabi ﷻ waktu itu berkhutbah dan mengimami salat Jumat pertama dikerjakan di Madinah oleh nabi ﷻ dan juga khutbah pertama dikerjakan.
Sebelum nabi ﷻ datang teman-teman sekalian ke Madinah, ada seorang sahabat nabi bernama As'ad bin Zurarah. Hafal nama orang ini. As'ad bin Zurarah رضي الله عنه ini salah satu pimpinan orang Anshar. Orang Madinah. Beliau sudah dengar dari Mushab رضي الله عنه . – kalau salat Jum'at sudah wajib. Masih di fase Mekkah itu sudah wajib. Perintah lima waktu salat, diikutin perintah Jum'at. Maka kaum muslim kerjakan semampunya di Madinah. As'ad bin Zurarah ingin mengerjakan Jum'at. Namun belum ada masjid. Masjid dibangun pertama kali setelah nabi ﷻ hijrah. Maka beliau membuka rumahnya – – dan memberikan kesempatan siapapun yang mau salat Jum'at di antara kaum muslimin dan terkumpul di rumah beliau 39 orang – – dari sahabat ada 40 orang sama dia, sama As'ad bin Zurarah رضي الله عنه .
Maka, dari sini sebagian ulama menganggap bahwa – – bahwasanya syarat salat Jum'at itu adalah 40 orang. Padahal sebenarnya, waktu itu kebetulan terkumpul yang mau salat 40 orang. Kalau dipahami ini teman-teman sekalian, makanya pendapat yang paling kuat bukan 40 orang sebetulnya tapi Jum'at berlaku – – seperti berlakunya salat wajib lima waktu. Ada imam ada makmum sudah boleh (salat). Sudah boleh salat. Dan masuk masalah Jum'at. Pernah ada seseorang menanyakan kepada Saya tapi memang mereka di negara non-muslim. Waktu itu di Jepang. Saya diundang di sana saat Ramadhan untuk ceramah di Tokyo. Kemudian ada orang yang datang kepada Saya bertanya Dia bilang "Ustaz, kami di perusahaan ini cuma dua orang yang muslim.
Saya sama teman Saya ini. Jum'at bagaimana caranya?" "Kalau salat lima waktu kami masih salat. Kadang-kadang kami masing-masing salat. Tapi salat Jum'at bagaimana?" Dia bilang "Kalaupun Saya salat lima waktu harus usahakan berjamaah." Kan salat lima waktu kalaupun ada akad kerja – – enggak bisa ditinggalkan, wajib seorang muslim patuhi akadnya. Maka, jangan ketinggalan salat wajib. Salat wajib itu enggak bisa (ditinggal). Semua haknya makhluk, kalau yang wajib, misalnya bakti sama orang tua, patuhnya seorang istri pada suami. Ini wajibnya hak makhluk.
Kalau ketemunya hak wajibnya Allah, salat lima waktu misalnya; hak wajibnya Allah. Maka harus haknya Allah didahulukan. Kalau ketemu sama haknya Allah sunnah, dengan hak wajibnya makhluk – – misal kita lagi salat Sunnah, Ibu kita manggil; batalin salat sunnah-nya. Karena hukum hak Allah sunnah ketika ketemu dengan hak wajibnya makhluk. Ini pun Allah yang tentukan hak wajibnya. Maka kita dahulukan haknya orang tua kita karena wajib menjawab panggilannya dia. Kita lagi salat sunnah. Tapi di sini kalau ketemu salat wajib, hak wajibnya Allah dengan panggilan orang tua, enggak boleh harus tetap salat. Enggak boleh kita batalin. Karena hak wajibnya Allah di sini. Ini perlu digarisbawahi ya. Di sini teman-teman sekalian – Saya sampai lupa tadi mau jelasin apa.
Masalah salat empat puluh orang. Jadi teman yang di Jepang ini bilang, Saya bilang salat wajib dikerjakan. Salat Jum'at pun begitu. Cukup antum berdua salat. Waktu salat yang dibutuhkan hanya lima menit. Kalau salatnya ya. Jadi kalau salat sunnah – – enggak usah dikerjakan kalau memang ada akad antara kita dengan perusahaan harus on-time masuk jam satu misalnya. Kita hanya punya waktu – – durasi sepuluh menit, ya digunakan itu saja. Bagaimana caranya? Baik Saya ajarkan caranya.
Tinggal salah satunya- Azan, kemudian yang satu menjadi khatib dan khatib ini boleh dalam waktu yang ringkas misalnya, maka sesuai dengan sabda nabi ﷻ – – termasuk kebijaksanaan dan pemahaman agama seseorang kalau khutbahnya pendek, salatnya panjang. Maka khutbah di sini kata para ulama – – boleh dengan satu ayat dijelaskan. Misal baca ayat dengan terjemahannya karena mereka berada di satu perusahaan dan negara orang kafir – – enggak bisa salat. Jadi itu solusinya. Maka mereka, satu orang baca ayat Al-Qur'an, dia baca terjemahan dari HP-nya kemudian dia tutup dulu – – khutbah kedua, lalu kemudian dia tutup.
Dan tidak harus duduk kalau tidak ada tempat duduk di sini. Dia kemudian berhenti sejenak, lalu – – kemudian dia khutbah yang kedua dengan doa, lalu dia tutup. Lalu kemudian iqomah salat berdua. Ini pendapat ya. Ada pendapat tadi yang mengatakan berpegang pada empat puluh orang, maka kalau kurang dari empat puluh orang – – tidak ada Jum'at. Allahu A'lam. Tapi yang Saya lihat adalah pendapat yang kuat, salat Jum'at tetap berlaku karena dia sama hukumnya dengan salat Zuhur. Salat berjamaah dua orang. Pada saat itu nabi ﷻ setelah selesai salat Jum'at sudah bubar. Beliau masuk menuju ke kota Madinah. Lebih dalam lagi, tentu antara masjid Kuba sama masjid Nabawi sekarang jaraknya kurang lebih tujuh kilometer. Kurang lebih tujuh kilometer jaraknya. Jadi di antara perjalanan itulah ada suku Salim bin Auf nanti. Nabi ﷻ salat Jum'at di situ tidak jauh dari Kuba. Pada saat nabi ﷻ mulai memasuki pusat kota Madinah dan masyarakat Madinah sudah mengetahui itu, mereka kembali lagi ingin menarik – – kekangan unta nabi ﷻ.
Maka beliau mengucapkan kalimat yang mahsyur ضعها فإنها مأمورة "Tinggalkan saja unta ini. Jangan ada yang tarik tali kekangannya. Dia mendapatkan perintah dari Allah langsung. Dia tahu dia akan berhenti di mana." Karena mereka semua pada berebut. Mereka terus berebut, mereka mengatakan "Ya Rasulullah di rumah kami saja, di suku kami saja. Kami akan membela Anda." "Kami akan memberikan Anda Ikram (memuliakan Anda). Segala kebutuhan kami penuhi." Terus saja suku demi suku saling menarik." Tapi nabi ﷻ mengatakan ضعها فإنها مأمورة
"Tinggalkan unta ini jangan ada yang tarik, karena dia dapat perintah dari Allah dan dia tahu di mana dia akan berhenti." akhirnya saat tiba di wilayah suku Najjar. Dan suku Najjar adalah suku dari keluarga Ibu dari nabi ﷻ. Aminah dari Madinah. Asalnya dari Madinah. Banyak keluarganya di Madinah. Makanya waktu sebelum meninggal, beliau sempat mengajak nabi ﷻ – – ke Madinah kemudian kembali dari Madinah mengunjungi suku Najjar ini, suku daripada keluarganya – – meninggal lah Aminah di Abwa, di wilayah yang sudah mendekati wilayah Mekkah. Yang jelas nabi ﷻ waktu itu pas tiba di suku Najjar, unta nabi ﷻ – – duduk.
Tiba-tiba duduk di situ. Maka nabi ﷻ turun. Lalu nabi ﷻ tanya "Ini tanah sekarang di mana unta Saya duduk, tanahnya siapa?" Kata mereka, "Ini tanah dua orang anak yatim, Ya Rasulullah." Ada anak yatim di Madinah ini, orang tuanya mati ini tanah warisannya mereka. Kata nabi ﷻ "Siapa walinya? Mana walinya? Siapa yang bertanggung jawab terhadap dua anak yatim? Karena istilah yatim dipakai untuk siapa? Mana suaranya ini? Siapa itu anak yatim? Bisik-bisik mana Saya dengar. Orang yang meninggal Ayahnya. Tidak dipakai untuk Ibu ya. Kita di Indonesia tambah-tambahin sendiri itu. Piatu itu. Dalam Islam tidak ada istilah piatu. Ada yatim saja. Anak yatim saja enggak ada anak piatu. Piatu itu bagi yang meninggal Ibunya kan? Makanya kita dalam hukum syar'i cuman anak yatim saja. Siapa yatim? Yang meninggal Ayahnya saja. Jadi penaungnya dia, walinya dia meninggal si Ayah.
Penisbatan nama padanya. Misal – – Fulan bin Fulan meninggal, maka dikatakan yatim. Itu pun harus ada syarat kedua. Belum baligh. Enggak boleh nenek-nenek kakek-kakek ngaku yatim. Minta bantuan Saya yatim. Umurnya berapa? Sebelum balik dikatakan yatim. Sudah baligh tidak ada lagi yatim. Istilah yatim sudah diangkat dari dia. Sudah enggak ada. Makanya harta anak yatim – – kalaupun dia kaya, kemudian sudah dipegang oleh seseorang misalnya pamannya atau siapa saja dan ternyata dia sudah baligh, dikembalikan ke anak yatim itu. Kecuali dia, maaf, gila misalnya anak ini atau apa.
Dianggap kurang waras atau masih belum bisa itu mungkin lain cerita. Tapi kalau sudah baligh itu sudah dijadikan tolak ukur. Anak yatim ini, kenapa nabi ﷻ mengatakan mana walinya? Karena belum baligh. Ditanya siapa walinya? Siapa yang pegang hartanya ini? Karena semua anak yatim kalau masih belum mampu mengelola diberikan hartanya kepada walinya kaya pamannya, tantenya – – siapa keluarganya yang terdekat yang masih hidup. Maka datanglah walinya. Lalu kata nabi ﷻ "Saya ingin membeli tanah ini." Kata dia "Ya Rasulullah, wakaf buat Anda silahkan." "Enggak usah dibeli." Kata nabi ﷻ "Tidak. Saya akan membelinya. Taruh nilainya berapa, Saya akan bayar." Tapi ternyata orang ini juga masih berat "Ya Rasulullah, berat, enggak usah. Ini wakaf ambilah." Kata nabi ﷻ "Tidak bisa." Maka nabi pun ﷻ menilai harga tanah di sekitar lokasi itu. Ditemukanlah nilai tertentu lalu nabi ﷻ menebusnya. Bayar. Tanah tersebut adalah pilihan Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi dan inilah tanah terberkah setelah wilayah Haram Mekkah. Tadi itu di suku Najjar. Setelah itu nabi ﷻ langsung memproses untuk membangun masjid Nabawi.
Langsung, jadi belum istirahat pada siang itu juga – – siang bolong setelah salat Jum'at, tiba di wilayah itu, langsung nabi ﷻ membangun masjid Nabawi. Pembangunan masjid, semua sahabat langsung. Langsung bereaksi. Dan waktu itu sederhana sekali. Tanah liat diambil, dibuat cetakan, kemudian ditaruh air dicampur, dicampur dengan air. Setelah itu mereka biarkan kering, sudah jadi batu. Sudah jadi tanah. Tanah cetakan. Atau kadang-kadang karena mereka mengambil batu-batu – – yang mereka masukkan ke dalam tanah liat yang dibasahi dengan air, dibiarkan kering, setelah kering baru dibiarkan ditaruh menjadi tembok. Kadang-kadang juga, cara pembangunan pada saat itu, mereka mengambil langsung tanah liat yang mereka basahkan dengan air. Disiram dengan air – – langsung ditempelin pakai tangan saja.
Ditempel-tempel pakai tangan. Sehingga menjadi tembok. Ini kadang-kadang mudah rubuh sebenarnya. Tapi seperti itulah zaman dulu. Untuk memperkuat bangunan seringkali mereka mengambil batang-batang kurma, pohon-pohon kurma yang ditebang – – yang ditebang akarnya, ditaruh ditancapin tapi bukan untuk semua bangunan, tapi hanya pojok-pojok bangunan – – kemudian antara batang pohon ini dan batang pohon ini ditaruhlah tadi tanah-tanah liat itu. Seperti itu. Dibangun dengan sangat sederhana. Saking sederhananya masjid nabawi pada saat itu sampai jadi hari itu juga. Udah selesai, dibuat oleh banyak orang, dibangun dan cukup untuk jadi salat.
Tempat salat dan masjid sederhana sekali. Serta dibangunlah di sebelah masjid Nabawi sebuah bangunan kecil yang dijadikan sebagai rumah nabi ﷻ. Beliau langsung tinggal di situ. Sebagian ulama mengatakan hikmahnya yang sangat baik adalah. Kalau seorang pemimpin itu tinggal di dekat rumahnya – – masjid, dia selalu bangun masjid dan rumahnya di dekat masjid sehingga dia bisa selalu hadir di masjid jadi Imam lima waktu salat. Karena memang idealnya pemimpin dalam Islam harus bisa menjadi Imam. Harus bisa jadi imam karena tolok ukurnya begitu. Makanya nabi ﷻ mewasiatkan Abu Bakar untuk menjadi Imam pada saat beliau mau meninggal. Begitu pula – – beliau menjadi imam sampai meninggal, Abu Bakar رضي الله عنه. Kemudian, Umar juga begitu. Ustman dan Ali dan keempat Khulaaur Rasyidin َضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ – adalah pemimpin yang harus kita contohi sebagaimana sunnah nabi ﷻ alaykum bis sunnati was sunnati khulafa’ rasyidin ajmain min ba’di, Berpeganglah pada sunnahku dan juga Khurafaur Rasyidin setelahku; Aku Bakar, Umar, Ustman, Ali ضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ Baik, pada saat itu teman-teman sekalian, sementara membangun masjid Nabawi, maka para sahabat Anshar, dan Muhajirin, karena mereka – – sudah terbiasa dengan syair-syair, mereka melantunkan syair.
