السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
َوَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Alhamdulillah. Ustaz kita sudah sampai.
Teman-teman semua bagaimana kabarnya yang perempuan? Yang laki-laki gimana kabarnya? Sebelum kita mulai bang Kevin mau teman-teman semua yang laki-laki dan perempuan angkat tangan kanannya sedikit.
siang hari ini dengan “Apa Tujuan Kita Diciptakan”. Baik. السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ الحَمْدُ لله والصلاة والسلام على رسول الله Segala Puji dan Puja kehadirat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Juga selawat dan taslim kepada Nabi.
besar Muhammad ﷺ Untuk Ustaz Ali Salman dan seluruh teman-teman asatidzah dan juga mungkin para Ustazah yang hadir di sini Saya tidak bisa sebutkan satu per satu Dan seluruh panitia dan seluruh siswa dan siswi jazakumullah Khairan atas kepercayaan yang diberikan ini. Semoga Allah jadikan sebagai tambahan amal pada hari kiamat dan semoga apa yang diharapkan dari Saya sesuai tentunya, dengan tema “Masa Depan Anak Muslim”. Dan sebelum kita mulai menjawab tadi apa yang Bang Kevin sampaikan, kira-kira apa.
tujuan hidup dan kenapa kita ada di muka bumi ini? Kenapa semua ini ada? Kenapa ada pergantian siang.
Ada matahari terbit nanti terbenam, Musim silih berganti, ada hujan, kemudian musim panas, di beberapa negara.Bahkan ada sampai empat musim. Saya pribadi sangat mendukung apa yang Ustaz Ali Salman sedang kembangkan. MashaAllah dari sekolah, dan siapapun muslim yang sedang.
Islam adalah agama ilmu. Tidak ada tempat bagi orang bodoh dalam Islam. Kita punya kewajiban untuk selalu menggali ilmu,. dan ilmu itu tidak akan pernah ada batasnya. Makanya Baginda Nabi ﷺ. mengatakan Dalam Hadis Muslim طلب العلم فريضة على كل مسلم “Menuntut ilmu itu kewajiban bukan pilihan untuk setiap. muslim.”( HR. Ibnu Majah no. 224) Maksudnya menuntut ilmu “agama. Kalau jurusan-jurusan lain selain agama itu opsional sifatnya.” Pilihan. Tapi belajar agama bukan pilihan. Wajib mengetahui tentang salat, zakat, puasa, haji yang wajib merupakan rukun Islam, juga hal-hal yang wajib lainnya. Masalah. Tutup aurat. Bakti kepada orang tua. dan juga wajib mengetahui apa yang Allah haramkan.Zina diharamkan, riba diharamkan, manipulasi, mencuri, memukul, membunuh. Dan apa kira-kira hikmah dari semua itu? Harus dengan belajar. Islam punya ciri khas sendiri. Ilmu. Hidup kita semua untuk ilmu. Tidak ada yang lainnya. Bagaimana kita. belajar apa yang Tuhan kita Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى inginkan. Nanti akan kita koneksikan dengan masalah tujuan hidup itu. Tapi Saya ingin berbagi Bagaimana pernyataan yang disampaikan oleh Muadz bin Jabar رضي الله عنه tentang masalah ilmu. Supaya teman-teman pada saat sekolah seperti ini,. dan teman-teman yang mengajar juga, teman-teman yang mendirikan lembaganya, terus semangat dan. tidak pernah putus asa.Karena semua yang kita kerjakan bagian daripada perintah agama ini.- Perintah agama ya Ustaz.
Menuntutnya adalah sebuah.( ومذاكرته تسبيح) “Mudzakarah itu artinya sering mengulang-ulangi menghafal mencari tahu. Ini kata sahabat.
(والبحث عنه جهاد) Kemudian lebih dalam lagi, menekuni mencari tahu. mengembangkan ilmu itu adalah dihitung jihad. (وتعليمه
لمن لا يعلمه صدقة) “Itu adalah sedekah. Terus kemudian setelah. tahu dan kita mengajarkan kepada orang lain.””. yang belum tahu adalah sedekah darimu.”. Kemudian beliau menutup mengatakan( تقربك لأهله قربة) “( تقربك لأهله قربة) Artinya “Engkau berusaha berusaha untuk dekat dengan orang-orang yang” “memiliki ilmu.” “itu para guru, para pengajar,”para ulama itu adalah. pendekatan diri kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.” Imam Syafi ' i menekankan dengan. pernyataan yang sangat jelas masalah ilmu.( لا خير لمن لا علم له” “) “Tidak ada kebaikan bagi orang. yang tidak punya ilmu itu dan
.” Ali Container Abi Thalib mengatakan رضي الله عنه”( العلم خير من المال) Ilmu jauh lebih baik daripada harta.
Orang kan sekarang banyak tujuannya.
Yang tertanam di persepsi di benak mereka. “itu memang sistem kapitalis.
Bagaimana belajar misalnya urutan formalnya TK-SD-SMP-SMA. Kuliah, habis itu bekerja cari duit. Nah itu adalah persepsinya sementara ini sudah dibantah sebenarnya oleh Ali. (العلم خير من المال) “Ilmu itu lebih baik daripada harta ilmu.
