Sirah Nabawiyah #6 : Dakwah Sembunyi-Sembunyi dan Terang-Terangan – Khalid Basalamah

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ Alhamdulillah, selalu saja kita memuji Tuhan kita Allah ﷻ, karena memang dengan memuji-Nya, segala kebutuhan kita – – akan dipenuhi oleh-Nya. Dan juga kita panjatkan salam hormat kita, selawat dan taslim kepada nabi besar Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ والصلاة والسلام – sebagai bentuk kepatuhan terhadap Sang Pencipta yang telah menjadikan membacakan salam hormat kepada beliau – – sebagai ibadah. Saudaraku seiman, kita akan lanjutkan bahasan kita Sirah Nabawiyyah. Dan kita akan melanjutkan bahasan yang tadi pagi atau tadi siang tepatnya, pada saat kita sudah selesai menutupnya. Tentang beberapa orang-orang Quraisy yang bertauhid. Yang bertauhid. Dan yang terakhir kita bahas tadi adalah surat Ad-Dhuha.

Surat yang turun setelah terputusnya wahyu yang ketiga. Setelah surat Al-Mudatsir, Al-Muzamil, kemudian surat Ad-Dhuha. Sebelum kita masuk ke masalah dakwah nabi ﷺ, sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, memang seperti itu judulnya – – di dalam buku-buku Sirah, maka kita akan sebutkan dulu beberapa orang-orang Quraisy. – yang tidak ikut-ikutan sembah berhala. Jadi teman-teman sekalian, orang-orang Quraisy beriman kepada Allah – – sebagaimana sudah kita sebutkan tadi. Mayoritas mereka mengenal Allah ﷻ Tetapi mereka berbuat kemusyrikkan. Mereka mendatangkan patung-patung yang diprakarsai oleh seseorang yang bernama – – Amru Bin Luhay, kemudian turun-temurunlah mereka menjadikan patung itu sebagai perantara antara mereka dengan Allah – – sementara patung itu adalah benda mati. Maka Allah cap mereka sebagai orang musyrik. Ada di antara Quraisy yang tidak ikut-ikutan sembah berhala. Tadi sempat ada yang bertanya kepada Saya, cuman kata beliau – – "Ustaz Saya enggak bisa hadir malam, Saya titip pertanyaannya." Kebetulan pertanyaan ini memang tidak perlu Saya tunggu sebentar – – sampai masuk waktu pertanyaan kita, karena memang sesuai dengan apa yang mau Saya sampaikan sekarang. Jadi Muhammad ﷺ sebelum ada ajaran Islam, atau ajaran syariat yang dibawa oleh Beliau, beliau beragama apa? Jadi di Mekkah itu teman-teman, masyarakat itu mengikuti ajaran nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ.

Di Mekkah, mereka mengikuti ajaran nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ, makanya pelajaran Sirah kita dimulai dari pelajaran sejarah – – nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ, kalau antum masih ingat dari awal kita ceritain Nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ datang membawa Hajar dan Ismail – – kemudian adanya air zam-zam, pembangunan ka'bah, segala macam, sampai disyariatkannya haji, itu adalah turun-temurun. Pertahankan. Hanya saja waktu antara nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ dan nabi Muhammad ﷺ sangat jauh. Dan memang tidak ada lagi nabi di Mekkah, maka karena lamanya waktu ini, kemudian datangnya Amru Bin Luhay – – ia mendatangkan patung, sehingga akhirnya ia mencampur-baurkan antara ibadah mereka.

Ibadah kemurnian – – syariat nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ dan dicampurbaurkan dengan kemusyrikkan. Jadi ini betul-betul pelajaran teman-teman sekalian. Tentang bahayanya orang berbuat musyrik. Banyaknya sekarang umat Islam yang begitu. Mereka bilang dalam salatnya – – اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ "Hanya kepada-Mu Ya Allah kami menyembah. Hanya kepada-Mu kami minta tolong." Lalu habis salat pergi minta-minta ke kuburan sebelah masjidnya. Baik, mana komitmen tadi kita mengatakan – – "Hanya kepadamu..Hanya kepadamu." ? Orang saleh pun meninggal. Sesaleh apapun mereka – – siapa yang lebih saleh daripada nabi-nabi? Siapa yang lebih saleh daripada para sahabat, teman-teman sekalian? Jelas tidak ada. Tapi nabi-nabi tetap kita bacakan selawat kepada mereka kan? Permintaan tambahan rahmat. Bahkan nabi Muhammad ﷺ orang yang paling mulia kita disuruh memberikan selawat untuk beliau. Minta agar Allah tambahkan – – karunia rahmat. Karunia dan rahmat yang luas kepada nabi ﷺ. Begitu juga para nabi-nabi, begitu juga para sahabat. Kita tetap mengatakan رضي الله عنه Kenapa kita doakan mereka? Karena memang orang sudah mati memang begitu perintahnya. Perintah agama kita disuruh doakan. Bukan kita yang datang minta-minta ke kuburannya. Belum pernah teman-teman ada satu riwayatpun yang menjelaskan sahabat-sahabat kalau waktu setelah nabi ﷺ – – meninggal mereka datang minta-minta di kuburan nabi.

Enggak pernah seperti perilaku banyak umat Islam sekarang. Taruh air lah, ambil tanahnya lah, berdoa di situlah, minta tolonglah, minta jodohlah, minta jabatan. Ini semua kemusyrikkan, ini musyrik saudaraku seiman. Tinggalkan tidak boleh. Allah ﷻ menyuruhkita memurnikan ibadah kepada-Nya. Makanya kalau para sahabat sendalnya putus, minta ke langit. Ya Allah sendal Saya putus, sakit. Ya Allah sembuhkan. Bukankah nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ mengatakan – – dan Allah kekalkan dalam Al-Qur'an
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ "Dialah yang menghidupkan dan mematikan Saya." Kemudian dalam ayat yang lain nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ mengatakan – و إذا مرضت فهو يشفين – "Kalau Saya sakit cuman dia yang menyembuhkan Saya." Kalimat tahudi semuanya, pengesaan kepada Allah ﷻ Berapa banyak orang terjerumus dalam kemusyrikkan dan tidak sadar. Menyembelih untuk kuburan, menyembelih untuk patung. Menyembelih untuk kuburan, padahal statusnya muslim. Atau menyebarkan segala macam apa di pertaniannya, di perkebunannya, memasang buhul-buhul, percaya kepada jin-jin. Ini semua perbuatan kemusyrikkan. Enggak ada dari ajaran nabi ﷺ kalau boleh pakai tenaga jin, nabi sudah pakai tenaga jin.

Iya kan? Di perang Uhudd, di perang Badr, di perang Khaybar. Enggak usah suruh sahabat berperang. Panggil aja jin suruh perang. Orang Mekkah enggak lihat kok. Bisa saja kan tapi enggak dilakukan. Karena memang itu bukan bagian dari syariat kita. Tidak bisa kita lakukan. Jadi hati-hati dengan kemusyrikkan teman-teman. Abu Jahalو Abu Lahab perhatikan, beriman kepada Allah loh. Mereka tahu ada Allah makanya tadi ayat yang Saya – – bacakan. Allah berfirman
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
وإذا سألتهم
"Hai Muhammad, kalau kau tanya mereka orang-orang Mekkah itu.." – من خلق السموات
"Siapa pencipta mereka?" "Yang mengatur dan menunduukan bulan dan matahari." "Mereka penduduk Mekkah pasti serentak mengatakan ada Tuhan namanya Allah." Tanya mereka Hai Muhammad, kenapa mereka sembah-sembah berhala itu kalau begitu? Untuk apa mereka datangkan berhala? Mereka jawab dan Allah kekalkan.
ما نعبدهم إلا ليقربنا إلى الله زلفى
0:06:29.047,0:06:34.190
"Kami enggak sembah berhala-berhala ini kecuali hanya perantara yang memudahkan kami mendekatkan diri – – sama Allah." Apa hubungannya? Kecuali Saya bilang tadi, kalau benda-benda itu memang dasarnya dalam Islam diperintahkan.

Untuk dipake. Tanah dipakai untuk sujud misalnya. Masjid dibangun begini lalu kemudian kita salat di dalamnya. Ka'bah tadi Saya bilang – – kita sujud ke arahnya. Karena ada perintahnya. Kalau enggak ada perintahnya enggak usah. Seperti kasus Hajar Aswad yang Umar bin Khattab mengatakan "Demi Allah Saya tahu kau hanya batu biasa – – kalau bukan Saya melihat Rasulullah ﷺ mencium, Saya tidak akan menciumu." Dan ini kemurnian Tauhid. Penting sekali teman-teman. Yang membuat kemuliaan Islam awal adalah ketauhidan. Kapan kita rusak itu, akan rusak semuanya dan ingat kaum Nabi Nuh? Nabi Nuh عَلَيْهِ السَّلَامُ – – mengingatkan kaumnya selama 950 tahun itu teman-teman sekalian, semuanya mengingatkan masalah Tauhid. Dan mereka tetap menyembah berhala. Akhirnya Allah binasakan mereka. Jadi ini harus digarisbawahi teman-teman sekalian.

Baik, di antara tokoh-tokoh Mekkah ada beberapa orang yang mahsyur disebutkan di dalam buku-buku sejarah. Kenapa empat orang ini secara khusus disebutkan namanya? Karena empat orang ini memang meninggal sebelum masa kenabian. Sebenarnya ada selain mereka yang mentauhidkan Allah, seperti Nabi Muhammad ﷺ, Abu Bakar, tidak pernah sujud – – kepada berhala. Tetapi Nabi ﷺ jadi nabi, Abu Bakar beriman kepada nabi ﷺ. Khadijah juga tidak pernah ikut-ikutan – – sembah berhala. Tapi nanti mendapat fase kenabian dan beriman. Tapi empat orang ini, empat-empatnya, dijamin oleh – – nabi ﷺ masuk surga. Artinya ada penyebutan hadis tentang mereka di surga. Itu karena mereka mentauhidkan Allah di masa orang-orang Quraisy menyembah berhala. Dan mereka sempat mendakwahi kaumnya. Jadi mereka masih menjaga kemurnian ajaran Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ Karena nanti di antara mereka juga ada yang mengikuti ajaran Nabi Isa عَلَيْهِ السَّلَامُ.

Empat orang ini teman-teman sekalian, adalah yang pertama Ustman Bin Talhah, kemudian Warakah bin Naufal, yang kedua. Nanti Saya ulangi lagi kalau mau ada yang tulis. Yang ketiga Zaid bin Amru bin Nufail. Kemudian yang terakhir Qis bin Sailah. Yang pertama Ustman bin Talhah. Yang kedua Warakah bin Naufal, yang ketiga Zaid bin Amr bin Nufail, dan yang keempat Qis bin Sailah. Saya akan sebutkan kisah ringkasnya keempat orang ini. Keempat orang ini teman-teman orang yang gelisah sekali di Mekkah. Karena mereka sudah sepuh, ya. Sudah berumur dan mereka memang tidak pernah menyembah berhala. Mereka gelisah melihat orang tawaf telanjang, orang sembah berhala, orang makan bangkai, minum darah – – segala macam. Di Mekkah jahiliyah luar biasa.

Mereka mengganti zikir-zikir dan doa kepada Allah dengan bersiul dan tepuk tangan. Begitu mereka pada saat tawaf. Itu Allah sebutkan dalam Al-Qur'an dalam ayat Al-Qur'an disebutkan – مكاء وتصدية "Mereka bersiul dengan tepuk tangan." (Al-Anfal (8) : 35) Maka mereka gelisah. Keempat orang ini lalu sepakat kita keluar dari Mekkah aja. Maka kita mulai dari Ustman bin Talhah dan Warakah bin Naufal. Dua orang ini keluar menuju ke negeri Syam. Dan keduanya akhirnya memenuhi pendeta Nasrani. Lalu mulai bertanya apa itu agama Nasrani? Pada saat itu, dengan mengambil kesimpulan bahwsanya Nasrani mengimani ada Tuhan namanya Allah, dan mereka – – mengatakan Isa datang setelah Ibrahim, maka berimanlah Warakah bin Naufal dengan Ustman bin Talhah.

Ini ringkas cerita keduanya, Ustman bin Talhah Saya pribadi tidak menemukan hadis – – menyebutkan tentang dia, tetapi Warakah bin Naufal ada sebagaimana Saya jelaskan tadi kasus setelah – – bertemu dengan nabi ﷺ dan dia mengatakan "Hai Muhammad demi Allah yang menemui kau adalah – – Namusl Akbar nama lainnya adalah Jibril عَلَيْهِ السَّلَامُ yang telah menemui Musa." "Kalau seandainya Saya mendapatkan masa – – kau dinobatkan nanti jadi nabi, sudah diperintahkan berdakwah, maka aku akan jadi penolongmu – – nanti aku beriman kepadamu pada saat kaummu mengeluarkanmu dari kota ini." Terus nabi ﷺ menyebutkan pada saat Warakah bin Naufal meninggal di masa enam bulan fase terputusnya wahyu – – aku diperlihatkan Warakah bin Naufal di surga." Kemudian Kisah Zaid bin Amr bin Nufail.