Mereka mengatakan اللَّهُمَّ لا عَيْشَ إلَّا عَيْشُ الآخِرَةِ، فَاغْفِرْ لِلْمُهَاجِرِينَ والأنْصَارِ. Terus saja mereka saling memotivasi. Artinya "Ya Allah, kami tidak pernah berharap selain kehidupan akhirat, ampunilah seluruh muhajirin dan .." – – "..dan Anshar." Nabi ﷻ dalam beberapa Ashar disebutkan coba melantukan bersama mereka tapi beliau tidak bisa menyempurnakannya. Apa sebabnya? Apakah karena nabi tidak pintar? Jawabannya tentu tidak. Nabi ﷻ sangat cerdas, sempurna, tapi ada alasannya kenapa – – nabi ﷻ tidak bisa menyebutkan syair. Jadi syair itu nabi ﷻ tidak sebutkan. Kalau pun beliau sebutkan tidak sempurna. Karena memang Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melarang nabi-Nya Muhammad ﷻ menguasai syair. Karena ucapan yang diucapkan nabi ﷻ adalah wahyu.
Kalau beliau ucapkan syair nanti harus membedakan mana ayat mana syair. maka Allah menurunkan surat Yasin, surat nomor 36 ayat 69 sampai ayat 70 yang bunyinya – عُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ
وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ ٦٩ لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ ٧٠ "Kami tidak mengajarkan syair kepadanya." Maksudnya kepada nabi Muhammad ﷻ "Dan bersyair itu tidak layak baginya." Allah buat memang tidak bisa nabi ﷻ menghafal syair-syair. Memang dibuat seperti itu. Nabi Muhamamd sangat menguasai – – bahasa Arab padahal bahasanya. Sebabnya adalah Al-Qur'an yang diucapkan oleh lisan Muhammad ﷻ, tidak lain hanyalah – – pelajaran dan kitab yang memberi penerangan. Jadi agar tidak mencampur-baurkan antara syair dengan Al-Qur'an. Itu ayat 69. Ayat 70=nya "Supaya dia Muhammad memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup hatinya.." – – "..
Dan supaya pastilah ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir." Dan ini alasan kenapa baginda nabi ﷻ tidak bisa menyebutkan tadi kalimat syair yang diucapkan Muhajirin dan Anshar. Dan secara – – abadi tidak ada penyebutan syair dari nabi ﷻ. Makanya kita tidak pernah temukan ada syair nabi sebutkan. Tidak ada. Yang ada hanya ayat Al-Qur'an dan hadis beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ والصلاة والسلام . Semua sahabat waktu itu rame-rame mengangkat batu. Baik batu yang utuh – – maupun batu yang dimasukkan ke dalam adonan tanah lihat tadi yang Saya bilang. Semua angkat satu-satu batu, satu batu itu cetakannya besar – – di zaman dulu. Satu batunya besar. Untuk mengangkat satu batu saja sudah berat sekali. Tapi ada sahabat nabi yang sangat kuat secara fisik. Terkenal namanya Ammar bin Yasir رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ pada saat di fase Mekkah pernah kita ceritakan di awal Islam.
Ammar bin Yasir diuji oleh Allah dengan meninggalnya Ayah dan Ibunya di depan matanya. Ayahnya bernama Yasir, laki-laki pertama yang mati syahid dalam Islam. Dan Sumayyah, Ibunya, wanita pertama yang mati syahid dalam Islam yang dibunuh oleh Abu Jahal. Dan itu sudah kita ceritakan kisahnya. Nah Ammar bin Yasir رضي الله عنه ini waktu itu tumbuh besar dan fisiknya kuat sekali. Sampai-sampai dia satu-satunya sahabat yang mengangkat dua batu sekalian pada saat itu. Tentu ini penyampaian dalam riwayat. Masalah nanti ada sahabat nabi yang kuat seperti Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib itu semua adalah – – Allahu A'lam kenapa enggak disebutkan di sini, tapi yang disebutkan adalah Ammar. dan ada penyebabnya. Waktu nabi ﷻ melihat, nabi ﷻ mengatakan "Sungguh kasihan Ammar. Dia akan terbunuh oleh kelompok pemberontak." Seperti itulah. Subhanallah, nabi ﷻ menyebutkan kalimat ini jauh sebelum kejadian terbunuhnya Ammar 39 tahun. Jadi kapan terbunuh Ammar, 39 tahun setelah pembangunan masjid Nabawi itu. Pada saat terjadi peperangan antara Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه dengan Muawiyyah رضي الله عنه . Dan ini sudah pernah Saya berikan. – berikan gambaran tapi Saya coba ulas kembali. Kalau peperangan itu tidak diinginkan oleh Ali tidak juga diinginkan oleh Muawiyyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ . Tapi peperangan itu disebabkah oleh orang-orang yang masuk di kelompok Ali bin Abi Thalib yang terkenal nanti dengan kelompok Khawarij.
Waktu Ali bin Abi Thalib sedang nagosiasikan keluarnya Muawiyyah dari negeri Syam, membawa sekitar tiga ribu pasukan kalau tidak salah. Itu bukan tujuannya untuk memerangi Madinah, tapi keluar dari Madinah untuk negosiasi sama Ali. Muawiyyah adalah sepupunya Utsman bin Affan. Ibu sama Ibu bersaudara. Maka yang menunjuk juga Muawiyyah jadi gubernur di negeri Syam adalah Usman bin Affan. Usman bin Affan mati terbunuh. Maka kata Muawiyyah "Tangkep dulu pembunuhnya sepupuku itu." Ini Khalifah dibunuh oleh orang bagaimana caranya? Baru kita pilih Khalifah. Kata Ali enggak bisa. Harus ada Khalifah dulu baru kita bisa tangkap. Pemerintah ada baru kita bisa tangkap – – pembunuhnya. Nah ketemu untuk negosiasi sebenarnya. Tapi rupanya pas mereka mau bubar, sudah mau negosiasi – – Muawiyyah sudah setuju dengan Khilafahnya Ali, tapi dengan syarat tangkap pembunuhnya Usman, Ali bin Abi Thalib juga setuju dengan itu – – rupanya kelompok Khawarij ini ada yang terbagi dua; Satu ke kelompoknya Muawiyyah, satu kelompoknya Ali.
Lalu ini lempar panah api, itu lempar panah api. Lalu ini teriak, kelompoknya Muawiyyah berkhianat. Di sana teriak kelompoknya Ali berkhianat. Peranglah malam itu. Padahal peperangan tidak diinginkan. Ini fitnah yang terjadi di antara kaum muslimin. Dan ini banyak orang salah paham. Dianggap Muawiyyah sengaja memerangi Ali. Mustahil itu. Terbukti pada saat selesai peperangan pun, Muawiyyah mengatakan – – "Hai Ali Saya harus pulang ke negeri Syam. Ini fitnah." Waktu dia mau pulang, orang-orang Khawarij ini mengatakan "Hai Ali kenapa kau biarkan Muawiyyah.." – – "..
Pergi. Dia memberontak. Bunuh saja." Padahal sebenarnya di sini bukan Muawiyyah yang memberontak. Tetapi di sini orang-orang Khawarij ini yang memberontak. Nah ini kita sengaja sebutkan teman-teman sekalian, pada saat itu mereka datang – – dan mengangkat Al-Qur'an dan mengatakan "Hai Ali, kau tidak berhukum dengan hukum Al-Qur'an ini." Maka Ali mengatakan "Bagaimana bisa Saya bunuh? Muawiyyah itu penulis wahyunya nabi. Sahabat Rasulullah ﷻ. Enggak mungkin." Yang ada adalah sebuah hukum kalau terjadi seperti ini keributan, maka pasukan yang dianggap keliru itu diambil semua senjatanya. Senjatanya saja. Tidak boleh lagi diperangi, ditawan, enggak ada Ghanimah di sini kecuali senjatanya ditarik.
Supaya tidak terjadi penyerangan-penyerangan yang tidak diinginkan. Nah ternyata dipasukan Ali bin Abi Thalib ada Ammar bin Yasir رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ Dan Ammar dibunuh oleh salah satu kelompok Khawarij ini. Jadi makna sabda nabi ﷻ kasihan Ammar dibunuh oleh kelompok pemberontak – – bukan kelompoknya Muawiyyah maksudnya. Tapi kelompok yang membunuh Ammar ini adalah kelompok kelompok Khawarij yang dasarnya memang – – menjadi otak masalah peperangan terjadi antara Muawiyyah sama Ali رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ Ini perlu digarisbawahi teman-teman sekalian, karena kalau tidak malah disalahpahami nanti. Dianggap bahwasanya seperti banyakNya orang-orang – – Syiah mengatakan Muawiyyah itu kafir dan segala macam dengan pernyataan yang tidak layak untuk penulis wahyunya nabi ﷻ – – dan Muawiyyah termasuk penulis wahyu tentunya. Baik itu hanya sedikit tambahan saja, karena Ammar bin Yasir mengangkat dua batu tadi maka nabi ﷻ sebutkan hadis ini. Tapi di sini kita perlu titikberatkan, karena ternyata pernyataan nabi ﷻ ini belum ditangkap oleh para sahabat itu.
"Kasihan Ammar dibunuh – – oleh kelompok yang memberontak." Sahabat belum mengerti karena masih awal Islam. Oh mungkin Ammar nanti dibunuh siapa. Ternyata tiga puluh sembilan tahun kemudian terjadilah perang itu. Nabi ﷻ pada saat sementara membangun masjid. Beliau menjadi tamu di rumah seorang sahabat nabi yang mulia. Siapa yang tahu orang ini? Kalau ada yang tahu Saya kasih hadiah nih. Saya tidak tahu mau kasih hadiah apa, tapi Saya punya minyak wangi dari Saudi. Bisa dikantongin. Ada yang tahu? Satu Balikpapan tidak tahu? Sebentar siapa? Saya mau namanya. Sa'ad bin Muadz pimpinan orang Anshar. Tapi yang betul.. Saya ingin tahu namanya. Ada yang tahu namanya? Minyak wangi Saudi Saya pakai kembali nih. Kalau tahu nama Saya, tahu nama beliau. Ada yang tahu nama Saya sama Ayah Saya? Enggak tahu juga nama Saya? la hawla wala quwwata illa billah. Berarti enggak jadi, nih minyak wanginya. Namanya Khalid bin Zaid. Sahabat ini namanya Khalid bin Zaid.
Kebetulan nama Saya begitu. Ayah Saya namanya Zaid. Khalid bin Zaid. Semoga saja kita seperti beliau رضي الله عنه ini orang yang luar biasa. Julukannya Abu Ayyub Al-Anshori. Namanya, ada Khalid bin Zaid. Jadi enggak jadi ya maaf. Saya disuruh pakai sendiri rupanya sama Allah. Jadi teman-teman sekalian. Pada saat itu nabi ﷻ menjadi tamu di rumah Abu Ayyub Al-Anshori dan ini sahabat nabi yang mulia yang Allah ﷻ – – panjangkan umurnya dan banyak sekali kelebihannya dalam Islam. Dan kisah yang mahsyur adalah bagaimana meninggalnya beliau di Benteng – – konstantinopel. Di zaman Yazid bin Muawiyyah, anaknya Muawiyyah رضي الله عنه itu sempat ada pasukan besar dibentuk oleh Yazid untuk – – menyerang konstantiopel. Dan kata nabi ﷻ "Pasukan yang menyerang konstantinopel akan diampuni dosanya, maka banyak sahabat." – – yang berlomba-lomba. Waktu Yazid buat pasukan, Abu Ayub Al-Anshori ikut dan umurnya waktu itu kalau tidak salah sudah 99 atau 100 tahun. Ikut berperang. Waktu di tengah-tengah malam hari, besoknya sudah mau tiba di benteng konstantinopel – – kata Abu Ayub "Hai Yazid, kalau Saya mati malam ini jangan kubur Saya di sini, kubu Saya di bentengnya mereka." "Bentengnya musuh." Maka kata Yazid, baiklah.
Ternyata betul malam itu meninggal Abu Ayub رضي الله عنه wafat. Akhirnya, jenazahnya dipikul besok pagi, dipikul, dibungkus pakai kain kafan kemudian dibawa. Pada saat dibawa teman-teman sekalian, rupanya ada mata-mata dari konstantinopel ini masuk di pasukan muslimin. Pakai baju seperti orang Islam – – bisa bahasa Arab. Lalu dia bertanya waktu dia lihat jenazah dibawa dengan pasukan. Jenazahnya siapa itu? Kata sahabat ada yang hadir di peperangan mengatakan "Itu adalah Abu Ayub Al-Anshari sahabat Rasulullah ﷻ." Kata orang ini kenapa dibawa-bawa jenazahnya? Dia minta supaya jangan dikubur kecuali di depan benteng konstantinopel. Mata-mata ini pulang sampaikan ke Rajanya, kaisar. Dia bilang "Kita susah kalahkan umat Islam. Jangankan orang hidupnya, orang matinya.." – – "..saja mau berperang." Itu salah satu kisah beliau pada saat akhir wafatnya gitu. Baik.. menyambut nabi رضي الله عنه dengan gembira karena ternyata – – rumahnya beliau di samping masjid. Nabi ﷻ ingin mudah salat, rumah beliau lagi sementara lagi dibangun. Maka Abu Ayyub Al-Anshari pun mengatakan "Ya Rasulullah, rumah kami dua lantai. Kami ingin Anda di atas supaya Anda tidak terganggu." Kata nabi ﷻ "Jangan Saya punya banyak tamu.