” lebih baik daripada harta Ustaz ya?.- Ya karena memang kita harus mencari ilmu bukan cari uang.
Kalau kita punya ilmu uang akan datang dengan sendirinya. Tapi. kalau kita kejar uang tanpa punya ilmu, maka. ini akan mengacaukan semuanya nanti, karena. kita tidak tahu mana halal dan mana. haram. Lalu beliau mengatakan”” العلم يحرثك والمال تحرثه “Karena
ilmu itu akan menjaga kamu sementara harta kamu sibuk menjagainya.” ilmu itu ibarat Bodyguard buat kita (penjaga). Di saat kita mau makan, mau minum, mau.
bergaul mau, bekerja, mau beraktivitas apa saja, ilmu itu akan menjadi pemberi peringatan buat kita.Itu boleh, sedang yang itu nggak boleh. Sementara harta kita sibuk menjaganya. Bahkan kadang-kadang ada orang. kalau tidak punya ilmu, harta itu akan dituhankan. sama dia tanda kutip, sehingga tidak bisa tidur. Hanya karena memikirkan hartanya.- Subhanallah. Jadi beda sekali dengan kondisi Talhah container Ubaydillah,. Abdurrahman bin Auf, dan sahabat-sahabat Nabi Ridwanullah’ Alaihim.
Mereka di saat punya harta mereka malah gelisah pada saat menumpuk. Ada di satu malam disebutkan. dalam riwayat.
Itu ilmu yang mengajarkan kita seperti itu. Ini konsep yang sangat berbeda. Baik yang mendirikan baik tenaga pengajar, baik juga yang sedang belajar.
Saya ingin tutup poin ini baru kita jawab. masalah tujuan hidup adalah kisah Abu Yusuf Rahimahullah.
Kisah Abu Yusuf Ustaz. Abu Yusuf ini murid. utamanya Abu Hanifah. Kita tahu ada
empat imam mahzab yang mahsyur, Abu Hanifah. Kemudian Imam Malik, Imam Syafi ' i, dan Imam Ahmad. Abu Hanifah ini punya murid. Itu namanya Abu Yusuf, sebagaimana Imam. Malik juga punya murid utama adalah Imam Syafi ' i. Jadi sebenarnya Abu Yusuf ini setara dengan Imam. Syafi ' i. Beliau itu terus saja menggali ilmu sampai di ranjang kematian. Jadi satu waktu Beliau pernah. berselisih pendapat dengan salah satu sahabatnya tentang bab warisan masalah posisi seorang kakek. Apakah dia mendapatkan warisan atau tidak.
Sebenarnya temannya ini yang benar tapi gimana caranya dia mempelajari dalil-dalilnya? Karena sudah berpisah dan pada saat berdebat itu hanya waktu yang sangat pendek.Maka. Lalu Beliau mengatakan “Alhamdulillah yang telah mengutusmu kepadaku.
– MashaAllah. Maka poin yang penting untuk diketahui adalah jangan sampai merasa ilmu itu sudah cukup buat kita. Banyak teman-teman kita sekolah seperti di pesantren ini tamat dari Aliyahnya atau apapun istilah yang digunakan di sekolah ini misalnya. biasanya diumumkan ada Tsanawiyah sama Aliyah. Maka biasa mereka mengatakan “Oh sudah cukup buat Saya.” “Saya pernah dipesantren kok.” “Enggak perlu perdalam lagi ilmu.” Ini keliru.Subhanallah mungkin Ustaz Ali juga merasakan hal yang sama. Kami pada saat belajar di Madinah dan tamat tahun 1998 dulu.
Terbalik subhanallah persepsi itu setelah terjun di lapangan makin Saya merasakan Saya tidak punya apa-apa. InshaAllah ini adalah perbuatan yang baik amal saleh, baik para pendiri, pengajar ataupun. Populasi manusia, populasi hewan-hewan tumbuh-tumbuhan, beragam macam kejadian yang ada di depan mata kita ini semuanya.
Berarti memang tidak ada yang sia-sia. Harus ada.