Ini agak unik sedikit kisahnya. Zaid bin Nufail lebih kritis, orangnya lebih kritis. Dia kemudian menemui pendeta Yahudi (bukan pendeta Nasrani). Dia pergi ke Negeri Syam yang dia – – tanya-tanya ke orang siapa orang yang paling pintar di muka bumi. Yang mengenal Allah. Maka simpang siur berita mereka mengatakan pendeta Yahudi. Ditanyalah orang Yahudi "Siapakah pendeta kalian – – "yang paling luar biasa yang kalian anggap paling pintar?" Ditunjuklah seseorang, datanglah Zaid رحمه الله ke sana Kalau kita ngobrol sama pendeta Yahudi, dia bilang jelaskan "Jelaskan kepada Saya agama Anda." Dijelaskanlah – – dan seterusnya macam-macam hukum Allah. Tertarik, Amru Bin Zaid ini. Dia bilang "Baik, Saya tertarik. Saya ingin masuk agama Yahudi." Bagaimana caranya? Waktu dia bilang bagaimana caranya teman-teman sekalian, ini yang membuat Zaid batali – – masuk Yahudi. Apa kata pendetanya? Kalau kau mau jadi Yahudi, kamu harus dimurkai sama Allah dulu – – baru kamu taubat, baru kamu masuk Yahudi.

Kata Zaid bin Amr "Saya tinggalkan Mekkah karena takut – – dari murka-Nya Allah." Ngapain Saya sekarang nyari murka-Nya Allah? Dia bilang itu syaratnya kalau mau Yahudi. Harus cari dulu masalah, biar Allah murka, baru kau taubat. Kemudian baru bisa masuk agama Yahudi. Kata dia "Saya tidak mau agama ini. Ada enggak orang pintar lain yang mengenal Allah selain Anda?" Dia bilang "Saya tidak tahu, kecuali pendeta Nasrani." "Karena mereka mengaku ada nabi setelah Musa." Baik, di mana tempat mereka? Ditunjuklah beberapa – – gereja. Pergilah Zaid bin Amr ini ke gereja tanya orang Nasrani, siapa pendeta yang paling pintar? Si Fulan, didatangilah pendeta itu. Tanya-tanya Nasrani, ternyata memang informasinya lebih lengkap. Karena orang-orang Nasrani beriman tentang Musa, tapi ada nabi lagi setelah itu namanya Nabi Isa.

Mereka beriman ada Taurat, mereka beriman ada kitab setelahnya namanya Injil. Berarti ini lebih sempurna. Apa hukum-hukumnya dijelaskan semua. "Saya mau masuk agama Nasrani." Jawabannya kata orang Nasrani juga membuat dia tidak jadi masuk Nasrani. Apa jawabannya? Waktu ditanya caranya masuk Nasrani? Kata pendeta itu dalam riwayat ini kamu harus sesat dulu. Setelah kamu sesat, kemudian kau taubat baru kau jadi Nasrani. Kata dia "Saya tinggalkan Mekkah supaya tidak sesat." "Ngapain Saya harus sesat sekarang?" Dia bilang itu syaratnya. Kata Zaid "Saya tidak mau kalau begitu." "Agama apa yang mengenal Allah, yang kau kenal yang kau tahu?" Dia bilang "Saya tidak tahu, yang Saya tahu cuman ada satu – – namanya agama Hanif." Apa itu agama hanif? Agamanya nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ.

Kan Allah sebutkan hanifa muslima, itu Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ punya Hanif. Hanif itu agama lurus. Mentauhidkan Allah. Pokoknya enggak ada sekutunya Allah, Allah itu Esa. Dan ini memang ajaran murni. Lalu kata Zaid "Bagaimana caranya? Lalu siapa yang harus Saya temui itu untuk belajar?" Kata pendeta itu "Enggak ada lagi. Enggak ada orang lain. Saya orang pun tidak tahu itu." Itu dulu agama di Mekkah. Maka Zaid bin Amr pun kembali ke Mekkah, teman-teman sekalian. Lalu dia mengatakan di tengah jalan"Ya Allah, aku bersaksi dan Engkau menjadi saksinya bahwasanya – – aku menganut agamanya Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ, aku beragama Hanif. Aku akan menyembah Allah.." – – "tidak menyekutukannya, dengan tidak menyembah berhala, tapi aku tidak tahu bagaimana caranya beribadah, Ya Allah." "Pandulah aku." Dia tidak tahu bagaimana caranya." Maka yang dia lakukan adalah, dia coba selalu mencari jalan untuk memurnikan hubungan kepada Allah. Misalnya, dia kalau lagi begitu masuk. seperti sabda Nabi ﷺ menceritakan keadaannya Zaid bin Amr – – waktu nabi belum jadi nabi. Beliau mengatakan "Aku melihat Zaid bin Amr bersandar pada dinding Ka'bah setiap hari." Semenjak pulang dari negeri Syam tadi, dia bersandar di dinding Ka'bah lalu dia mengatakan – – nabi ﷺ mengatakan "Saya melihat Zaid bin Amr bersandar di Ka'bah sambil memperhatikan talbiyahnya orang – – orang Quraisy." Kalau kita ulas, teman-teman, pelajaran yang lalu, talbiyah yang syar'i dari nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ – – dan nabi Muhammad ﷺ juga ajarkan kita adalah لَبَيْكَ اللَّهُمَّ لَبَيْكَ.

"Ya Allah aku jawab penggilan-Mu dengan santun." لَبَيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَيْكَ."Saya jawab panggilan-Mu dengan santun dan tidak ada sekutu bagi-Mu." إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ "Segala puji dan nikmat dan kerajaan milik-Mu.." ا شَرِيْكَ لَكَ " Tidak ada sekutu bagi-Mu." Ini tepat ini. Ini namanya Talbiyah tauhid. Pengesaan Allah tanpa sekutu. Amru Bin Luhay waktu dia lihat orang Mekkah bertalbiyah begini, dia sudah terlanjur masukkan patung-patung. Dan dia bilang ini patung-patung perantara antara kalian sama Allah. Bagaimana caranya supaya orang Mekkah mau ber-talbiyah. Ini sudah turun-temurun dari zaman Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ. Maka dai tambah kalimat syirik. Kalimatnya adalah – إلا شريكا هو لك تمليكه وماملك – Naudzubillah. Artinya "kecuali sekutu ya Allah." Ada sekutu yang kami taruh-taruh patung ini jadi sekutu-Mu. "Yang Kau juga menguasainya dan Kau pemiliknya." Tapi tetap kalimat إلا شريكا "Kecuali sekutu." Ada sekutu yang disekutukan sama Allah. Maka Zaid bin Amr kata nabi ﷺ "Berteriak pada saat mereka sudah mengatakan." "Sampai kalimat لَبَيْكَ اللَّهُمَّ لَبَيْكَ. لَبَيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَيْكَ. إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ" Pas di situ sebelum mereka tambah kalimat syririknya – – Dia berteriak "Cukup-cukup, jangan disambung." Selalu dia berkata begitu.

Berhentilah. Lalu orang-orang Quraisy melempari dia dengan batu. Menyuruh Zaid bin Amr رحمه الله untuk meninggalkan tempat itu. Dia juga tidak cukup sampai di situ. Dia tetap aja, dia lakukan. "Jangan." "Bertauhidlah kepada Allah. Ini ajaran nabi Ibrahim, harus Hanif dan lurus. Enggak boleh." Jadi dia coba cari celah, di mana ada kalimat syirik, maka ditinggalkan sama dia. Begitu juga dengan orang-orang Quraisy, mereka sudah datang membawa sembelihan-sembelihan lalu kemudian mereka – – menyembelih untuk patung-patung itu. Ada di antara mereka teman-teman yang menggunakan nama Allah. Pada saat mau menyembelih, mereka menggunakan nama Allah, tapi untuk berhala.

Tapi untuk berhala. Jadi misalnya, orang Islam sekarang menyembelih untuk laut. Supaya kapalnya enggak tenggelam. Penjaga lautan lah, untuk melakukan apalah, untuk kebun, untuk rumah baru, segala macam, menyembelih bukan untuk Allah. Walaupun menggunakan nama Allah ini bisa syirik. Karena tujuannya untuk itu. Bukan untuk Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ murni. Maka Zaid bin Amr berdiri di dekat mereka. Jangan sembelih, untuk patung-patung ini. Sembelihlah. Allah yang menciptakan hewan-hewan ternak ini untuk kalian nikmatin. Kenapa kalian menyembelih untuk berhala? Dan mereka habis disembelih – – mereka enggak makan daging itu. Dagingnya dibuang aja di situ sampai membusuk di dekatnya berhala itu. Jelas-jelas patung enggak bisa makan. Ya Rusaklah dagingnya. Tapi begitu yang mereka lakukan. Tapi Zaid bin Amr terus mengingatkan – – Terus mengingatkan. Sampai akhirnya, Zaid bin Amr ini meninggal. Dia wafat lima tahun seblum penobatan nabi ﷺ jadi nabi. Dan nabi ﷺ bersabda dalam hadis sahih "Aku diperlihatkan Zaid bin Amr mengenakan pakaian-pakaiannya di surga." Juga dalam hadis yang lain, Zaid akan dibangkitkan satu umat.

Jadi dia sendiri hari kiamat, sendirian. Seperti satu umat sendiri. Artinya dia dipastikan akan selamat dengan izin Allah. Dan nabi ﷺ sempat bersahabat dengan Zaid. Karena nabi ﷺ juga tidak sembah berhala. Tapi waktu itu belum ada perintah syariat beliau dinobatkan jadi nabi. Yang terakhir yang keempat, teman-temat sekalian, adalah Qishi bin Sailah. Qishi bin Sailah juga orang yang bertauhid dan tidak syirik. Dan dia lebih dulu berdakwah daripada Zaid bin Amr, daripada Ustman bin Talhah, daripada Warakah bin Naufal. Kalau Ustman – – bin Tahlal dan Warakah bin Naufal, mereka tidak mendakwahkan agama Nasrani di Mekkah. Mereka cuman ambil buat diri mereka sendiri. Kalau Zaid bin Amr, dia menjalankan agama Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ, dan Qish bin Sailah juga bertauhid tapi dia tidak menyatakan agama apa yang dia pegangi. Dia cuman berjalan dengan apa yang sudah dianggap bagian daripada syariat Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ di Mekkah. Karena dia sering melakukan atau melarang orang-orang untuk menyembah berhala, menyembelih seperti tadi, maka dia diusir dari Mekkah. Waktu dia diusir dari Mekkah, maka dia pun hidup di padang pasir. Dalam beberapa Ashar disebutkan kalau Qishi bin Sailah ini orangnya sangat dewasa. Bijaksana dan kadang-kadang orang Mekkah kalau ada masalah tanya sama dia. Saking seringnya dia hidup di padang pasir dan sendirian – – maka dia hidup dalam Uhush dalam bahasa Arab, sama hewan-hewan liar.

Sampai dikatakan dalam satu kisah, beberapa orang Mekkah – – pernah mau bertanya sama dia, minta pendapatnya, dia sedang minum di genangan air bersama singa-singa. Pada saat itu dia sempat memukul beberapa ekor singa sambil mengatakan "Berikan temanmu minuman." Jadi saking seringnya sudah hidup sama hewan-hewan, dia tinggal di luar dari Mekkah. Itu yang dinukil dari kisah Qishi bin Sailah. Dan juga ini sama dengan Ustman bin Talhah yang tidak Saya temukan, Saya pribadi, bahwasanya nabi ﷺ bersabda – – "Mereka di surga." Tapi yang dua tadi, jelas-jelas ada hadisnya walaupun sebagian ulama mengatakan keempat nama ini, karena mereka – – bertauhid atau yang duanya mengikuti ajaran Isa عَلَيْهِ السَّلَامُ selama mereka tidak menyekutukan Allah, dan kita tahu sebelum nabi Muhammad ﷺ – – setiap nabi diutus untuk wilayahnya masing-masing. Misal Mekkah, oleh nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلَامُ. Penduduk Mekkah walaupun di sana keluar Isa – – di bani Israil, mereka cukup ikutin namanya ajaran Ibrahim.

Mereka enggak perlu ikutin Injil. Tapi kalau ada di antara mereka – – yang mau pergi ke negeri Syam untuk beriman, itu tidak masalah.mereka ikuti syariatnya. Karena nabi-nabi sebelum nabi Muhammad ﷺ – – untuk wilayahnya saja. Jadi kalau orang wilayah itu beriman pada nabi itu, jalankan syariat sudah cukup. Kecuali nabi Muhammad ﷺ, begitu beliau datang, seluruh dunia ini harus beriman. Enggak ada lagi wilayah yang terpilah-pilah. Masih ingat Saya pernah cerita.

