Leluhur Nusantara khususnya masyarakat Jawa
pada masa ribuan tahun silam ternyata sudah mempunyai agama atau keyakinan yang disebut
kapitayan beberapa kalangan berpendapat bahwa agama ini merupakan agama asli dan tertua
di nusantara mereka sudah menggunakan Konsep Tauhid atau meyakini ke-Esaan Tuhan
Jauh sebelum Islam masuk ke Nusantara agama atau kepercayaan yang disebut kapitayan ini
sudah dianut dan dijalankan turun menurun oleh leluhur masyarakat Jawa pada zaman dahulu
ternyata ribuan tahun lalu sudah terdapat keyakinan yang boleh dikata juga Islami dalam
artian tidak bertentangan dengan ajaran tauhid atau monoteisme dalam Islam yakni kepercayaan akan
adanya entitas Esa sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah tak kasat mata namun memiliki
adikodrati terhadap kehidupan alam semesta kepercayaan yang disebut kapitayan inilah yang
mereka yakini dianggap layak sebagai satu-satunya yang berhak disembah yang mereka sebut sebagai
Sang Hyang Taya dan dari situlah kemudian muncul istilah Kapitayan mengarah pada corak keyakinan
Sang Hyang Taya Dzat Maha Kuasa pencipta dan pengatur segala sesuatu dalam artian Taya adalah
Suwung atau kosong atau hampa Sang Hyang Taya adalah sumber dari segala sumber kehidupan tak
bisa dilihat dengan kasat mata tak bisa didengar dengan telinga tak bisa diraba dengan tangan tak
bisa dipikirkan tak bisa dibayang-bayangkan bisa dibanding-bandingkan dengan segala sesuatu tidak
dilahirkan tidak berawal tidak berakhir ada dari segala yang ada Kapitayan inilah kepercayaan
monoteisme atau tauhid asli nenek moyang kita yang sebenarnya sudah ada sejak awal di
bumi Nusantara bukan animisme dan dinamisme seperti yang dituduhkan sejarawan orientalis di
buku-buku sejarah kita di masa-masa belakangan ini mungkin perlu diketahui bahwa konsep Hyang adalah
konsep asli dari sistem kepercayaan leluhur Nusantara khususnya di tanah Jawa bukanlah konsep
ajaran Hindu dari India sebagaimana yang selama ini sering dipahami banyak orang karena kata
Hyang sendiri sudah lama dikenal dalam bahasa Jawa Sunda Melayu yang bermakna keberadaan kekuatan
adikodrati yang supranatural keberadaan spiritual ilahiah yang mencipta mengatur dan mempengaruhi
segala sesuatu yang ada dalam jagat raya ini maka karena sifatnya yang demikianlah orang Jawa
mendefinisikan Sang Hyang Taya yang berarti hampa atau kosong tapi bukan berarti tidak ada dalam
filsafat Jawa sifat ke-Tuhanan ada dalam istilah Tan Keno Kinoyo Ngopo yang berarti Tuhan itu ada
tapi tidak bisa dijangkau dan dibayangkan seperti apa begitulah leluhur orang Jawa sudah bertauhid
dan Sembahyang jauh Sebelum masuknya Islam ke Bumi Nusantara mereka sudah mengakui bahwa Tuhan itu
Maha Esa Pada masa itu Itulah aqidah orang Jawa Sembahyang berasal dari dua kata yaitu
Sembah dan Hyang yang dimana kata Sembah artinya sikap memuja yang didasari
oleh rasa bhakti dan penyerahan diri secara tulus dan ikhlas dan kata Hyang berarti
yang paling ditinggikan dan paling disucikan cara ibadah yang dilakukan para penganut
kapitayan ini mereka melakukan pemujaan di tempat khusus yang bernama Sanggar yang
berupa bangunan beratap Tumpang yang memiliki Tutuk atau Ceruk pada dinding tata cara
Sembahyang yang dilakukan para Rohaniawan proses Sembahyang atau ibadah pada Kapitayan
ini sekilas sangat mirip dengan tata cara ibadah dalam Islam kita tahu Islam dan Al-Quran datang
sebagai agama penyempurna dari agama sebelumnya yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk
seluruh umat manusia maka tak heran jika agama Islam mudah diterima masyarakat Jawa kuno
dan cepat berkembang pesat tanpa ada paksaan karena adanya kemiripan tata cara ibadah dan
sama-sama meyakini ajaran tauhid atau monoteis yang merupakan aqidah para Nabi dan Rasul dari
sejak Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW dan kedatangan Agama Islam untuk lebih menyempurnakan
ajaran tauhid sebelumnya tetapi sampai saat ini masih banyak orang awam yang salah paham dan
mengatakan bahwa kapitayan itu ajaran animisme dan dinamisme padahal sejatinya pemeluk kapitayan
itu bukanlah menyembah berhala atau nenek moyang ataupun roh melainkan menyembah Tuhan Yang Maha
Esa yang mereka sebut dengan Sang Hyang Taya di dalam konsep kapitayan keberadaan agama lain
senyampang memiliki konsepsi Ke-Tuhanan yang sama-sama mengusung ajaran Tuhan Yang Maha Tunggal
maka Harmoni dan kerukunan bukanlah sesuatu yang sulit untuk dicapai dalam kehidupan keseharian
kapitayan hanya memberikan keterbukaan terhadap pemahaman agama-agama yang sama-sama mengusung
ajaran monoteisme yang menganggap Tuhan Itu satu dan tidak berwujud berdasarkan tangkapan panca
indra karena itu penganut kapitayan menyeleksi secara ketat masuknya pengaruh agama-agama
yang datang dari luar para penganut kapitayan sebenarnya sempat pernah menerima ajaran Hindu
Wisnu Namun karena di kemudian hari diketahui bahwa agama ini meyakini bahwa Dewa Wisnu bisa
berwujud sebagai manusia lalu para penganut kapitayan menolak keberadaan ajaran ini Sehingga
dalam konteks ini hak dan kebebasan beragama dalam dan kapitayan hanya berlaku pada agama-agama
yang memiliki konsep Ke-Tuhanan Yang Maha Esa wajar saja saat adanya pengaruh Islam mulai masuk
ke Nusantara Islam dapat mudah diterima masyarakat dan diperbolehkan untuk disebarluaskan di bumi
Nusantara meski terkesan kaku dalam menerima keberadaan agama lain tetapi keterbukaan kapitayan
terhadap agama moneteis lainnya patut diapresiasi fakta yang demikian semakin mengukuhkan
keberadaan bangsa Nusantara sebagai bangsa yang mencintai kerukunan dan menjunjung
tinggi nilai adab hingga menjadi bangsa yang beradab lalu terciptalah peradaban untuk
itu menjadi tugas kita bersama sebagai pewaris tradisi leluhur untuk tetap menjaga dan memastikan
kehidupan yang berbangsa yang harmonis beradab dan menghargai perbedaan mungkin itu dulu pembahasan
kita tentang kapitayan yang merupakan agama asli dan kuno leluhur Nusantara khususnya tanah
Jawa Bagaimana menurut kalian? jika ada info tambahan silahkan beri tanggapan dan komentar di
bawah kita nantikan konten selanjutnya jangan lupa Subscribe dan nyalakan loncengnya agar tidak
ketinggalan pembahasan menarik lainnya [Musik]
99% MIRIP ISLAM‼️ KAPITAYAN Ajaran Tauhid Jawa Kuno, Jauh Sebelum Islam Masuk ke Nusantara