Kenapa dia, orang. ini, kenapa dia dibesarkan oleh orang tuanya? Kenapa orang tuanya sekarang memasukkan dia di. pesantren seperti ini? Apa kira-kira Kenapa kalau dia berbuat hal yang salah diingatkan kenapa. kalau dia berbuat yang baik diberikan dukungan Terus saja ini berputar di antara kaum muslimin. karena memang ada tujuannya. Tujuan ini sudah tidak asing Saya yakin di pesantren ini sering diulangi. ayatnya dalam surah Az-Zariyat surah 251 ayat 56. Allah subhanahu wa taala mengatakan (وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ) “” Aku tidak pernah menciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi beribadah kepada-Ku.” Iya kalau ada yang tanya kalau begitu Apakah saya ciptakan di muka bumi ini untuk'. salat? Iya. Apakah untuk zakat? Iya. Apakah untuk puasa? Iya. Bakti sama
orang orang tua? Iya membantu orang susah? Menjenguk orang sakit jawabannya Iya. Apakah tujuannya untuk Sya supaya ya melarang. dan meninggalkan riba membunuh mencuri dan seterusnya? Jawabannya Iya itu tujuannya
dan ini. pondasi dasar. Inilah ciri khasnya seorang muslim kalau kita sudah tahu tujuan utama
kita adalah itu. maka kita akan selalu berjalan di atas rel tujuan tersebut. Kita akan selalu kalau mau makan,
kalau. mau minum, kalau mau tidur, kalau mau bergaul kalau mau sekolah. kalau mau berdagang, mau bahkan menjadi seorang politikus, kita akan selalu kembali kepada tujuan kita tadi untuk mengabdi kepada Allah. Berarti semua untuk Allah. Makannya harus yang sesuai dengan yang Allah izinkan, dan minumannya yang halal misalnya.Begitu juga dengan pekerjaan, pergaulan, “apa saja harus sesuai dengan Apa. tujuan hidup kita, dan apapun yang dilarang oleh Allah kita akan jauhi itu konsep dasar. Maka. sangat netral sekali kalau seorang muslim selalu bertanya. Masuk ke satu restoran mau makan “Halal enggak?” itu sangat normal dan itu berarti dia paham tujuan hidupnya. Dia. ingin bergaul melihat pergaulan ini diridai oleh Allah nggak? Bisnis ini halal atau tidak? Hal ini. boleh atau tidak intinya itu tapi dalam masalah agama. Itu gambarnya.- Kehati-hatian itu Ustaz ya? Oke. Ustaz ada yang melebarkan
makna ibadah ini. Beribadah ini kan maknanya luas ya. Beribadah ini Enggak cuman. salat, enggak cuma puasa.
Menghibur orang bikin orang tertawa juga termasuk ibadah menurut orang. hari ini Ustaz. “Maka Saya rasa Saya enggak perlu salat.””. yang penting Saya bikin orang ketawa aja.”. Nah itu gimana kira-kira Ustaz?.- Ya ini kedangkalan dalam agama. Dalam agama kita kan ada yang wajib ada yang sunnah. Yang wajib ini kan bukan opsional tapi kewajiban. Kapan orang mengatakan Ibadah dalam Islam itu luas, benar.- Betul. -Ini dulu benar.
tapi rincian. ke bawahnya dia mengatakan kalau begitu Saya pilih aja salah satu ibadah ini, “Enggak usah Saya. kerjakan salat tapi Saya cukup gembirakan orang lain.” Ini karena tidak paham salat hukumnya wajib menggembirakan seseorang adalah sunah. Ya sunnah ini enggak bisa sunnah “didahulukan dari yang wajib. Kita harus bisa mendahulukan mana yang wajib dan mana sunnah.Skala prioritas itu maksudnya yang mana.- Jadi ada skala prioritas ya Ustaz? Ya tentu saja. Pernah ada seseorang datang ke hadapan Nabi ﷺ Oran ini belum masuk Islam. Dia masuk ke dalam Masjid Nabawi di Madinah. Kemudian dia bilang “Mana Muhammad di antara kalian?” Dia belum tahu Nabi Muhammad. Orang ini belum. muslim. Nabi Muhammad lagi itu Muttaqi. Muttaqi itu meletakkan siku beliau di tanah. Sedangkan kaki beliau lagi ngelonjor lagi. ngobrol santai dengan sahabat. “Kenapa Saya jelaskan? Karena memang” “lafaz hadisnya begitu. Maka kata Nabi ﷺ “Saya.”” Lalu orang itu bilang “Saya ingin menanyakan kepada Anda.” Kata Nabi. ﷺ “Silahkan.” Dia bilang “Siapa yang meninggikan langit ini?”. Kata Nabi ﷺ, masih dalam kondisi santai, “Allah.” “Siapa yang menghamparkan bumi?” Kata orang itu. lagi.
Kata Nabi Muhammad ﷺ dengan tenang ” Allah.” “Siapa yang menancapkan gunung-gunung yang ada di atasnya?” Kata Nabi Muhammad ﷺ “” Allah.
” Lalu orang Ini saudaraku seiman mengucapkan sebuah perkataan yang membuat Nabi mengubah posisi duduknya.Dari santai menjadi serius. Beliau mengatakan “Saya akan menanyakan kepadamu hai Muhammad atas nama Allah yang meninggikan langit dan menghamparkan bumi.” dan yang menancapkan gunung-gunung. Apakah Allah yang mengutusmu kepada kami?” MashaAllah. Maka pertanyaan ini mengguncang Nabi ﷺ. Maksudnya beliau lagi duduk santai tiba-tiba jadi serius. Beliau mengatakan dengan tenang “Iya.” Lalu orang ini mengulangi lagi. Dia mengatakan Saya akan tanya kepadamu hai Muhammad. atas nama Allah “yang meninggikan langit. dan menghamparkan bumi, menancapkan gunung-gunung.