Nabi Musa عَلَيْهِ السَّلَامُ sejaman dengan Nabi Khidir. Beda masing-masing punya syariat. Kemudian ada nabi Syuaib yang mertuanya nabi Musa عَلَيْهِ السَّلَامُ – – beda, di Madyan dengan nabi Musa عَلَيْهِ السَّلَامُ di Palestina dan Mesir. Kita tahu nabi Isa sejaman dengan sepupunya sendiri nabi Yahya. Masing-masing punya hukum. Nabi Yahya عَلَيْهِ السَّلَامُ punya hukum sendiri. Maka masing-masing berjalan. Dan orang-orang yang hidup di wilayah masing-masing, kalau mengikuti syariat nabinya sudah cukup. Tapi mereka harus mengimani keberadaan nabi-nabi yang lain. Cuman penerapan hukum seperti itu. Makanya tadi kalau ada yang bertanya – – misal "Bagaimana Warakah bin Naufal bisa masuk surga? Sementara dia menganut agama Nasrani?" Karena memang dia punya hak pada saat itu. Pada saat itu orang bisa mendatangi wilayah di mana ada nabi, lalu dia beriman padanya, menjalankan syariatnya. Seperti itulah sebelum adanya nabi ﷺ. Baik, sekarang kita, teman-teman sekalian, masuk ke dalam fase dakwah. Karena tadi kita sudah terangkan ada surat Al-Mudatsir dan ada surat Al-Muzammil. Kan jelas ayatnya. "Hai orang-orang yang berselimut, bangunlah." Disuruh nabi ﷺ menyampaikan dakwah, turunlah beberapa hukum-hukum syariat. Walaupun teman-teman sekalian, fase dakwah nabi ﷺ itu ada dua; tiga belas tahun di Mekkah, dikenal dengan fase Makiyah – – dan ada sepuluh tahun dikenal dengan fase Madinah.

Kalau di ayat dikatakan ayat Makiyah dan Madaniah. Kalau teman-teman baca Al-Qur'an ada terjemahan ayat-ayat Makiyah maksudnya ayat-ayat yang turun di kota Mekkah atau fase Mekkah. Dan ayat-ayat Madaniah yang turun di Madinah. Umumnya, ayat-ayat Al-Qur'an yang turun di Mekkah itu berisi tentang kisah-kisah umat sebelum kita. Kisah-kisah tentang surga dan neraka, siksa kubur. Ini semuanya isinya seperti itu, peringatan-peringatan. Jadi belum mencapai hukum-hukum syar'i. Kecuali sebagian kecil. Kalau ayat-ayat Madaniah yang di Madinah, itu semuanya tentang hukum. Hukum, seperti kita tahu 2 Hijriah (nanti kita pelajari) – – mulai ada yang puasa Ramadhan, mulai ada perintah-perintah jihad, mulai ada perintah di fase Madinah untuk haji dan umrah sesuati syariat Allah ﷻ Jadi banyak yang terjadi di hukum-hukum Madinah itu. Baik, kita mulai dengan dakwah sembunyi-sembunyi. Kita InshaAllah juga akan – – terangkan dakwah terang-terangan. Setelah turun surat Al-Muzammil, nabi ﷻ mulai berdakwah. Dan pada paling awal beliau dakwahi adalah – – istrinya yang tercinta, Khadijah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاا dan Khadijah tidak ragu dan langsung menerima Islam dan dia wanita pertama yang menganut Islam. Kemudian nabi ﷻ mendatangi anak angkatnya namanya Zaid bin Haritsah, atau hamba sahayanya. Beliau seorang budak yang dihadiahkan – – Khadijah untuk nabi ﷻ pada saat menikah, sebelum Zaid bebas, sebelum masuk dalam keterbudakan, kalau masih ingat ceritanya – – beliau adalah anak kepala suku dan Ayahnya bernama Haritsah.

Kemudian suku Haritsah dan suku lain berperang lalu kemudian kalah. Pada saat kalah, Zaid ditawan oleh musuh lalu diperjual-belikan oleh musuh di pasar Mekkah. Lalu dibeli oleh Khadijah. – Khadijah hadiahkan kemudian kepada nabi Muhammad ﷻ Harits mendengar, cari tahu di mana anaknya sampai dia tahu kalau ada di tangan nabi ﷻ. Di tangan seorang tokoh Mekkah namanya Muhammad. Sebelum beliau jadi nabi ini. Kemudian dia datang dan berkata "Hai Muhammad, Saya Harits. Zaid ini adalah orang yang bebas dan bukan budak." "Berapa pun kau minta tebusannya, Saya akan bayar." Karena Dia orang bebas.

Suku Saya berperang dan kalah." Kata nabi ﷻ "Enggak usah bayar. Tanya Zaid. Kalau Zaid pilih kamu silahkan, dia bebas. Kalau dia pilih Saya, kau harus bisa menerimanya." Kata Harits "Baiklah." Datanglah kepada Zaid. Sangat bijaksana. Lalu didatangi anaknya. "Hai Zaid, tinggal kau pilih saja Ayahmu, kau akan – – ".. kembali kepada sukumu, kau akan menjadi pengganti ayahmu menjadi kepala suku." Muhammad sangat bijaksana. "Atau kau pilih Muhammad tetap dalam keterbudakan?" Kata Zaid "Demi Allah, aku tidak akan pernah mendahulukan atau mengedepankan.." – – "..siapapun atas Muhammad." Dalam riwayat lain dikatakan "Aku tidak akan mendapatkan siapapun yang berperilaku seperti baiknya Muhammad padaku." Jadi sampai kebaikan ayahnya pun, dilupakan. karena baiknya Muhammad ﷻ.

Ulama mengatakan ini tentu ada hikmah-hikmah syar'i. Ada hikmah syar'i. Ini bukan masuk ke dalam bab durhaka dengan orang tua. Tidak. Karena Zaid bukan niat durhaka. Zaid niat untuk menerima pilihan dari Ayahnya. "Ikut sama Muhammad tetap budak, atau ikut Saya jadi anak kepala suku?" Dan dia tidak menolak Ayahnya, tapi dia disuruh milih. Maka dia lebih milih tinggal sama nabi ﷻ. Dari semenjak kisah itu, maka Zaid diganti namanya dari Zaid bin Harits menjadi Zaid bin Muhammad sampai turun firman Allah ﷻ – – dalam surat Al-Ahzab, surat nomor 33 ayat 40.
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ ٤٠ "Muhammad bukanlah sekali-kali bapak di antara seseorang daripada kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi-nabi – – "Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatunya." Ayat tadi ini, melarang penisbatan nama selain ayah sendiri pada seseorang, makanya Zaid dikembalikan namanya menjadi Zaid bin Harits. Dan Saya sudah sebutkan tadi, termasuk istri tidak boleh mengganti nama Ayahnya walaupun Ayahnya itu orang kafir. Walaupun Ayahnya itu orang kafir. Kita tahu Abu Thalib meninggal dalam keadaan kufur. Tapi Ali bin Abi Thalib. Jelas tetap saja. Khattab, Ayahnya Umar setahu Saya meninggal dalam keadaan kufur. Maka Umar Bin Khattab tetap nisbat namanya.

Dan banyak yang lain seperti itu, banyak yang lain. Jadi memang mereka meninggal dalam keadaan kufur tetapi tidak ada penghapusan penisbatan nama. Karena itu kuasa Allah ﷻ. Zaid bin Harits tumbuh di rumah nabi ﷻ dan pada saat perintah dakwah datang dia langsung beriman pada risalah nabi ﷻ. – dan dialah sahaya pertama yang masuk Islam, setelah tadi khadijah adalah wanita pertama. Kemudian orang ketiga yang masuk Islam adalah sepupu nabi ﷻ yang diambil oleh nabi ﷻ, tinggal di rumahnya. Namanya adalah Ali Bin Abi Thalib رضي الله عنه Nah ini ada kisahnya sendiri. Nabi ﷻ dulu, sebagaimana Saya ceritakan teman-teman pada saat Abdul Muthalib – – saat kakeknya meninggal di umur delapan tahun, maka Abu Thallib mengambil nabi ﷻ dan tinggal di rumahnya sampai menikah dengan Khadijah. Jadi umur delapan tahun sampai umur dua puluh lima tahun tinggal sama Abu Thalib. Tetapi, setelah dia berbinis ﷻ di umur dua puluh satu tahun – – beliau sudah mulai membantu pamannya, sudah tidak lagi bergantung. Dan ada cerita yang Saya sampaikan kalau masih ingat. Baginda nabi ﷻ adalah orang yeng memiliki akhlak yang sangat mulia. Jadi di rumah Abu Muthalib, karena dia sibuk mengurus – – dari suku Abdiddar, mengurus Ka'bah, kalau dia punya sedikit langsung dihabiskan untuk mengurus Ka'bah.

Jadi dia miskin, enggak punya apa-apa. Jadi kalau disiapin makanan, dikeroyokin sama anak-anaknya yang cukup banyak. Maka nabi ﷻ tidak ikut-ikutan dan tidak pernah berebut makanan di situ. Akhirnya kata Abu Thalib – – kepada istrinya "Kalau kau siapkan makan, buatkan sendiri untuk Muhammad, karena Muhammad tidak berebut sama mereka." Kadang-kadang kan nabi ﷻ sampai berhari-hari kelaparan karena tidak dapat makanan. Nah untuk membalas jasa pamannya sekarang – Beliau menikah dan sudah punya kemampuan, beliau mendatangi pamannya yang lain namanya Abbas. Nanti beliau masuk Islam رضي الله عنه Ayahnya Abdullah bin Abbas, ya. Dia mengatakan "Wahai paman, kayaknya pamanku yang satu Abu Thalib – – kita tahu keadaannya. Anaknya banyak. keadaan ekonominya miskin. Bagaimana kalau kita ambil anak-anaknya?" "Kita ambil anaknya-anaknya supaya meringankan bebannya Abu Thalib." Kata Abbas "Pemikiran yang bagus." Rasulullah ﷻ bilang "Saya ambil satu, Anda ambil satu, siapa ambil satu, keluarga-keluarga bagi. Kita hidupkan tetap dia bertemu dengan ayahnya tapi – – kita yang biayai hidupnya, tinggal serumah dengan kita." Maka pada saat itu mereka menyampaikan hajatnya kepada Abu Thalib. Abu Thalib mengatakan kalau kalian meninggalkan untuk Saya Aqil – – Aqil ini anak tertuanya, maka yang lain silahkan ambil, enggak masalah. Yang penting Aqil tinggal bersama Saya." Maka nabi ﷻ pun – – memilih Ali bin Abi Thalib dan ini satu karunia yang besar sekali dari Allah yang Maha Tinggi dan Maha Pemurah untuk Ali رضي الله عنه Bagaimana dia hidup di rumah nabi ﷻ, rumah kenabian, dan nanti nabi ﷻ juga menikahkan dia dengan anak nabi ﷻ, Fatimah, yang sudah mahsyur tentunya.

Kemudian, setelah selesai itu juga nabi ﷻ mengajak anak-anaknya sendiri. Semua anak perempuan, Ruqayah, Umu Kalsum, Zainab dan juga Fatimah – – رضوأن ألله علىهم mereka semua langsung terima kenabian Ayahnya. Lalu nabi ﷻ tidak menunda subhanallah. Di hari itu juga dan ini adalah ciri orang beriman. Kalau sudah tahu kebenaran, sudah tahu dalilnya – – sampaikan. Jangan ditunda. Kita enggak tahu umur. Sampaikan tentang salat, sampaikan tentang apa saja yang kita sudah jelas ilmunya. (Orangnya) enggak salah pun sampaikan saja, karena itu jadi amal jariyah buat kita dan ilmu itu amal jariyah yang luar biasa – – sekali kita ajarkan ke orang, dia paham sampai dia mati atau meninggal tuh. Diamalkan atau tidak diamalkan, minimal dia sudah paham. Apalagi kalau dia amalkan sama dia. Apalagi kalau diajarkan ke orang lain. Maka nabi ﷻ langsung keluar rumah dan menemui sahabat yang paling dekat dengan beliau yaitu Abu Bakar رضي الله عنه dan Abu Bakar adalah namanya – – Abdullah bin Abu Kuhafah.

Abu Bakar itu adalah julukannya, tapi namanya Abdllah bin Abi Kuhafah رضي الله عنه . Sahabat yang sangat luar biasa. Datanglah nabi ﷻ lalu mengatakan "Wahai Abu Bakar, Saya adalah utusan Allah, telah datang wahyu.." Diceritakan semua begini-begitu – kata Abu Bakar adalah "Engkau adalah utusan Allah أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. Spontan. Sampai kata nabi ﷻ "Tidak ada orang yang aku ajak Islam.." Maksudnya bukan Khadijah, bukan Ali, bukan Zaid, bukan orang-orang yang pertama – – setelah Abu Bakar. "Tidak ada orang yang aku ajak setelah Abu Bakar masuk Islam kecuali bertanya melainkan Abu Bakar." Abu Bakar tidak pakai bertanya.