Jadi Saya lebih baik di bawah saja. Biarkan Anda sama istri silahkan di atas." Abu Ayyub Al-Anshari susah menolak nabi ﷻ, akhirnya baiklah. Ia pindah ke atas. Begitu pindah ke atas ternyata – – zaman dulu sama kaya zaman sekarang, kadang-kadang kita kalau mau tidur kita siapin air putih. Cuman rumah orang di zaman itu dari tanah liat. Kalau lantai dua biasanya dipasangin potongan-potongan kayu yang disilangkan. Kemudian, ditaruh di antaranya tanah liat. Jadi ada di antara tanah yang bisa jebol itu semustinya. Baiklah. Yang jelas Abu Al-Anshari menyiapkan satu teko air sama istrinya dan waktu itu lagi musim dingin.
Maka tumpahlah air tersebut tidak sengaja – – tersentuh oleh Abu Ayyub Al-Anshari, tumpah. Basah kena lantainya. Lantai bukan kaya kita sekarang kemarik, bisa tembus ke bawah. Dan di bawah ada nabi ﷻ. Maka Abu Ayyub Al-Anshari sama istrinya semalam suntuk tidak tidur, karena lagi dingin selimutnya dipakai untuk keringin – – tanah itu supaya jangan kena nabi ﷻ, tetesan airnya. Begitu luar biasa mereka memuliakan baginda nabi ﷻ. Besok pagi, Abu Ayyub Al-Anshari menceritakan kepada nabi ﷻ "Ya Rasulullah, kejadiannya begini.. jadi lebih baik Anda pindah ke atas." Daripada kami merasa berat dengan ini.
Lebih baik Anda pindah ke atas. Maka kata nabi ﷻ baiklah. Dan Allah mengetahui apa yang kalian buat semalam. Ada pahalanya di sana. Allah tahu bagaimana kalian membuat itu. Juga nabi ﷻ di situ, di awal-awal sekali hijrah. Masih hari-hari pertama, beliau mengutus juga anak angkatnya. Yang dulu menjadi anak angkatnya. Itu adalah Zaid bin Haritsah رضي الله عنه diutus oleh nabi ﷻ ke Mekkah untuk menjemput anak-anak nabi ﷻ dan juga – – anak-anaknya Abu Bakar. Termasuk Aisyah رضي الله عنه itu baru dijemput pada saat itu. Dan akhirnya Zaid bin Haritsah berhasil menjemput – – dan itu adalah terakhir kaum muslimin yang ada di Mekkah. Karena nabi ﷻ mau hijrah, kita sudah tahu kan ada Asma binti Abu Bakar, ada Aisyah – – masih di Mekkah semua ini.
Asma binti Abu Bakar kan yang membawa-bawa makanan ke gua di Jabal Tsur untuk memberikan makan kepada nabi ﷻ. Ada juga anaknya Abu Bakar yang lain, Abudurrahman ada yang lain juga masih tinggal. Anak-anak nabi ﷻ juga masih di sana. Dibawa semuanya ke Madinah dan Alhamdulillah pada saat itu berhasil lolos ke Madinah. Ada satu kejadian unik teman-teman sekalian, karena – – pada saat itu, setelah hijrahnya nabi ﷻ dan setelah pembangunan masjid Nabawi, begitu selesai pembangunan masjid, maka – – ada seorang Yahudi, seorang pendeta dan pimpinannya Yahudi. Ini orang yang paling hafal Taurat, paling pintar namanya Abdullah bin Salam. Abdullah bin Salam ini, waktu mendengar orang masyarakat pada ribut telah datang Rasulullah, telah datang nabi Allah, telah datang – – begini-begitu, dia tahu ini. Abdullah bin Salam tahu. Semua ciri fisik nabi ﷻ ada disebutkan dalam Taurat. Hijrahnya ke Madinah, juga ini termasuk disebutkan dalam Taurat.
Karena memang di dalam Taurat disebutkan sebabnya orang-orang Yahudi datang ke Madinah – – kita sudah pernah ceritakan di jadikan awal Sirah kita. Sebab mereka hijrah ke Madinah, teman-teman sekalian, orang-orang Yahudi sudah turun-temurun – – karena mereka tahu Madinah adalah tempat hijrahnya, nabi ﷻ nabi terakhir. Maka dia tahu betul. Lalu dia bertakbir dengan suara keras, dia mengatakan – – "Allahu Akbar." Kebetulan waktu itu, Abdullah bin Salam berada di rumah tantenya, atau Khalati-nya. Khalati ini dipakai untuk istilah saudarinya Ibu. Dalam Bahasa Arab, dan ini perlu kita sebenarnya terapkan bagi teman-teman yang ikut di pengajian, coba belajar Bahasa Arab dan – – dan coba terapkan istilah-istilah ini. Karena memang berbeda, saudari Ibu namanya Khala. Ini biasa dipanggil di Indonesia atau – – biasa orang Arab juga panggil Khalati. Berarti tanteku dari Ibu. Kalau tante dari Ayah berarti Amma. Dipanggil Ammati. Jadi ada bedanya, nih. Kenapa kita bedain di sini teman-teman? Selain Bahasa Arab juga dalam hukum syar'i beda. Kata nabi ﷻ Al-Khalatu bin Manzilatil Um. "Saudarinya Ibu, itu penggantinya Ibu." Jadi kalau Ibu antum meninggal, yang antum wajib bakti – – penggantinya adalah saudarinya Ibu. Dan kedudukanya lebih tinggi daripada saudarinya Ayah. Bisa ditangkap ya? Ini secara syar'i begitu.
Makanya bedain, biasakan kita memanggil saudari Ibu dengan Khalah, kita panggil Khalati – – atau saudarinya Ayah kita panggil ‘Ammati. Tanteku dari Ibu dan Ayah. Begitu pula dengan saudaranya. Laki-laki ya (konteksnya). Yang tinggi derajatnya, Saudara Ayah. Paman dari Ayah. Dipanggil ‘Amm. Biasa kita bilang ‘Ammi. Pamanku dari Ayah. Ini beda dengan Saudaranya Ibu. Yang lebih tinggi Saudaranya Ayah. Kalau saudaranya Ibu dipanggil Khal. Khali biasanya. Bisa dipahami enggak ini? Sudah sarapan belum tadi? Bisa ditangkap ya? Nah kalau saudara Ayah dipanggil Amm. Biasanya kita panggil Ammi. Pamanku. Saudaranya Ibu, Khal. Khali. Ini beda kedudukannya. Lebih tinggi Amm. Lebih tinggi saudara laki-lakinya Ayah. Makanya kalau Ayah kita berhalangan, kalau Akhwat kita yang boleh gantikan ke waliannya adalah – – saudaranya Ayah. Dan semua wali bagi wanita untuk menikah adalah keluarganya Ayah, engga boleh dari keluarga Ibu. Beda ya. Jadi saudarinya Ibu lebih tinggi derajatnya daripada saudarinya Ayah. Saudaranya Ayah lebih tinggi daripada saudaranya Ibu. Jelas sampai di sini? Apa boleh buat kalau enggak jelas juga. Mau pakai bahasa apa lagi? Jelas ya? Anggap jelas sudah. Tapi penting untuk diketahui.
Baik Abdullah bin Salam رضي الله عنه dia kebetulan berada di rumah (maksudnya) Khalati*-nya. Tantenya dari Ibunya. Maaf tante dari Ayahnya. Dan tante dari Ayahnya ini, ternyata salah satu pendeta Yahudi juga, perempuan terkenal dituakan. Maka waktu dia dengar keponakannya bertakbir. Jadi Khalati-nya, saudari Ibunya. Saya keliru jangan sampai salah. Saya yang keliru, mumpung Alhamdulillah pada saat ini masih sama. Jadi Abdullah bin Salam berada di rumah Khalati-nya. Saudari Ibunya. Karena Ibunya sudah meninggal, dia tahu harus bakti sama saudari Ibunya. Maka dia berada di sana. Dan ini seorang pendeta Yahudi.
Maka dia teriak, lalu Khalati-nya berkata, saudari dari Ibunya berkata "Hai Abdullah, kenapa kau takbir sekeras itu?" Dia bilang "Wahai Khalati – – "bagaimana Saya tidak bertakbir, bukankah kita semua sudah mengetahui tentang ciri nabi terakhir dan betul-betul ada pada diri orang ini?" Ada pada diri orang ini. Jelas-jelas Muhammad ini utusan Allah. Dan kita temukan dalam Taurat, Saya hafal, Anda hafal, Yahudi tahu semua. Dan kita hijrah ke Madinah justru karena itu. Kata tantenya "Baik, pastikan dulu, temukan, lalu sampaikan kepada Saya." Maka Abdullah bin Salam pun pergi kepada nabi ﷻ. Lalu dia memastikan dengan banyak pertanyaan. Di antara banyak pertanyaan Abdullah bin Salam adalah – – "Saya akan bertanya kepadamu Hai Muhammad tentang tiga hal yang tidak diketahui kecuali oleh nabi." Kata nabi ﷻ "Silahkan tanyakan." Dia bilang "Siapa yang pertama masuk surga?" "siapa orang-orang yang pertama masuk surga?" Kata nabi ﷻ "Jibril telah datang kepadaku dan memberitahukanku sekarang." Informasinya adalah "Kaum Muhajirin, orang miskin dari kaum Muhajirin." Maksudnya adalah Muhajirin dari Mekkah nih.
Para sahabat nabi ternyata dalam Taurat disebutkan itu. Sudah disampaikan bahwasanya ciri nabi terakhir nanti – – itu akan ada pengikutnya dari Mekkah dan mereka akan hijrah keluar dari Mekkah dan mereka meyoritasnya adalah orang-orang yang susah. – dan ini adalah orang-orang yang pertama masuk surga. Kemudian yang kedua ditanya "Apa makanannya ahli surga?" Kata nabi ﷻ "Jibril memberitahukan kepadaku, makanan mereka adalah hati ikan." Tentu teman-teman jangan dibayangkan seperti hati ikan antum di sini. Ini hati ikan surga. Sulit dibayangkan. Lalu kemudian yang ketiga ditanyakan "Kapan anak laki-laki itu mirip Ayahnya?" Maksudnya jenis kelaminnya.
Laki-laki jadi laki-laki, atau ikut Ibunya yaitu perempuan. Kata nabi ﷻ "Kalau sperma laki-laki mendahului istrinya.." – – "..maksudnya lebih dulu klimaks, anaknya bakal laki-laki." Dan kalau perempuan lebih dulu klimaks, laki-laki terlambat – – menyemprotkan spermanya, maka anaknya perempuan. Dan ini sebuah teori yang sangat tepat dan benar. Jadi kalau teman-teman mau punya anak laki-laki, maka di hari masa subur istri – – disepakati, nanti misalnya bulan depan tahun depan, Saya ingin kamu hamil. Dibilang sama istrinya. Perhitungkan masa suburnya kapan, pada saat itu berhubungan biologis, selain tentu ulama membahas tentang masalah pentingnya makan- – makanan sehat seperti kurma yang bernutrisi dan alami semuanya. Juga pada saat itu kalau mau anak laki-laki, memang si laki-laki lebih dulu klimaks, di hari hubungan biologis di masa subur.
Maka anaknya laki-laki. Jadi perempuannya yang justru menahan diri, untuk klimaks. Kalau mau anak perempuan, dibalik. Perempuan yang lebih dulu – – klimaks dengan rangsangan dan segala macam akhirnya dia terlebih dulu klimaks. Barulah lelaki menumpahkan spermanya. Baru anak perempuan. Ini penyampaian dalam hadis dan hadis ini hadis sahih riwayat Bukhari. Maka kata Abdullah bin Salam, "Anda benar. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الل." Syahadat gara-gara itu.
Karena tadi penyampaian Abdullah bin Salam, tidak ada yang mengetahui kecuali nabi. Lalu kata Abdullah bin Salam "Ya Rasulullah. Orang-orang Yahudi ini, kaum Qadr." Kaum Qadr itu suka berkhianat. Pendusta. Jadi orang Yahudi memberikan kesaksian sendiri tentang mereka sifatnya suka bohong. Maka rahasiakan masuk Islamku ini. Tapi undang pimpinan-pimpinan mereka. Biarkan mereka datang pendeta-pendetanya. Disebutkan – – namanya Huya bin Akhtab, si Fulan, panggil mereka semua, Ya Rasulullah." "Lalu tanyakan kepada mereka tentang kedudukanku." Setelah tanyakan tentang kedudukanku.
Baru kemudian Anda – – "..menyampaikan kalau aku sudah masuk Islam." Kata nabi ﷻ "Baiklah." Diundanglah ini masih di hari-hari pertama masuk di Madinah ya. Sudah langsung didakwahi orang-orang Yahudi itu. Maka panggilah pimpinan orang Yahudi, disuruh temui nabi Muhammad ﷻ. Datanglah mereka. Pada saat mereka datang ke Masjid. Abdullah bin Salam disembunyikan oleh Nabi ﷻ di belakang tembok masjid. Kemudian, karena waktu itu tembok masjid Saya bilang masih sangat sederhana, maka orang kalau bicara dari dalam kedengaran di luar.