” “Apakah Allah memerintahkan kamu untuk menyampaikan kepada kami agar kami salat lima waktu sehari?” “Ya.” Kata Nabi. “Saya tanya lagi atas nama Allah yang
meninggikan langit, menghamparkan bumi, menancapkan gunung-gunung.” “Apakah Allah yang memerintahkan kepadamu untuk menyampaikan kepada” kami.””. agar kami mengeluarkan zakat harta dari hak.” orang kaya kepada “orang miskin?” Kata Nabi ﷺ “Iya “.” Saya tanya lagi atas nama Allah yang meninggikan
langit, menghamparkan bumi, “menancapkan gunung-gunung. Apakah Allah memerintahkan kepadamu untuk menyampaikan kepada kami agar kami puasa Ramadan sebulan penuh dalam satu tahun?” Kata Nabi ﷺ “Iya.” Saya tanya lagi atas nama Allah yang meninggikan langit, menghamparkan bumi, menancapkan gunung-gunung. Apakah Allah memerintahkan kepadamu untuk menyampaikan kepada kami datang ke Baitullah haji sekali seumur hidup?” Kata Nabi ﷺ “Iya.” Orang ini cerdas. Lalu dia mengatakan “kepada Rasulullah. “Kalau Saya kerjakan itu apa yang Saya dapat? Kata Nabi ﷺ “Kau akan masuk surga.” Dapat tiket surga.Kerjakan yang wajib dapat tiket surga. Maka kata orang tersebut أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Rasulullah “Tidak akan menambah dan tidak. akan menguranginya “.”” Lalu orang itu pergi. kata Nabi Muhammad ﷺ “Siapa yang mau melihat penghuni surga? Lihatlah orang ini!” Jadi di sini dari riwayat ini kita bisa lihat. bahwa yang wajib itu akan membawa ke surga kalau sunah sifatnya tambahan. Sunah sifatnya. tambahan. Menggembirakan orang lain, berzikir itu sunnah, semuanya. Menjenguk orang “sakit juga sunnah.Salat-salat sunnah, puasa sunnah”ini adalah amalan sunnah. Dia pelengkap dari yang wajib. Kan begitu. Makanya dalam sebuah Hadis Bukhari, Hadis Qudsi, Nabi ﷺ bersabda, “Allah berfirman “Tidak ada yang lebih aku cintai dari seorang hamba dibandingkan dia mendekatkan diri kepada-Ku dengan hal-hal yang wajib.
” Memang Allah lebih suka dengan hal yang wajib. Dalam riwayat “Bukhari yang lain seorang hamba terus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal. sunnah sampai Aku mencintainya.” Jadi sebenarnya dia melengkapkan karena kan cinta Allah saja. Kalau dia sudah aku cintai, aku akan menjadikannya penglihatan yang digunakan melihat, pendengaran. yang digunakan untuk mendengar, tangan menjamah kaki melangkah,.- MashaAllah jadi beribadah kepada Allah itu ada yang wajib ada yang sunnah Nah kita tinggal susun skala prioritas mana yang kita dahulukan.Ustaz masih dalam tujuan hidup. kira-kira pesan apa yang antum mau sampaikan Ustadz kepada adik-adik di Al-Wafi ini Ustaz? Ibadah apa yang harus kita pegang teguh sampai akhir hayat nanti Ustaz? Kalau kembali kepada jawaban tadi maka. sederhanakan saja karena Islam itu sederhana. Simpel dia.
Yang wajib kemudian yang sunnah. Yang wajib, segala prioritas yang wajib dan yang sunnah ketahui semua, yang berhubungan dengan wajib berikut rukun-rukunnya, syarat-syaratnya. Kemudian. Kerjakan, setelah itu lengkapkan dengan sunnah. Itu Ustaz jadi jaga yang wajib tambahkan dengan yang
sunnah malah bagus kalau di yang sunnah. udah dijaga berarti yang “wajib InshaAllah sudah enggak kelepas. InshaAllah biasanya begitu”. kalau orang memang ikhlas. Kalau tadi kan orang itu ngeyel tuh, Dia mengatakan sebenarnya dia tidak. mau salat tapi dia mengatakan ibaratkan banyak ya sudah enggak usah salat, Saya berbuat baik. sama orang ini kan? Sebenarnya dia mau bela diri dia yang sedang tidak salat
. Dia mencari pembenaran.Jadi ini tidak bisa kita jadikan tolak ukur tapi … Kalau ada orang sibuk mengerjakan amal-amal. sunnah dia sibuk dengan puasa sunah dengan sunnah dengan dzikir pagi-petang “, baca Al-Qur ' an. misalnya membantu orang susah ini semuanya kan hal-hal yang sunnah, tambahan kalau orang. mengerjakan ini tulus karena Allah ﷺ biasanya wajibnya memang sudah terjaga, sudah terjaga. Sebagaimana orang kalau meninggalkan hal-hal yang makruh maka yang haram lebih jauh lagi. dari dia.- MashaAllah.- Sekarang.” Tayyib Ustaz, sekarang juga dengan masalah. tujuan hidup teman-teman semua, demi menjadi. demi meraih masa depan yang cerah bagi anak-anak. muslim semua Ustaz, sebagai anak muslim untuk belajar beribadah kepada Allah apakah harus masuk.
pesantren? Apakah enggak bisa di sekolah yang biasa saja? Apakah termasuk pesantren karena Saya banyak tahu. tersebar berita katanya pesantren itu tempatnya anak-anak nakal Ustaz? Ya kalau dari saya bukan sebenarnya harus ya bukan sebenarnya harus tetapi memang yang paling excellent adalah pesantren. Yang. yang paling ideal pesantrei? Iya kalau seandainya ada seorang muslim suami-istri menyekolahkan anaknya.