Langsung saja syahadat. Setela itu Abu Bakar sangat cerdas. DIa bertanya kepada nabi ﷻ "Ya Rasulullah.." Tadinya panggil nama Muhammad, sahabat dekatnya. Begitu tahu tahu utusan Allah "Wahai utusan Allah apa yang Anda perintahkan kepada Saya ini? Ini Saya sudah tahu kebenaran." "Apa yang harus Saya lakukan. Kata nabi ﷻ "Sebarkan semampumu." "Baik Ya Rasulullah." Keluar nabi ﷻ sama Abu Bakar. Dan Abu Bakar enggak pakai tunggu, teman-teman, hari itu juga ia keluar dan cari teman-teman dekatnya. Dan orang yang paling dekat dengan Abu Bakar adalah Ustman bin Affan. Jalan ke Ustman bin Affan hai ustman begini-begini. Syahadat langsung. Dan ini luar biasa ya. Berarti semua perbuatan Ustman dari pertama syahadat – – sampai jadi Khalifah, Abu Bakar panen pahalanya. Dan ini perilaku yang luar biasa teman-teman. Jangan tunda. Teman-teman pedagang sudah tahu di pengajian, sebarkan pengajian itu di pasar. Yang kerja di kantor, sebarkan di kantor.

Kalau mereka berubah teman-teman sekalian, maka itu luar biasa. Sebarkan ke keluarga juga. Kebaikan-kebaikan itu jangan ditunda. Jangan kasih peluang orang lain yang melakukannya, karena kita membutuhkan itu. Jangan sibuk, anak-anak kita terus sekolah yang kita andalkan. Antum punya andil apa? Didik mereka, ajarkan mereka kebaikan-kebaikan, jangan cuman sekolah kita andalkan. Karena kita juga butuh amal jariyah dari mereka. Lalu setelah itu, tentu kita sudah tahu ya Ustman punya banyak sekali hadis.

Di antaranya nabi ﷻ mengatakan – – "Tidakkah Saya malu dengan laki-laki yang malaikat pun malu padanya." Itu Ustman bin Affan. Karena luar biasa ibadahnya. Sampai sebagian ulama mengatakan "Karena Ustman bin Affan tidak pernah melihat kemaluannya sendiri." Apalagi melihat kemaluan orang lain. Jadi malaikat pun malu sama dia. Sampai luar biasa begitu. Kemudian Ustman bin Affan juga, yang nanti akan kita pelajari Insha Allah bagaimana dia membiayai peperangan-peperangan – – sampai kata nabi ﷻ "Tidak ada lagi yang bisa menahan Ustman masuk ke surga setelah apa yang dia lakukan hari ini." Berinfak luar biasa. Ada kisahnya Saya sebutkan di YouTube tentang Ustman bin Affan رضي الله عنه Tapi inti yang ingin kita titikberatkan, semua pahala Ustman dipanen oleh siapa? Hanya dengan ngajak syahadat. Enggak ada ruginya. Enggak ada capeknya. Enggak ada biayanya. Ajak syahadat. Nanti bagaimana kalau dia engga terima, Ustaz? Bukan urusan kita dia enggak terima. Sampaikan dulu. ما عليك إلا بللاغ"Tugasmu cuman sampaikan." Saya datang ke sini, teman-teman, Saya cuman sampaikan. Entah siapa di antara antum yang amalkan Allahu A'lam. Yang amalkan Alhamdulillah, akan jadi amal jariyah buat Saya.

Sampaikan saja. Baik, kemudian tidak berhenti sampai di situ. Begitu Ustman bin Affan selesai syahadat, sama Abu Bakar "Saya pamit ya." Langsung pergi ke rumah sebelah. Di sebelah rumahnya Ustman ada sahabat yang mulia. Sahabat yang salah satu juga dijamin masuk surga. Zubair bin Awam. Terkenal dengan keberaniannya luar biasa dalam peperangan. Zibair bin Awam ini anaknya Sofhiah. Sofhiah itu tantenya nabi. Ini sepupu nabi sendiri loh. Jadi bagaimana Abu Bakar jelinya mencari orang-orang yang terdekat dengan nabi yang didatangin. Sebelum ada orang lain yang mendahuluinya;. Abu Bakar bukan mencari kerabat-kerabatnya. Orang-orang yang terdekat dengan nabi dulu – – sepupu-sepupunya nabi didatangi semuanya. Dan waktu itu Zubair bin Awam berumur 16 tahun. Anaknya Sofhiah. Sofhiah ini tantenya nabi ﷻ Dan Zubair bin Awam sangat terkenal kalau dia ada di medan perang teman-teman sekalian, musuh sudah takut. Begitu lihat Zubair – – mereka cari tahu siapa prajurit muslim yang paling kuat. Kalau sebut ada Zubair di sana, mereka sudah ketakutan.

Zubair suka bawa dua tongkat tajam ditaruh di pundaknya dua. Punya ciri khas warna. Dia kalau berhadapan musuh di medan perang, peperangan manapun – – Zubair ini selalu di depan. Ini musuh dia di depan sini. Pasukan muslim di belakang ini. Sambil melihat mukanya musuh. Tunggu di belakang takbir, dia masuk serbu duluan. Sendirian, sampai ke belakang pasukan musuh dia kembali lagi. Mati terbunuh, ya mati syahid. Saking beraninya luar biasa. Sampai musuh ketakutan kalau ada dia. Karena satu orang bisa mengacak-acak macam-macam. Seperti itulah. Dan yang panen pahalanya adalah siapa? Abu Bakar, karena dia dakwah. Karena sampaikan. Kemudian teman-teman sekalian, tidak cukup sampai di situ. Dia mendatangi sahabat dekatnya Zubair. Juga satu dijamin masuk surga. Talhah bin Ubaydilah. ini juga salah satu yang dijamin masuk surga. Orang yang terkenal bersaing dengan Ustman bin Affan. Dalam sedekah. Kalau antum dengar di YouTube sudah ada serial sahabat Alhamdulillah sudah sampai 18 serial sahabat, salah satunya adalah – Talhah bin Ubaydilah lihat bagaimana infaknya dia dalam hidupnya. Luar biasa kiprah-kiprahnya dalam peperangan sampai Talhah bin Ubaydilah ini – – memberikan julukan sama Abu Bakar adalah Perang Uhud miliknya Talhah bin Ubaydilah. Karena waktu nabi ﷻ terdesak, dia yang menahan dengan badannya, sampai dia pingsan gara-gara luka semua badannya.

Tangannya sampai terputus, giginya sampai ompong di perang Uhud itu. Sampai para sahabat kemudian mengatakan ompongmu – – membawamu masuk surga. Karena jatuh giginya itu justru karena membela nabi ﷻ . Dan mereka mengatakan "Allah memberikan ketampanan pada Talhah, justru pada saat dia sudah ompong lebih tampan lagi." Memang iya, begitu yang dinukil dalam riwayat. Allah berikan begitu luar biasa. Sudah masuk Isya? Baik sebentar. Kemudian setelah Talhah bin Ubaydilah masuk Islam, ini masih hari yang sama, Abu Bakar enggak tunda nih. Juga dipanen pahalanya. Datang dia kepada sahabatnya yang mulia, salah satu juga yang dijamin masuk surga. – – Sa'ad bin Abi Waqash, sahabat yang mulia luar biasa. Seluruh wilayah Persia, takluk di tangannya, Sa'ad bin Abi Waqash.

Seluruh wilayah Persia. Jadi Iran, Irak, Afghanistan, Rusia, semua itu teman-teman sekalian, masuk Islam dengan perantara Sa'ad bin Abi Waqash. Panen pahalanya luar biasa. Puluhan juta orang masuk Islam dan ulama-ulama kita tahu seperti Imam Abu Hanifah di sana. Kemudian kita juga tahu juga Imam Ahmad di sana, di Irak. Kita tahu enam-enamnya ahli hadis. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa’i ini semua ada di Negeri Persia sana. Imam Bukhari dari Negeri Bukharah.

Imam Muslim dari Nisabur, semuanya wilayah Rusia ini. Semuanya dipanen pahalanya sama Sa'ad bin Waqash. Dan yang membuat dia masuk Islam adalah Abu Bakar. Dan yang terakhir masuk Islam, bilang Abu Bakar, bukan terakhir pada hari itu saja – – masuk Islam seorang sahabat nabi yang lain, yang juga dijamin masuk surga. Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه Ini juga masuk Islam di tangannya Abu Bakar, orang-orang yang besar-besar semua ini masuk Islam di tangannya hanya karena yakin "Oh ini Rasulullah." Sudah sampaikan langsung.

Enggak ada keragukan sama sekali. Seperti itulah yang luar biasanya. Maka Abdurrahman pun mengucapkan syahadat. Siapa yang tidak kenal Abdurrahman? Sampai Umar bin Khattab pada saat beliau mau meninggal mengumpulkan 6 orang sahabat yang terjamin masuk surga – – dia tunjuk Abdurrahman menjadi kandidat terkuatnya. Tapi dia enggak mau tunjuk, Umar رضي الله عنه mengatakan "Hai Abdurrahman.." – – "kau memimpin majelis untuk memilih kandidat Khalifah setelahku. Tapi kau pemimpin majelisnya." Dan pada saat itu pun – – Umar mengatakan "Kalau Abdurrahman yang jadi Saya setuju." Karena dia luar biasanya percaya dengan orang ini. Ini juga masuk Islam di tangan Abu Bakar رضي الله عنه , kemudian teman-teman kita tutup yang sekarang sampai azan Isya saja ini. Dari kasus ini dapat diambil pelajaran bagaimana kejelian dan kecerdasan Abu Bakar رضي الله عنه dalam mendakwahkan Islam.

Sampai Rasulullah ﷻ bersabda setelah itu "Bila ditimbang iman seluruh umat ini, dengan imannya ABu Bakar – – Iman umat ini, semua kita ini, semua sahabat, semua tab'in, semua ulama, semua masyarakat awam yang sudah mati yang sekarang hidup – Yang akan lahir nanti. Semua umat ini sampai hari Kiamat ditaruh imannya di suatu timbangan dan Iman Abu Bakar di timbangan sebelahnya – – tetap iman Abu Bakar paling berat Karena tidak ada ragu. Halal-halal, haram-haram, selesai. Hidupnya untuk itu sudah. Enggak ada bimbang, enggak ada ragu. Benar enggak ini ya? Lalu kemudian kata nabi ﷻ "Demi Allah.." Dalam hadis sahih "..Tidak ada seorang pun yang menginjakkan kakinya di muka bumi." – "lebih mulia setelah para nabi-nabi seperti Abu Bakar." Sampai ulama mengulang kesimpulan bahwasanya setelah nabi-nabi – – yang datang adalah Abu Bakar رضي الله عنه Ini sahabat nabi yang mulia.

Sahabat-sahabat nabi Isa, sahabat nabi Musa semuanya itu masih di bawahnya Abu Bakar رضي الله عنه Karena beliau adalah sahabat nabi ﷻ dan memang beliau dipuji oleh nabi ﷻ seperti ini. Dan tentu masih banyak sekali.' Julukan-julukan diberikan oleh nabi ﷻ yang akan kita lihat di kedepannya di antaranya adalah diberikan julukan As-Siddiq. Yang akan kita ceritakan pada kisah Isra Mi'raj InshaAllah. Mungkin begitu dulu kita salat Isya. Kita akan lanjutkan InshaAllah setelahnya. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ اللهَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ الحَمْدُ لله والصلاة والسلام على رسول الله Segala puji bagi Allah ﷻ juga selawat dan taslim untuk nabi besar Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ والصلاة والسلام . Kita melanjutkan sekalian bahasan tentang dakwah terang-terangan. Kita pindah teman-teman sekalian di sub-judul yang lain – – setelah berjalan beberapa waktu, tapi Saya pribadi tidak menemukan beberapa bulan, atau beberapa hari kah jaraknya, ini tapi yang jelas – – Allah ﷻ memerintahkan setelahnya kepada baginda nabi ﷻ yang disebutkan dalam surat Al-Hijr.

Surat nomor 15 ayat 94 – 99. Surat ini menjelaskan tentang perintah Allah yang Maha Tinggi dan Maha Pemurah untuk menjelaskan atau menyampaikan agama kepada seluruh masyarakat Mekkah. Bahkan keluar dari Mekah sekalian. Bunyinya
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ ٩٤ اِنَّا كَفَيْنٰكَ الْمُسْتَهْزِءِيْنَۙ ٩٥ الَّذِيْنَ يَجْعَلُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۚ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ ٩٦ وَلَقَدْ نَعْلَمُ اَنَّكَ يَضِيْقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُوْلُوْنَۙ ٩٧ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِّنَ السّٰجِدِيْنَۙ ٩٨ وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ ࣖࣖ ٩٩ "Sampaikanlah Hai Muhammad, Fasda itu perintah." Kata Amr. "Sekarang kau sampaikan Wahai Muhammad secara terang-terangan." Segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. Yang tidak mau menerima tinggalkan saja. Yang penting kamu selalu sampaikan, tidak usah khawatir kamu disakiti atau diganggu. Sesungguhnya Kami akan memeliharamu dari kejahatan – – orang-orang yang mengolok-olokmu. Yaitu ada orang yang menganggap ada Tuhan lain di samping Allah atau menyekutukan Allah. Maka kelak mereka akan mengetahui akibat dari perbuatan mereka. Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan. Dan sebagian ulama tafsir mengatakan "Ini adalah informasi tentang para dai." Kalau pada saat mereka ceramah, ada saja orang yang menerima atau menolak.