Atau orang bisa dengar dari luar ke dalam. Apalagi masjid Nabi ﷻ waktu itu tidak sengaja dibuatin atap. Karena udara panas sekali di Madinah. Jadi ini juga sebabnya kenapa nabi ﷻ bersabda dalam satu kejadian di Madinah – – dan ini hadis jangan disalahpahami. Waktu itu panas sekali. Kata nabi ﷻ "Terlambatkan sedikit salat Zuhur ini." ".. agar panas mulai reda." Dan itu kejadiannya satu kali itu saja. Banyak orang mengatakan kalau begitu Zuhur sengaja ditunda. Bukan. Ini harus dipahamin dulu. Maka datanglah orang-orang Yahudi. Kata nabi ﷻ "Wahai Yahudi, bertakwalah kepada Allah. Kalian tahu Saya utusan Allah." "Kalianlah orang yang paling tahu di muka bumi." Yang paling tahu nabi ﷻ adalah mereka. Sampai Allah mengatakan dalam Al-Qur'an. أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ ۖ
Mereka sangat mengenal nabi Muhammad ﷻ seperti mereka mengenal anak mereka sendiri. Mereka tahu betul seperti kita kenal anak kita – – kalau ini nabi saking luar biasanya terincikan dalam Taurat itu. Kata nabi ﷻ "Kalian orang yang paling mengenalku dan tahu kenapa kalian tidak beriman?" "Berimanlah?" Serentak mereka mengatakan , kami tidak mau beriman karena kau bukan dari Bani Israil. Ini kebodohan saja ya. Jadi nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ punya dua orang istri kita sudah tahu.
Sarah dan Hajar. Sarah punya anak namanya? Ini kalau begitu Saya enggak datang lagi bulan depan. Musuhan saja deh. Ishak. Nabi Ishak. Istri kedua Hajar. Siapa nama anaknya? Ismail. Masya Allah ini bagus. Ismail dihafal karena selalu bahas masalah sembelihan ya. Ishak ini عَلَيْهِ السَّلَامُ punya anak namanya Yakub, Yakub ini nama lainnya Israil. Maka kalau dikatakan bani Israil, Bani artinya keturunan. keturunan Yakub. Jadi nama negara Israel sekarang itu namanya namanya Nabi Yakub sebenarnya. Makanya kebanyakan ulama mengatakan – – "Panggil negara Yahudi, jangan negara Israel." Karena menggunakan nama nabi sebenarnya dan mereka tidak mengikuti – – mereka malah merampas. Baiklah. Yakub ini عَلَيْهِ السَّلَامُ keturunannya Yusuf, Musa, Daud, Sulaiman Isya, Yahya, Zakaria, semua ini dikenal dengan nabi – Nah orang-orang Yahudi mengatakan "Kami berharap nabi terakhir yang datang nanti.." Yang mereka tahu akan datang – Dari turunan Israil. Turunannya nabi Yakub. Tapi ternyata nabi Muhammad datang dari turunannya Ismail. Jalur sebelahnya. Lalu mereka buat Isu.
Mereka mengatakan – – kau bukan dari Bani Israil. Dari turunan Ismail. Ismail ibunya Hajar, Hajar itu mantan budaknya Sarah. Jadi keturunan budak. Seperti itulah. Ini kebodohan hanya fanatisme yang tidak masuk di akal. Maka akhirnya mereka menolak gara-gara itu. Apa kata nabi ﷻ ? Wahai orang-orang Yahudi, bagaimana pendapat kalian kalau.. – – "Bagaimana pendapat kalian tentang Abdullah bin Salam?" Mereka bilang "Dia adalah orang terpintar di antara kami, dia orang yang paling hafal..
– – ".. hafal Taurat, dia ulama kami dan anak ulama kami. Maksudnya Ayahnya pun ulama kami." Nabi ﷻ berkata "Bagaimana kalau Abdullah bin Salam sudah masuk Islam?" Mereka bilang "Enggak mungkin. Mustahil." Kata ﷻ "Wahai Abdullah keluarlah. Abdullah keluar dari belakang tembok." "Hai Yahudi, bertakwalah kepada Allah أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله" Kejebak nih. Orang Yahudi rupanya harus dijebak dulu baru masuk Islam. Itupun masih nolak. Serentak mereka bilang – – subhanallah kaya diatur, bukan satu dua orang, serentak mereka bicara dalam riwayat ini. Mereka dikatakan – – "Dia orang yang paling bodoh di antara kami, dia anaknya orang yang paling bodoh di antara kami." Dan seterusnya. Jadi dihina itu Abdullah bin Salam, hanya karena syahadat. Maka pada saat itu teman-teman sekalian, ulama mengatakan – – "Bagaimana kebodohan Yahudi di sini, karena dia tahu sebenarnya kebenaran tapi dia tolak.
Makanya Abdullah bin Abbas رضي الله عنه mengatakan – Tafsir surat Al-Baqarah (غير المغضوب عليهم ولا الضالين) "Bukan orang-orang yang Kau murkai dan orang yang sesat." (cari ayat) adalah Yahudi. Kata Abdullah bin Abbas adalah Yahudi, karena mereka tahu kebenaran tapi mereka tolak. Bahkan sekarang, orang-orang Yahudi tersebar berita, mereka satu sama lain nanti di akhirat kita akan berbicara dengan Allah – – "Ya Allah rahmat-Mu'kan luas." Tujuannya supaya enggak dimasukin ke neraka. Mereka tetap kafir. Kan kebodohan. Dan orang kalau sudah sampai di akhirat enggak bisa lagi. Neraka ya neraka. Enggak ada lagi waktu untuk bisa beriman. Tapi – – itu keyakinan mereka.
Dholin adalah Nasrani. Tidak tahu kebenaran tapi mereka mau sebarkan. Ini perkataan Ibn Abbas رضي الله عنه Kita angkat teman-teman sekalian di sini juga, tambahan informasi. Salah satu istri nabi ﷻ adalah Shofia binti Huyay binti Akhtab رضي الله عنه Sofhia Ayahnya namanya Huyay bin Akhtab. Ini salah satu pendeta Yahudi juga. Dan ini salah satu yang hadir di masjid yang dijebak tadi. Huyay bin Akhtab ini. Jadi nanti dia jadi mertua nabi, tapi dia meninggal dulu. Jadi dia sudah meninggal baru nabi ﷻ menikah dengan Sofhia. Kata Sofhia, salah satu alasan kenapa Sofhia mudah masuk Islam, jadi ditawarkan nabi ﷻ dia masuk tawanan perang di Khaybar – Kata nabi ﷻ "Hai Sofhia, kau mau masuk Islam? Aku bebaskan kamu dari keterbudakan ini dan juga kamu akan aku nikahi." Maka nanti langsung syahadat.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الل Nabi ﷻ heran, kenapa kok mudah sekali kamu syahadat? Orang Yahudi kan susah sekali masuk Islam? Sampai kalau tidak salah ada sebuah riwayat kata nabi ﷻ "Kalau dua belas orang Yahudi – – masuk Islam di tanganku, maka semua Yahudi bisa masuk Islam." Saking sulitnya. Di zaman nabi pun tidak sampai 12 orang yang masuk Islam. Sofhia ini tiba-tiba syahadat. Maka nabi ﷻ bertanya "Kenapa kau tiba-tiba syahadat?" Nanti kita jelaskan ini kejadian di perang Khaybar.
Nanti akan ada penjelasan. Ini masih masuk ke masa hijrah. Maka kata Sofhia "Ya Rasulullah, Saya waktu masih kecil – – ".. dan selalu kalau Saya pulang, dan kalau Ayah Saya pulang, Huyay bin Akhtab dengan ada pamannya namanya Yatsir bin Akhtab.." – Dua-duanya pendekta ini. Khuyay bin Akhtab itu pendeta, Yatsir bin Akhtab juga pendeta. "Dua-duanya ini sangat menyayangiku." Kata Sofhia. "Setiap kali mereka pulang ke rumah, selalu mereka bermain-main dengan aku, menyambutku, menyiumku, tapi di hari yang pada saat.." – – "..mereka dijebak oleh Abdullah bin Salam, di masjid Anda, itu mereka pulang ke rumah karena sumpeknya mereka, sampai.." – – ".. mereka bukan pintu dan mereka tidak lagi melihatku, tidak memelukku dan menciumku.
Dan aku mendengarkan pembicaraan mereka." Pembicaraannya adalah Huyay bin Akhtab bertanya kepada Yatsir, kepada saudaranya "Apakah dia benar nabi?" "Benar enggak dia ini nabi?" Kata Yatsir "Iya." Lalu kata Huyay bin Akhtab, "Apa kau sudah temukan betul-betul ciri dalam Taurat yang disebutkan?" "Yang kita tunggu selama ini?" Kata Yatsir "Iya." Lalu kata Huyay bin Akhtab lagi "Apa keputusanmu?" Kata Yatsir "Saya akan musuhi dia selamanya." Tahu kebenaran tapi tidak mau. Tidak mau beriman. Maka bodohnya juga Huyay mengatakan apa? "Kalau begitu Saya ikut denganmu." Ikut juga masuk neraka. Ini kejadian yang pertama tentang masalah pembangunan masjid Kuba dan masjid Nabawi. Dan ada sedikit tambahan tadi tentang masuk Islamnya, Abdullah bin Salam رضي الله عنه pada saat selesai pembangunan Masjid Nabawi dan juga dari – – dari kita ada kisah tentang Abu Ayyub Al-Anshar yang juga menjamu nabi ﷻ di rumahnya. Kita masuk ke pondasi negara yang kedua. Masalah Muakha. Persaudaraan antara Muhajirin dan Anshar. Muakha atau Baina Muhajirin wal Anshar. Setelah pembangunan masjid baru selesai, nabi ﷻ mengumpulkan semua sahabat untuk salat, kemudian setelah salat beliau mengiklankan informasi – – keputusan kedua, yaitu seluruh Muhajirin dan Anshar wajib bersaudara.
Menjalin persaudaraan karena Allah. Mereka berkumpul karena Allah, mereka berpisah karena Allah. Lalu nabi ﷻ memotivasi mereka dengan banyak hadis berhubungan dengan – – Muakha ini di antaranya adalah Allah ﷻ akan menaungi tujuh naungan pada hari kiamat. Tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Salah satunya dari tujuh golongan ini adalah Dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka saling dekat satu sama lain bersahabat karena – – lihat sahabatnya ini ibadahnya luar biasa dengan Allah dan berpisah karena Allah. Kalau saudaranya ini berbuat dosa, maksiat diingatkan tidak mau, maka dia tinggalkan karena Allah. Juga hadis nabi ﷻ yang mahsyur Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan berfirman pada Hari Kiamat "Mana orang yang saling mencintai karena Aku?" "Hari ini aku akan menaungi mereka di bawah naungan yang tidak ada naungan kecuali naungan-Ku." Juga hadis nabi ﷻ yang lain kata nabi ﷻ "Sesungguhnya Allah akan menyiapkan mimbar di Hari Kiamat, mimbar yang penuh dengan cahaya." "Sampai para nabi-nabi dan para syuhada cemburu melihat mimbar itu." Maka, pada saat itu ditanya "Mimbar siapakah itu?" Kata nabi ﷻ "Itu mimbar disiapkan untuk orang yang saling mencintai karena Allah." Makanya perlu teman-teman sekalian, antum mencari sesama jenis, laki-laki sama laki-laki, perempuan sama perempuan siapa di antara – – teman-teman kita ini yang lebih saleh, lebih baik, ibadahnya kepada Allah.
Lebih tinggi ilmunya lalu kita datang kepadanya mengucapkan – – "Aku mencintai kamu karena Allah." Ini sunnah. Sebab pernah ada sahabat yang mengatakan di hadapan nabi ﷻ "Ya Rasulullah.." – – "Saya suka orang ini, Saya cintai orang ini karena Allah. Karena orang itu salatnya khusyuk, bagus ibadahnya." Kata nabi ﷻ "Kejar dia dan ucapkan di hadapannya." Jadi dia mengucapkan kalimat itu. Ini sunnah nabi ﷻ dan ukhuwah dalam Islam ada dua macam, ada ukhuwah Ammah yaitu ukhuwah yang sifatnya umum. Semua muslim wajib kita hormati dan cintai. Dan ada ukhuwah khasah, ukhuwah yang khusus. Ini hanya terjadi pada orang-orang – – tertentu yang kita pilih saja.
Nah nabi ﷻ menerapkan kedua jenis ukhuwah ini. Semua muslim itu saudara. Keluarlah hadis nabi ﷻ juga (كلُّ المسلِمِ على المسلِمِ حرامٌ ، دمُهُ ، ومالُهُ ، وعِرضُهُ
) "Semua muslim dan muslim lain hukumnya haram tidak boleh saling mengganggu." "Baik itu jiwanya, fisiknya tidak boleh disakiti, hartanya, juga kehormatannya." (HR. Bukhari : 6064) Maka banyak sekali hadis-hadis nabi yang keluar pada saat itu dan dimotivasi oleh para sahabat untuk saling mencintai karena Allah. Ada di antara sahabat yang milih sendiri teman-temannya jadi sahabatnya. Muhajirin dan Anshar. Jadi bukan Anshar sama Anshar. Tapi Muhajirin sama Anshar pada saat itu untuk menarik agar orang-orang Muhajirin tidak dianggap orang yang nomor dua di Madinah. Semua bersaudara. Ada juga yang nabi ﷻ tunjuk. Di antara kisah yang paling mahsyur adalah kisahnya dua orang sahabat nabi yang mulia. Dua-duanya orang – – kaya raya. Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه sahabat nabi yang kaya raya di Mekkah, di mana dia terkenal dengan kekayaannya dan dia termasuk – – orang yang selevel dengan Abu Bakar dan Ustman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ.