Oleh karena itu pesantren yang sangat optimal dan memang persepsi yang.
Nah itu Ustaz jadi kesannya memang pesantren itu tempat nakal.- Padahal ini keliru sekali. Saya word play here termasuk.
Dia tahu dulu 6 tahun pertama dia orang tuanya bersama dia, di masa akhir dia juga akan bersama dengan orang tuanya. Itu fase pertama. Kenapa pesantren di buat di sini?
Ini Ayah suka ini Ibu enggak suka misalnya. Ini contohnya. 7. tahun ketiga ajak bermusyawarah setelah 21 tahun
lepaskan dia akan jadi pemimpin di masyarakat. jadi memang Fase ini adalah fase pendidikan banyak orang tua tidak memasukkan anaknya. Pesantren Kenapa kasihan jauh padahal ini adalah fase berpisah memang fase memang terbagi antara. pendidikan anak dengan orang tua dan kita harus bisa jiwa untuk memberikan itu nanti setelah tamat.
sma-nya atau ‘Aliahnnya dia kan kembali dengan orang tuanya ya dia kan kembali di sini mulailah pada.
MasyaAllah Ustaz benar benar. Jadi memang targetnya adalah pendidikan karakter ya di sini ada yang masih ada yang gak betah nggak di sini?
betah semua Ustaz ya? Ini MashaAllah tempatnya ajib. modern-day Masya Allah mungkin sedikit nasihat Ustad. kepada adik kita di sini mungkin masih ada yang rasa kangen rumah, pengen pulang, apa kira-kira nasihatnya untuk adik-adik santri di sini Ustaz? Rumahnya mau ke mana? Orang tuanya mau ke mana? Tetap ada. Tetap ada enggak ke mana-mana. Ini hanya fase sebentar. Sebentar.
– MashaAllah jadi beribadah kepada Allah itu ada yang wajib ada yang sunnah Nah kita tinggal susun skala prioritas mana yang kita dahulukan.Ustaz masih dalam tujuan hidup. Yang wajib, segala prioritas yang wajib dan yang sunnah ketahui semua, yang berhubungan dengan wajib berikut rukun-rukunnya, syarat-syaratnya. Itu Ustaz jadi jaga yang wajib tambahkan dengan yang
sunnah malah bagus kalau di yang sunnah. Oleh karena itu pesantren yang sangat suitable dan memang persepsi yang. Jadi memang targetnya adalah pendidikan karakter ya di sini ada yang masih ada yang gak betah nggak di sini?Terlebih lagi Ustaz ali menyinggung bahwasanya setiap bulan ada libur tiga hari. Bisa pulang. Begitu kan? Ketemu sama orang tua, orang tua juga bisa juga bisa bertemu dengan mereka. Ya ini fase saja dalam enam tahun. dalam 6 tahun sekolah di pesantren habis itu.
selesai enggak akan pulang lagi menerapkan ilmu yang dipelajari selama 6 tahun itu baik.
Masyaallah Masyaallah ya tapi Ustaz kita masuk ke Tema kita setelah tadi sudah tahu tujuannya.
kemudian eee tempat yang suitable belajar ibadah adalah di pesantren lantas Ustaz setelah lulus.
dari pesantren nanti Saya cuman tahu ilmu agama aja dong? Nah kemudian nanti bagaimana dengan masa depan Saya? Bagaimana Ustaz kira-kira masa depan para santri ini Ustaz? Bisa jadi apa atau mau jadi apa? Nanti Ustaz kira-kira Ustaz? Kemungkinannya Ustaz.Sebelum kita jawab itu, Saya mau berbagi pengalaman Saya pribadi. Dulu waktu Saya kuliah walaupun di sini ananda masih mungkin SMP-SMA ya. Tapi hampir sama karena Saya tanamkan juga ke anak-anak Saya ternyata mereka praktekkin dan sama hasilnya. Dulu Saya di tingkat satu, di tingkat dua kuliah, Saya atau tingkat satu masuk ke tingkat dua, belum. complete tingkat duanya, Saya sempat di kelas duduk paling
belakang. Saya bukan menyalahkan yang. dulu di belakang tidak, tapi Saya menceritakan pengalaman. Pada saat itu Saya dulu di belakang. sekali karena tujuan saya waktu itu inginnya Saya bisa melihat seluruh kelas dan bisa melihat dosen. dengan leluasa waktu itu. Tapi ternyata waktu di masa Saya
, Saya tidak tahu di sini ya tapi di masa. Saya ternyata ada lima baris atau enam baris kursi mahasiswa. Itu dua baris terakhir sangat beda kualitasnya dengan 4 baris ke depan.Apalagi yang paling depan sekali dua baris. terakhir ini ngobrol sama temannya corat-coret kertas. Tidur, apalagi dapat dosen yang tahunya antara dirinya sama papan tulis saja. Jadi yang penting bagi dia datang isi materi. selesai, paham enggak paham terserah. Itu kadang-kadang ada tipe guru yang seperti itu.