Kalau nabi ﷻ begitu pastilah. Tidak semua orang itu 100 persen – – diterima gitu. kecuali orang-orang yang berakal yang memang dia tahu, seperti kita tahu kasus para sahabat yang memang – – hatinya bersih, pikirannya jernih, mereka langsung menerima dakwah nabi ﷻ. Tapi seperti Abu Jahal dan Abu Lahab, – – yang jelas-jelas tokoh-tokoh masyarakat, orang kaya, pintar, tapi nolak subhanallah. Ada saja yang nolak. "Dan kami sunguh-sungguh.." kata Allah ﷻ, "Mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan." – maka bertasbihlah. Balas itu dengan zikir kepada Allah." "Dan dengan memuji Tuhanmu, jadilah kamu di antara orang-orang yang sujud." Selalu salat. Enggak usah pedulikan hal-hal seperti itu.

"Dan sembahlah Tuhanmu sampai kematian datang kepadamu." Karena ayat inilah – – turun di malam hari, baginda nabi ﷻ pada keesokan harinya, naik ke atas bukit Abu Qubais. Bukit Abu Qubais adalah sebuah bukit khusus untuk mengiklankan informasi di Mekkah. Tepatnya berada antara sekarang tempat Sa'i dengan istana Raja. Raja Saudi. Kita tahu di dekat masjid Haram ada istana yang besar. Ada bangunan yang besar. Itu bukan hotel tetapi istana raja. Di sebelah tempat Sa'i. Dulu bukit Abu Qubais itu di situ posisinya. Beliau ﷻ lalu berteriak dengan suara keras di situ. Istilah ini teman-teman sekalian digunakan oleh orang-orang Arab pada saat itu untuk mengingatkan kalau ada pasukan yang mau menyerang. وصبحArtinya hati-hati, bahaya penyerangan sudah dekat di pagi ini. Seperti itulah. Teriak dengan suara keras. Dan ini biasanya yang naik di bukit Abu Qubais adalah – – sahaya-sahaya di Mekkah, kemudian mereka tidak boleh mengucapkan ini kecuali benar-benar tahu ada pasukan yang menyerang.

Karena ini berarti sudah harus siaga semuanya. Nabi ﷻ teriak dengan suara keras terdengar oleh orang-orang Quraisy. Mereka segera datang ke sana, lalu mereka kaget ternyata dilihat adalah baginda nabi ﷻ. Orang yang paling jujur dan bisa dipercaya. Paling terpercaya. Lalu mereka pun berkumpul semua. Lalu nabi ﷻ pun menunggu sampai mereka itu kumpul semua masyarakat Mekkah, lalu nabi ﷻ mengatakan – – "Wahai Quraisy, bagaimana bila aku mengatakan kepada kalian bahwa di belakang bukit ini.." Gunung yang ada pada saat itu Aswaida – – gunung di Mekkah dekat pintu gerbang Mekkah, "Di belakang bukit ini terdapat pasukan yang akan menyerang kalian sekarang." "Apakah kalian percaya dengan Saya?" Atau percaya dengan aku? Serentak semuanya mengatakan, semuanya berkata pada saat itu – – "Tentu.. karena kami belum pernah sekalipun mendapatkan engkau berbohong." Dan ini kesaksikan orang-orang Quraisy. Ini juga penjagaan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Pemurah terhadap baginda nabi ﷻ, karena beliau tidak pernah berbohong semasa hidupnya. Sama sekali, satu kalipun tidak pernah walaupun bercanda. Maka nabi ﷻ mengatakan setelah ditanya, dan mereka mengatakan "Tentu kami akan percaya." – – Semuanya bilang serentak "Karena kami belum pernah temukan kamu berbohong." Kata nabi ﷻ "Kalau begitu ketahuilah – – "Bahwa aku adalah utusan Allah.

Kalau kalian akui aku ini tidak pernah berbohong, aku ini adalah utusan Allah." "Yang di antara kedua tanganku ada azab yang pedih." Maksudnya orang beriman akan masuk surga selama dari azab – – orang yang kufur akan masuk siksaan. Mendengar perkataan nabi ﷻ saat itu, orang yang paling pertama menolak dakwah beliau adalah pamannya sendiri. Abu Lahab. Namanya Abdul Uzza. Dia pada saat itu melihat, entah setan dari mana menggoda dia. Yang jelas dia langsung saja teriak pada saat itu. Ini ponakannya sendiri, terkenal waktu itu di Mekkah orang yang terpercaya, bahkan ada beberapa Ashar menyebutkan – – kalau Abu Lahab ini selain paman nabi ﷻ juga adalah besannya nabi.

Anaknya Abu Lahab nikah dengan anaknya nabi ﷻ. Maka Ruqayyah atau salah satunya menikah dengan anaknya Abu Lahab yang akhirnya Abu Lahab suruh ceraikan setelah mengetahui kalau – – nabi ﷻ diutus menjadi nabi. Malah seperti itu saking bencinya. Entah setan dari mana kata para ulama yang telah merasuki Abu Lahab sampai seperti ini. Padahal dia tidak ada ruginya kalau dia beriman. Maka dia mengatakan "Kecelakaan bagimu, wahai Muhammad." Bahasa Arabnya. "Apakah kau mengumpulkan kami.." – – ".. di sini semuanya hanya untuk menyampaikan masalah itu?" Maka Abu Lahab akhirnya membubarkan orang-orang dan dia berkata – – pada saat itu "Bubarlah dan jangan dengarkan dia." Lalu dia sepakat dengan istrinya untuk meletakkan duri di jalan yang nabi ﷻ lewati. Supaya jangan berdakwah. Bayangkan ya? Tidak ada sebab loh ini. Abu Lahab ini pamannya nabi. Artinya kalau memang sampai nabi pun terkenal – – nanti kita akan lihat riwayatnya itu atau kisahnya itu, mereka pun untung sebenarnya kalaupun tidak beriman. Maka turunlah pada saat itu, spontan, di bukit Abu Qubais wahyu Allah surat Al-Lahab karena perilaku Abu Lahab ini.

Dan langsung pada saat itu karena dia orang yang pertama menolak dakwah diklaim dicap sama Allah ahli neraka. Ini orang sampai mati enggak bakal masuk Islam. Mustahil. Memang sudah begitu. Allah sudah tahu maka dikekalkan dalam Al-Qur'an surat Al-Lahab surat nomor 111 ayat 1 – 5. Yang sudah kita hafal tentunya.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ ١ مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ ٢
تَبَّتْ itu adalah celaka binasa. Kedua tangannya Abu Lahab. "Dan sesungguhnya dia pasti akan binasa." "Tidak akan bermanfaat seluruh harta benda yang dia kumpulkan dan usahakan." سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ ٣ "Pasti dia nanti kalau mati akan masuk ke dalam api yang bergejolak-jolak." Bergejolak di hari kiamat di neraka. وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ ٤ "Dan pasti juga istrinya akan ikut bersamanya ke neraka yang selalu membawa kayu-kayu Bakar.

Kayu-kayu kering." "Untuk dibakar jadi api. Dan itu berduri-duri." فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ࣖ ٥ "Yang di lehernya, si perempuan itu ada tali dari sabut." Jadi dia membawa potongan-potongan pohon berduri – ditaruh di jalan nabi ﷻ, lalu dia bawa sabut. Sabut itu tujuannya dia bakar kemudian jadi api kemudian ditaruh di duri-duri itu. Sehingga nabi ﷻ – – tidak bisa lewat dalam berdakwah. Dan ini tidak ada sebab ini. Hanya karena nabi ﷻ mengatakan "Saya seorang nabi." Orang Mekkah itu tidak nolak ya. Yang nolak sama Abu Lahab sama istrinya. Nabi ﷻ pada saat itu karena diperintahkan oleh Allah ﷻ untuk mendakwahkan Islam ini, turun firman Allah setelah itu setelah menyampaikan – – ke masyarakat Mekkah. Fokus sekarang hai Muhammad ke kerabatmu juga. Panggil mereka semua. Semua kerabatmu dakwahi. Turun firman Allah pada saat itu dalam surat Asy-Syuara. Surat nomor 26 ayat 214. Satu ayat saja turun. أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.
وَاَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْاَقْرَبِيْنَ ۙ ٢١٤ "Sekarang hai Muhammad, berikan peringatan kepada kerabat-kerabat terdekatmu." Maka beliau ﷻ mengumpulkan kerabatnya dari keturunan – – Abdul Muthalib pada saat itu di rumah beliau ﷻ di rumahnya yang bersama dengan Khadijah.

Sebelum beliau ﷻ bicara, waktu sudah kumpul semua kerabatnya. Diundang nabi ﷻ siapkan makanan undang mereka, rencananya habis makan – – mau disampaikan. Abu Lahab datang juga waktu itu. Datang orang ini. Belum nabi ﷻ bicara, baru datang orang kumpul semua langsung dia bilang – – "Hai Muhammad, bila engkau mengumpulkan kami untuk menyampaikan agamamu yang kemarin kau sampaikan.." – – "..maka jangan kau bicara." Ini perasaan dia seorang paman, maka harus ponakannya dengar. Nah ini satu hal yang buruk ya. Banyak orang begitu. Ada orang tua, ada paman, kadang-kadang walaupun ponakannya itu benar atau anaknya benar dia enggak mau dengar. Ini kebodohan ini ya. Tidak benar seperti ini. Harusnya kita bijaksana kalau itu benar walaupun dari lisan anak kecil kita harus dengar. Mungkin seseorang minum berdiri, lalu anaknya mengatakan "Ayah jangan minum berdiri." Benar "Oh iya nak. Terima kasih." Mustinya begitu. "Ah kamu anak kecil ngerti apa?" Enggak boleh. Menolak kebenaran. Ini bahaya dan enggak boleh sama sekali. Abu Lahab begitu prinsipnya. Dia menganggap nabi ﷻ ponakan. Ponakan berarti harus lebih di bawah. Mau lebih pintar mau lebih apa enggak penting. Maka dia ribut. Nabi ﷻ pun akhirnya melihat kejadian tersebut, nabi tidak mau bicara.

Sudahlah silahkan makan. Abis makan bubar. Nabi ﷻ akhirnya mengundang, beberapa hari kemudian, seluruh kerabat kecuali Abu Lahab. Dalam buku ini lho. Semua datang silahkah, dikirimin undangan, kecuali orang ini jangan diundang. Waktu semuanya datang, habis makan, Abu Lahab enggak tahu berita nih. Nabi ﷻ sampaikan Saya begini – – Saya utusan Allah, turun firmannya Allah, Saya ketemu sama Jibril. Diceritakan semuanya panjang lebar dan yang pertama masuk Islam adalah Shofiah رضي الله عنه Tante nabi ﷻ yang mulia, ibunya Zubair bin Awam. Dakwah Islam makin menyebar saat itu, setelah kerabat-kerabat nabi ﷻ ada yang terima ada yang tidak, tapi yang disebutkan dalam buku sejarah – – pada saat pertemuan itu yang langsung mengucapkan syahadat adalah Shofiah. Apalagi anaknya, Zubair sudah masuk Islam sebelum Ibunya ketika di tangan Abu Bakar.

Dakwah Islam menyebar teman-teman sekalian – – cepat sekali, tapi kebanyakan yang memeluk ini adalah orang-orang yang miskin dan kalangan di bawah. Terutama dari hamba sahaya. Yang terkenal kisahnya, yang mahsyur, adalah orang yang sangat mulia – – Yasir رضي الله عنه bersama istrinya Sumayyah رضي الله عنها yang terkenal dua-duanya orang yang pertama mati syahid dalam Islam. Dan juga anak mereka Ammar رضي الله عنه . Juga ada dari kalangan budak yang lain seperti Khabbab bin Art, Bilal bin Rabbah, Suhaib Ar-Rumi, Amir bin Fuhayroh – – Abdullah bin Mas'ud رضي الله عنه ini semua adalah orang-orang yang dulu pekerja. Abdullah bin Mas'ud bukan hamba sahaya, tapi pengembala kambing. Nanti akan kita jelaskan bagaimana Abdullah bin Mas'ud menebas lehernya Abu Jahal di perang Badr. Nanti akan ada kisah sendiri masalah itu. Tapi yang jelas waktu itu Abu Bakar رضي الله عنه satu-satunya orang yang mengiklankan Islamnya. Maka ia menjaharkan Al-Qur'an di depan Ka'bah. Waktu sudah mulai beberapa hari berjalan ayat yang turun – Abu Bakar sudah mulai menghafal gitu kan ayat-ayat lalu Abu Bakar datang kemudian beliau membaca depan Ka'bah. Maka mendengar bacaan tersebut, orang-orang Quraisy datang mengeroyokinya sampai darah memenuhi wajahnya رضي الله عنه.