Ini orang-orang kayanya Mekkah. Milyardernya Mekkah. Tapi waktu dia mau hijrah ke Madinah, teman-teman sekalian orang-orang Mekkah menahan seluruh hartanya. Bahkan – – istri dan anaknya pun tidak ada yang ikut dengannya. Jadi dia hijrah dengan badannya sendiri meninggalkan seluruh hartanya pada saat itu. Semua ditinggalkan. Waktu dia hijrah ke Madinah, nabi ﷻ mempersaudarakan dia dengan Sa'ad رضي الله عنه. Sa'ad itu mahsyur dengan kekayaannya. Maka Sa'ad pun saat itu menerima persaudaraan tersebut dan langsung berkata di hadapan nabi ﷻ Bahkan, sebagian besar sahabat mendengarkan. Sebagai bentuk cinta di jalan Allah, maka "Hai Abdurrahman, aku akan menawarkan kepadamu.." – – "..dua hal; yang pertama aku menawarkan kepadamu, aku memiliki dua orang istri yang dua-duanya di bawah naunganku." "Aku ingin engkau melihat salah satunya, mana yang menarik buat kamu." Bukan Sa'ad yang memilihkan, tapi dia mengatakan engkau pilih.
Yang mana kau suka di antaranya. Aku ceraikan, setelah masa 'idah kau nikahi. Itu penawaran pertama. Penawaran yang kedua – Aku adalah orang terkaya di Madinah, memiliki setengah Madinah ini kebun kurmanya milikku. Sampai hari ini teman-teman sekalian, dianggap orang itu kaya kalau dia punya kebun kurma kalau di Timur Tengah. Karena luar biasa kebun kurmanya. Umur panjang, buahnya banyak, sepanjang tahun dibutuhkan, dan seterusnya. Dianggap itu orang kaya raya. "Aku memiliki setengah kebun kurma ini di Madinah ini milikku. Aku ingin bagi dua denganmu." Jadi Abdurrahman pada hari itu – – bisa langsung menjadi orang kaya raya. Tapi Abdurrahman orang yang sudah tertanam iman dalam hatinya. Jangankan hartanya Sa'ad, harta dia pun yang banyak di Mekkah ditinggalkan. Jangankan memilih istri Sa'ad, istri dia pun dia tinggalkan. رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ orang yang luar biasa keimanannya.
Maka Abdurrahman mengtakan "Semoga Allah memberikahi di keluargamu." "..dan di hartamu. Tunjukkan padaku pasar, biarkan aku memulai usaha." Coba bayangkan teman-teman kalau kita di posisi Abdurrahman, kira-kira terima enggak ini? Ketawanya sudah merupakan jawaban. Ditawarkan punya istri pada saat itu dan istrinya Abdurrahman saat ini bukan orang yang jelek. Orang yang sangat cantik punya kedudukan karena Sa'ad sendiri kepala suku di Madinah.
Nah ini luar biasa. Tapi ditolak sama dia dengan santun. Dan Abdurrahman dengan kemuliaan pada saat itu رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ pergi ke pasar kemudian ada satu toko jual cangkul – – karena waktu itu mayoritas pekerjaan masyarakat Madinah adalah tukang kebun. Kebun kurma. Maka dia pun datang ke toko itu dan mengatakan – – "Saya Abdurrahman dari Mekkah Muhajir." Dan orang-orang Anshar sudah tahu. Pada saat nabi ﷻ hijrah ke Madinah seluruhnya hampir masuk Islam – – tinggal beberapa orang yang saja yang belum masuk Islam pada saat itu. Maka Sa'ad ingin mulai usaha, "Bisa enggak Saya pinjam.." – – "beberapa cangkul ini, jual beli tapi jatuh tempo. Saya bayar besok." Maka pemilik tokoh mengatakan "Baiklah silahkan ambilah." Maka Abdurrahman mengambil lalu mulai keliling pasar dan jual lima enam cangkul. Laku. Dibayar ke toko itu. Besok lagi begitu. Sampai cuman satu bulan saja, beliau sudah punya kios cangkul sendiri رضي الله عنه Sampai nabi ﷻ memuja Abdurrahman dalam riwayat sahih mengatakan "Sungguh kalau Abdurrahman kalau segenggam tanah, niscaya dia akan untung." Karena cerdasnya dalam berdagang رضي الله عنه dan satu-satunya sahabat yang punya ide untuk membuat dan membangun pasar adalah Abdurrahman رضي الله عنه Beliau melihat pasar di Madinah begitu-begitu saja terus.
Maka beliau melihat ada banyak lahan yang tidak terpakai. Beliau datang izin kepada nabi ﷻ "Lahan ini tidak ada pemiliknya?" Lahan kosong begitu saja. "Bagaimana bisa enggak Saya buat pasar?" Nabi ﷻ jawab "Silakan." Dia bangunlah kios-kiosnya. Tempat-tempatnya, kemudian dia mengajak "Hai muslimin, siapa yang mau pakai.." – – "..pasar ini silakan. Gratis enggak ada pembayaran apa-apa. Silahkan dipakai." "Kalau misalnya ada yang punya keuntungan dari perdagangan dan mau memberikan kepada kami bagi hasil, kami menerima." Seperti itulah. Tapi kalau tidak mau bayar juga, tidak masalah. Maka mulailah terbuka pasar satu, pasar dua, banyak pasar yang dibangun oleh Abdurrahman – – bin Auf رضي الله عنه dan ini teman-teman bisa kembali ke kisah beliau yang sudah Saya sampaikan di serial sahabat di YouTube.
Alhamdulillah sekarang sudah ada 20 serial sahabat, di antaranya 10 orang sahabat yang dijamin masuk surga dan salah satunya – – Abdurrahman bin Auf رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ . Baik tentu ada beberapa orang yang lain yang dipersaudarakan oleh nabi ﷻ – – tetap yang paling mahsyur kisahnya adalah Abdurrahman dengan Sa'ad. Yang terakhir teman-teman sekalian adalah Keputusan pemerintahan di Madinah. Setelah persaudaraan Muhajirin dan Anshar selesai, pada hari itu juga si Fulan dan Fulan – – sudah bersaudara, semuanya saling bantu membantu, jadi yang mukim penduduk asli memilih satu orang Muhajirin. Kemudian dijadikan sebagai sahabatnya. Boleh tinggal di rumahnya bershabat sama dia, dia penuhi kebutuhannya modal usaha – – pokoknya menjadi sahabat dekatnya. Maka nabi ﷻ mengeluarkan instruksi yang ketiga, dan keputusan yang ketiga itu keputusan pemerintahan – – di Madinah. Maka keluarlah pada saat itu piagam yang mahsyur dengan piagam Madinah. Kesepakatan antara nabi ﷻ dengan – – orang-orang kafir di Madinah. Baik itu orang Yahudi ataupun orang-orang yang asli dari Madinah yang belum masuk Islam. Di antara isi piagam itu adalah, mereka harus tidak saling mengganggu satu sama lain.
Tidak saling mengganggu satu sama yang lain. Dan.. mereka harus sama-sama membela Madinah jika diserang musuh. Jadi agama masing-masing berjalan, لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ. Kemudian juga keputusan di Madinah saling bekerja sama kalau Madinah di serang. Keputusan yang lain dari piagam Madinah, teman-teman sekalian adalah bahwasanya siapapun orang-orang Mekkah dari Quraisy – – yang masuk ke Madinah tidak boleh dijamu dan tidak boleh melindungi mereka. Kalau ada orang-orang Mekkah datang, kan ini ceritanya muslimin hijrah ke Madinah karena apa? Karena disiksa di Mekkah. Dirampas hartanya, dizalimi. Sudah tahu beberapa kisah sahabat yang sudah kita sampaikan mereka disiksa.
Ada yang ditusuk perutnya kaya kisah Sumayyah. Abu Jahal tuannya pada saat itu pegang tombak, dengan kepala tombak yang tajam sambil dilihatkan di mata Sumayyah. Kalau kau tidak mau tinggalkan agama Muhammad, Saya akan tusuk perutmu pelan-pelan. Waktu itu Sumayyah lagi hamil رضي الله عنه Bukan ditusuk mati, enggak. Ditusuk pelan-pelan sampai mati. "Kalau kau tidak mau dengar." Sumayyah tidak mau sampai dibunuh oleh Abu Jahal. Jadi penindasan yang luar biasa. Penyiksaan. Abdurrahman bin Auf, seluruh hartanya diambil. Begitu juga dengan sahabat-sahabat nabi yang lain. Di antaranya Abu Bakar, Ustman bin Affan, banyak yang sudah jadi kaya milyardernya Mekkah, diambil semua hartanya. Maka nabi ﷻ ingin menunjukkan kepada mereka perilaku kezaliman ini akan terjadi juga pada kalian. Sekarang kami sudah punya komunitas, maka seluruh – – penduduk Quraisy yang kafir, kalau yang beriman datang lain cerita. Kalau yang kafir dan datang ke Madinah, tidak ada jaminan bagi dia. Tidak boleh dijamu, tidak boleh diajak ngobrol, tidak boleh dilindungi. Ini keputusan yang ada pada saat itu.
Dan ini kata sebagian ahli sejarah adalah iklan atau informasi perang dari nabi ﷻ Pada saat itu kepada orang-orang Quraisy. Ya ini mulai awal iklan peperangan yang memang disebutkan oleh para ahli sejarah dari nabi ﷻ. Kita tutup teman-teman sekalian dengan kejadian-kejadian penting pada awal hijrah. Kejadian penting yang terjadi di awal hijrah, maksudnya di sini di tahun awal hijrah. Tahun pertama hijriah. Pada saat itu, wafatlah salah seorang sahabat nabi yang mulia As'ad bin Zurarah siapa orang ini? Sa'ad bin Zurarah. Tadi baru kita sebutkan. Saya kasih minyak wangi deh.Sa'ad bin Zurarah tadi kita sebutin. Ahsan, yang tadi Saya bilang salat jumat di rumahnya, kasih ini (parfum). Akhirnya dapat juga tuh. Jangan dilupa namanya, tadi Saya bilang dihapalkan nama ini. As'ad bin Zurarah رضي الله عنه ini adalah sahabat nabi yang mendirikan – salat Jum'at di rumahnya sampai empat puluh orang sehingga keluar pendapat ulama tentang harusnya empat puluh orang yang salat, sudah kita jelaskan.
Ini khilaf di antara ulama. Pada tahun pertama Hijriah, As'ad bin Zurarah meninggal رضي الله عنه mati normal. Maaf mati normal ya, bukan mati di medan perang. Mati di tahun pertama hijriah. Saya ulangi lagi, As'ad bin Zurarah رضي الله عنه adalah orang yang pertama mati di tahun pertama Hijriah dari orang Anshar – – kejadian yang kedua teman-teman sekalian, selama empat bulan setelah hijrah di tahun pertama Hijriah ini, semua wanita muslimah yang melahirkan – – lahirnya anak perempuan semua. Enggak ada anak laki-laki. Setiap hari ada wanita-wanita muslimah melahirkan tapi semua perempuan. Empat bulan. Sampai lahir puluhan orang pada saat itu, semuanya perempuan. Orang-orang Yahudi sebarkan isu. Mereka bilang apa? "Kalau kami telah menyihir kaum muslimin sehingga tak ada lagi keturunan laki-laki.
Bohong, isu bohong. Tapi memang dengan hikmah Allah selama empat bulan tak ada anak laki-laki. Setiap melahirkan perempuan, setiap melahirkan perempuan. Sampai akhirnya tiba Zubair bin Awwam dan istrinya Asma bin Abu Bakar رضي الله عنه. Baru hijrah dari Mekkah nih. Asma lagi hamil besar. Asma lagi hamil besar رضي الله عنه . Pas tiba di Madinah beberapa hari kemudian – – dia melahirkan dan subhanallah anaknya laki-laki. Lalu anaknya dibawa kepada nabi ﷻ, anaknya Zubair. Dan Asma رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ diberikan nama Abdullah yang mahsyur, Abdullah bin Zubair رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ Baik. Abdullah bin Zubair dibawa ke nabi ﷻ lalu nabi ﷻ sangat gembira dan beliau pun mentahniknya. Memberikan kepadanya kurma yang dikunyahnya – – lalu ditempelkan lagi di langit-langitnya, maka awal yang masuk ke dalam perut Abdullah adalah air liur nabi ﷻ.
Nabi ﷻ yang memberikan nama, Abdullah dan sekaligus memberikan Abdullah kepada para sahabat untuk digotong keliling Madinah – – dan dilewatkan dipemukiman orang-orang Yahudi kalau ternyata isu apa yang mereka sebar selama ini dusta. Kaum muslimin sudah memiliki keturunan laki-laki dan mereka sambil bertakbir melewatin pemukiman orang-orang Yahudi. Abdullah bin Zubair ini teman-teman sekalian adalah sahabat nabi yang mulia dan terbunuh pada itu di Mekkah. Dibunuh oleh seseorang yang bernama Hajjaj. Hajjaj bin Yusuf dialah yang membunuh Abdullah bin Zubair. Jadi pada Muawiyyah meninggal mati, teman-teman sekalian, ada beberapa sahabat nabi yang masih muda. Umurnya waktu itu masih di bawah empat puluh tahun. Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Amr bin Ash. Yang dikenal dengan, empat Abadillah atau empat Abdullah. Kemudian juga ada sahabat-sahabat nabi yang lain Anas bin Malik, Usama bin Zaid. Ini mereka semua masih muda. Waktu Muawiyyah meninggal dunia, Muawiyyah menulis wasiat untuk menunjuk anaknya dia yang bernama Yazid menjadi – – Khalifah.