Tapi intinya pada saat itu Saya melihat di sekitar Saya ini orang-orang semuanya pada lebih dominan persentase pendidikannya itu 40-50 %ke bawah. Saya lihat di baris. Mereka itu seperti orang yang sedang privat.
Sebentar. “Saya belum paham, bisa diulangi enggak syeikh?” Diulangi lagi. Sehingga 50 menit atau 55 menit Dosen datang dan keluar, Itu dia sudah paham tema “itu. Dan Subhanallah efeknya di malam ujian, mereka” tinggal murajaah sedikit. Udah selesai. karena sudah dipahami tadi waktu di kelas.Saya Coba ubah pada saat itu saya ubah pola, mulai. besok saya berazam Saya harus ada di depan, maka Saya pindah di baris depan dan kebetulan waktu. itu tidak ada Saya tidak tahu di
pesantren, tapi di kelas kami dulu di Madinah itu nggak ada nomor. kursi, jadi orang bisa acak hari ini bisa duduk di kursi mana saja besok bisa di mana saja, maka.
Saya datang lebih cepat Saya duduk paling depan. Awalnya teman-teman Saya semua yang dari Afrika.
ada yang dari Eropa yang berprestasi dari Timur Tengah itu pada heran lihat Saya kok dari belakang pindah ke depan
gitu? Tapi Saya nggak peduli terus Saya coba ikuti pola mereka. 3 bulan pertama kewalahan.
memang. 3 bulan pertama karena Saya waktu duduk di situ Saya kikuk begitu. Kikuknya itu karena semua di. sebelah Saya ini dua baris kursi, tiga baris kursi ke belakang ini dosen ngomong apa kepalanya nunduk. nulis.Bahkan ada di antara teman-teman dulu yang Saya tahu betul dari Afrika dari Timur Tengah. dosen ngomong apa per hurufnya bisa ditulis sama dia karena cepatnya nulis gitu. Nanti di kamar dia pulang ke asrama, kemudian baru dia susun kembali Dirapihin lagi.- Intinya dia sambil
dengar
sambil nulis begitu. Nah akhirnya Saya coba ikutin. Kadang-kadang, dosen baru ngomong sedikit Saya coba tulis ketinggalan, tapi oke Saya pikir ini sebuah tantangan. Kenapa mereka bisa Saya nggak bisa? Berjalanlah terus Saya adaptasi seminggu, dua minggu, tiga minggu, Sampai Saya lihat maksimalnya tiga bulan. Pas udah tiga bulan Alhamdulillah Saya. masih simpan sampai sekarang buku tulis Saya. Itu. Saya bisa menulis dengan dua warna pulpen yang. Berbeda. Jadi untuk ayat Alquran dan hadis nabi. Saya gunakan pulpen tinta warna merah dan untuk perkataan dosen dan penjelasan tintanya warna hitam. Dan itu tentu sambil dosen ngomong sambil Saya nulis begitu. MasyaAllah dan Alhamdulillah karena.
tekad yang kuat dan Saya berpikir ini adalah pasti yang terbaik karena dosen ngomong. apa kita jadi paham dan akhirnya Saya mengikuti pola mereka. Setiap dosen menjelaskan kalau tidak. paham Saya minta waktu “Syekh tolong dijelasin lagi.”. dan mereka bersabar mereka jelasin lagi dan akhirnya paham dan benar-benar beda sekali di tingkat satu kuliah naik ke tingkat dua dengan tingkat dua naik ke. tingkat tiga itu sangat beda.
Dari nilai dari pengetahuan yang kita bisa dapatkan karena. memang sudah paham materi itu.
Malam ujian pun tidak usah “begadang kita tinggal belajar sebentar. -MashaAllah Dan waktu itu di kampus kami dikasih seribu Real.
Waktu itu. Jadi yang mumtaz dikasih seribu Real. Maka Saya lihat “Oh ternyata masalah ini nih poinnya gitu kan kapan kita berteman sama orang-orang yang malas maka jadi malas.” Dan kapan berteman sama orang yang rajin jadi. rajin, kita berteman sama pengangguran kita jadi pengangguran berteman sama orang yang berprestasi
kita akan berprestasi. Jadi ini dulu yang Saya ingin berbagi nih, karena Saya melihat selalu kalau. Saya pulang ke rumah Saya tanya kepada anak-anak “Niapa Nak, anak yang paling pintar di kelas kamu?”. Oh Fulan atau fulanah gitu. “Kenapa pintar? ” Setiap master jelasin dia bisa paham, expert nanya dia bisa jawab, tugas diselesaikan. Oke Saya kebetulan minta di rumah dipanggil anak-anak itu Abati. Mengambil konsep Nabi Ismail عَلَيْهِ السَّلَامُ waktu menjawab Nabi Ibrahim “Yaa Abati. Ya Ayahku tersayang.” Maksudnya. Saya mengatakan. “Abati mau mulai sekarang
.” ya Saya sebut nama anak Saya begitu. “Harus dekat sama “anak ini.” nama anak saya gitu kan harus dekat sama anak. ini karena orang kalau dekat dengan orang yang seperti ini maka pasti akan mirip.Enggak mungkin. enggak. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya lah. Terus Saya bilang “Siapa di kelas yang malas?”. “Oh ada fulanah atau fulan.” “Kenapa malas?” “Ya kalau master datang dia enggak mau dengar dikasih tugas dia enggak mau kerjain. Kadang-kadang tidur, kadang-kadang ajak ngobrol.” Kadang-kadang isengin”teman.” “Oke jangan berteman “sama dia dan coba kejar prestasi terbaik. Selalu dalam persepsi Saya harus juara satu.” “Jangan juara dua, tapi juara satu.” “Karena kalau kita targetnya juara satu, maka very little
jadi juara dua nanti.” Tapi kalau Saya lihat teman-teman di kampus dulu begitu.
