Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera dari Nabi Daud AS. Sejak ia berusia sebelas tahun, Nabi Sulaiman sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan, kepandaian berfikir, serta ketelitian di dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan. Sewaktu Nabi Daud menduduki tahta kerajaan Bani Israil, Nabi Sulaiman selalu mendampinginnya dalam setiap sidang peradilan yang diadakan untuk menangani perselisihan yang terjadi di dalam masyarakat. Ia sengaja dibawa oleh Nabi Daud menghadiri sidang peradilan untuk mendampingi dan menyiapkannya sebagai putera mahkota yang akan menggantikan Nabi Daud memimpin kerajaan karena memang Sulaiman lah yang terpandai di antara sesama saudaranya yang lebih tua.
Suatu peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan kewibawaan Nabi Sulaiman terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut menghadirinya. Dalam persidangan itu dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud mengadili perkara mereka, salah satu dari mereka mengaku bahwa kebun tanamannya telah dimasuki oleh kambing ternak tetangganya di waktu malam yang mengakibatkan tanamannya rusak dan mati, padahal kebun tanaman itu sudah dirawat begitu lama hingga mendekati masa panennya. Tetangga yang diadukannya itu juga mengakui bahwa memang hewan ternaknya lah yang merusak kebun tetangganya itu. Dalam perkara tersebut, Nabi Daud memutuskan bahwa sebagai ganti rugi yang diderita oleh pemilik kebun yang mengakibatkan tanamannya mati, maka pemilik kambing itu harus menyerahkan binatang ternaknya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan oleh kelalaiannya dalam menjaga binatang ternaknya.
Namun pemilik hewan ternak merasa kurang puas akan keputusan yang dibuat oleh Nabi Daud itu. Nabi Sulaiman juga menganggap keputusan ayahnya kurang tepat. Berkata lah ia kepada Nabi Daud : "Wahai ayahku mohon maaf sebelumnya, tapi menurut pertimbanganku keputusan itu seharusnya berbunyi demikian, berikanlah hewan ternaknya kepada pemilik kebun yang telah mati tanamannya, dan ia juga dapat mengambil hasilnya untuk keperluannya. Sedangkan kebun yang telah mati itu juga diserahkan kepada pemilik hewan ternak untuk ditanami kembali sampai keadaan asalnya, kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga tidak ada pihak yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih dari yang seharusnya." Keputusan yang diusulkan oleh Nabi Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang tersebut, dan orang-orang yang menghadiri sidang itu merasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Nabi Sulaiman walaupun masih muda usianya, tapi ia telah menunjukkan kematangan berfikir dan keberanian mengeluarkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.
Demikianlah Kisah Nabi Sulaiman AS yang adil dan bijaksana sejak kecil. Di video selanjutnya, akan di kisahkan bagaimana Nabi Sulaiman Menjadi Raja Menggantikan Nabi Daud. Nantikan kisahnya hanya di Channel YouTube Anak Muslim!.