Rupanya sahabat-sahabat nabi yang masih muda ini tidak menerima itu. Termasuk di dalamnya Hasan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ. Ini semua adalah sahabat-sahabat nabi yang masih muda. Mereka berharap yang jadi khalifah setelah Muawiyyah adalah sahabat nabi juga. Karena sahabat nabi masih ada. Tapi sudah terlanjut masyarakat Syam membaiat Yazid. Abdullah bin Zubair رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ ini pergi ke Mekkah, tinggalkan Madinah menuju ke Mekkah, lalu kemudian mengiklankan dirinya – – sebagai Khalifah muslimin juga. Dan penduduk HIjaz, Mekkah Madinah, Jeddah ini membaiat Abdullah bin Zubair. Maka pada saat itu terjadilah dua khalifah. Di Negeri Syam ada Yazid, di Negeri Hijaz ada Abdullah bin Zubair. Sempat memimpin beberapa waktu pada saat itu. Abdullah bin Umar dan sahabat-sahabat nabi yang lain mengingatkan Abdullah bin Zubair – – sudahlah, jangan ribut tentang masalah politik seperti ini. Enggak usah ikut-ikutan." Yazid sudah dinobatkan terlebih dahulu sebelum kamu. Jadi enggak usah sekarang nobatkan diri. Dia bilang "Enggak bisa. Sahabat nabi masih hidup kenapa dia harus jadi Khalifah?" Akhirnya tetap ngotot untuk jadi Khalifah. Saya lupa pada saat itu berapa bulan, tidak sempat tahunan kalau tidak salah. Kemudian Yazid mengirim pasukan yang dimimpin oleh Hajaj bin Yusuf.
Ini panglima perang yang sangat bejat pada saat itu. Dia datang menyerang Mekkah. Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas waktu itu tidak memilih siapapun. Tidak membaiat Yazid, – – tidak juga membiaiat Abdullah bin Zubair. Sampai ada yang satu orang baru kemudian mereka milih. Pada saat itu terjadi peperangan sampai pada akhirnya Mekkah berhasil ditaklukan oleh Hajaj dan pada saat itu bangunan Ka'bah sempat runtuh sebagian. Serta Abdullah bin Zubair terbunuh رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ . Lalu digantung jenazahnya di dekat Ka'bah. Pada saat itu sebagai iklan. Ini adalah pemberontal dan seterusnya. Maka Abdullah bin Umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ waktu mendengar pasukan Yazid, pasukan Hajaj bertakbir, dia mengatakan – – "Sungguh demi Allah.." Kata Abdullah bin Umar "Demi Allah aku telah menyaksikan hari kelahirannya Abdullah bin Zubair ini." Dan hari terbunuhnya. Dia waktu lahir pertama, tadi waktu Ayahnya hijrah Zubair dan Asma ke Madinah, dan hilangnya fitnah – – ata isu Yahudi yang mengatakan "Kami sihir muslimin, itu pada saat itu. aku menyaksikan lahirnya." "Dan aku tahu siapa pada saat itu yang bertakbir." Maksudnya para sahabat nabi.
"Dan aku menyaksikan matinya sekarang.." – – "..dan aku tahu siapa yang bertakbir." Orang-orang yang jauh dari sahabat nabi. Bukan sahabat-sahabat nabi tapi orang-orang yang – – baru masuk Islam dan demi Allah, yang bertakbir pada saat dia lahir lebih baik daripada yang bertakbir pada saat dia meninggal." Tapi di sini Abdullah bin Umar tidak memvonis siapapun yang salah atau benar. Tapi beliau hanya mengatakan kalimat – – lalu beliau melihat jenazahnya Abdullah bin Zubair sambil berkata "Wahai Ibn Zubair, bukankah Saya sudah nasihatin kamu.." – – "..bukankah Saya sudah nasihatin kamu?" Terus saja begitu. Lalu Abdullah bin Umar pun kembali ke Madinah lalu membaiat Yazid. Mengatakan "Baiklah." Khilafah kepada Yazid. Tidak boleh ada lagi sahabat yang memberontak ataupun membantah di sini khilafah yang sudah ada. Supaya tidak terjadi.. masalah bagi kaum muslimin. Ini termasuk tambahan saja tentang Abdullah bin Zubair, tapi yang jelas – – saksi bahasan Ayahnya Zubair bin Awam dan Ibunya Astma binti Abi Bakar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ. Ayahnya dan Ibunya Abdullah adalah – – orang yang hijrah ke Madinah dan akhirnya mendapatkan anak laki-laki.
Kejadian yang lain teman-teman sekalian pada saat awal Hijriah itu. Nabi ﷻ juga menikahi Aisyah رضي الله عنه di tahun pertama Hijriah. Setelah Aisyah diajak atau hijrah sudah tiba di Madinah, maka di Tahun pertama itulah nabi ﷻ menikahi Aisyah. Kejadian yang lain, di awal tahun pertama Hijriah perintah salat ditambah jumlah rakatnya. Waktu pertama kasus salat Isra dan Mi'raj teman-teman sekalian, jumlah rakaat salat semuanya dua rakaat. Subuh dua, Ashar dua, Maghrib dua, Isya dua. Semua sama dua. Dan di tahun pertama hijriah turun wahyu mengubah itu. Yang tetap dalam rakaatnya subuh saja dua rakaat. Zuhur ditambah dua, Ashar ditambah dua, Maghrib tambah satu, Isya tambah dua. Dan ini terjadi di tahun pertama Hijriah. Juga pada saat itu terjadi teman-teman sekalian, azan pertama kali dikumandangkan.
Itu diawal Hijriah. Diawal hijriah. Jadi setelah diubahnya jumlah rakaat salat, belum ada wahyu yang menyampaikan bagaimana caranya, muslimin untuk tahu waktu salat sudah masuk. Kecuali dari tanda-tanda saja, seperti sabda nabi ﷻ "Zuhur itu adalah kalau seseorang berdiri di bawah matahari dan tidak terlihat bayangannya." Kalau kita berdiri dan matahari ada di tengah-tengah kepala kita, jadi bayangan tidak terlihat, maka itu masuk waktu Zuhur. Waktu Ashar pada saat matahari sangat terang. Waktu Maghrib pada saat terlihat awan merah, dan waktu Isya pada saat awan merah hilang dan subuh – – pada saat langit sudah bisa terlihat bukan gelap lagi seperti malam.
Jadi ada ciri-cirinya. Maka para sahabat cuman mengingat itu saja. Lalu mereka kumpul untuk salat berjamaah bersama nabi ﷻ. Apalagi ini tidak ada microphone sekarang untuk pengeras suara untuk manggil orang. Maka pada saat itu teman-teman sekalian, nabi ﷻ beristihaj karena belum ada wahyu turun. Untuk memberikan tanda yang terbaik tentang waktu salat. Sampai dalam beberapa Atsar disebutkan, nabi ﷻ sempat menyuruh sahabat untuk mencari lonceng yang digunakan oleh orang-orang Nasrani. Cari lonceng biar lonceng juga dibunyiin. Tanda salat sudah masuk waktu. Saat itu belum ada wahyu turun. Akhirnya sahabat pada nyari semua. Di Madinah tidak ada Nasrani dan orang Yahudi tidak pakai lonceng. Maka mereka tidak temukan.
Akhirnya pada malam itu, seorang sahabat nabi yang mulia namanya Abdullah bin Zaid bin Tsa’labah. Sahabat nabi yang mulia ini mimpi. Dia melihat dalam mimpinya ada seseorang membawa lonceng lalu dia tanya – – "Hai tuan mau enggak jual lonceng itu buat Saya?" Kata orang itu "Untuk apa kau beli lonceng?" Dia bilang untuk panggilan salat kami. Maka orang itu pun berkata, "Maukah kamu Saya tunjukkan padamu daripada lonceng ini?" Kamudian Abdullah bin Zaid mengatakan – – "Iya tentu saja mau." Kemudian orang itu mengajarkan lafadz Azan yang kita tahu sekarang. الله أكبر الله أكبر Dan seterusnya sampai – لا إله إلا الله,. Maka dia pun segera bangun pada saat itu sebelum subuh, lalu pergi ke masjid dan mengatakan – – "Ya Rasulullah Saya mimpi seperti ini." Kata nabi ﷻ "Sungguh itu mimpi yang baik. Ajarkan lafadz itu kepada Bilal karena – – "..Bilal lebih indah suaranya darimu." Berarti Muadzin harus suaranya yang bagus. Jangan buat orang tambah tidur. Suaranya Azan itu makin membuat enak, indah, menarik orang untuk datang salat. Pada hadis ini pelajaran juga teman-teman sekalian karena kalau seorang Muazin harus dipilih yang paling bagus suaranya.
Wajar untuk memanggil orang, walaupun memang ada motivasi dalam Islam untuk menjadi muadzin> Saat Bilal mengumandangkan azan, pakai lafadz tadi subuh itu, orang-orang sudah mulai dengar. Allahu Akbar 2x sampai seterusnya. Sampai la ilaha ilallah. Umar bin Khattab baru terbangun dan ternyata Umar mimpi juga sama. Maka Umar datang mengatakan "Ya Rasulullah, demi Allah Saya mendengar lafadz ini dalam mimpi Saya." "Dan Saya sudah ingin menyampaikan ini kepada Anda." Kata nabi ﷻ "Sungguh itu mimpi yang baik hai Umar dan sudah diterapkan." Dan ini juga pelajaran teman-teman sekalian, kalau mimpi orang mukmin itu benar.
Tapi ada bedanya antara mimpi orang mukmin atau para – – sahabat di zaman nabi ﷻ masih ada dan setelah nabi ﷻ meninggal. Kalau di zaman nabi ﷻ, mimpi sahabat bisa menjadi hukum Syar'i. Kenapa? Karena wahyu masih turun. Seperti kasus mimpinya tadi Abdullah bin Zaid bin Tsa’labah رضي الله عنه. Ini pada saat beliau mimpi, dengar azan dilaporkan nabi, nabi bilang "Iya, baik." Karena wahyu menyampaikan ke nabi itu adalah bagian dari Syar'i. Tapi setelah nabi ﷻ meninggal, tidak ada lagi mimpi orang mukmin yang merupakan syariat baru, karena agama sudah lengkap.
Tapi mimpi dia bisa saja misal mimpi baik atau Ruqyah Shadiqah sebagaimana sabda nabi ﷻ "Mimpi yang baik atau Ruqyah Shadiqah .." – – "…adalah cabang daripada enam puluh tiga kemukjizatan nabi ﷻ." Jadi, itu bisa merupakan kebagian dari mukjizat nabi. Jadi teman-teman sekalian, kita mimpi umrah haji, kita mimpi melihat Ka'bah. Itu Ruqyah Shadiqah mimpi yang baik dari Allah. Kita mimpi melihat surga, misal. Kita mimpi bertemu dengan orang tua kita dan ternyata dua hari lagi mereka datang. Mengunjungi kita. Maka ini semua namanya Ruqyah Shadiqah. Dan ada dua macam mimpi. Ru’yah Shadiqah dan Hilm. Kalau Ru’yah Shadiqah – – mimpi yang baik bagi orang-orang beriman. Ini biasanya orang itu sangat saleh dan Allah berikan petunjuk dalam mimpinya tapi bukan syariat ya. Bukan syariat. Ini perlu digarisbawahi. Jadi kalau ada orang mimpi dia mengaku dengan simbolnya Islam pakai kopiah – – pakai surban, pakai jubah, tapi mimpi salat sekarang sudah berubah sekarang jadi tiga rakaat atau tiga waktu, ini enggak benar mimpinya. Ini masuk ke dalam mimpi keduanya namanya Hilm, dari setan. Ibnu Sirin menyebutkan رحمه الله mimpi dari setan seperti misalnya orang mimpi jatuh dari jurang, digigit hewan.
Kemudian dia berbuat kemaksiatan, itu semua dari setan. Bahkan sebagian ulama memasukkan mimpi junub adalah – – gangguan setan, karena seperti dia berzina tapi untung dia tidak melakukannnya dalam kondisi tidak sadar dalam mimpi. Itu permainan setan. Makanya nabi ﷻ tidak pernah junub. Seperti itulah. Tapi kita ambil pelajaran dari sini masalah mimpi itu. Dan ternyata betul setelah mimpi tersebut, wahyu turun waktu Abdullah bin Zaid bin Tsa’labah menyampaikan kepada nabi ﷻ – – nabi mengatakan "Ini adalah digunakan. Sampaikan kepada Bilal." Karena ada wahyu menyampaikan kalau itu benar. Kejadian yang lain adalah teman-teman sekalian di tahun pertama Hijriah adalah Rasulullah ﷻ membentuk pasukan pertama. Dengan istilah Sariah. Apa itu Sariah? Dan ini akan sering kita sebutkan. Nanti ada Sariah ini-itu. Sariah teman-teman adalah – – pasukan yang kurang dari seratus orang jumlahnya, pasukan yang kurang dari seratus orang dan ini strategi perang nabi ﷻ. Beliau selalu mengirim ini. Pasukan kurang dari seratus orang namanya Sariah. Dikirim misalnya untuk menyerang satu lokasi. Kadang-kadang cuman tiga puluh orang, kadang-kadang cuman sepuluh orang, kadang-kadang lima belas orang. Kadang-kadang tujuh puluh orang. Tergantung. Tapi Sariah ini biasanya kurang dari seratus orang. Kalau sudah lebih dari seratus orang, dinamakan dengan Ma'rakah alias peperangan.