Nilai kami dulu untuk lulus itu 60 sampai 100. Jadi 60- 70 maqbul istilahnya. 70- 80 itu Jayid. 80-90 Jayidjidan. Nanti kemudian 90 sampai 100 itu mumtaz. Nah kalau teman-teman yang targetnya “, ah yang penting lulus “. maqbul tuh tidak apa-apa 60, dia bisa dapat angka 59 atau 58 jadi enggak lulus. Maqbul pun enggak apa-apa 60 dia bisa dapat.” angka 59 atau 58 jadi enggak lulus gitu kan. Tapi kalau targetnya mumtaz harus 100, 98-98, nah itu poin mungkin yang Saya ingin berbagi. Nah itu jadi ini poin yang Saya ingin” “berbagi. Kita kembali ke pertanyaan tadi dulu “ya yang antum sempat tanyakan. Setelah lulus Pesantren Saya harus apa Saya.” bisa apa untuk mengejar masa depan saya ini Kembali kepada apa yang Saya sampaikan tadi. ya pada ananda, teman-teman siswa dan siswi.Ingat. belajar agama wajib belajar ilmu yang existed sunnah ya. Selama ilmu itu bermanfaat. Jadi untuk menjadi dokter, menjadi insinyur. Menjadi apa saja keterampilan itu boleh tapi itu sunnah bukan kewajiban. Wajib adalah ilmu agama. Kalau sudah tamat pesantren punya ilmu agama kembangkan lagi ilmu agama itu.
Enggak ada masalah. Tapi tetap harus agama yang didahulukan. Buka sekolah bisa mendatangkan pendapatan duniawi bisa melakukan perbuatan akhirat juga.
Saya pun merasakan hal yang sama.
Saya tanamkan kepada adik-adik Saya kepada anak-anak di rumah, Saya bahasakan itu. Saya dulu tahun ' 93 ke-94, waktu itu tamat SMA sempat masuk ke fakultas di Madinah terus Saya ambil cuti akademik setahun. Harusnya Saya tamat di 1997 tapi hanya 1998 tamatnya. Cuti Akademik, dan Saya pulang ke Makassar waktu itu. terus waktu itu sempat ada persepsi.. Saya “Oh Saya kan sudah dari SMP pernah di Kairo. SMA-nya di Madinah mungkin sudah cukup belajar agama.” Saya ingin belajar umum.Saya masuk jurusan. manajemen, di Universitas Muslim Indonesia waktu itu. Kuliah. itu kuliah tentu tanpa mengurangi penghormatan. pada teman-teman yang jurusan umum sini tapi ini Saya berbagi pengalaman saja. Waktu itu Saya. masuk manajemen terus Saya berpikir dalam bahasa Arab saja Saya bisa prestasi … Masa Bahasa Indonesia enggak bisa? Terus kejar. dan bagus nilainya bisa mengikuti walaupun beberapa kosa kata mungkin Saya 'harus pelajari dulu. Bahasa-Bahasa Akademiknya. Nah setelah Saya masuk setahun datang panggilan lagi untuk kembali ke Madinah. Maka Saya kembali. Alhamdulillah. waktu itu walaupun sempat bimbang. Kembali enggak ya? Ini pulang ke Indonesia ini sudah enak dekat dengan orang tua. Makanan Indonesia banyak lingkungan kita sudah terbiasa tapi Alhamdulillah sampai detik ini dan sampai kapanpun Saya selalu syukuri.