Tapi beliau tidak berhenti membaca sampai selesai suratnya. Abdullah bin Mas'ud juga begitu. Sahabat nabi yang mulia ini beliau pengembala kambing – – dan orangnya sangat kurus kecil Abdullah bin Mas'ud ini. Sampai-sampai teman-teman sekalian saking kurusnya – – Abdullah bin Mas'ud ini, sampai nanti pas sudah hijrah di Madinah, suatu waktu beliau pernah naik ke atas pohon kurma kemudian ditiup oleh angin. Akhirnya kain di bawahnya tersingkap, menyingkap pahanya. Saking kecilnya betisnya sampai sahabat tertawa. Spontan mereka tertawakan. Bukan niat mengolok ya. Karena tiba-tiba melihat kok lucu kecil sekali akhirnya diketawain. Apa yang terjadi teman-teman sekalian? Kata nabi ﷻ dalam hadis sahih "Apakah kalian menertawakan kecil betis Abdullah bin Mas'ud?" – "Demi Allah betis bin Mas'ud itu ditimbangan di hari Kiamat lebih berat daripada gunung Uhud." Apa yang Abdullah bin Mas'ud lakukan teman-teman sekalian? Orang yang kurus kecil badannya.

Baru menghafal surat Ar-Rahman sebagian ayatnya. Dihafal turun pada saat itu, kemudian dia mulai hafal beberapa ayat. Lalu dia tidak disuruh apa-apa nih. Dia datang ke dekat Ka'bah. Cari batu yang tinggi, duduk, baca. dengan suara keras. Orang-orang Quraisy lihat Abdullah bin Mas'ud pengembala kambing. Bagaimana ini rendah sekali. Langsung datang dikeroyokin, digebukin, dikeroyokin luar biasa sampai berdarah-darah. Dia enggak berhenti. Sampai dia berhenti di hafalannya. Dalam kondisi berdarah-darah teman-teman sekalian. Karena sudah berhenti dia baca, dilepas, sama Quraisy, dia pulang. Dia pergi ke rumah Darul Arqam namanya, tempat pertemuan nabi ﷻ dengan para sahabat. Begitu nabi ﷻ dan sahabat lihat "Ada apa dengan kau?" "Ya Rasulullah Saya baca Qur'an di depan Ka'bah dan mereka keroyokin Saya." Kata mereka, kata para ulama, kata para sahabat "Wahai Abdullah jangan kau lakukan itu. Badanmu kecil begini ini bisa sakit – – bisa patah semua dierokoyin sama orang.

Rasulullah ﷻ juga mengatakan "Wahai Ibn Mas'ud jangan kau paksakan dirimu." Kata dia "Ya Rasulullah ﷻ kalau Anda mau suruh Saya, besok Saya kembali baca lagi." Jadi subhanallah pepatah Bahasa Arab mengatakan "Kekuatan itu ada di hati manusia bukan di fisik." Kalau hatinya kuat seperti baja, teman-teman sekalian, makanya iman itu dalam hati. Kalau hati buat seperti baja, biar badanya kurus enggak penting itu. Ada orang subhanallah badannya seperti gentong besarnya. Tapi hatinya kecil ciut. Disentil sedikit sudah menangis. Ada nanti di perang Uhud kisah Julaybib sahabat nabi yang kecil sekali badannya sampai nabi angkat satu tangan waktu lihat jenazahnya. Tapi dia membunuh 9 orang Quraisy. Mati di tangannya dia. Jadi keberanian dan kekuatan itu di hati seseorang.

Bukan di fisiknya Pada saat dakwah mulai kencang teman-teman sekalian, maka pemuka-pemuka Quraisy tidak dapat menerima lagi perlakuan para sahabat yang terus-menerus berdakwah. Dan bagi mereka, para sahabat itu mencaci maki tuhan-tuhan mereka, padahal sahabat bukan mencaci maki. Para sahabat tidak mencaci maki. Para sahabat cuman mengatakan "Untuk apa kalian sembah berhala ini? Ini cuman batu, kalian yang pahat, kalian yang ukir, kalian yang taruh, kalian yang kasih – – nama, ngapain disembah? Kalian tahu kan ada Tuhan yang namanya Allah? Kembali ke Allah saja, ini juga makhluknya Allah.

Mereka anggap itu mencaci maki Tuhannya mereka. Lalu mereka mendapati ternyata yang menjadi penolong utama nabi ﷻ adalah pamannya, Abu Thalib. Abu Thalib dalam keadaan enggak kafir pada saat itu. Tapi Abu Thalib melindungi nabi ﷻ dan mereka menyerang nabi enggak berani karena – – tradisi di zaman waktu itu, kalau ada satu orang diganggu maka sukunya semuanya membelanya. Maka yang terjadi teman-teman sekalian, mereka datang kepada Abu Thalib berkata "Wahai Abu Thalib, ponakan Anda ini sangat mengganggu kami." "Sementara ia berada dalam naungan Anda. Tapi minta biarkan kami yang mengadilinya atau Anda yang memberhentikannya." Abu Thalib menjawab "Tidak mungkin itu keponakan Saya.

Jadi tidak ada yang boleh mengganggu. Jika berani ganggu, maka perang suku." Enggak bisa. Baiklah. Abu Thalib ini belum tahu ini apa yang didakwahkan nabi ﷻ, belum disampaikan oleh nabi ﷻ ke Abu Thalib ini. Maka berpencarlah orang-orang Quraisy dengan kekecewaan namun karena nabi ﷻ terus saja gencar berdakwah – – setiap hari masuk dan mereka menganggap itu mencaci-maki Tuhan-Tuhan mereka, akhirnya mereka ketemu lagi dengan Abu Thalib kedua kali.

Mereka mengatakan hal yang sama dengan sebelumnya dan mereka bilang "Kami sudah tidak sabar Abu Thalib." Melihat keadaan sudah memanas dan Quraisy sudah mengatakan "Kalaupun kau mau perang Abu Thalib, kami siap berperang." "Harus diberhentikan nih. Ponakanmu selalu mencaci-maki setiap tawaf melihat patung dicaci-maki. Ini untuk apa disembah katanya." Maka nabi ﷻ pun dipanggil oleh Abu Thalib. Mulailah Abu Thalib bertanya "Apa sebenarnya yang sedang kau bawa ini hai ponakanku?" Ajaran apa ini? Maka nabi ﷻ jelaskan begini-begitu paman. Dijelaskan semua tentang Islam. Kalian kan sudah beriman kepada Allah, kalian tahu Allah – – ini Allah mengutus Saya, mengajar dan memurnikan ajaran Syariat, tidak boleh menyembah berhala-berhala, diterangkan panjang lebar. Sampai Abu Thalib sudah memahami apa isi ajaran nabi ﷻ. Lalu Abu Thalib setelah dengar itu, setelah dengar ajaran itu dianggap, ajaran ini tidak salah. Kenapa mereka melarangmu? Baik ponakanku, kira-kira bisa negosiasi enggak? Artinya ajaran ini jangan kamu sebarkan ke mana-mana – – ke orang-orang saja yang mau.

Daripada kamu tawaf kemudian dianggap caci-maki Tuhan-Tuhan mereka, – – bisa engga? Atau kamu tinggalkan saja ajaran itu, kamu kembali ke ajaran nenek moyangmu. Kata nabi ﷻ kalimat yang membuat Abu Thalib akhirnya – – tidak bisa berbicara, beliau mengatakan "Demi Allah wahai pamanku, bila seandainya mereka itu orang-orang Quraisy.." – – "..meletakkan pada tangan kananku matahari.." Matahari kan luar biasa nilainya bagi manusia, ya. Kalau enggak terbit matahari gelap semua. Kalau matahari itu mereka berhasil ambil, mereka kasih ke Saya, taruh di tangan kanan Saya – – ini milikmu wahai Muhammad.." Matahari.

Saya yang pegang, di tangan kiri ada bulan supaya aku meninggalkan apa yang aku sedang dakwahkan – – ini maka aku tidak akan pernah meninggalkannya. Makna kalimat ini punya bobot yang berat ya. Artinya walaupun Saya sampai mati enggak bakal Saya tinggalin nih. Abu Thalib waktu itu kebetulan lagi duduk bersama suku-sukunya dia. Suku Abdul Muthalib, Suku Hasyim lagi kumpul, tiba-tiba saja – Tiba-tiba saja mereka bilang "Luar biasa kau pertahankan. Kalau gitu dakwahin saja.

Enggak apa-apa." Jadi yang kafir itu pun bilang "Enggak apa-apa dakwahkan saja. Biar kau caci-maki Tuhan kami enggak apa-apa." "Kami akan bela." Sampai mereka bilang gitu. Melihat tekad nabi ﷻ Saya bilang dalam tulisan Saya ini, yang begitu besar dalam mempertahankan – dakwahnya, maka Abu Thalib dan teman-temannya dan suku-sukunya semua mengatakan "Demi Allah kami pun akan menolongmu walaupun engkau mencaci maki…" – – "Tuhan-tuhan kami. Sampaikan saja apa yang engkau inginkan sampaikan. Bicara terserah kamu." Maka dengan pertolongan tersebut, nabi ﷻ telah lebih gencar lagi berdakwah. Sekali lagi orang-orang Quraisy tidak dapat bersabar nih. Lalu mereka mencoba menyempitkan jalan dakwah Nabi ﷻ. Dengan cara coba merayu Abu Thalib caranya apa? Mengutus Abu Thalib seorang anak muda – – yang tampan dan pintar, dicari yang fisiknya kira-kira dekat dengan nabi ﷻ. Nabi ﷻ kan orangnya tinggi kekar putih gagah. Banyak kelebihan nabi ﷻ. Jadi mereka cari siapa kira-kira anak muda Mekkah yang mirip seperti itu. Ditemukanlah seseorang yang mirip tapi tetap saja jauh ya.

Namanya Amara bin Walid. Amara bin Walid ini terkenal sekali ayahnya tokoh Quraisy, orang kaya raya, jarang keluar. Kalau dia keluar jadi perhatiannya orang. Di rumah kalau keluar pakai baju bagus, wangi, tampan, segala macam. Orang semua jadi bicara tentang Amara bin Walid ini. Mereka bawa Amara bin Walid ke Abu Thalib. "Wahai Abu Thalib, ambil ini Amara. Jadikan anak kamu sebagai ganti Muhammad." "Kasih Muhammad buat kami. Ambil nih sudah." Ayahnya pun siap. "Ambil saja silahkan, jadikan anak kamu." Kata Abu Thalib apa? Membuat mereka hanya putus asa. Abu Thalib bilang "Sungguh aneh kalian, wahai Quraisy." "Kalian kasih anaknya orang lain untuk Saya kasih makan, lalu kalian minta ponakan Saya untuk kalian bunuh?" Mustahil.

"Enggak mungkin. Bawa ini Amara pulang." Karena Abu Thalib menutup jalan-jalan Quraisy ini, maka orang-orang Quraisy sepakat melakukan dua hal. Yang pertama mereka mengajak nabi ﷻ berdebat. Mereka mengutus orang yang paling pintar di mata mereka. Waktu itu orang yang paling pintar, teman-teman sekalian, yang dianggap orang nomor satunya – – Mekkah namanya Al-Walid bin Mughirah. Al-Walid ini dalam riwayat mahsyur mendatangi nabi ﷻ lalu dia berkata "Wahai Muhammad, apa yang engkau lakukan?" "Engkau telah memecahkan kami, menyalah-nyalahkan orang tua kami, juga mencaci-maki sesembahan kami." "Bila penyebab masalah ini karena kamu kena sihir, kamu sakit sehingga kamu ngomong seperti itu – – "mencaci maki Tuhan-Tuhan kami dan seterusnya, maka kami akan kumpulkan harta-harta kami agar dapat mendatangkan tabib yang terbaik supaya kau sembuh." "Hai Muhammad, bila ini karena kamu ingin kaya, mau jadi orang kaya raya, enggak usah khawatir kami akan kumpulkan semampu kami – – seluruh harta yang kami miliki, dan kami akan hadiahkan kepada kamu supaya kamu jadi orang terkaya di Mekkah. Syaratnya tapi berhenti (dakwah)." "Bila Muhammad, karena kau ingin kemuliaan, maka kami akan menyanjungmu.