Kalau nabi ﷻ tidak hadir. Kalau nabi ﷻ hadir, – – dinamakan dengan istilah lain, Gazwah. Jadi ada tiga istilah peperangan. Sariah, yaitu seratus orang kurang jumlah pasukan dan nabi ﷻ di situ – – mengutus orang untuk menyerang wilayah tertentu dan bukan peperangan besar. Yang kedua Ma'rakah. Ma'rakah itu peperangan yang dibentuk atau dikirim yang terjadi di muslimin dan orang kafir – – tapi jumlah mereka di atas seratus dan nabi ﷻ tidak hadir. Kalau yang ketiga, Gazwah, peperangan di atas seratus orang yang dipimpin langsung oleh nabi ﷻ. Jadi teman-teman baca dalam Bahasa Arab biasanya Badr itu dikatakan Gazwah badr. Uhudd Gazwah, karena nabi hadir. Kalau nabi ﷻ tidak hadir namanya Ma'rakah. Baik, pada saat itu pertama kali nabi ﷻ membentuk Sariah.
Pasukan yang kurang dari seratus orang untuk memerangi Quraisy dan beliau ﷻ memulai dengan menghadang kafilah dagang Quraisy – – yang datang dari negeri Syam yang dikawal dari tiga ratus pasukan Quraisy, yang memimpin pasukan pada saat itu pemimpin Sariah namanya – – Hamzah bin Abdul Muthalib. Yaitu paman nabi ﷻ . Jadi perlu kita gambarkan teman-teman, kalau kondisil laptop Saya ini kita ibaratkan dengan Jazirah Arab ini namanya negeri Syam. Maka bagian atas utara Jazirah Arab ini namanya negeri Syam.
Di wilayah timurnya itu adalah Irak, Iran, Afghanistan, Rusia. Wilayah baratnya, itu Afrika. Mesir Tunis dan seterusnya. Wilayah selatannya, di bawah.. itu adalah Yaman. Di bawah lagi sampai ke kita ke Asia tenggara, sampai ke Indonesia. Jadi kita di Selatan Jazirah Arab. Kalau kita petakan empat tadi, Utara, Selatan, Timur, Barat, maka Mekkah sama Madinah ada di tengah-tengah Jazirah Arab. Kurang lebih di atas tengah sedikit. Lebih dekat ke negeri Syam. Tapi Mekkah itu berada di bawah Madinah. Mekkah itu berada di Selatan Madinah. Jadi kalau posisi Negeri Syam itu yang lebih dekat ke Negeri Syam adalah Madinah. Madinah dulu, baru Mekkah di bawahnya. Orang-orang Mekkah teman-teman sekalian, mereka kan pada saat itu ambil dagangan dari Negeri Syam, Kita tahu waktu zaman nabi ﷻ masih di Mekkah Saya ceritakan nabi ﷻ dagang ke negeri Syam.
Allah sebutkan dalam Al-Qur'an tentang Quraisy (رحلة الشتاء والسيف) "Perjalanan musim dingin dan musim panas perjalanan perniagaan mereka." Jadi orang-orang Quraisy kalau mau ke Negeri Syam, mereka lewatin Madinah. Jadi ini Madinah ini Mekkah. Mereka harus lewat Madinah baru – – baru sampai ke negeri Syam. Waktu itu enggak ada jalur lain. Karena Madinah lebih dekat dengan negeri Syam. Nah pada saat kafilah dagang mereka kembali – – nabi ﷻ hadang dengan menyuruh sahabat hadang. Dan pasukan yang dibentuk oleh nabi ﷻ menghadang ini khusus dari orang-orang – – Muhajirin. Orang Anshar enggak ikut waktu itu. Apa sebabnya teman-teman sekalian? Karena orang-orang Mekkah telah merampas hartanya – – sahabat. Jadi perlu digarisbawahin ini, karena banyak sebagian orang orientalis mengatakan Muhammad sengaja merampas – – hartanya orang-orang Mekkah untuk memburukkan nama nabi ﷻ padahal sebenarnya tidak. Merekalah orang Quraisy yang telah merampas – – hartanya muslimin dan dirampas kembali oleh nabi ﷻ. Itu pun banyak upaya yang gagal. Di antaranya Sariah yang pertama ini dianggap – – tanda kutip gagal di sini. Gagalnya kenapa? Waktu Hamzah bin Abu Muthalib mendapatkan kafilah tersebut, – – padahal jumlahnya banyak padahal sebanyak tiga ratus orang yang mendampingi kafilah itu.
Dan kafilah ini dikatakan kafilah kalau minimal tiga ekor unta. Sampai ke atas; sampai seribu ekor unta, dua ribu ekor unta, itu semua. Dan rata-rata kalau kafilah dagang di jaman dulu itu di atas seribu seribu lima ratus sampai dua ribu ekor unta. Mereka dikawal dengan tiga ratus prajurit. Diserang oleh Hamzah, kurang lebih hampir seratus orang. Tapi rupanya, mereka sempat berada – – di wilayah suku Dumrah namanya.
Suku Dumrah ini salah satu suku Arab yang lebih cenderung kepada Quraisy. Pimpinannya namanya Majdi bin Amr. Majdi bin Amr ini waktu dengar Quraisy mau lewat, Quraisy minta tolong maka Majdi membuat pasukan – – lalu menghadang muslimin. Waktu dihadang muslimin jumlahnya banyak, ribuan pasukan suku Dumrah ini. Dihadang. Lalu kata Dumrah, kata majelisnya, Saya tidak mau ada peperangan di wilayah Saya. Saya cuman minta kalian kembali ke Madinah, jangan serang kafilah Quraisy. Hamzah waktu itu salah satu pemimpin perang yang tahu tentang hukum Syar'i. Tidak boleh menyerang kecuali yang diinstruksikan. Nabi ﷻ suruh serang kafilah Quraisy sekarang yang dihadapi Dumrah. Belum ada perintah untuk itu. Tidak ada alat komunikasi untuk nanya ke Nabi ﷻ ke Madinah. "Serang Dumrah" enggak adak. Maka yang terjadi Hamzah mundur, Hamzah kembali ke Madinah kemudian melaporkan itu ke nabi ﷻ. Maka nabi ﷻ pun membentuk yang lain lagi. Dibentuklah pada saat itu teman-teman, untuk menyerang kafilah yang lain. Ada kafilah Quraisy lain datang dipimpin oleh Abu Jahal. Disuruh keluar lagi sama nabi ﷻ seranglah. Ternyata sama. Jadi antara kafilah dari negeri Syam lewat itu untuk memisahkan diri dari Madinah.
Mereka harus mutar dari samping Madinah ke sampai ke Mekkah. Nah ditransisi jalan mutar ini di situlah suku Dumrah itu. Suku Dumrah campur tangan lagi di sini yang kedua kali. Majelik keluar lagi menahan lagi muslimin, tidak boleh sama sekali menyerang Dan nabi ﷻ juga tidak menginstruksikan kepada Hamzah untuk yang kedua kalinya untuk menyerang Dumrah. Kembali, dan mereka pun kembali. Pada bulan Syawal, nabi ﷻ mengutus Syariah yang ketiga yang dipimpin oleh Rubaidhoh bin Harits bin Abdul Muthalib. Di sini nabi ﷻ kata ahli sejarah, sengaja memilih semuanya dari orang Quraisy sekali lagi untuk membuktikkan kalau beliau bukan ingin merampas harta saja – – tapi untuk mengembalikan hak muslimin dari Muhajirin. Kafilah yang sempat akan diserang ini dipimpin oleh Abu Sofyan dan dikawal oleh dua ratus pasukan. Jumlah Syariah pada saat itu enam puluh orang. Abu Sofyan telah mempersiapkan diri dengan menyiapkan para pemanah untuk menghadang muslimin dan akhirnya pemanah-pemanah itu – – jumlahnya disiapkan oleh Abu Sofyan dari dua ratus atau seratus orang. Para pemanah ini memanah ke arah Muslimin sehingga setiap pasukan – – Hamzah mau maju enggak bisa.
Sampai kafilah lewat. Kafilah jalan. Ini kafilah ada ribuan unta. Lewat sampai selamat, setelah itu seratus orang ini melarikan diri. Dan akhirnya sekali lagi di sini tidak berhasil. Rubaidhah tidak berhasil. Maaf Rubaidah, bukan Hamzah. Rubaidah رضي الله عنه tidak berhasil untuk menyerang. Itu bulan Syawal, bulan Dzulqadah di tahun pertama hijriah nabi ﷻ mengingatkan lagi Syariah baru yang dipimpin oleh Sa'ad bin Abu Waqash – – jumlahnya cuman dua puluh orang menuju ke lokasi (خري) dengan berjalan kaki. Tapi kafilah juga telah berlalu – – dan belum berhasil untuk menyerang kafilah. Jadi ini yang sudah keempat kalinya menyerang kafilah tapi selalu lolos. Nah ini pelajaran juga teman-teman sekalian, bagi kaum muslimin bahwasanya nabi ﷻ saja pada saat mengirim pasukan tidak selamanya berhasil. Nah ini hal yang biasa. Yang jelas ini upaya nabi ﷻ pada saat itu. Suatu hari, salah satu musuh Islam dan nabi ﷻ di Mekkah wafat. Dia adalah Al-Walid bin Mughirah. Siapa Al-Walid ini? Ayahnya Khalid bin Walid. Ia meninggal dalam keadaan kafir. Dan ini juga terjadi di tahun pertama hijriah. Pada saat dia meninggal, muslimin merasa kemenangan – – karena Al-Walid ini termasuk ahli perang dari Quraisy.
Makanya anaknya, Khalid, ahli perang karena Ayahnya ahli perang. Dan Khalid bin Walid termasuk sahabat yang bisa berperang karena postur tubuhnya tinggi sekali. Mirip seperti Umar. Beliau di atas kuda kakinya bisa sampai ke tanah. Menjepit perut kuda dengan kedua kakinya, kemudian memegang pedang dengan tangannya dan bisa perang bisa melawan musuh dengan dua pedang. Pedang di kiri-kanan. Dan itu hasil latihan dari Ayahnya. Al-Walid bin Mughirah. Al-Walid bin Mughirah dia adalah ahli perang. Dia meninggal pada saat itu di tahun pertama Hijriah. Juga pada bulan Safar di tahun kedua Hijriah, ini sudah mulai masuk di tahun kedua Hijriah. Tahun pertama tadi kejadian sudah Saya ceritakan, ini tahun kedua di bulan Safar, nabi ﷻ memimpin sebuah peperangan sendirian.
Perang ini dikenal dengan Perang Abwa atau Waddan untuk memerangi Quraisy dan nabi ﷻ menemui mereka di wilayah suku Dumrah. Tapi waktu itu nabi ﷻ keluar sendiri. Pasukannya nabi ﷻ besar, jadi Saya bilang tadi kalau nabi ﷻ pimpin sendiri berarti namanya – – Gazwah, dan jumlah pasukannya ada lebih dari seratus orang. Keluarlah dengan pasukan besar. Rupanya Majdi ikut campur lagi tadi, suku Dumrah, tapi di sini dia takut lihat nabi ﷻ. Maka dia meminta perdamaian antara dia dan nabi ﷻ.
Damai nih akhirnya. Pada bulan Rabiul Awwal, bulan ketiga dari tahun kedua – – sekali lagi nabi ﷻ keluar memimpin pasukan sendiri yang dikenal dengan perang Buwat. Tentu tadi di perang sebelumnya – Abwa atau Waddan tidak terjadi peperangan, karena terjadi damai antara nabi ﷻ dengan Majdi. Di bulan Rabiul Awwal sekali lagi nabi ﷻ memimpin sendiri pasukan di peperangan yang bernama perang Buwat. Sejumlah dua ratus pasukan dengan tujuan menahan kafilah Quraisy yang terdiri dari 2.500 ekor unta di pimpin oleh Umayyah bin Khalaq. Tapi kafilah tersebut berhasil juga lolos setelah mendengar nabi ﷻ mengejar kafilah. Pada bulan Jumadil Awwal juga terjadi peperangan yang diberi nama dengan peperangan Asyirah.
Juga untuk menangkap Kafilah Quraisy dari negeri Syam tepatnya di wilayah Sama. Ini suku lain lagi namanya (مدلج). Tapi kafilah ikut campur – – dan akhirnya kafilah berhasil lolos (مدلج) dengan nabi ﷻ yang juga pada saat itu nabi ﷻ memimpin langsung. Jadi sebelum perang Badr – – ini teman-teman, perang Badr kan tahun 2 Hijriah di bulan Ramadhan. Semua prosesi terjadi, sebelum terjadinya perang Badr. Karena banyak orang menganggap perang Badr perang pertama. Padahal sebenarnya itu peperangan yang kesekian kali yang terjadi bersama nabi ﷻ tapi memang yang terjadi kontak fisik itu di perang Badr. Nanti kita akan bahas masalah itu. Ini semua kejadian-kejadian. Sekarang bulan Jumadil Awwal, nabi ﷻ keluar (perang) dikenal dengan perang Asyirah. Tapi juga sama, bertemu dengan pasukan nabi ﷻ dengan kafilah ini di suku Mudlis. Mudlis akhirnya meminta tidak jadi peperangan dan damai. Dengan nabi ﷻ damai. Nabi ﷻ sempat duduk di suku Mudlis di wilayah itu selama sebulan untuk menunjukkan kekuatan muslimin.