. Karena Saya waktu itu kembali ke Madinah. Begitu kembali dan selesai kuliah Saya pulang ' 98 sempat jadi dosen di salah satu kampus di Makassar
. Kemudian Saya berpikir. “Saya mau lanjut S2 dan S3 nih.” Tapi sekarang mungkin sekarang sudah bisa, Saya mengambil jurusan umum. Maka Saya coba masuk karena Ayah Saya punya pesantren di Makassar jurusan manajemen pendidikan. Jadi bagaimana mengatur manajemen sekolah-lah. Alhamdulillah bisa. S3 Saya kembangin lebih jauh lagi begitu. Ambil manajemen umum ekonomi, Dan uga bisa. Pada saat itu Saya butuh bahasa Inggris. Saya ikut kursus bahasa Inggris. Ikut kursus bahasa Inggris Ustaz? Masya Allah. Di Makassar itu ikut kursus Bahasa Inggris selama enam bulan.Tinggal bayar ikut. Terus Saya berppikir, apa saja keterampilan yang Saya inginkan ternyata Saya bisa raih dengan kursus.- Alhamdulillah. Ingin belajar komputer ingin belajar bahasa semuanya bisa, tapi agama enggak bisa dengan kursus. Agama enggak bisa dengan kursus?.- Enggak bisa dia harus memang dengan mendalaminya. Maka ternyata Saya lihat. lihat apapun keterampilan di samping ilmu agama “. yang sudah Allah amanahkan ini Saya bisa dapatkan dari manajemen, dari Bahasa. Terus kemudian juga pengembangan masalah bisnis berapa kali pelatihan yang Saya ikuti. Sehingga kita kembangin sekarang 4-5 perusahaan misalnya. Itu semua ternyata memang bisa kita kursusi. Bisa kita tekuni dalam hitungan bulanan bisa selesai. Tapi ilmu agama tidak bisa. Maka Saya bilang pada adik-adik Saya dan. juga pada anak-anak Saya terutama yang sudah dewasa. Saya bahasakan kalau dulu Saya melanjutkan. jurusan manajemen Saya, jurusan Manajemen Abati dilanjutkan misalnya..Kira-kira akan jadi seperti. apa? Akan menjadi seorang akuntan atau seorang yang bekerja saja Finance di kantor. Gajinya 4-5 juta, tidak akan pernah bisa seperti sekarang. Tapi di saat ilmu agama ternyata bisa kita bisa. mempekerjakan orang banyak yang jurusan umum dan Allah berkahi selain mengajar ilmu agama kita juga.
bisa kembangin bisnis kita bisa mengatur manajemen bahkan banyak pelatihan-pelatihan. manajemen yang kita bisa isi gitu kan.Nah jadi agama itu bukan pilihan. Tapi akan banyak sekali mendatangkan keberkahan.- MasyaAllah. Terakhir dari ana Ustaz, sebagai seorang yang sudah sadar. bahwa kita ini hidup untuk beribadah kepada Allah belajarnya pesantren, lantas kemudian setelah lulus ternyata bis jadi apa saja tadi Ustaz. katakan ilmu apapun bisa lewat kursus Ustaz, bisa lewat kursus dan alhamdulillah antum juga bisa mengembangkan usaha
. Pertanyaannya Ustaz, mungkin mewakili adik-adik santri di sini. “Jadi boleh ya Ustaz kalau misalnya Saya menggunakan ketaatan kepada Allah.
lantas mengharapkan kebaikan dunia?” Bagaimana Ustaz? Tentu saja bisa. Boleh enggak Saya itu misalnya. dengan rutin salat, menjaga hubungan Saya dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Saya berharap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memperbaiki dunia Saya. Maksudnya mendatangkan rezeki, mendatangkan. pasangan yang baik,
keturunan yang baik, tentu saja. Bahkan memang itu yang mungkin menjadi sebuah. kaidah dasar.Siapa yang mengikuti. Siapa yang. mengejar akhiratnya, maka dunianya juga akan ikut. Siapa yang mengejar dunia akhiratnya akan luput. Kan begitu? Islam mengajarkan ada perimbangan. tapi akhirat selalu didahulukan.- Siap Dalam surat Al-Qasas Allah.( وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا) “Kejar apa yang Allah janjikan di akhirat dan jangan lupa bagianmu dari dunia.” Jadi memang dalam Islam berimbang akhirat dan dunia itu berimbang. Tidak ada masalah dan dalam ibadah kalau kita. beribadah dan mengejar apa yang sudah Allah janjikan di ibadah itu. Sebenarnya itu puncak dari ibadah sendiri. Contoh misalnya, “Boleh nggak Saya salat malam supaya doa Saya diijabah?” Loh memang itu tujuannya. Salah satu yang dijanjikan oleh Nabi ﷺ salat malam adalah diijabah doa. Boleh nggak Saya pergi haji kemudian dosa-dosanya diampuni? Memang itu kan keutamaannya. Jadi kalau seseorang muslim beribadah mengejar apa yang Allah janjikan keutamaan di situ, maka itu puncak daripada. Ibadah itu sendiri. Begitu ya.
Jadi ada persepsi yang kadang-kadang disebarkan di masyarkat itu. Jangan kamu sembah Allah karena ada surga, dan jangan takut kepada Allah karena ada neraka.Bagaimana caranya? Surga itu motivatornya.
MasyaAllah dan itu akan memotivasi kita karena kita berdasarkan ilmu. Mau salat malam, mau baca Al-Qur ' an, mau bakti sama orang tua, mau Jenguk orang sakit, semuanya cari tahu tentang janji Allah atau fadilahnya.Dan kita kejar itu. Targetnya itu adalah mendapatkan apa yang Allah janjikan.
Tapi hampir sama karena Saya tanamkan juga ke anak-anak Saya ternyata mereka praktekkin dan sama hasilnya. Tapi ternyata waktu di masa Saya
, Saya tidak tahu di sini ya tapi di masa. Saya tanamkan kepada adik-adik Saya kepada anak-anak di rumah, Saya bahasakan itu. Saya “Oh Saya kan sudah dari SMP pernah di Kairo. Maka Saya bilang pada adik-adik Saya dan.