Enggak usah berdakwah begini." "Kami akan nobatkan kamu jadi orang yang paling kami muliakan." "Kalau seandainya kau ingin jadi raja wahai Muhammad.." – – ini penawaran dari Quraisy, ini orang utusannya Quraisy nih. Nabi bilang iya, diiyakan semuanya. "Kalau kau berdakwah ini untuk jadi raja.." – – "..kami akan nobatkan kau jadi raja kami. Bila kau ingin wanita yang kau mau nikahi, kau tinggal menunjuk wanita manapun – – yang kau inginkan kami akan nikahkan sama kamu." Semua diucapkan oleh Al-Walid, sementara nabi ﷻ diam enggak ngomong dibiarkan ngomong. Dan ini salah satu adab dalam berdebat. Kalau lawan kita, rival kita lagi ngomong, biarin dia ngomong dulu, karena enggak akan selesai-selesai masalah kalau tidak dituntaskan. Poinnya apa saja, sudah selesai? Baik kita jawab satu per satu. Nabi ﷻ, teman-teman sekalian, waktu melihat Walid sudah selesai bicara, dia mengatakan "Apa kau sudah selesai (bicara) hai Walid?" Dia bilang "Iya." Maka kata nabi ﷻ "Kalau begitu dengarkan baik-baik dari Saya, sebagaimana Saya dengarkan dari kamu baik-baik tadi. Dia bilang "Iya baik silahkan." Dan ini pertama kali Al-Walid mendengarkan dari nabi ﷻ ayat Al-Qur'an secara langsung. Turun waktu itu surat Al-Fussilat.

Surat Fussilat nomor 41 turun beberapa ayat. Ada ahli sejarah mengatakan sepuluh lima belas ayat, ada yang mengatakan turun lengkap sampai lima puluh empat ayat. Saya akan bacakan ayatnya tentunya.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ حٰمۤ ۚ ١ ini nabi enggak bicara apa-apa ya. Enggak jawa apa-apa. Nabi bacain ayat Al-Qur'an, karena dia tahu bahasa Arab orang ini. Dalam bahasa Quraisy turun Al-Qur'an. حٰمۤ ۚ ١
تَنْزِيْلٌ مِّنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۚ ٢ كِتٰبٌ فُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لِّقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَۙ ٣ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًاۚ فَاَعْرَضَ اَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُوْنَ ٤ وَقَالُوْا قُلُوْبُنَا فِيْٓ اَكِنَّةٍ مِّمَّا تَدْعُوْنَآ اِلَيْهِ وَفِيْٓ اٰذَانِنَا وَقْرٌ وَّمِنْۢ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَاعْمَلْ اِنَّنَا عٰمِلُوْنَ ٥ قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۟ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰىٓ اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَاسْتَقِيْمُوْٓا اِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ ۗوَوَيْلٌ لِّلْمُشْرِكِيْنَۙ ٦ الَّذِيْنَ لَا يُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ بِالْاٰخِرَةِ هُمْ كٰفِرُوْنَ ٧
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍ ࣖ ٨ قُلْ اَىِٕنَّكُمْ لَتَكْفُرُوْنَ بِالَّذِيْ خَلَقَ الْاَرْضَ فِيْ يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُوْنَ لَهٗٓ اَنْدَادًا ۗذٰلِكَ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ۚ ٩ وَجَعَلَ فِيْهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبٰرَكَ فِيْهَا وَقَدَّرَ فِيْهَآ اَقْوَاتَهَا فِيْٓ اَرْبَعَةِ اَيَّامٍۗ سَوَاۤءً لِّلسَّاۤىِٕلِيْنَ ١٠ ثُمَّ اسْتَوٰىٓ اِلَى السَّمَاۤءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْاَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا اَوْ كَرْهًاۗ قَالَتَآ اَتَيْنَا طَاۤىِٕعِيْنَ ١١ فَقَضٰىهُنَّ سَبْعَ سَمٰوَاتٍ فِيْ يَوْمَيْنِ وَاَوْحٰى فِيْ كُلِّ سَمَاۤءٍ اَمْرَهَا ۗوَزَيَّنَّا السَّمَاۤءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَۖ وَحِفْظًا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ ١٢ فَاِنْ اَعْرَضُوْا فَقُلْ اَنْذَرْتُكُمْ صٰعِقَةً مِّثْلَ صٰعِقَةِ عَادٍ وَّثَمُوْدَ ۗ ١٣ Kurang lebih saksi bahasan sampai di sini, tiga belas ayat walaupun surat ini adalah lima puluh sekian ayat. Allah berfirman حٰمۤ ۚ ١ dan huruf-huruf awal dalam Al-Qur'an hanya Allah yang tahu artinya karena belum pernah ditafsirkan kepada kita – – oleh nabi ﷻ. Turun begitu, sahabatpun tidak bertanya maka dinukil oleh para tabiin dan para ulama ahli sunnah seperti itu. Kemudian dikatakan, "Diturunkan dari Tuhan yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya." "Yakni bacaan dalam bahasa Arab yang gunanya agar kaum itu di Mekkah memahaminya." "Yang membawa berita gembira bagi yang patuh dan membawa peringatan bagi orang-orang yang melanggar.

Tetapi kebanyakan mereka berpaling." "Tidak mau mendengarkannya. Mereka berkata "Hati kami berada dalam tutupan yang menutupinya, – – "dari apa yang kamu seru Hai Muhammad kepada kami dan telinga kami ada sumbatannya dan antara kami dan antara kamu ada dinding pemisah dari keyakinan.." – – "maka bekerjalah, berbuatlah kau wahai Muhammad, sungguh kami pun mau berbuat." "Katakanlah wahai Muhammad bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kalian, sama." "Hanya saja diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kalian adalah Tuhan yang Maha Esa. Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya, kepada Allah." "Dan mohonlah ampun kepada-Nya dan kecelakaan besar bagi orang-orang yang mempersekutukan Allah." "Yaitu orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya kehidupan akhirat. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh – – mereka mendapatkan pahala yang tidak terputus-putus." "Katakanlah, hai Muhammad sesungguhnya patutkah kalian kafir.." – – ".. kepada yang telah menciptakan bumi dalam dua masa dan kalian adakan sekutu-sekutu bagi-Nya yang bersifat demikian adalah Rabb semesta.." – – "..

Alam dan Dia yang telah menciptakan di bumi gunung-gunung yang kokoh. Di atas bumi itu dia memberkatinya dan dia menentukan padanya kadar.." – – "..makanan penghuninya dalam empat masa." "Penjelasan itu sebagai jawaban bagi orang-orang yang bertanya." "Kemudian, Dia Allah menuju ke penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap." "Lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi pada saat sudah diciptakan "Datanglah kalian berdua kepada-Ku, menurut perintah-Ku, dengan suka atau terpaksa." "Maka keduanya menjawab, langit dan bumi, kami datang dengan suka hati wahai Tuhan kami." "Maka Dia, Allah, menjadikannya langit tujuh langit dalam dua masa. Dan dia mewahyukan pada tiap-tiap langit pada tiap urusan-Nya." Maksudnya diciptakan malaikat dan tugas-tugasnya "Dan juga langit yang paling dekat, dan bintang-bintang yang cemerlang.." – – ".. yang kami selalu memelihara dengan sebaik-baiknya. Demikianlah zat-zat yang Maha Perkasa Lagi Maha Mengetahui." Jadi Allah rincikan semua ini. Di ayat 13-nya terakhir di sini, kata Allah ﷻ "Jika mereka berpaling, Hai Muhammad katakan pada mereka.." – "Mereka menolak untuk mengesakan Allah tetap menyemba berhala, katakanlah Aku telah memberikan peringatan kepada kalian dengan.." – – "..petir, seperti petir yang telah menimpa kaum ‘Ad dan Tsamud." Kaum Ad kaumnya nabi Hudd.

Kaum Tsamut kaumnya nabi Saleh. Kebetulan nabi Hudd sama nabi Saleh adalah turunan Arab. Turunan Arab mereka. Dan orang-orang Arab paham benar tentang kejadian dua kaum ini. Bagaimana Allah menurunkan petir-petir yang menyambar – – dan membakar mereka sehingga membuat mereka hangus di tempat. "Dan orang-orang Mekkah tahu betul tentang.." – – ".. kejadian kaum ‘Ad dan kaum Tsamud." Pada saat Al-Walid tahu cerita itu, orang-orang Mekkah tahu cerita tentang kaum Ad dan Tsamut. Tahu betul ceritanya. Kok bisa Muhammad menyebutkan – – masalah itu? Dan tiba-tiba karena dia dengar Al-Qur'an dengan tenang dia memang mau tahu apa isinya – – maka Al-Walid pun ketakutan dan berdiri dari tempat duduknya lalu menutup mulut nabi ﷻ. Kemudian sambil berkata "Cukup hai Muhammad, Saya memohon kepadamu jangan kau baca lagi apa yang kau bacakan tadi." – Al-Walid bilang sama nabi ﷻ "Berhentilah, jangan sampai Allah menghancurkan hubungan kerabatmu." Maksudnya – – maksudnya jangan sampai Allah turunkan petir, kami semua mati karena permintaanmu itu.

Dia ulangi sampai tiga kali. Berarti di sini ayat Al-Qur'an berbekas pada hatinya Al-Walid bin Mughirah. Lalu dia duduk kembali kemudian nabi ﷻ melanjutkan ayat – – tadi surat Fussilat itu sampai selesai. Lalu kata nabi ﷻ "Ini yang aku miliki. Ini yang aku bawa." Ini Al-Qur'an yang berbicara sendiri. Al-Qur'an itu bisa berbicara sendiri. Orang kalau baca dia terjemahkan dirinya sendiri. Kita jadi tahu. Kemudian pada saat itu teman-teman sekalian, setelah nabi ﷻ mengatakan "Ini lah yang aku miliki." Nabi ﷻ tidak berdialog dengan Al-Walid – – tetapi hanya membacakan padanya ayat Al-Qur'an, maka dengan mukjizat Al-Qur'an Al-Walid pun tidak dapat melanjutkan dialognya. Ia pertama kali mendengar Al-Qur'an dengan tenang dan tanpa gangguan.

Ia benar-benar tersentuh lalu dia berdiri dari tempat duduknya menuju ke Darun Nadwah. Tempat kumpulnya orang-orang Quraisy. Pada saat itu pun, waktu dia berangkat tadi wajahnya merah. Emosi. Dia siap mengalahkan nabi ﷻ karena dia tahu dia pintar. Waktu dia kembali, orang-orang Quraisy mengatakan "Demi Allah, Al-Walid bin Mughirah wajahnya tidak seperti saat dia berangkat." "Sekarang dia malah kelihatannya orangnya tenang, enggak emosi." Orang-orang Quraisy mengatakan ada apa ini? "Hai Walid ada apa dengan kau?" Al-Walid mengatakan "Demi Allah." Dia bilang sama kaumnya orang-orang Quraisy "Aku telah mendengar perkataan yang belum pernah aku dengar" – – "sebelumnya. Ketahuilah, sungguh perkataannya Muhammad tentang Al-Qur'an itu sangat indah juga sangat jelas." Perkataan tertingginya yang paling bagusnya sungguh telah berbuah, orang kalau dengar pasti bisa paham. Dan perkataan yang paling sederhananya Al-Qur'an itu telah mencukupi juga terincikan. Dan pastilah perkataan itu akan menang dan tidak akan – – pernah terkalahkan. Ini kata siapa? Ini kata dutanya Quraisy yang diakui orang yang paling pintar pada saat itu.

Nabi ﷻ dikaruniai Al-Qur'an karena memang kaumnya pada saat itu sangat menjunjung tinggi sastra dan menjadi peradaban mereka. Baik, melihat keadaan Al-Walid berubah teman-teman sekalian, serentak orang-orang Quraisy yang berada di Darun Nadwah berkata – – "Wahai Walid apakah engkau telah meninggalkan agama nenek moyangmu?" Al-Walid menjawab "Tidak, demi Allah tidak." "Aku hanya belum pernah mendengar kata-kata seperti itu." Lalu orang-orang Quraisy bilang "Mungkin itu cuman syair-syair." Syair memang susunannya bagus.

Al-Walid mengatakan "Demi Allah, tidak seorangpun dari kalian yang tahu syair daripada Saya." "Saya orang yang paling tahu, kalian tahu Saya orang yang paling pintar dalam syair. Dan itu bukan sama sekali syair. Perkataan Muhammad bukan syair." Baik mereka bilang "Kalau begitu Hai Walid, berarti Muhammad itu peramal dan penyamun." Kata Walid "Aku tahu semua yang berhubungan dengan peramal dan penyamun. Tidak sedikitpun ada pada Muhammad." Enggak ada menyan-menyan – – enggak ada apa, dia cuman baca ayat Al-Qur'an dan Saya tersentuh.