Dan memastikan Mudlis tidak berkhianat. Beberapa hari setelah balik ke Madinah dari mengepung atau berusaha mengejar kafilah Quraisy di suku Mudlis – – seseorang dari kafilah Fihri bernama Qisr bin Jabir bin Al-Fihri menyerang perbatasan kota Madinah. Ada satu suku Arab dari suku Fihri bernama Qisr bin Jabir Al-Fihri menyerang perbatasan kota Madinah dan mereka merampok kurma. Dan membunuh seorang dari Anshar. Mendengar kejadian tersebut nabi ﷻ segera mengejar Qishr sampai ke wilayah Badr. Tapi dia berhasil melarikan diri dan nabi ﷻ kembali ke Madinah. Juga termasuk kejadian nabi ﷻ mengutus delapan orang sahabat yang dipimpin oleh Abdullah bin Jahash رضي الله عنه dan menitipkan sebuah surat – – dengan pesan "Jangan Dibuka" kecuali sudah tiba di suatu tempat. Cuman delapan orang saja ini. Saat tiba di tempat tersebut, Abdullah bin Jahas رضي الله عنه membuka surat dari nabi ﷻ ternyata isinya memerintahkan – – agar mereka menyerang kafilah Quraisy yang akan lewat di lokasi tersebut. Pada saat itu Sa'ad bin Abi Waqash dan Utbah bin Gazwan gantian menunggangi unta mereka. Unta mereka hilang dan mereka berdua sedang pergi mencari. Jadi Syariah ini Syariah yang kecil, cuman delapan orang. Dan pada saat itu Abdullah bin Jahas pimpinannya nabi ﷻ kasih surat mengatakan jangan kau buka surat ini.
Kecuali di tempat tertentu. Disebutkan nama tempatnya. Tapi dalam riwayat tidak disebutkan tempat itu ya. Disuruh di sana buka surat. Begitu dibuka surat ternyata isinya tunggu di sini sampai kafilah Quraisy lewat kemudian serang mereka. Delapan orang disuruh serang. Waktu itu ada di antara delapan yang satu unta mereka berdua. Sa'ad bin Abi Waqash dan (عتبة بن غزوان) رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا َجْمَعِيْنَ Rupanya waktu mereka istirahat untanya lari hilang, keduanya pergi mengejar, berarti sisa enam orang. SIsa enam orang. Waktu sisa enam orang teman-teman sekalian, ternyata kafilah lewat. Kafilah lewat.
Dan pada saat itu tepatnya terjadi di akhir bulan Jumadil Akhir dan di awal bulan Rajab. Kita tahu teman-teman sekalian, ada bulan yang dimuliakan dalam Islam. Ada bulan Rajab, Zulqa'dah, Zulhijjah, dan Muharram. Ini Allah sebutkan dalam surat At-Taubah ayat 36. أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ) "Sesungguhnya di sisi Allah yang Maha Pemurah dan Maha tinggi, Allah menentukan bulan-bulan ada dua belas sebagai perhitungan bulan.." – – "..atau tahunan kalian. Semenjak diciptakannya langit dan bumi dan di antaranya ada empat bulan yang dimuliakan; Rajabb, Zulka'dah.." – – "..Zulhijjah, dan Muharram" Di awal Islam empat bulan ini kita enggak boleh berperang. Dan orang-orang Quraisy juga yakin empat bulan ini mulia. Enggak boleh perang. Ternyata waktu enam orang ini berada di lokasi menunggu kafilah Quraisy itu berada di akhir hari Jumadil Akhir.
Besok ini masuk Rajabb. Satu Rajabb. Pas masuk satu Rajabb terjadilah tadi. Sa'ad bin Abi Waqash, (dan Uthbah bin Ghazwan) kehilangan unta, mereka pergi – – cari untanya. Belum kembali kafilah Quraisy lewat tapi sudah masuk satu Rajabb. Waktu itu hukum Syar'i enggak boleh perang. Tapi kondisinya adalah di sini ada surat nabi ﷻ. Ada surat nabi. Lewat kafilah, serang. Mereka bingung bagaimana ini, serang atau enggak? Pada saat itu, para sahabat juga, rupanya mereka lupa enggak ingat apakah ini Rajabb atau Sya'ban? Kalau bulan Sya'ban, bulan setelah Rajabb itu bukan bulan yang dilarang perang. Jadi Rajabb itu terhimpit> Setelahnya Sya'ban, Ramadhan, Syawal, ini tiga bulan enggak apa-apa berperang. Nanti masuk Zulka'da, Zulhijjah baru diharamkan lagi. Jadi sahabat kira ini sudah Sya'ban. Ternyata masuk satu Rajabb.
Lalu enam orang ini ternyata menyerang. Kafilah lewat diserang. Sudah kita serang saja, surat nabi ﷻ sudah jelas kok. Diseranglah. Nah, karena pada saat itu orang-orang Quraisy tidak sangka – Lokasi itu dianggap aman, karena sudah dekat dengan Mekkah. Diserang dan terbunuh satu orang dari kafir Quraisy yang bernama – – Amru bin Hadrami dan dia korban pertama yang mati di tangan kaum muslimin dan menawan dua orang. Dua orang sempat ditawan – – namanya Al-Hakam bin Kaisan dan Ustman bin Abdillah. Ditawanlah. Dan yang lain sempat melarikan diri serta keenam orang tersebut berhasil – – merebut semua kafilah.
Jadi ada ribuan unta, semua berhasil diambil. Cuman enam orang ini. Dan ini kata para ulama tanda kalau orang-orang kafir – – di kancah peperangan takut dengan muslimin. Memang selalu begitu jumlahnya sedikit dan kalau sudah ada percikan takbir umumnya – – mereka merasa kecil hati. Mereka dikalahkan. Enam orang berhasil direbut ribuan ekor unta dan menawan dan membunuh satu orang – – tadi Amr bin Hadrami dan menawan dua orang Al-Hakam bin Kaisan dan Ustman bin Abdillah. Lalu membawa kafilah pulang ke Madinah. Tetapi yang jadi masalah adalah penyerangan tersebut terjadi di bulan Rajabb. Yang dilarang peperangan dan orang-orang Arab memuliakan juga bulan itu termasuk dalam Syariat nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ. Maka Quraisy lalu menyebarkan cerita bahwa muslimin telah menghalalkan bulan haram. Juga menyurati nabi ﷻ yang berisi – – "Engkau telah menghalalkan bulan hukum, Hai Muhammad." Lalu nabi ﷻ menjawab "Tidak, tetapi telah terjadi kesalahpahaman.." – – "..pasukanku mengira bulan Sya'ban telah masuk." Quraisy berkata "Kalau demikian kembalikan tawanan kami, kalau emg betul kesalahpahaman saja." "..kembalikan dua orang tawanan kami. Al-Hakam bin Kaisan dan Ustman bin Abdillah." Nabi ﷻ menjawab "Tidak, kecuali bila sahabat.." – – "..sahabatku dua orang yang hilang juga sudah kembali." Sa'd bin Abi Waqash dan Ustbah bin Gazwan karena ini dua orang – – tadi kan lagi pergi cari untanya.
Nabi khawatir jangan sampai dua orang ini ditawan oleh Quraisy. Kalau dua orang ini kembali, tawanan – – ini kami kembalikan. Beberapa hari kemudian ternyata kedua sahabat ini tiba di Madinah. Sa'ad bin Waqash dan Uzbah bin Gazwah maka nabi ﷻ pun mengembalikan tawanan Quraisy tersebut. Dan dalam hal ini teman-teman sekalian, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya yang mahsyur dalam surat Al-Baqarah ayat 217 – 218. أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Bunyinya يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ ۗ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَكُفْرٌۢ بِهٖ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَاِخْرَاجُ اَهْلِهٖ مِنْهُ اَكْبَرُ عِنْدَ اللّٰهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ اَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ وَ منْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ٢١٧
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أُو۟لَٰٓئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ ٱللَّهِ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ "Mereka bertanya kepadamu, Wahai Muhammad tentang berperang di bulan Hurum." Bulan yang dimuliakan yang tadi dimuliakan. Empat bulan tadi. "Katakanlah berperang dalam bulan itu adalah dosa besar." Enggak boleh dan dilarang memang. "Tetapi menghalangi manusia dari jalan Allah – – untuk beriman, kafir kepada Allah, menghalangi masuk ke Masjidil Haram dan mengusir penduduknya yang telah beriman dari sekitarnya.." – – "..lebih besar dosanya di sisi Allah. Dan berbuat fitnah.." Memfitnah kaum muslimin, "..lebih besar daripada membunuh." "Mereka tidak henti-hentinya wahai Muhammad, memerangi kamu sampai mereka dapat mengembalikanmu dan pengikutmu.." – – "Dari agamamu kepada kekafiran." "Seandainya mereka sanggup, barangsiapa yang murtad di antara kalian dari agamanya lalu dia mati.." – – "..dalam keadaan kafir, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat dan mereka itu penghuni neraka.
Mereka akan kekal di dalamnya." Ayat 218. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah." "Dan Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang." Kata para ulama yang dimaksud dengan ayat ini adalah para sahabat yang enam orang tadi. Mereka tadi sebetulnya keluar berjihad, bukan sengaja mau nyerang di bulan Rajab.
Mereka tidak paham kalau itu bulan Rajab. Mereka pikir Sya'ban dan memang sepakat seperti, di mana mereka memang lupa. Maka mereka pun menyerang dan itu mereka mau berjihad – – di jalan Allah. Mereka tidak berdosa, mereka mendapat rahmat dan pengampunan dari Allah. Inilah syariat terakhir, teman-teman sekalian, terjadi sebelum terjadinya perang Badr. Termasuk kejadian sebelum perang Badr adalah di awal tahun kedua Hijriah, pengalihan kiblat yang tadinya menghadap Baitul Maqdis ke Masjidil Haram. Ke Masjidil Haram ini penutupan bahasan kita tentunya. Jadi kiblat dulu itu teman-teman sekalian, menghadap ke Baitul Maqdis. Ke Masjidil Aqsa. Yahudi Nasrani juga menjadikan itu sebagai kiblat dan sampai sekarang mereka menjadikan sebagai kiblatnya. Nabi ﷻ waktu di Mekkah, kalau salat mencari sisi Ka'bah yang beliau salat menghadap Ka'bah, menghadap Baitul Maqdis. Karena beliau berharap sekali memang Ka'bah menjadi kiblat. Kembali seperti zamannya Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ Di awal-awal bangun ka'bah. Dan awalnya begitu, nanti di jaman Musa, di jaman Isa عَلَيْهِ السَّلَامُ baru teralihkan ke Baitul Maqdis.
Jelas nabi ﷻ lakuin. Tapi nabi ﷻ berharap supaya Ka'bah bisa jadi kiblat sampai hijrah ke Madinah, tersebar isu yang tidak enak dari – – siapa? dari orang-orang Yahudi. Mereka bilang Muhammad itu karang-karang agamanya. Buktinya mereka juga muslmin salat menghadap – – sama kiblat kami. Al-Qur'an itu juga dicomot-comot saja ayat Taurat, ayat injil disatuin jadi Al-Qur'an. Jadi ini enggak benar. "Buktikanlah hai orang-orang Arab. Suku-suku Arab disebarin berita. Kalau Muhammad hanya menyontohi kami. Buktinya salatnya menghadap ke – – Baitul Maqdis." Maka selalu nabi ﷻ menengadah wajahnya ke langit. Harapannya nabi ﷻ supaya kiblat dialihkan, jangan lagi – – ke Baitul Maqdis supaya menutup syubhatnya dan fitnahnya orang-orang Yahudi. Terus saja nabi ﷻ berharap kepada Allah sampai akhirnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya dalam surat Al-Baqarah surat nomor 2 ayat 144. Dan ini penutupan bahasan kita tentunya pada pagi ini. Bunyinya أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. Al-Baqarah ayat 144. قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ١٤٤ Satu ayat ini. Artinya "Sungguh kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, Hai Muhammad." Jadi nabi Muhammad ﷻ setiap mau ke masjid – – menengadah ke langit berharap Allah pindahkan kiblat ke Ka'bah.
Lalu maka sungguh kami akan memalihkan kamu ke kiblat yang – – kamu sukai. Mulai sekarang palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram, dan di mana saja kamu berada palingkanlah mukamu ke arahnya." "Dan sesungguhnya Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang diberi alkibat Taurat dan Injil, memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram – – adalah benar dari Tuhan mereka. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan." Ayat ini tentu mengandung banyak makna ya yang pertama pengalihan kiblat. Resmi pada saat itu di arahkan ke kiblat. Sampai ada satu suku yang – – kita kenal di Madinah, suku ini kalau tidak salah suku Amir. Suku ini lagi menghadap ke Baitul Maqdis lagi salat Ashar. Turun ayat ini di waktu sebelum salat Zuhur. Nabi ﷻ salat di Masjid Haram, sedangkan orang-orang ini masih salat menghadap Masjidil Aqsa.
Dan utusan nabi ﷻ datang ke tempat mereka setelah atau sementara mereka salat Ashar. Keputusan nabi ﷻ teriak dari luar "Wahai Muslimin, sesungguhnya, kiblat telah dialihkan ke Ka'bah." Maka mereka pun akhirnya di dua rakaat salatnya – – ke Baitul Maqdis, dua rakaat lagi mereka salat ke Masjidil Haram. Maka dikenal dengan Masjid Kiblatain. Masjid yang memiliki dua kiblat. Juga di sini dikatakan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى pastikan kalau ahli kitab temen-temen sekalian, sangat tahu – – kalau betul-betul Ka'bah itu rumah Allah. Dan Allah memastikan mereka ahli kitab tahu kalau itu betul-betul petunjuk dari Tuhan. Pada saat itu teman-teman sekalian, akhirnya, seluruh orang Yahudi terdiam dan mereka tidak bisa lagi menyebarkan fitnah – – dan pada saat itu pula Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memastikan Ka'bah menjadi kiblat resmi muslimin sampai Hari Kiamat. Dan yang terakhir ada poin juga kejadian terakhir sebelum perang Badr para Ramadhan tahun 2 Hijriah diwajibkan berpuasa Ramadhan sebulan penuh. Dan nabi ﷻ memerintahkan muslimin untuk mengerjakan puasa pertama dalam Islam, dan waktu terjadi perang Badr terjadi di bulan Ramadhan –