Lalu mereka bilang orang Quraisy lagi "Kalau begitu mungkin dia orang gila." "Atau kesurupan setan atau jin." Kata Quraisy begitu dalam riwayat. Al-Walid menjawab "Aku tahu semua sifat-sifat dan ciri orang yang – – gila dan kesurupan. Tidak ada pada Muhammad." Normal tenang, Enggak ada apa-apa. Mereka bilang kalau begitu dia penyihir. Tadi peramal sama penyamun, sekarang penyihir. Dia bisa menyihir orang. Al-Walid mengatakan "Aku sangat tahu semua penyihir-penyihir Jazirah Arab. Semua kukenal." "Dan aku tahu perilaku mereka. Tidak ada sedikitpun pada Muhammad." Orang-orang Quraisy bilang "Engkau telah membuat kami bingung." "Lalu apa yang semestinya kami katakan tentang Muhammad?" Kata Al-Walid, kalian mau dengar saran Saya?" Kata mereka "Tentu saja." Ini sekarang teman-teman, Al-Walid orang terpintarnya Quraisy berbicara sama tokoh-tokoh Quraisy. Semua yang Quraisy bilang, peramal penyamun penyihir, kesurupan apalah gila, semua ditolak sama Walid. Enggak ada semua itu, bukan.

Lalu apa? Kata Al-Walid "Mau dengar saran Saya?" Kata mereka "tentu saja." Lalu kata Al-Walid "Yang pertama saran Saya ada dua Saya tawarkan." "Yang pertama, kalian mengikutinya karena ucapannya benar." "Kita harus berakal. Ini benar yang dia ucapkan. Terima saja, kita mengikutinya." Mereka jawab "Tidak mungkin." Orang-orang Quraisy bilang tidak mungkin. "Tidak mungkin kami meninggalkan agama nenek moyang kami." Al-Walid berkata "Kalau begitu tinggal ada yang kedua.." Apa yang kedua? Kata Al-Walid "Biarkan dia berdakwah kepada siapapun yang dia mau.

Bila dia benar dan banyak diikuti oleh manusia.." – – ".. dan jadi terkenal serta termuliakan, maka kalian pun akan terkenal karena kalian satu suku sama dia." Sama-sama Quraisy. Oh berarti dari Quraisy nih. Kan jadi kalian kan juga terkenal dan jadi mulia karena satu kaum. Bila dia dibunuh orang-orang karena dia berdakwah, maka itu tujuan kalian enggak usah kalian yang bunuh. Selesai. Mereka jawab "Demi Allah kami tidak setuju juga ini." Sekarang Al-Walid yang bingung.

Al-Walid bilang "Kalau begitu Saya juga tidak tahu punya jawaban apa lagi?" Kata mereka "Coba Al-Walid kuras otakmu. Pikirkan apa yang harus – – ".. kamu ucapkan dengan Muhammad. Tapi kami tidak mau beriman." Kata Al-Walid "Yang paling dekat bilang dia penyihir. Itu yang paling dekat.." – – ".. karena penyihir bisa mengubah keadaan orang. Yang lain mustahil, tidak mungkin. Muhammad bukan gila, bukan bodoh, bukan segala-galanya." "Dia bisa dianggap penyihir saja." Mereka bilang "Kalau begitu penyihir." Yasudah penyihir.

Kemudian Al-Walid waktu duduk, karena dia – – menyetujui "Oke ucapkan sebagaimana penyihir saja." Dia yang kasih ide, orang-orang Quraisy kembali merangkul dia. Saya tulis teman-teman, ini usaha Saya saja selama mengambil kisah ini Saya bilang subhanallah hampir saja Al-Walid menyebarkan kebenaran kepada Quraisy. Kalau dia ngotot, jangan ini benar, misal mereka bisa ikut sebenarnya. Tapi subhanallah hanya karena fanatisme kesukuan, akhirnya – – ikut-ikutan sama kaumnya. Dan waktu itu mereka sudah terpojok ya. Tidak ada lagi alasan. Enggak bisa beralih lagi. Yang akhirnya Al-Walid pun setuju dengan pendapat mengatakan nabi ﷻ adalah penyihir. Kemudian tiba-tiba saja Al-Walid entah setan dari mana juga masuk – – ke dia seperti kasus Abu Lahab tadi, lalu mengatakan Muhammad memang penyihir, enggak usah percaya dia. Tiba-tiba dicaci-maki nabi ﷻ Lalu subhanallah turun surat Al-Mudatsir yang tadi kita sebutkan, kita baca, tujuh ayat pertama kan waktu awal turun ya.

Yang disuruh nabi bangun dari balik selimut. Turun setelahnya sambungan ayat sebelas sampai ayat tiga puluh. Khusus untuk Al-Walid bin Mughirah. Karena orang ini kalau tadinya beriman, orang beriman sama dia. Dia dapat pahalanya. Tapi konyolnya dia adalah penyebab orang berhenti. Allah sebutkan أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. Al-Muddassir surat nomor 74 ayat nomor 11 -30.
ذَرْنِيْ وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيْدًاۙ ١١ وَّجَعَلْتُ لَهٗ مَالًا مَّمْدُوْدًاۙ ١٢
وَّبَنِيْنَ شُهُوْدًاۙ ١٣ وَّمَهَّدْتُّ لَهٗ تَمْهِيْدًاۙ ١٤
ثُمَّ يَطْمَعُ اَنْ اَزِيْدَۙ ١٥ كَلَّاۗ اِنَّهٗ كَانَ لِاٰيٰتِنَا عَنِيْدًاۗ ١٦
سَاُرْهِقُهٗ صَعُوْدًاۗ ١٧ اِنَّهٗ فَكَّرَ وَقَدَّرَۙ ١٨
فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَۙ ١٩ ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَۙ ٢٠
ثُمَّ نَظَرَۙ ٢١ ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَۙ ٢٢
ثُمَّ اَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَۙ ٢٣ فَقَالَ اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ يُّؤْثَرُۙ ٢٤
اِنْ هٰذَآ اِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِۗ ٢٥ سَاُصْلِيْهِ سَقَرَ ٢٦
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا سَقَرُۗ ٢٧ لَا تُبْقِيْ وَلَا تَذَرُۚ ٢٨
لَوَّاحَةٌ لِّلْبَشَرِۚ ٢٩ عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَۗ ٣٠ Jadi ayat 11 – 30 turun kepada Al-Walid atau terhadap Al-Walid bin Mughirah. Kata Allah ﷻ biarkan Aku.." – – ".. berkehendak, biarkan Aku bertindak." Kata Allah "..kepada orang yang telah aku ciptakan dia." Maksudnya Al-Walid bin Mughirah. Ini orang sudah Aku ciptakan, Aku yang berikan dia akal, Aku yang berikan dia harta, tiba-tiba waktu ayat-Ku datang dia tolak, bahkan dia – – mengajak kaumnya untuk menolak dan Aku jadikan harta benda untuknya dan anak-anak yang selalu jalan berasmanya." Karena Mughirah terkenal – – banyak anak-anaknya.

"Dan Aku lapangkan rezekinya, selapang-lapangnya. Kemudian dia ingin sekali Aku menambahnya." "Sekali-kali Aku tidak akan menambahnya." Kata Allah "Sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur'an)." "Aku akan membebani dia pendakian-pendakian yang memayahkan." Maksudnya dia akan kesulitan dalam hidupnya sekarang di dunia dan kemudian – – juga di akhirat. Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan untuk beriman. Maka celakalah dia." – – "Bagaimana dia mengalihkan keputusannya. Kemudian celakalah dia bagaimana dia bisa mengalihkan keputusannya." Kemudian – – "Dia sempat berpikir setelah itu, sesudah itu dia bermuka masam dan merengut, kemudian dia berpaling dari kebenaran dan menyombongkan diri." "Lalu dia berkata 'Al-Qur'an ini tidaklah hanya sihir yang dipelajari dari orang-orang dahulu.

Ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.'" Maka kata Allah "Aku akan memasukkanya ke dalam neraka Saqar. Tahukah kalian apa itu neraka Saqar?" "Saqar itu tidak akan meninggalkan dan tidak akan membiarkan." Tidak ada lagi kulit, tidak ada lagi daging, tidak ada lagi tulang, dibakar semua hangus." Diutuhkan lagi, begitu terus. Abadi. Neraka Saqar adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya dijaga oleh sembilan belas malaikat." Karena, langkah dialog dengan nabi ﷻ tidak berhasil maka mereka sepakat dengan langkah yang kedua. Jadi ada dua langkah ya. Langkah yang kedua adalah – – mereka berkata "Kami akan membunuh Muhammad dan menyusahkannya. Mulai saat itu orang-orang Quraisy mulai dengan – – mencaci-maki nabi ﷻ setiap kali bertemu dengan nabi pada saat tawaf mereka caci-maki nabi ﷻ. Setiap hari selalu mencaci-maki nabi ﷻ dengan beragam macam cacian. Tapi nabi ﷻ sabar enggak ditanggapin. Sampai tiba suatu hari – – ada cacian yang disebutkan oleh orang-orang Quraisy tapi tidak disebutkan itu. Dan memang tidak ada manfaatnya kita mengetahui apa kata – – kata yang diucapkan tapi sangat menyakitkan bagi nabi ﷻ. Maka nabi pun berhenti. Jadi nabi lagi tawaf, setiap lewat nabi lagi jalan diikuti sama Quraisy – Kami begini-begitu dicaci-maki.

Nabi biarin aja. Suatu waktu ada cacian yang sangat menyakitkan tapi tidak disebutkan apa cacian itu. Mereka ikuti nabi ﷻ dari belakang lagi tawaf, nabi berhenti tiba-tiba. Lalu nabi mengatakan "Wahai Quraisy, aku akan memerangi kalian – – hingga kalian semua terbunuh kalau kalian masih tetap lakukan ini." Mendengar kata nabi ﷻ, nabi tidak pernah marah sebelumnya, enggak pernah tegas – – berhenti tiba-tiba nabi marah dengan mereka. Melihat kejadian tersebut tiba-tiba mereka jadi berhenti semua. Lalu mereka datang menyalami nabi ﷻ mengatakan "Maafkan kami hai Muhammad. Kami tidak bermaksud seperti itu." Setelah itu nabi ﷻ meninggalkan mereka. Pada saat nabi ﷻ sudah tinggalkan mereka, mereka kembali ke Darun Nadwah, lalu mereka seperti baru sadar – – mereka mengatakan sambil saling hardik. "Apa yang kita buat tadi? Tadi kan kita sengaja pancing emosinya supaya dia marah." – – "..kita gebukin, kenapa sekarang malah kita yang minta maaf hanya diancam saja?" Lalu kemudian mereka mengatakan "Kita harus membunuhnya, satu kalimat dia ucapkan kita berhenti semuanya? Besok harus kita gebukin nih!" Akhirnya besok hari saat nabi ﷻ lagi tawaf, mereka datang lagi lalu mereka mengatakan "Hai Muhammad, apa kau kemarin ingin mengancam kami – – "..

Untuk berperang?" Nabi ﷻ diam saja sambil tersenyum. Lalu kemudian mereka mengeroyoki nabi ﷻ waktu itu. Nabi melawan. Semampunya. Dan nabi ﷻ memang dijaga oleh Allah ﷻ. Mereka tidak bisa menyakiti nabi ﷻ. Pada saat nabi ﷻ sudah terpojok pada saat itu dikeroyokin makin banyak orang datang, dan tidak ada sahabat waktu itu yang melihat nabi ﷻ karena – – memang sedikit sahabat nabi. Melihat kejadian tersebut, Fatimah رضي الله عنه anak nabi ﷻ berusaha membantu Ayahnya tapi tidak mampu – – karena perempuan. Lalu dia segera menyusul Abu Bakar. Datangi Abu Bakar lalu menyampaikan "Hai Abu Bakar begini kejadiannya." "Ayah Saya, Rasulullah ﷻ digebukin oleh orang-orang Quraisy." Maka Abu Bakar pun datang lalu menghunuskan pedangnya dan kemudian berusaha – – mendorong orang-orang itu dari sisi nabi ﷻ.

Jadi mereka berdua, nabi ﷻ dengan Abu Bakar berperang melawan orang-orang Quraisy – – Lalu Abu Bakar mengatakan "Apakah kalian mau memerangi orang hanya karena mengatakan Tuhanku Allah?" Sampai akhirnya Abu Bakar terus mengulangi kalimat itu sambil mengancamkan pedangnya kepada orang-orang Quraisy. Akhirnya orang-orang Quraisy meninggalkan nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّم. Dan pada saat itu teman-teman sekalian, berhentilah orang-orang Quraisy – – pada saat itu menyiksa nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّم. Kalau enggak, kita lanjutin. Sebenarnya ada tema yang kita siapkan malam ini atau kalau tidak pertemuan yang akan datang InshaAllah – – masuk Islamnya Hamzah bin Abi dzar رضي الله عنه.

Pada saat pertama kali nabi ﷻ mendakwahi Khadijah رضي الله عنه Ummul Mukminin, jangan ga usah pakai Siti. Kan sudah kita perbaiki tadi.

As found on YouTube

Follow IG @PendongengMerah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *